Perlahan tubuh Amira semakin lemas namun Raka belum menyadari perbuatannya.
" Lepaskan Amira Raka! Dia bisa mati uhuk uhuk uhuk.. "
Mendengar ucapan Alex, Raka tersadar dengan apa yang ia perbuat pada Amira. Ia langsung menjauhkan tangannya dari leher Amira. Namun naas, semua sudah terlambat.
Amira tergeletak di lantai dalam keadaan tidak bernyawa. Melihat itu Raka nampak terbengong, ia tidak percaya dengan apa yang ia lakukan. Ia telah menyebabkan nyawa seseorang melayang.
" Amira." Ucap Alex.
Alex segera mendekati tubuh Amira. Ia meletakkan kepala Amira di pahanya.
" Bangun Amira! Bangun Amira!" Alex menepuk pipi Amira.
" Amira bangun! Jangan tinggalkan aku!" Ucap Alex khawatir.
Amira tidak bergeming, Alex menatap tajam ke arah Raka.
" Kau." Alex menunjuk Raka.
" Kau pembunuh!!!!" Teriak Alex.
" Kau membunuh Amiraku!!! Kau kau harus di penjara Raka. Kau pembunuh!!" Teriak Alex menggema di ruangan.
" Tidak.. Ini tidak mungkin. Aku tidak mungkin melakukannya." Raka menarik kasar rambutnya.
Tap... Tap.... Tap....
Dua orang security masuk ke dalam ruangan menghampiri mereka bertiga.
" Tangkap pria itu Pak! Pria itu pembunuh. Pria itu membunuh istri saya." Teriak Alex menunjuk Raka.
Mendengar itu tubuh Raka luruh ke lantai.
" Tidak... Hiks.... " Isak Raka.
" Ini tidak mungkin, aku tidak berniat membunuhnya. Hiks.. "
Raka nampak terpuruk, harapan untuk hidup bersama Aruna kembali hancur berkeping keping.
" Bondan, segera panggil dokter!" Ucap salah satu security kepada temannya.
Tak lama dokter datang menghampiri mereka semua. Dokter segera melakukan pemeriksaan pada tubuh Amira.
" Pasien sudah meninggal dunia."
Jeduarrr....
Raka semakin terkejut dengan ucapan dokter.
" Aku tidak akan melepaskanmu Raka, kau harus menerima hukuman yang setimpal. Aku akan membuatmu membusuk di penjara seumur hidupmu." Teriak Alex tidak terima.
Singkat cerita, pengacara Raka datang bersamaan dengan datangnya polisi. Raka di tangkap atas dugaan pembunuhan yang ia lakukan kepada Amira. Banyak awak media yang meliput kejadian ini. Mendadak Raka menjadi sorotan seantero negeri.
Dalam waktu sekejap nama baiknya berubah menjadi buruk dan saham perusahaannya anjlok. Orang orang yang tadinya mengagumi Raka kini berbalik menghujatnya.
Di tempat lain, tepatnya di kota Purworejo yang ada di Provinsi Jawa tengah. Aruna sedang membaca berita online melalui ponselnya. Tiba tiba berita penangkapan Raka menjadi trending topik utama di beranda berita onlinenya.
Deg....
Jantung Aruna berdetak sangat kencang membaca judul berita yang membuatnya sangat terkejut.
Pemimpin perusahaan Wijaya Group berinisial RK di tangkap polisi karena melakukan pembunuhan terhadap korban berinisial A yang tak lain mantan kekasihnya.
Aruna menscroll layar ponselnya ke bawah membaca dengan teliti berita tersebut. Ia merasa ada yang janggal di sini. Ia segera menelepon Tyo untuk meminta bantuannya.
" Halo Aruna, aku yakin kau sudah membaca berita hari ini. Apa yang harus aku lakukan untuk membantumu?"
" Segera ke rumah sakit, dan minta pihak rumah sakit melakukan otopsi terhadap jenazah. Aku tidak yakin dia meninggal karena cekikan itu, ada yang janggal di sini Tyo. Aku yakin dia...
" Aku juga berpikiran sama sepertimu. Baiklah akan aku lakukan, aku tunggu kedatanganmu. Aku rasa ada kesalahpahaman antara hubunganmu dengan pak Raka." Ujar Tyo memotong ucapan Aruna.
" Iya aku tahu. Bodohnya aku tidak menyelidiki semuanya. Aku akan kembali sekarang juga, mungkin aku sampai sana nanti malam. Aku minta lakukan tugasmu dengan baik." Ucap Aruna.
" Siap sayang." Sahut Tyo mematikan sambungan teleponnya.
" Aku harus membantu mas Raka, aku tidak akan membiarkan dia menghadapi semua ini sendirian. Aku akan datang dan meminta penjelasan darimu Mas." Monolog Aruna.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi ini Aruna langsung pergi ke rumah sakit. Ia menemui dokter forensik bersama Tyo, kebetulan mereka bertemu dengan pak Riski sehingga mereka bisa bekerja sama untuk mencari bukti kebenaran tentang kematian Amira.
Setelah mengantongi bukti buktinya, mereka bertiga kelaur dari ruangan dokter.
" Terima kasih Pak Riski atas bantuan anda, segera berikan bukti bukti itu pada pihak kepolisian dan buatkan jadwal untuk konferensi pers setelah pembebasan mas Raka." Ujar Aruna.
" Saya akan melakukan sesuai perintah anda Nona." Ucap Pak Riski.
" Dan tugasmu Tyo, kau awasi pria yang bernama Alex itu. Aku yakin dia dalang di balik semua ini." Titah Aruna.
" Siap komandan." Sahut Tyo melawak. Aruna tersenyum melihat tingkah Tyo.
" Nona Aruna, saya harap anda mau menemui tuan Raka saat ini. Beliau terlihat sangat terpuruk, bahkan beliau tidak mau di jenguk oleh siapapun termasuk nona Ercha."
Aruna nampak terkejut mendengar ucapan Pak Riski.
" Dan saya minta maaf karena telah lancang menunda gugatan perceraian anda karena kasus ini." Sambung Pak Riski menundukkan kepalanya.
" Itu berarti anda siap menerima konsekuensinya." Ucap Aruna menatap Pak Riski.
" Saya siap Nona, jika anda mau membuka rahasia saya, silahkan. Tapi saya mohon biarkan saya menyelesaikan tugas saya sebagai pengacara tuan Raka untuk yang terakhir kali sebelum saya di pecat dari pekerjaan saya." Ujar pak Riski.
" Baiklah, saya akan menundanya. Kalau begitu saya permisi." Ucap Aruna meninggalkan pak Riski di ikuti Tyo dari belakang.
Pak Riski nampak menghela nafasnya pelan. Ia segera meninggalkan rumah sakit menuju kantor polisi dimana Raka sedang di tahan.
Sampai di sana pak Riski menghadap penyidik yang menangani kasus Raka. Sebut saja brigadir Joan.
" Saya membawa hasil otopsi dari pihak forensik rumah sakit xx Pak. Di sini di nyatakan jika saudara Amira meninggal bukan karena kekerasan yang di lakukan oleh saudara Raka. Namun karena penyakit tumor yang menggerogoti tubuhnya. Sel kanker telah menyebar ke jantung saudara Amira hingga menyebabkan saudara Amira meninggal dunia." Terang Pak Riski.
Sang penyidik nampak mengangguk anggukkan kepala. Ia mengumpulkan bukti bukti yang di berikan oleh pak Riski dan bukti penemuan di tempat. Berdasarkan bukti bukti yang ada akhirnya pihak kepolisian setempat memutuskan jika Raka tidak bersalah. Mereka membebaskan Raka tanpa syarat.
Pak Riski menunggu Raka di ruangan depan dengan perasaan bahagia. Tak lama Raka berjalan menghampirinya dengan langkah gontai.
" Saya ucapkan selamat tuan Raka, akhirnya anda bisa bebas sebelum persidangan." Ucap pak Riski menatap Raka.
" Saya memang bebas dari persidangan kasus ini, tapi saya tidak akan bisa bebas di persidangan perceraian saya Pak. Apalagi setelah pemberitaan kasus ini pasti Aruna semakin membenci saya Pak." Ucap Raka dengan lemas.
" Kita bisa memikirkan itu nanti Tuan, sekarang lebih baik kita pulang dulu! Anda harus banyak istirahat karena proses penyelidikan semalam begitu menguras tenaga dan pikiran. Saya sudah memesankan taksi online untuk anda." Ucap Pak Riski.
Pak Riski menuntun Raka keluar dari kantor polisi yang berhasil menghancurkan namanya dalam semalam. Kali ini tidak ada awak media yang berhasil meliput gambar Raka karena Tyo, Aruna dan kawan kawan sudah mensterilkan kawasan ini.
" Silahkan masuk Tuan, driver akan mengantar anda sampai ke rumah dengan selamat." Ucap pak Riski membuka mobil pribadi yang di jadikan travel online oleh sang pemilik.
Raka mengerutkan keningnya, pasalnya pak Riski membukakan pintu depan bukan pintu penumpang bagian belakang. Namun karena saking lelahnya, Raka hanya bisa patuh. Ia duduk di kursi samping kemudi, pak Riski menutup pintunya.
" Silahkan di pakai sabuk pengamannya Tuan!"
Raka langsung menoleh ke samping setelah mendengar suara yang sangat familiar baginya.
" Kamu."
Siapa hayooo....
Udah double up nih harus kasih double 🌹juga nih sepertinya.
Terima kasih untuk readers yang selalu mensuport author.
Miss U All...
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Rusiani Ijaq
pasti istri kecil pria tua 😀😀
2024-02-04
1
Aisyah Khumairah
aruna
2023-05-28
2
Erchapram
Makasih udah double up. Semakin seru.
2023-05-27
2