BAB 15

Dheeegghh.....

Radit dan doni saling berpandangan, pikiran mereka sama.

"Oohh, jadi seperti itu sejarahnya Pak"

Sahut Farah sambil manggut manggut, pun demikian teman teman lainnya.

"Saya yang orang sini malah tidak tau sejarah desa ini"

Ucap Radit cengengesan sambil garuk garuk tengkuknya.

"Yowis ayo podo mulih, sudah siang"

Ajak Pak Lurah lalu men stater motor nya, di ikuti Pak Kadus dibelakangnya.

"Teman teman, aku sama Doni mau ziarah sebentar ke makam Simbah Sulaeman, kalian kalau mau duluan silahkan, terima kasih sudah membantu"

Ucap Radit dibalas anggukan para mahasiswa.

"Jangan lupa nanti sore mas Doni.."

Seru Kumala sambil berjalan mengikuti kawan kawan nya.

Dan Doni hanya menjawab dengan mengacungkan jempolnya.

"Dit, ternyata simbah dimakamkan disini"

Ucap Doni kemudian mereka berdua mendoakan Mbah Sulaeman.

"Matur sembah nuwun mbah, kawulo nyuwun pamit"

Ujar Radit kemudian bangkit dan hendak pulang. Namun langkah mereka terhenti, aroma sangat wangi tiba tiba menyelimuti makam tersebut. Kemudian mereka mengucap salam dan pulang.

"Maksud kakek menemui kita sebenarnya apa ya Dit, dan kakek juga bilang kalau beliau memberi tanggung jawab kepada kita itu ada apa yaa.."

Tanya Doni, namun Radit hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban, dia pun masih belum paham.

"Eh Dit, nanti selepas azar aku diminta nganterin Kumala ke wartel, kamu ikut yaa, aku ga berani kesana sendirian, takut khilaf hehehe...."

Pinta Doni sambil cengengesan.

"Iyaa, tapi jangan pinjam uang lagi, aku juga sudah tidak punya.."

Meskipun dompet mereka sudah sangat tipis, namun mereka masih bisa cengengesan.

Saat mereka hendak berpisah di persimpangan jalan, tiba tiba Bu Anik ibunya Radit tampak tergesa gesa entah mau kemana.

"Badhe tindhak kemana tho buk, kok sepertinya ada hal serius"

Tanya Radit yang heran melihat kecemasan ibunya.

"Kae paklek mu mulih seko Sumatra malah sakit, katanya di gigit nyamuk, ayo ikut sekalian jenguk pamanmu.."

Dahulu paman nya Radit mencoba mengadu nasib berangkat transmigrasi ke Jambi, dan berkat ketekunan dan kesabarannya sekarang dia sudah sukses menjadi juragan sawit.

Biasanya paman Radit hanya pulang saat lebaran, kali ini dia menyempatkan pulang karena ada saudara dekat yang punya hajat. Namun setelah sampai di sini, kesehatan nya nge drop, dugaan sementara dia terkena demam berdarah.

"Don, ayo melu.!"

Doni pun mengekor langkah bu Anik dan Radit yang tergesa gesa.

"Eh mbakyu, monggo pinarak di dalam, ngapunten Mas Pardi baru masuk angin, beliau ada di kamar"

Bibi Radit menyambut dengan sopan, kemudian menunjuk kan kamar Pardi seakan akan paham dengan maksud kedatangan bu Anik.

"Mbok ndang digowo ning rumah sakit, kuatire iki demam berdarah"

Ucap bu Anik kawatir setelah melihat keadaan Pardi yang demam tinggi.

Doni menyikut nyikut memberi kode kepada Radit untuk menyembuhkan lek Pardi.

Radit pun paham dan segera memutar otak untuk membuat ibu dan bibi nya keluar sejenak dari kamar.

Kemudahan berpihak kepada Radit, bu Anik kebelet pipis, dan minta istri lek Pardi mengantarkan ke belakang, kemudian istri Lek Pardi langsung menuju dapur untuk membuatkan minum kepada mereka bertiga, itu cukup memberikan waktu kepada Radit.

"Don, ingat mimpi kita tempo hari kan, aku pinjam energimu"

Doni mengangguk dan segera menempelkan kedua telapak tangan nya di punggung Radit. Sedangkan Radit memegang dahi dan dada lek Pardi.

Tampak cahaya kehijauan keluar dari kedua telapak tangan Radit, pun demikian pula dengan Doni, cahaya tipis berwarna ungu tampak menyelubungi seluruh tubuhnya.

Tubuh keduanya tampak bermandikan keringat, dan sesaat kemudian Radit melepaskan pegangannya dari tubuh lek Pardi, pun demikian pula Doni.

Lek Pardi tidak percaya apa yang baru saja dia alami, dia hanya bengong sambil terus menatap Radit. Radit pun paham situasi, dia memberi isyarat meletak kan jari telunjuk di bibirnya, dan lek Pardi mengangguk tanda mengerti.

"Don, sampeyan iso nyopir kan, tulung antarkan lek Pardi ke rumah sakit yo."

Seru bu Anik setelah menyelesaikan hajatnya.

"Sitiii...siapno sembarange, ayo ning rumah sakit saiki..!"

Bu Anik begitu sigap ingin segera membawa adik nya ke rumah sakit.

"Mbakyuu aku rapopo, mau ki gur mumet sirahku, paling cuma kecapekan nyopir dari jambi"

Ucap Pardi sambil berjalan keluar kamar. Bu Anik dan Siti pun bengong seolah tidak percaya yang mereka lihat, baru ditinggal ke kamar mandi sebentar sudah sehat seperti semula.

Sementara Radit dan Doni pura pura tidak tahu, dan langsung duduk di ruang tamu.

"Ngapunten lho mbakyuu, aku belum sowan ke rumah njenengan, malah njenengan sing kesini"

Ucap Pardi sambil mempersilahkan duduk, dan Bu Anik pun hanya diam masih belum percaya, begitu juga Siti istrinya, hanya terpaku di depan kamar.

Akhirnya Pardi mengalihkan pembicaraan dengan ngobrol ngalor ngidul. Bu Anik pun kemudian pamit karena belum melaksanakan sholat dzuhur, di ikuti Radit dan Doni.

Tiba tiba lek Pardi menyelipkan beberapa lembar uang pecahan 50 ribuan ke saku Radit.

"Ojo ditolak, cuma sedikit, akan jauh lebih banyak jika tadi jadi dibawa ke rumah sakit"

Ucap lek Pardi berbisik di telinga Radit. Meskipun sebenarnya Radit sungkan, namun kata kata lek Pardi membuatnya lebih tenang menerima uang tersebut.

Baru beberapa langkah, Doni berbalik.

"Lek, nanti selepas azar, saya pinjam mobilnya boleh ga? Mau ke pasar sebentar"

Pinta Doni sambil garuk garuk kepala.

"Nyoh kuncine, kuwi Radit ajari nyopir sekalian, siapa tau ga lama lagi bisa beli mobil"

Balas lek Pardi sambil melemparkan kunci mobil nya. Dan Doni pun sumringah terbayang bayang Kumala berada di sampingnya saat menyetir nanti.

"Njenengan kok bi...."

"Sssttt....ojo kondo sopo sopo, Radit sing nambani aku"

Terpopuler

Comments

dyno

dyno

keren thor..sumpah
suka banget alur cerita yg kaya gini
apalagi klo bab nya smpe ratusan..weehh tambah asyikkk
joss pokoknya thor

2023-08-19

2

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjutkan Thor 😛😀💪👍👍🙏

2023-06-25

2

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Wuuiihh.... Mbah Dukun Radit akhirnya bisa menikmati bayaran pertama profesinya sebagai Mbah Dukun...😛😀💪👍👍

2023-06-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!