Satu minggu hidup bersama Raka, Aruna benar benar bagaikan ratu. Raka melarang Aruna mengerjakan pekerjaan apapun. Bahkan untuk menyiapkan baju gantinya saja, Raka melarangnya. Raka menunjukkan cinta dan kasih sayangnya kepada Aruna, namun hal itu malah membuat Aruna jengah.
Seperti pagi ini, Aruna berniat untuk membuatkan sarapan untuk suaminya, walaupun sebenarnya Aruna malas namun ia harus melaksanakan tugasnya dengan baik kan? Saat sedang memotong daging ayam tiba tiba Raka datang menghampirinya.
" Sayang kamu ngapain? Mas kan sudah melarangmu masuk ke dapur. Lalu kenapa kau tidak mendengarkannya hmm?" Raka mengambil pisau dari tangan Aruna.
" Aku hanya ingin memasak saja, aku bosan berada di rumah tanpa melakukan apapun." Ujar Aruna.
" Mas tidak mau sampai kamu kenapa napa, bagaimana kalau jarimu terkena pisau nanti? Kau akan terluka sayang. Biarkan bi Sumi yang mengerjakannya. Kau cukup duduk manis menunggu Mas pulang dari kantor. Kalau sudah siap, segera lahirkan anak anak yang lucu untuk Mas. Mumpung usia Mas masih dalam usia produktif." Ucap Raka membuat Aruna memutar bola matanya malas.
Aruna pergi begitu saja meninggalkan Raka setelah mencuci tangannya. Raka nampak menggelengkan kepala melihat tingkah istrinya.
" Benar benar penurut." Ucap Raka menyusul Aruna.
Raka masuk ke dalam kamarnya, ia mendekati Aruna yang sedang berdiri menghadap jendela.
Grep...
Raka memeluk Aruna dari belakang. Ia menempelkan dagunya ke pundak Aruna.
" Nih orang kenapa nempel terus sih. Bikin badmood aja." Batin Aruna kesal.
" Apa kamu marah?" Tanya Raka.
" Tidak." Sahut Aruna.
" Syukurlah kalau begitu, dengarlah Aruna! Mas sangat menyayangi kamu, Mas tidak mau sampai kamu capek, apalagi terluka. Mas menikahimu untuk menjadikanmu istri Mas, bukan pelayan Mas. Mas ingin memberikan yang terbaik untuk istri Mas. Mas ingin kamu bahagia, jika kamu menginginkan sesuatu katakan pada Mas, Mas akan memberikan semua itu." Ucap Raka.
" Aku tidak menginginkan apapun Mas." Sahut Aruna.
" Kecuali perpisahan." Lanjut Aruna dalam hati. Ia tidak berani mengatakannya secara langsung, atau nasib ayahnya akan menjadi taruhannya. Raka pernah mengancamnya, jika sampai Aruna meminta pisah dari Raka, maka Raka akan memenjarakan ayahnya saat itu juga.
" Baiklah, mungkin kau tidak berharap banyak pada pernikahan ini, tapi satu hal yang harus kamu tahu, kalau Mas menginginkan pernikahan ini untuk selamanya. Tidak akan pernah ada kata berpisah, itu janji Mas kepadamu." Ucap Raka mengecup pipi Aruna.
Aruna memejamkan mata menahan kesal di dalam hatinya.
" Bagaimanapun aku akan mencari cara agar kita bisa berpisah Mas. Aku tidak mau hidup bersama pria posesif sepertimu selamanya. Yang ada aku bakal mati muda karena menahan emosi setiap hari." Ujar Aruna dalam hati.
" Mas ada rapat penting hari ini, Mas harus berangkat sekarang. Sarapanmu akan di antar bi umi jam tujuh nanti. Jangan melakukan apapun, atau Mas akan memecat bi Sumi." Ucap Raka memutar badan Aruna menjadi menghadapnya.
" Apa kamu mengerti?" Raka menyentuh dagu Aruna membuat Aruna mendongak menatapnya.
" Iya Mas." Sahut Aruna.
" Hati hati di rumah, kalau ada apa apa langsung telepon Mas. Saat itu juga Mas akan pulang." Ucap Raka mencium kening Aruna.
Raka keluar kamar meninggalkan Aruna, Aruna duduk di tepi ranjang.
" Mas Raka sangat baik padaku, dia sangat perhatian dan terlihat menyayangiku tapi aku justru merasa jengah dengan sikapnya. Apa yang harus aku lakukan? Apa benar kata ayah, kalau aku harus membalas perasaannya? Hah.... Aku benar benar merasa bingung, di sisi lain aku ingin bebas dari hubungan ini. Tapi di sisi lain aku merasa kasihan sama ayah. Jika aku berpisah dari mas Raka, maka ayah akan masuk penjara. Solusi satu satunya yaitu memang membalas perasaannya. Jadi mau tidak mau aku harus membalas perasaan Mas Raka secepatnya. Setidaknya aku akan hidup bahagia bersamanya. Ya... Mulai sekarang aku harus membuka hatiku untuknya, semoga ini yang terbaik untuk kami berdua." Monolog Aruna.
Aruna mengambil ponsel di atas nakas. Tiba tiba tatapannya tertuju pada dokumen yang terletak di samping ponselnya.
" Lhoh ini dokumen rapat Mas Raka, rupanya Mas Raka lupa membawanya. Aku akan mengantarnya mumpung masih jam tujuh kurang." Ujar Aruna.
Aruna segera membawa dokumen itu ke kantor Raka. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi agar tidak terlambat.
Sampai di perusahaan ia segera menuju ruangan Raka menggunakan lift.
Sampai di depan ruangan Raka, Aruna menghentikan langkahnya. Ia mendengar Raka sedang berbicara dengan seorang teman prianya.
" Kenapa kau menikahi Aruna?" Tanya teman Raka yang entah siapa namanya.
" Aku menikahi Aruna karena wajahnya mirip dengan kekasihku yang menghilang bukan karena cinta."
Jeduaarrr.....
Bagai di sambar petir di siang bolong, tubuh Aruna terasa kaku tidak bisa di gerakkan. Aruna merasa benar benar kecewa kepada Raka. Ia berpikir Raka benar benar mencintainya, tapi ternyata inilah alasan Raka menikahinya. Niatnya membalas perasaan Raka kini hilang sudah.
Tanpa ingin mendengar lebih lanjut lagi, Aruna berbalik menjauh dari ruangan Raka. Ia menitipkan dokumen itu kepada resepsionist yang ada di bawah.
Keluar dari kantor Raka, Aruna melajukan mobilnya menuju rumah keluarga Wilson dimana Ercha tinggal. Tiga puluh menit, Aruna sampai di sana.
Di rumah itu ia di sambut hangat oleh keluarga Wilson lainnya. Ia mengajak Ercha berbicara empat mata.
" Kita ke taman belakang aja Kak, ayo!" Ajak Ercha.
Setelah berpamitan pada yang lain, Aruna segera mengikuti Ercha menuju taman belakang. Mereka duduk berhadapan di gazebo taman.
" Apa yang ingin kau bicarakan Kak?" Tanya Ercha menatap Aruna.
" Begini Cha, aku baru saja dari kantor kakakmu. Tanpa sengaja aku mendengar pembicaraannya dengan teman prianya. Kakakmu mengatakan kalau dia menikahiku karena wajahku sama dengan kekasihnya yang menghilang, bukan karena dia mencintaiku."
" A.. Apa???" Pekik Ercha tidak percaya.
" Iya, apa kau kenal dengan kekasih Mas Raka yang menghilang itu?" Tanya Aruna.
" Aku tidak mengenalnya, bahkan aku tidak tahu jika kak Raka dekat dengan seorang wanita." Sahut Ercha.
Aruna menghela nafasnya, ia merasa menemukan jalan buntu. Niatnya ke sini untuk menyelidiki siapa kekasih Raka, malah Ercha tidak tahu.
" Tapi sebentar, aku pernah menemukan foto seorang wanita di ponsel kaka Raka. Apa wanita itu kekasihnya atau bukan aku tidak tahu. Tapi kita bisa mencocokkan wajahnya mirip denganmu atau tidak." Ujar Ercha membuat Aruna senang.
" Bisa kau tunjukkan padaku?" Tanya Aruna.
" Tapi untuk apa kau ingin tahu hal ini kakak ipar? Apa kau ingin meninggalkan kakakku karena masalah ini?" Selisik Ercha.
" Jujur aku merasa kecewa Cha, di saat aku mau membuka hatiku untuk Mas Raka, justru aku salah mengartikan perasaannya selama ini. Aku pikir dia mencintaiku tapi ternyata tidak." Ucap Aruna.
" Tapi kak Raka terlihat sangat menyayangimu Kakak ipar." Ujar Ercha.
" Ya kau benar, tapi sebenarnya rasa sayang itu bukan untukku Ercha. Rasa sayang dan cintanya untuk kekasihnya, hanya karena wajahku mirip dengannya dia memberikan kasih sayang itu padaku." Ucap Aruna.
" Ercha, perasaan tidak bisa di paksakan. Selamanya Mas Raka akan memandangku sebagai kekasihnya bukan Aruna. Bagaimana perasaanmu jika kau berada di posisiku? Apa yang akan kau lakukan jika mendengar suamimu masih mengharap kekasihnya dan ingin kembali bersamanya?" Tanya Aruna menatap Ercha yang nampak sedang berpikir.
" Aku yakin kau tidak bisa menjawab apa apa, karena hanya aku yang tahu apa yang harus aku lakukan." Batin Aruna.
" Aku tidak tahu. Aku akan memperlihatkan fotonya kepadamu." Ercha membuka ponselnya, ia mencari foto kekasih Raka yang ia simpan di galeri ponselnya.
" Nah ini dia." Ucap Ercha menunjukkan ponselnya pada Aruna.
Aruna benar benar terkejut saat melihat foto itu. Foto yang benar benar mirip dengannya.
" Kirim ke nomerku sekarang." Ucap Aruna.
Ercha mengirim foto itu ke nomor Aruna.
" Apa yang akan kau lakukan setelah ini Kakak ipar?" Tanya Ercha.
" Aku tidak tahu Cha, aku pulang dulu. Terima kasih untuk semua ini." Ucap Aruna meninggalkan Ercha.
" Kau akan tahu setelah melihat hasilnya nanti." Gumam Aruna menyunggingkan senyumannya sambil terus berjalan.
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
маяшан
sepertinya ada kesalahpahaman
2023-12-08
1
aira aira
seru
2023-11-17
1
Erchapram
Walah Raka nyari penyakit
2023-05-22
2