BAB 14

Tanpa mereka ketahui, ternyata Angga dari sebelum subuh tadi meninggal kan desa Sumber Wangi, berjalan sampai ujung desa dan kemudian naik ojek entah kemana.

Dan saat tengah hari, tiba tiba Angga kembali ke rumah Pak Lurah diantar tukang ojek.

"Dari mana loe Ngga? Pergi ga bilang bilang!"

Tanya Farah yang tampak curiga dengan gerak gerik Angga.

"Nyari wartel, kangen sama cewek gue"

Angga menjawab tanpa menoleh ke Farah.

Tampak Angga menyembunyikan sesuatu dibalik jaket nya yang menyembul di bagian perut. Kemudian buru buru masuk menuju

kamarnya.

...****************...

Perasaanku kok ora penak yoo....

Radit merasakan gelisah dihatinya, entah karena apa, namun perasaan itu sangat mengganggunya.

Tiba tiba Doni datang membuyarkan lamunan nya.

"Diitt... silaturahmi ning omahe Pak Lurah yo Dit"

Ujar Doni yang tiba tiba duduk di bangku teras sambil cengengesan.

"Raimuuu....!  Omong ae arep nemoni Kumala. Lagian jam segini Kumala ga ada dirumah, ning balai desa kono."

Balas Radit sambil memijat mijat keningnya.

"Lha aku kangen je Dit"

Sahut Doni sambil garuk garuk kepala. Kemudian dua pengangguran tersebut sepakat untuk nongkrong di warung Kang Ahmad, menambah panjang catatan kasbon disana.

Assalamu'alaikum wr wb..... Woroo...woroo.... pengumuman untuk seluruh warga dusun Sumber Wangi, besok pagi pukul 7 diharapkan kehadirannya untuk kegiatan gotong royong resik resik makam....

Terdengar suara Kang Kelik memberi pengumuman dari corong Toa surau bersuara kemresek dan cempreng karena termakan usia.

Memang sudah kebiasaan warga desa setiap bulan nya diadakan kerja bakti di seluruh wilayah desa Sumber Wangi, kali ini jadwalnya bersih bersih makam.

"Kang, besok liburlah dulu, ikut kerja bakti, biar utangku tidak nambah banyak"

Ucap Doni ke kang Ahmad sambil cekikikan.

"Iki lho, utang kalian berdua kalau ditotal sudah bisa buat naik haji"

Balas kang Ahmad dengan memonyong monyongkan bibirnya.

Hari pun berlalu dengan cepat. Keesokan harinya para warga berbondong bondong menuju makam desa yang letaknya persis dibelakang masjid.

Radit dan Doni pun segera bergegas, kali ini tidak ada jadwal ngopi di warungnya Kang Ahmad, hari ini warung tutup.

Mereka berdua berjalan ke makam sambil bersenda gurau, namun sesampainya di pertigaan arah ke makam, jantung Doni berdetak lebih keras ketika melihat Kumala dengan setelan baju training sedang berjalan ke arah yang sama bersama teman teman KKN nya.

Tampak Kumala tersenyum kecil ke arah Doni dan Radit, Doni pun membalas senyuman indah itu dengan salah tingkah.

"Kumala mau ke makam jga kah"

Tanya Doni dengan gugup. Kumala pun hanyamenjawab dengan anggukan dengan senyum yang makin membuat Doni terpesona.

"Mbak Kumala...tadi Doni bilang ke saya, katanya kangen sama mbak."

Tiba tiba Radit iseng menggoda sahabatnya itu, tentu saja membuat Doni semakin salah tingkah dan jika mampu, dia memilih untuk menghilang saja saat itu.

"Cieeeee... .ada yang kangen sama Kumal niiih. ..."

Bukan Kumala yang menjawab, justru Fitri yang bakat jahil nya tersalurkan.

Sementara mahasiswa KKN lainnya hanya senyum senyum dan memilih menuju ke makam terlebih dahulu meninggalkan Doni yang sedang pedekate.

"Mas Radit ga ada gitu rencana kangen sama Fitri.."

Kembali Fitri mengeluarkan jurus jurus jahilnya menyindir Doni.

"Ayo segera nyusul ke makam, takut kesiangan"

Doni mencoba mengalihkan pembicaraan dengan kegugupan yang tak kunjung hilang.

Fitri pun langsung paham situasi, dia menarik Radit untuk berjalan terlebih dahulu untuk memberikan kesempatan kepada Doni.

D : Ee..Kumala.. KKN nya berapa lama?

K : Sebulan setenggah paling mas, semoga lancar.

D : Kumala kuliah jurusan apa sih.

K : Ilmu Budaya dan Sastra. Dulu pengen nya ambil kedokteran mas, tapi ga lulus seleksi.

D : Eh iya, kamu memang belajar bela diri ya? 

K : hehehe.... iseng aja mas. Mas Doni kulihat kemaren jago juga bela diri nya

D : Engga kok, cuma melawan orang mabuk, ya jadi kelihatan jago hehe...

K : Eh mas, disini ada wartel ga sih, bisa minta tolong nanti sore anterin?

D : Adaa... Di pasar besar, nanti selepas azar aku jemput

Percakapan ga jelas tersebut berhasil menetralisir kegugupan Doni, apalagi sang pujaan hati minta diantarkan ke wartel, baper parah sudah si Doni.

Sementara itu Radit dan Fitri tampak cekikikan melihat Doni yang selalu salah tingkah.

"Mas Doni kayaknya benar benar jatuh hati sama Kumal deh mas"

Ucap Fitri ke Radit setengah berbisik.

"Iyaaa, tapi kayaknya Mbak Kumala nya yang engga jatuh hati sama Doni" 

Radit menimpalinya sambil tertawa.

Dan Fitri pun ikut tertawa renyah.

Kumala tampak tidak ada rasa risih sama sekali didekati Doni, dia sangat terbiasa mendapat modus modus dari buaya, garangan, dan sejenisnya. Pun ekspresinya juga datar datar saja, Kumala memang spesies yang susah ditebak.

Saat mereka sampai ke makam, disana sudah banyak warga yang datang, saat warga mulai bersih bersih, datanglah Pak Lurah dan Pak Kadus dengan motor masing masing.

Kedua nya menyapa para warga kemudian berjalan menuju para Mahasiswa KKN yang terlihat selalu memilih tempat teduh di bawah pohon, maklum saja desa Sumber Wangi termasuk dataran rendah, jadi terasa lebih panas hawanya.

Setelah percakapan basa basi, tiba tiba Angga bertanya dengan nada sok akrab kepada Pak Lurah.

"Kok desa ini dinamakan Sumber Wangi Pak, gimana sejarahnya, apakah karena cewek cewek disini wangi wangi yaa, hehehe..."

Teman teman Angga agak kesal juga dengan gaya bicara Angga, memang anak itu minus adab kesopanannya.

Pak Lurah sebenarnya merasa kesal juga, bahkan para warga yang sudah sepuh pun selalu menggunakan bahasa yang sangat halus dan gestur yang sangat sopan jika berbicara dengannya.

Jabatan Lurah di desa memang begitu terhormat, bahkan apabila nanti sudah tidak menjabat lurah pun, akan tetap terhormat.

"Menurut cerita kakek saya, dahulu ada seorang alim namanya Simbah Sulaeman dan istrinya yang entah datang dari mana, membabat alas membuka lahan dan tinggal disini. Dahulu kala tempat ini adalah hutan yang sangat angker, dan Mbah Sulaeman lah yang mengusir semua jin dan siluman yang sering mengganggu bahkan menculik orang yang lewat di sini"

Tampak para mahasiswa KKN mendengarkan dengan serius cerita Pak Lurah, pun demikian hal nya Radit dan Doni yang malah tidak tahu sejarah desa mereka.

"Setelah tersiar kabar bahwa tempat ini sudah tidak angker lagi, perlahan lahan orang orang mulai berdatangan ke tempat ini, dan bermukim di sini, termasuk kakek buyut saya"

Cerita Pak Lurah terjeda saat beberapa ibu ibu datang membawa minuman serta makanan ringan khas desa ala kadarnya.

Setelah meminum teh hangatnya, Pak Lurah meneruskan ceritanya.

"Mbah Sulaeman juga mengajarkan ilmu agama kepada orang orang yang bermukim disini, dahulu kebanyakan orang menganut kejawen, percaya bahwa Tuhan itu ada, namun tidak beragama. Sampai akhirnya tempat ini menjadi sebuah desa yang cukup banyak penduduknya, namun anehnya desa ini tidak bernama"

Sebagian warga sudah pulang, namun para mahasiswa KKN plus Radit dan Doni tentu saja, masih setia mendengarkan cerita Pak Lurah.

"Sampai pada akhirnya Mbah Sulaeman wafat dan dimakamkan disitu"

Ucap Pak Lurah sambil menunjuk salah satu makam yang berbeda dengan makam lain nya.

Makam tanpa batu nisan apalagi cungkup yang menaunginya, hanya ada sebuah batu berwana hitam legam yang tampak bersih mengkilap karena sering dibersihkan saat warga menziarahi makam tersebut.

Satu satu nya yang tampak istimewa, makam mbah Sulaeman lebih luas, hampir 3 kali lipat dari makam pada umumnya, sengaja dibuat demikian agar para peziarah lebih nyaman. Dipagari dengan tatanan batu kali di setiap sisinya. Dan tumbuh pohon bunga kenanga yang menaunginya.

"Saat beliau wafat, tercium aroma yang sangat wangi di rumah beliau, bahkan saat liang lahat nya digali, muncul juga aroma wangi yang sama dari sana. Selama 40 hari sejak kematian beliau, di rumah maupun makam beliau selalu mengeluarkan aroma yang sangat wangi, mungkin karena beliau orang sholih. Sejak itulah para warga menamakan desa ini dengan nama Sumber Wangi"

Dheeegghh.....

Terpopuler

Comments

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjutkan Thor 😛😀💪👍👍🙏

2023-06-24

4

Hades Riyadi

Hades Riyadi

oohh...ini ceritanya Sumber wangi itu dari Babat Tanah Leluhur thooo...tak kiro tempat produsen parfum khas deso...😛😀💪👍👍

2023-06-24

1

Rusliadi Rusli

Rusliadi Rusli

mantap thor....lanjut up

2023-06-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!