BAB 13

Whuuussshhhh.....

Tiba tiba angin berhembus dari arah depan disertai aroma yang sangat wangi, mereka sangat kenal dengan aroma ini....

Sampai di rumah, Doni merebahkan tubuhnya di kasur, sambil senyum senyum ga jelas, angan Doni menggambar wajah manis Kumala di dinding kamarnya. Tanpa disadari ibu Doni memperhatikan anak satu satunya tersebut dari celah pintu kamar yang belum tertutup sempurna.

"Lee....kamu habis kebentur apaan, kok ketawa ketawa sendiri, kalau mau tidur isya dulu.."

Doni gelagapan terbuyar angan, tp masih senyum senyum makin ga jelas.

"Atine kulo mak kejadug widodari, hehehe..."

Jawab Doni cengengesan. Dan si emak pun hanya geleng geleng kepala melihat anak semata wayangnya agak lain beberapa hari terakhir.

"Kumala kumalaaa....alangkah indahmuuu...."

Doni keluar kamar sambil bersenandung salah lirik.

Setelah melaksanakan kewajibannya, Doni pun kembali rebahan, kali ini di otak nya sedang menyusun modus agar bisa sering ketemu dengan Kumala.

Saat hendak terlelap, antara sadar dan tidak, tiba tiba aroma sangat wangi muncul memenuhi kamar doni yang tak seberapa luas.

Sukma Doni seakan akan ditarik paksa oleh seseorang ke tempat yang sangat asing, namun aroma tempat tersebut sama persis dengan tempat yang sebelumnya.

Doni melihat sekeliling, tempat itu sepertinya berada di puncak sebuah gunung.

Hamparan awan putih terbentang bak kapas putih bersih di bawahnya, tebing tebing terjal tampak di sisi lain nya.

Kekaguman Doni akan tempat tersebut berhenti saat pandangan nya mengarah ke sebuah pohon rindang, sangat mirip dengan pohon yang pernah dia lihat di mimpi mimpi sebelumnya.

Tiba tiba Doni seperti ada yang menggerak kan nya menuju pohon tersebut, Doni duduk dibawah pohon mengambil posisi duduk bersila, kedua telapak tangan di letakkan di lutut nya menghadap ke atas, ibu jari dan jari tengah disatukan, Doni sekarang dalam posisi teratai penuh.

Doni seperti dikendalikan sepenuhnya oleh entah siapa dan bagaimana.

Doni meghadap ke utara, mengatur nafas sambil memejamkan matanya.

Ada yang tidak disadari oleh Doni, disebalik pohon besar tersebut ada Radit melakukan hal yang sama persis dengan nya.

Masing masing dari mereka perlahan lahan mengeluarkan cahaya tipis menyelubungi seluruh tubuhnya.

Semakin lama, cahaya tersebut semakin tebal, namun ada yang berbeda dari keduanya. Aura cahaya Radit tampak berwarna kehijauan, sedang Doni ke ungu an.

"Dino iki cukup semene...kono podo mulih..."

Ucap si Kakek dengan suara serak berwibawa yang tiba tiba saja ada di samping pohon diantara Radit dan Doni.

Sungguh di luar nalar, Radit dan Doni terbangun dari tidurnya dalam waktu yang bersamaan di rumah masing masing.

Matahari belum terbit sepenuhnya, sekitar jam 6 lebih sedikit, Radit buru buru keluar rumah menuju warung kang Ahmad, pun sama halnya dengan Doni, dia lebih tidak sabaran lagi untuk segera menceritakan mimpinya kepada Radit.

Meskipun jarak rumah Doni lebih jauh dari warung kang Ahmad, namun Doni tiba lebih dahulu.

Mungkin karena Doni sedang mabuk asmara, serasa melayang layang di udara, jadi jalan nya lebih enteng

Baru saja Doni meletak kan pantatnya di bangku warung kang Ahmad yang mulai lapuk, terlihat Radit berjalan agak cepat dari biasanya.

Begitu sampai, Radit segera duduk disebelah Doni.

"Eh Dit..."

"Eh Don..."

Tidak sengaja mereka ingin mulai bercerita secara bersamaan.

"Kamu duluan aja dulu, aku faham kalau kamu tidak sabaran, buruan mau cerita apa, Kumala?"

Radit mengalah menahan ceritanya sendiri.

"Kumala raimuuu..., semalam aku mimpi berada disebuah gunung, tapi ada aroma sangat harum seperti saat di datangi si kakek, terus aku seperti semedi di ba.."

Belum selesai Doni bercerita, Radit langsung menyela.

"Hooopppp....stop....!! Di bawah pohon besar, terus si kakek datang dan kita terbangun kan, aku juga mimpi seperti itu sama persis Don.."

Doni hanya melongo, antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Radit.

"Kok isoo...yoo..."

Gumam Doni pelan.

"Iki arep do sarapan bubur, arep ngopi, opo cuma do nongkrong.."

Teriakan Kang Ahmad dari dalam warung nya menghentikan aktifitas bisik bisik cerita antara Radit dan Doni.

"Kalian itu pada ngomongin siapa sebenarnya, kuperhatikan akhir akhir ini suka bisik bisik kayak emak emak ghibahin tetangga"

Kembali Kang Ahmad ngomel ngomel sambil mengaduk 2 gelas kopi.

"Mbak Lastriii...nyuwun bubur duwaaa..."

Doni pura pura tidak mendengar omelan kang Ahmad dan berteriak minta bubur ke istri kang Ahmad.

Untuk sementara cerita mimpi mereka berdua tertunda karena ke-kepoan kang Ahmad.

Dan doni pun mengalihkan topik pembicaraan, Kumala tentu saja, siapa lagi.

Sementara itu, di pemondokan para mahasiswa KKN, Fitri masih saja jahilin Kumala. Yaa, mereka sahabatan sejak masih sekolah di SMA, bahkan sudah tampak seperti kakak beradik, dimana ada Fitri, disitu ada Kumala.

"Eh Kumal, mas Doni kok ga main kesini lagi yah, kamu ga kangen gitu?"

Goda Fitri sambil cekikikan.

"Ga sih, biasa aja, tapi keren loh dia, kulihat jago juga bela dirinya, satu serper kita"

Jawab Kumala datar datar saja.

"Tapi kulihat lihat, itu mas Doni ada hati deh sama kamu, kuperhatikan kemaren tangannya sering tremor kalau deket kamu"

Lanjut Fitri masih dengan cengengesan.

"Ya biarin aja, masak ya mau dilarang larang"

Balas Kumala singkat.

"Ga pengen gitu kamu ngrasain pacaran gitu"

Goda Fitri jahil sambil mencolek pipi kumala yang dari tadi ngemil keripik singkong.

Kumala sama hal nya dengan Doni, belum pernah pacaran sebelumnya, bahkan tampilan Kumala tampak sedikit tomboy, kebanyakan teman nya adalah laki laki, ditambah hobby nya main bola dan taekwondo, membuat sisi feminim nya berkurang.

"Kamu sendiri kan yang pernah bilang, pacaran cuma bikin sakit hati, nangis nangis, trus jomblo lagi deh...."

Balas Kumala dengan sedikit sindiran ke Fitri.

Dan Fitri pun malah tertawa sambil mengacak rambut Kumala gemas.

"Woiii....ayo kita ke balai desa, kita disini KKN guyyss...bukan liburan...."

Teriak Farah, mahasiswi bertubuh subur dan berkacamata tebal.

"Si Angga dimana, apa udah duluan"

Sahut Bagas, sambil tolah toleh kekanan ke kiri.

"Udaaah ayooo....tinggal aja, ntar juga nyusul, deket ini"

Perintah Farah tanpa ada bantahan lagi dari teman teman nya.

Mereka malas jika perintah Farah tidak segera dituruti, pasti akan ngomel ngomel tanpa jeda sedikitpun, Farah adalah calon emak emak sejati.

Tanpa mereka ketahui, ternyata Angga dari sebelum subuh tadi meninggal kan desa Sumber Wangi, berjalan sampai ujung desa

dan kemudian naik ojeg entah kemana.

...****************...

Perasaanku kok ora kepenak yoo...

Terpopuler

Comments

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjuuuuutt Thor 😛😀💪👍👍🙏

2023-06-24

5

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Perasaanku rasané yow...ora kepenak ugo, amargo ketularan Radit lan Doni dadi ora duwé duwit...jee...😛😀💪👍👍

2023-06-24

1

Rusliadi Rusli

Rusliadi Rusli

mantap thor...lanjut up

2023-05-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!