TERPAKSA MENIKAHI PRIA TUA
Raka Wijaya seorang pria tampan berusia empat puluh tahun, yang tak lain pimpinan Wijaya Group, sedang berjalan jalan ke sebuah taman bermain untuk mencerahkan pikirannya dari penatnya pekerjaan yang akan menyita otaknya. Ia nampak senang melihat beberapa anak kecil sedang bermain di sana. Sepertinya mereka adalah murid murid play group karena mereka menggunakan seragam yang sama.
Drt... Drt...
Ponsel Raka berdering tanda panggilan masuk dari asisten pribadinya.
" Halo." Raka mengangkat sambungan teleponnya.
" Anda dimana Tuan? Anda harus segera datang ke kantor karena ada masalah di sini. Ada pekerja kita yang tertangkap melakukan penggelapan dana hingga milyaran rupiah."
" Baiklah aku akan ke sana sekarang." Sahut Raka tanpa menanyakan siapa karena ia sendiri tidak hafal dengan para pegawainya.
Setelah menutup teleponnya, ia berjalan menuju mobilnya.
Masih di area taman, seorang gadis cantik berjalan melewati trotoar pinggiran taman.
Tiba tiba...
Brugh....
" Haaaa.... "
Seorang anak kecil jatuh dari ayunan, dahinya nampak berdarah karena terkena batu kecil di sela sela rerumputan.
" Astaga ya Tuhan." Mara segera berlari menghampirinya.
" Ya Tuhan, darahnya semakin deras. Dimana guru kalian?" Tanya Mara menatap mereka semua.
" Ibu guru sedang ke toilet sebentar Kak." Jawab salah satu anak di sana.
" Kakak akan membawanya ke klinik, bilang pada ibu guru kalian kalau dia sudah kembali nanti." Ucapnya.
Tanpa membuang waktu, gadis itu segera menggendong anak tersebut. Ia berlari menuju jalan raya sampai sebuah mobil melintas di depannya. Ia segera menyetopnya.
Raka yang berada di dalam mobil langsung menghentikan mobilnya tepat di depan gadis itu.
" Maaf Pak, bisakah anda menolong saya?" Tanyanya.
Raka nampak tersenyum setelah melihat wajah gadis cantik yang berada di depannya.
" Pak, apa Bapak bisa menolong saya?" Tanya gadis itu lagi membuat Raka tersadar dari lamunannya.
" Apa yang bisa aku bantu?" Raka balik bertanya.
" Tolong antarkan saya ke klinik terdekat. Kepala adek ini berdarah, dan saat ini dia membutuhkan pertolongan dengan segera." Ujarnya.
" Baiklah, silahkan masuk!" Raka membuka pintu mobil bagian depan.
" Terima kasih Pak." Ucapnya masuk ke dalam, ia duduk sambil memangku anak itu.
Raka segera melajukan mobilnya menuju klinik terdekat.
" Siapa namamu?" Tanya Raka tanpa menoleh.
" Aruna Pak." Sahutnya.
Raka nampak mengangguk anggukkan kepala.
" Apa dia adikmu?" Tanya Raka lagi.
" Bukan, saya tidak tahu adek ini siapa. Tadi saya kebetulan lewat pas adek ini jatuh dari ayunan. Saya takut dia kenapa napa, itu sebabnya saya segera membawanya." Sahut Aruna.
" Kau baik hati sekali, bagaimana kalau kau di tuduh sebagai penculik setelah ini?" Tanya Raka.
" Tidak masalah Pak, niat saya baik. Saya yakin Tuhan pasti akan membantu saya." Sahut Aruna membuat Raka kagum.
Sepuluh menit mereka sampai di klinik kesehatan. Aruna segera turun lalu membawa anak itu ke ruang IGD agar segera mendapat perawatan.
Setelah mendapat jahitan lima di kepalanya, anak itu di perbolehkan pulang. Aruna kembali menggendongnya keluar dari ruang IGD.
" Bagaimana keadaannya?" Tanya Raka membuat Aruna terkejut.
" Lhoh Bapak masih di sini? Saya pikir Bapak sudah pergi." Bukannya menjawab Aruna malah balik bertanya.
" Iya, tidak mungkin aku meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini. Aku akan bertanggung jawab dengan mengantarmu kembali ke taman. Bagaimana keadaannya?" Raka kembali bertanya.
" Alhamdulillah baik baik saja Pak, terima kasih telah membantu kami." Ucap Aruna.
" Sama sama." Sahut Raka menganggukkan kepalanya.
" Kalau begitu mari kita pulang." Ujar Raka.
" Baik Pak." Sahut Aruna.
Raka dan Aruna berjalan menuju parkiran, Raka kembali melajukan mobilnya menuju taman.
" Kau masih sekolah apa sudah bekerja?" Tanya Raka menatap Aruna sekilas.
" Aku sedang merintis sebuah cafe Pak di jalan xx. Kalau Bapak berkenan silahkan mampir ke kafe saya. Atau bawa istri Bapak ke salon Aruna Beauthy, itu salon milik saya. Saya akan memberikan bonus kepada Bapak karena telah menolong kami." Sahut Aruna.
Raka tersenyum kecut mendengar kata istri dari mulut Aruna.
Tak terasa mereka sudah sampai di taman. Nampak anak anak yang tadi bermain di sana berdiri di pinggir trotoar bersama ibu guru mereka.
" Terima kasih Pak." Ucap Aruna.
" Sama sama." Sahut Raka tersenyum manis.
Aruna turun dari mobil sambil menggendong anak itu. Tiba tiba seorang ibu ibu menghampirinya. Mungkin ibu guru sudah menghubungi orang tua dari anak tersebut.
" Arvin." Ucap seorang ibu ibu mendekati Aruna.
" Ya Tuhan Arvin... Kenapa bisa begini nak?" Ucapnya khawatir melihat dahi putranya tertutup dengan perban.
" Tadi anak ibu jatuh dari ayunan, maaf saya membawanya tanpa memberitahu kalian semua." Ucap Aruna.
" Tidak apa apa Mbak, saya justru berterima kasih karena Mbak telah menolong anak saya." Ucapnya.
" Sama sama Bu, tapi yang lebih banyak membantu adalah bapak itu. Dia yang membawa kami ke klinik dan membayar biayanya juga." Ucap Aruna menunjuk Raka yang berada di dalam mobil.
" Terima kasih Pak, telah membantu anak saya." Ucap Ibu tadi.
" Sama sama Bu." Sahut Raka.
Aruna mendekati Raka.
" Terima kasih Pak." Ucap Aruna menatap Raka.
" Sama sama, oh ya aku harus pergi. Semoga kita bisa bertemu lagi. Sampai jumpa di lain waktu Aruna." Ucap Raka di balas anggukkan kepala oleh Aruna.
Raka meninggalkan taman dengan perasaan entah yang membuncah dalam hatinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah mendapat telepon dari sang ayah yang bekerja di sebuah perusahaan, Aruna nampak terburu buru menuju parkiran mobilnya. Ia segera melajukan mobil yang baru ia beli dengan kecepatan kencang. Beruntung Aruna memiliki skill yang hebat soal berkendara.
" Ya Tuhan... Masalah apa yang sedang ayahku hadapi? Kenapa sepertinya nampak serius sekali." Ujar Aruna.
Ya... Sang ayah mengabarkan jika ia sedang dalam masalah yang genting. Itu sebabnya ia meminta Aruna untuk datang ke tempatnya bekerja.
Sepuluh menit kemudian Aruna sampai di perusahaan tempat ayahnya bekerja. Ia segera turun dari mobil lalu masuk ke dalam lobby.
Setelah menanyakan dimana ruangan presdir, Aruna langsung menuju ke sana dengan menaiki lift. Sampai di lantai sepuluh, Aruna segera mencari ruangan yang bertuliskan ruangan presdir.
Tok tok...
Aruna mengetuk pintunya, tak lama seorang pria tampan membukakan pintu untuknya. Dia adalah Hendra, sang asisten presdir.
" Nona Aruna?" Tanya Hendra memastikan.
" Iya Pak, saya Aruna. Saya di minta ayah saya untuk datang ke sini. Apakah ayah saya masih ada di dalam?" Tanya Aruna.
" Masih, silahkan masuk Nona!" Ucap Hendra.
" Terima kasih." Sahut Aruna.
Aruna masuk ke dalam ruangan yang nampak mencengkam. Bagaimana tidak? Ia melihat sang ayah sedang duduk sambil menundukkan kepala di tengah tengah orang orang berjas hitam.
" Ada apa ini? Kenapa ayah nampak seperti sedang di adili? Apa ayah melakukan kesalahan?" Tanya Aruna di dalam hatinya.
" Tuan Raka, Nona Aruna sudah datang." Ucap Hendra.
Raka yang duduk di kursi kebesarannya mendongak menatap Aruna.
" Aruna."
" Bapak."
Ucap Aruna dan Raka bersamaan.
Pak Fandi, ayah dari Aruna menoleh ke belakang menatap sang putri tercinta.
" Ayah." Aruna mendekati sang ayah.
" Apa kau mengenal pak Raka?" Tanya pak Fandi.
" Dia membantuku tadi pagi Yah." Sahut Aruna.
" Ayah apa yang terjadi? Kenapa Ayah duduk di sini seperti seorang tersangka yang sedang menjalani penyelidikkan? Apa Ayah berbuat kesalahan? Apa Ayah melakukan sesuatu di sini?" Tanya Aruna menebak nebak.
Pak Fandi hanya bisa bungkam tidak bisa mengatakan apa apa kepada sang putri. Ia yakin jika putrinya tahu apa yang ia lakukan, pasti putrinya sangat kecewa.
" Katakan Ayah!" Ucap Aruna mengguncang lengan pak Fandi.
" Biar aku yang mengatakannya padamu." Ucap Raka beranjak dari kursi kebesarannya mendekati Aruna.
" Ayahmu telah menggelapkan dana perusahaan sebesar dua milyar rupiah." Ucap Raka membuat Aruna terkejut.
" Apa itu benar Ayah? Apa semua yang di tuduhkan oleh pak Raka suatu kebenaran yang telah Ayah lakukan pada perusahaannya? Jawab aku Yah, dan jangan berbohong!" Ucap Aruna menatap ayahnya.
" Iya Aruna."
Jeduarrr.....
Bagai di sambar perut di siang bolong. Tubuh Aruna benar benar terasa kaku dan tidak bisa di gerakkan.
" A.. Apa?" Pekik Aruna tidak percaya.
" Bagaimana Ayah bisa melakukan semua ini Yah? Untuk Ayah menggelapkan uang sebanyak itu?" Tanya Aruna menayap ayahnya.
" Ayah terpaksa melakukan ini demi membuatmu bahagia." Ujar pak Fandi.
" Bahagia?" Aruna mengerutkan keningnya.
" Kebahagiaan yang mana Ayah? Apa yang Ayah lakukan dengan uang itu untuk kebahagiaanku?" Selidik Aruna.
" Membangun kafe untukmu."
" Apa???" Pekik Aruna tidak percaya.
" Bukankah Ayah bilang, Ayah mendapat pinjaman di tambah ayah menguras uang tabungan Ayah?" Tanya Aruna.
" Maaf Ayah berbohong." Ucap pak Fandi.
" Bagaimana bisa Ayah melakukan semua ini? Apa Ayah pikir kebahagiaanmu terletak di cafe baru itu? Apa selama ini aku meminta Ayah untuk membangun kafe untukku? Apa selama ini aku terlalu menuntut Ayah untuk memenuhi keinginanku sehingga Ayah bisa melakukan semua ini? Jawab aku Ayah! Apa selama ini Ayah terbebani dengan semua impian yang ingin aku capai?" Pertanyaan Aruna membuat tuan Fandi bungkam.
" Tidak Ayah, selama ini aku tidak pernah menuntut apapun pada Ayah, aku selalu berusaha untuk mandiri dengan mewujudkan semua impianku sendiri Ayah. Ayah benar benar membuat aku kecewa. Aku akan menjual kafe itu dan mengembalikan uangnya kepada Ayah. Aku tidak mau membangun usaha dari uang yang tidak halal. Dan ya satu lagi, kebahagiaanku adalah saat aku bisa menghabiskan waktu dengan Ayah, bukan materi yang berlimpah." Ucap Aruna.
Raka tersenyum melihat sikap Aruna. Aruna menatap Raka begitupun sebaliknya.
" Jumlah itu sangat besar Aruna, ayahmu harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan mendekam di balik jeruji besi serta mengembalikan semua uangnya." Ucap Raka.
" Pak Raka, jika Ayah saya harus mengembalikan uangnya, lalu kenapa Ayah saya harus mendekam di penjara? Saya tahu Ayah saya memang salah. Tapi apa tidak ada kebijakan dari perusahaan untuk meringankan hukuman ayah saya?" Tanya Aruna.
" Kalau kebijakan dari perusahaan tidak ada, semua yang salah pasti akan di hukum sesuai hukum yang berlaku. Tapi aku akan memberikan penawaran untukmu." Ucap Raka.
" Penawaran? Penawaran seperti apa itu?" Tanya Aruna.
" Menikahlah denganku, maka aku akan menutup kasus ini dan membiarkan ayahmu tetap bekerja di sini dengan syarat beliau tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Aku juga tidak akan meminta pengembalian dana ataupun meminta cafemu itu. Bagaimana?" Tawa Raka menatap Aruna.
" Aku akan tetap menjual kafe itu dan mengembalikan uangnya padamu. Sisanya akan aku cicil setiap bulannya. Tapi untuk menikah denganmu aku tidak setuju." Ucap Aruna tegas membuat Raka sedikit kesal dengan penolakannya. Selama ini tidak ada yang pernah menolak pesona Raka sekian Aruna.
" Kau membuat masalah besar dengan menolak tuan Raka Nona... " Batin Hendra.
" Kalau begitu biarkan ayahmu mendekam di penjara, akan aku pastikan ayahmu berada di dalam sana dalam waktu yang sangat lama, karena uang dua milyar bukan uang yang sedikit. Bahkan gaji ayahmu selama puluhan tahun tidak berjumlah sebesar itu Nona Aruna." Ucap Raka.
Aruna nampak bingung untuk memutuskan. Di sisi lain ia tidak mau menikahi Raka, namun di sisi lain ia tidak tega dengan ayahnya yang sudah mulai renta.
" Aruna." Tuan Fandi menggenggam tangan Aruna.
" Ayah sudah membuatmu kecewa dengan melakukan kesalahan sebesar ini. Ayah tidak mau melakukan kesalahan lagi dengan mengorbankan kebahagiaanmu. Biarkan Ayah mempertanggung jawabkan perbuatan Ayah sendiri. Kau tidak perlu menerima tawaran dari pak Raka. Ayah siap untuk di penjara." Ucap tuan Fandi.
Aruna menatap iba sang ayah dengan mata berkaca kaca.
" Ya Tuhan... Kau telah menempatkan aku dalam posisi sesulit ini. Aku bagaikan makan buah simalakama, jika aku terima maka masa depanku jadi taruhannya. Jika aku menolak, maka nasib ayahku yang jadi taruhannya. Berikan aku petunjukmu ya Tuhan... Pilihan ini sangat berat untukku." Jerit Aruna dalam hati.
" Bagaimana Aruna? Tentukan pilihanmu sekarang karena aku tidak punya banyak waktu. Kau pilih menerima tawaranku atau menolaknya." Ucap Raka tegas.
" Aku.. Aku....
Aku apa ya????
Jangan lupa tekan like, koment, vote dan hadiahnya buat author... Author akan membagikan pulsa sebesar dua puluh ribu buat tiga pendukung terbanyak di akhir bab ya...
Terima kasih....
Miss U All...
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
aku mau menikah denganmu pak raka🤭
2024-02-04
1
Rusiani Ijaq
sdh ku tekan 👍 ku Thor walaupun baru mampir 😊
2024-02-03
1
маяшан
menghadir lg tor
2023-12-08
1