BAB 16

"Njenengan kok bi...."

"Sssttt....ojo kondo sopo sopo, Radit sing nambani aku"

Ucap lek Pardi kemudian menceritakan dengan detail apa yang dilakukan Radit dan Doni barusan. Siti hanya manggut manggut antara percaya dan tidak percaya.

Sore pun tiba, Doni dengan dandanan necisnya bergegas menjemput Radit.

Tiinnn....tiiinn....

Suara klakson mobil Panther keluaran terbaru di depan rumah Bu Anik membuat penghuni nya penasaran dan segera keluar rumah.

"Owalaaah, jebul sampeyan tho Don, kene mlebu sik"

Sambut bu Anik kemudian mempersilahkan masuk.

"Aku tadi dikasih uang dua ratus lima puluh ribu Don, sebetulnya aku ga mau nerima, tapi lek Pardi memaksa, niih bagi dua, kamu seratus, aku seratus lima puluh"

Ucap Radit sambil berbisik agar tidak ketahuan ibunya.

"Raimuuuu....! Jenenge bagi loro ki yo seratus dua lima an"

Balas Doni sambil menoyor bahu Radit.

"Ayo ndang mangkat Dit, nanti biar tidak kemaleman pulangnya"

Mereka pun pamit kepada bu Anik dan langsung otewe menjemput dedek Kumala Dewi sang pujaan hati Doni.

"Eh..Kumal, mas Doni lama amat, udah sore begini, jauh loh, kalau jalan kaki ntar pulangnya mau jam berapa"

Ucap Fitri kepada Kumala, dia mengira kalau Doni akan mengantarkan mereka dengan jalan kaki, karena memang rencana awal nya seperti itu, pun Kumala juga mau mau saja, itung itung olah raga sore.

"Ya nanti kalau kemalaman pulang nya naik ojek aja"

Jawab Kumala santai.

Sementara itu, si Angga semenjak menghilang dari rumah Pak Lurah tempo hari, gelagat nya makin tidak biasa, dia lebih sering di kamar dan jarang nongkrong bersama teman teman nya di teras.

Sampailah Radit dan Doni di rumah Pak Lurah, Doni menghentikan Mobil Lek Pardi tepat di depan Kumala dan Fitri duduk.

Doni pun memberi kode kepada Radit untuk pindah ke kursi belakang, Radit pun paham dengan maksud tujuannya.

"Cieeee... si Kumal dijemput pakai mobil baru..!!"

Goda Fitri sambil cekikikan, kemudian tanpa disuruh Fitri segera membuka pintu mobil dan duduk disebelah Radit.

"Silahkan duduk"

Ucap Doni setelah membukakan pintu depan untuk Kumala.

"Mobil baru nih mas, tapi kok plat nomer nya luar jawa"

Tanya Kumala basa basi, karena dari tadi Doni tampak tegang nyetirnya.

Sedang kan Radit dan Fitri ngobrol entah apa cekikian di belakang.

"Ini mobil kepunyaan paman nya Radit yang tinggal di Jambi, kebetulan kemarin lusa beliau pulang kesini, dari pada nganggur, kupinjam saja mobilnya, hehehe..."

Jawab Doni cengengesan, dan ketegangan Doni pun mulai berangsur normal.

"Oohh, nanti pulangnya gantian aku yang nyetir ya mas, pengen ngrasain mobil baru, hihihi..."

Pinta Kumala dengan nada manja. Tentu saja Doni hanya butuh sepersekian detik untuk mengiyakan permintaan Kumala. Dari kursi belakang pun langsung terdengar cieeee cieee dari Radit dan Fitri.

"Eh, kulihat lihat kalian cocok loh, sama sama usil, jadian aja gih..!"

Balas Kumala kepada para penghuni kursi belakang sambil cekikikan, Radit mendapat counter attack dari Kumala langsung memerah mukanya. Sedang Fitri malah tertawa terbahak bahak.

"Aku setujuuu..!! Kalian jadian, trus aku sama Kumala juga jadian, ehh..."

Melihat suasana sudah cair, Doni pun keluar sifat garangan nya memodusi Kumala. Namun hanya dibalas kepalan tangan terangkat oleh Kumala. Doni pun hanya nyengir.

"Sudah sampai, itu wartel nya, mbak Fitri juga mau kesana?"

Tanya Radit masih dengan muka kemerahan.

"Jangan panggil mbak dong mas, panggil aja sayang, wkwkwkwk...."

Kebiasaan Fitri yang jahilnya minta ampun kini benar benar tersalurkan dan membuat Radit salah tingkah, rasanya ingin gigit batako.

"Sebentar ya mas, aku tinggal telpon mamah, udah kangen banget nih"

Pamit Kumala kemudian bergegas menuju salah satu bilik wartel, disusul Fitri masuk di bilik sebelahnya.

Sementara Radit dan Doni menunggu di warung kopi sebelah wartel.

"Fitri bocah e asyik yo Dit, awakmu ora kepincut tho? Rupane ayu, kulitane resik"

Tanya Doni sambil sesekali menoleh ke pintu wartel.

"Ora sah mbok tanya, aku jelas mau sama Fitri, tapi dianya yang ga doyan sama aku"

Jawab Radit polos, dan mereka pun menertawakan diri mereka sendiri.

Setelah hampir satu jam lamanya, Kumala dan Fitri keluar dari wartel dengan wajah yang lebih sumringah setelah melepas kangen dengan orang tuanya, meskipun hanya lewat telepon.

"Mumpung bawa mobil, kita nyari makan sekalian yuk, jarang jarang loh dapet pinjeman mobil, hehehe...."

Ajak Doni kepada teman temannya, dan merekapun sepakat untuk makan lesehan di warung bebek goreng kaki lima. Warung tersebut tidak terlalu ramai, lain halnya saat akhir pekan.

Kemesraan inii....janganlah cepat berlalu....kemesraan inii....ingin ku kenang selalu..hatiku damai..jiwaku tentram di sampingmu...hatiku damaiii...jiwaku tentram bersamamu.....

Suara merdu agak serak pengamen paruh baya seolah ingin menyesuaikan lagu yang dibawakan nya kepada ke empat muda mudi tersebut. Radit merogoh satu lembar uang kertas 500 an kemudian diberikan kepada pengamen tersebut.

Setelah sedikit membungkuk sebagai ucapan terima kasih, pengamen itupun hendak berpindah ke warung lainnya.

"Eh Pak, tunggu dulu, saya request lagu bisa ga"

Cegah Fitri sambil mengacungkan uang seribuan.

"Bisa non, lagu apa?"

Balas si pengamen ramah.

"Gerangan cinta, java jive, lagu ini khusus untuk mereka berdua"

Sahut Fitri dengan jarinya menunjuk ke arah Kumala dan Doni sambil cengengesan. Kumala hanya memutar bola matanya, sedangkan Doni, tentu saja bertambah nafsu makan nya.

Fitri dan Radit hanya cekikikan sambil mendengarkan lagu rikuesan tersebut dibawakan dengan merdu dan penuh penjiwaan.

Acara makan yang dipenuhi canda gurau itu pun usai, Radit buru buru membayar semua makanan mereka sebelum keduluan yang lain. Dan mereka pun harus segera pulang, waktu sudah menunjuk kan jam 7 lebih.

"Eeitttss, tadi kan Mas Doni sudah ngijinin aku yang nyetir..."

Ucap Kumala mencegah Doni yang hendak masuk mobil.

"Jangan kawatir mas, itu si Kumal mantan sopir taksi, hihihihi...."

Sahut Fitri yang tak pernah kehabisan kejahilannya. Kumala pun hanya memonyongkan bibirnya sambil melirik ke arah Fitri.

"Mas, tunjukin jalan pulang nya yaa, aku lupa, hehehe...."

Pinta Kumala agar Doni menjadi navigator jalan.

"Siap nona manis.!"

Jawab Doni yang masih dalam mode garangan. Dan kembali terdengar sorak cieeee cieee dari si jahil Fitri.

Mobil yang ditumpangi mereka berjalan dengan kecepatan rendah, jalan yang sudah rusak sebagian, membuat Kumala sangat berhati hati, apa lagi itu mobil pinjaman.

Setelah perjalanan hampir satu jam, akhirnya mereka tiba di depan Rumah Pak Lurah. Namun mereka dikejutkan oleh Radit yang tiba tiba mengerang kesakitan sambil memegangi kepala dengan kedua tangan nya.

Aarrrgghh,...... sirahku....

(Sirah \= bahasa jawa halus untuk kepala)

Jerit Radit tertahan. Doni dan yang lain nya pun panik, reflek Fitri meletak kan kepala Radit dipangkuannya kemudian memijit mijitnya, dari raut wajahnya Fitri tampak sangat khawatir, maklum saja, mereka baru kenal sebentar namun sudah sangat akrab.

Setelah beberapa saat, Radit merasakan sakit yang teramat sangat di kepalanya sudah berangsur hilang, dia membuka matanya tanpa mengangkat kepalanya dari pangkuan Fitri.

"Mas Radit sudah merasa enakan? Atau kita antar ke rumah sakit, takut nya kenapa kenapa"

Ucap Fitri cemas. Radit hanya menggeleng.

"Aku baru saja mendapat seperti penglihatan entah dari mana dan bagaimana, Rahma sedang dalam bahaya, coba kalian lihat di belakang rumah"

Ucap Radit masih sambil memegang kepalanya, rasa pusing belum sepenuhnya hilang. Dan Fitri pun memilih menemani Radit masih sambil membantu memijit lembut kepala Radit.

Doni dan Kumala pun turun dari mobil dan langsung berlari menuju belakang rumah Pak Lurah. Dengan penerangan yang minim dari lampu belakang rumah, mereka memindai setiap sudut.

"Lihat itu sepertinya Angga.!"

Ucap Doni setengah berbisik kepada Kumala.

Kumala hanya mengangguk pelan dan langsung berlari menerjang Angga dari samping.

Dasar mesum....!!!!

Buuuggghhhh......!!!!!

Terpopuler

Comments

Karebet

Karebet

👍👍👍👍

2023-10-04

2

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjutkan Thor 😛😀💪👍👍🙏

2023-06-27

1

Taufik Hidayat

Taufik Hidayat

bahasa Sunda juga Sirah = Kepala

2023-06-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!