Hari ini Tyo berkunjung ke rumah Aruna. Aruna dan Raka menemuninya, mereka duduk di sofa ruang tamu.
" Katakan apa yang terjadi padamu selama dua hari ini? Kenapa kamu hilang seperti di telan bumi tanpa kabar begini?" Tanya Aruna menatap Tyo.
" Aku menabrak seorang wanita, aku.... " Tyo menceritakan bagaimana yang ia alami selama dua hari ini hingga sandiwaranya menjadi seorang suami dan ayah.
Aruna membungkam mulutnya dengan telapak tangannya karena menahan tawa.
" Ketawa saja Runa! Jangan di tahan seperti itu! Wajahmu jelek sekali kalau menahan tawa gitu." Ujar Tyo tersenyum kecut.
" Sebenarnya aku mau ketawa tapi aku takut dosa Tyo karena menertawakan teman yang sedang mengalami musibah." Ujar Aruna terkekeh.
" Aku tidak menganggapnya musibah Runa, tapi aku menganggapnya anugerah." Sahut Tyo.
" Anugerah?" Aruna mengerutkan keningnya.
" Iya, di saat aku ingin move darimu dan berencana mencari pasangan, Tuhan mengirimkan aku seorang wanita cantik untukku. Babbynya juga gemesin banget. Kalau kamu lihat pasti bakal pengin punya babby sepertinya." Ujar Tyo.
" Aku jadi ingin bertemu dengannya." Ujar Aruna.
" Besok kalau udah aku bawa pulang ke rumah, kamu bisa main bersamanya." Sahut Tyo.
" Kau terlihat bahagia hanya menceritakannya, aku berdoa semoga kebahagiaanmu ini kekal Tyo. Semoga Wina mau menerimamu jika suatu saat nanti ingatannya kembali." Ucap Aruna.
Senyuman yang semula mengembang kini langsung hilang dari bibir Tyo.
" Maaf bukannya aku tidak senang melihat kebahagiaanmu, tapi aku hanya mengingatkan agar kau punya rencana ke depannya. Aku doakan yang terbaik untukmu dan Wina." Ujar Aruna.
" Aku rasa dia mau menerimaku Runa. Aku baru menemukan bukti perselingkuhan suaminya. Ternyata Wina depresi bukan hanya karena keprrgian suaminya, tapi karena pengkhianatan yang suaminya lakukan padanya. Jika ingatannya kembali dia bisa tahu apa yang terjadi pada pernikahannya sebelum suaminya tiada." Ucap Tyo membuat Aruna dan Raka terkejut. Keduanya saling melempar pandangan.
" Aku berdoa semoga saat Wina mengingat semuanya, hati Wina sudah berpaling kepadamu." Ucap Aruna.
" Terima kasih." Sahut Tyo.
Setelah berbincang bincang Tyo pamit pulang.
" Mas aku ingin jalan." Ucap Aruna menatap Raka.
" Jalan kemana sayang?" Tanya Raka menyelipkan rambut ke telinga.
" Aku pengin nonton film romantis." Ujar Aruna.
" Baiklah kita akan nonton malam ini, Mas akan belikan tiketnya." Sahut Raka.
" Terima kasih." Ucap Aruna.
" Mas berangkat kerja dulu, kamu hati hati di rumah. Kalau ada apa apa segera kabari Mas. Mas akan langsung pulang saat itu juga Dan ingat! Jangan mengerjakan apapun yang membuatmu lelah! Kamu harus bedrest supaya sehat. Dengan begitu program kehamilanmu akan cepat berhasil." Ujar Raka.
" Iya Mas, Mas juga hati hati." Ucap Aruna mencium punggung tangan Raka.
" Assalamu'alaikum." Raka mencium kening Aruna.
" Wa'alaikumsallam." Sahut Aruna.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jam tujuh malam Raka dan Aruna pergi ke mall xx untuk menonton film romantis. Mereka berjalan bergandengan menuju bioskop yang ada di lantai atas. Sampai di sana mereka duduk di bangku barisan tengah dengan membawa pop corn dan minuman dingin di tangannya.
Keduanya duduk berdampingan melihat ke depan. Film pun mulai di putar, menampilkan kisah seorang gadis kaya yang mendambakan seorang suami dari kalangan biasa.
" Kisahnya kebalikan dari kisah Mas sayang." Ucap Raka yang masih bisa di dengar Aruna. Aruna menatapnya begitupun sebaliknya.
" Kalau Mas menginginkan gadis biasa yang menjadi istri Mas. Dan keinginan Mas terwujud dengan adanya dirimu di samping Mas." Ucap Raka mengelus pipi Aruna.
" Benarkah?" Tanya Aruna menatap Raka.
" Tentu sayang, terima kasih sudah menemani Mas dan mendampingi Mas selama ini." Ucap Raka mencium kening Aruna.
" Mas." Aruna membulatkan matanya sambil menyentuh keningnya, pasalnya Raka menciumnya di muka umum. Orang orang yang duduk di sampingnya hanya tersenyum melihat keduanya.
Setelah film selesai, keduanya keluar dari bioskop.
" Sayang kamu mau kemana lagi?" Tanya Raka menatap Aruna.
" Kita cari makan aja Mas, biar nanti kita pulang bisa langsung istirahat." Sahut Aruna.
" Baiklah ayo!" Raka menggandeng tangan Aruna meninggalkan bioskop menuju resto yang ada di lantai bawah. Saat melewati stand kosmetik, Aruna menghentikan langkahnya begitu melihat teman teman sekolahnya sedang berjalan ke arahnya.
" Kenapa sayang?" Tanya Raka.
" Sebentar Mas! Mas di sini saja." Ucap Aruna.
Aruna berlari mencari tempat persembunyian. Raka bingung melihat hal itu. Tak lama lima orang cewek cantik melintas di depannya.
Setelah mereka menjauh, Aruna keluar dari tempat persembunyiannya. Ia menghampiri Raka kembali.
" Kenapa bersembunyi?" Tanya Raka menatap Aruna.
" Mereka teman teman sekolahku dulu Mas, mereka pasti akan membully ku kalau melihat kita jalan bareng. Mereka pasti mengira kalau aku sedang jalan dengan.... " Aruna menjeda ucapannya saat menyadari kesalahannya. Ia menatap Raka sambil nyengir kuda.
" Om om begitu?" Raka menatap Aruna dengan tatapan kecewa.
" Maaf Mas aku.. "
Raka berjalan menjauh dari Aruna, Aruna segera mengikutinya.
" Mas mau kemana?" Tanya Aruna.
Raka masuk ke stand baju baju. Ia membeli satu buah masker lalu memakainya untuk menutupi wajahnya.
" Mas kenapa memakai masker? Aku minta maaf." Ucap Aruna hendak melepas masker yang Raka pakai, namun Raka menghindar.
" Biar kamu nggak malu jalan dengan pria tua dan jelek sepertiku. Aku tidak pantas berjalan dengan gadis cantik dan semuda dirimu." Sahut Raka menohok hati Aruna.
" Mas aku minta maaf, bukan begitu maksudku." Ujar Aruna.
" Lalu apa maksudmu hmm? Semua ucapanmu ada benarnya. Seharusnya aku tidak mrngajakmu ke tempat umum seperti ini. Atau setidaknya aku memakai masker untuk menutupi wajah tuaku." Ucap Raka meninggalkan Aruna.
" Hah siall!!" Umpat Aruna.
Aruna segera berlari menyusul Raka.
" Mas jangan marah begini donk!" Ucap Aruna mengapit lengan Raka.
Raka terus berjalan tanpa menghiraukan Aruna.
" Kita pulang saja, lebih baik makan di rumah daripada di sini nanti bisa ketemu teman teman kamu." Ucap Raka.
" Mas aku minta maaf jika ucapanku menyinggung perasaanmu. Tapi percayalah aku tidak berniat melukai ataupun menyakiti hatimu. Jangan marah lagi Mas! Aku minta maaf." Ucap Aruna tiba tiba berjongkok. Ia merasa sedih karena telah membuat Raka marah.
Raka menghentikan langkahnya, ia membalikkan badannya menatap Aruna. Ia menghela nafasnya pelan lalu menghampiri Aruna.
" Mas minta maaf!" Ucap Raka membangunkan Aruna.
Aruna menatap Raka begitupun sebaliknya. Aruna melepas masker yang di pakai oleh Raka.
" Aku tidak akan malu memiliki suami sepertimu Mas. Aku justru bangga memiliki pria sebaik dirimu menjadi suamiku. Maafkan aku Mas!" Ucap Aruna memeluk Raka.
" Aku hanya terlalu malas menghadapi mereka Mas. Maafkan aku telah melukai perasaanmu. Jangan marah lagi! Aku tidak bisa menerima kemarahanmu." Ucap Aruna.
" Baiklah Mas tidak akan marah lagi." Ucap Raka mengelus punggung Aruna.
" Aruna."
Aruna menoleh ke belakang dan...
Siapa hayooo....
Jangan lupa tekan like koment vote dan 🌹nya yang banyak buat author..
Terima kasih untuk readers yang selalu mensupport author...
Miss U All...
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Rosy Putri
ok
2024-01-18
0