Semua orang menatap Aruna membuat Aruna semakin gugup.
" Tidak apa apa Nak, jangan di paksakan!" Ucap pak Fandi.
" Tuan Raka, penjarakan saja saya. Jangan libatkan putriku dalam hal ini! Biarkan saya yang menanggungnya sendiri." Pak Fandi menatap Raka.
Raka terus menatap Aruna dengan intens. Entah apa yang sedang ia pikirkan saat ini.
" Tidak Aruna... Jangan sampai ayah masuk penjara, kebahagiaanku bersama ayah, jika ayah di penjara maka kebahagiaanku akan hilang. Mungkin ini saatnya aku membalas kasih sayang ayah selama ini. Aku yakin Tuhan sedang mengujiku saat ini. Aku harus kuat, aku harus ikhlas menerima semua ini, walau mungkin aku menjadi yang kedua untuknya." Ujar Aruna dalam hati.
" Baiklah jika itu mau anda pak Fandi, anak buah saya akan segera membawa anda ke kantor polisi." Ucap Raka.
" Bawa dia!" Titah Raka pada anak buahnya.
" Jangan!" Cegah Aruna.
Aruna mendekati Raka, ia menatap Raka dengan berani.
" Baiklah aku terima tawaranmu, aku bersedia menikah denganmu." Ucap Aruna.
Raka tersenyum simpul sedangkan pak Fandi memejamkan matanya menahan rasa sesak yang menjalar di dalam hatinya. Ia merasa telah gagal menjadi orang tua karena telah mngorbankan masa depan putri satu satunya. Ia sangat menyesal akan perbuatannya ini.
" Burhan, siapkan pernikahan untuk kami secepatnya. Undang semua kolega bisnis agar mereka tahu siapa yang menjadi istriku. Supaya kelak tidak ada yang berani mengganggunya." Ucap Raka menatap Burhan.
" Baik Tuan." Sahut Burhan.
" Kau sudah memutuskan maka kau tidak boleh mundur lagi. Mulai sekarang kau calon istriku dan aku calon suamimu. Patuhlah kepadaku maka aku akan memberikan kebahagiaan untukmu." Ucap Raka menatap Aruna.
" Baiklah." Sahut Aruna pasrah.
Raka menatap pak Fandi.
" Ayah mertua, silahkan anda bekerja lagi. Terima kasih telah memberikan aku jodoh secantik putrimu." Ucap Raka.
Pak Fandi hanya bisa menganggukkan kepala saja. Ia beranjak dari kursinya berhadapan dengan Aruna.
" Ayah jangan bersedih! Ini sudah keputusanku, aku tidak apa apa Ayah. Mungkin ini jalan takdir yang Tuhan tunjukkan kepadaku. Aku hanya minta doa restu dari Ayah agar kelak pernikahan kami bahagia." Ucap Aruna tiba tiba memeluk ayah tercintanya.
" Doa Ayah selalu menyertaimu sayang, maafkan Ayah karena perbuatan Ayah telah merenggut masa depanmu." Ujar pak Fandi.
" Tidak Ayah, aku masih bisa menggapai masa depanku walaupun aku sudah menikah. Ayah bekerjalah dengan tenang! Jangan menjadikan hal ini sebagai beban." Ucap Aruna melepas pelukannya.
" Baiklah sayang, Ayah bekerja dulu. Terima kasih telah berkorban untuk Ayah. Ayah menyayangimu." Ucap pak Fandi mengelus pipi Aruna.
" Aku juga menyayangi Ayah." Sahut Aruna.
Aruna hanya bisa menganggukkan kepalanya saja. Pak Fandi dan yang lainnya meninggalkan ruangan hanya menyisakan Raka dan Aruna saja.
" Aku harus memikirkan cara agar pria tua ini mau melepaskanku dengan sendirinya. Aku akan membuatnya kesal setiap waktu, dengan begitu dia pasti malas denganku dan akan memintaki untuk pergi. Jadi aku bisa terbebas dari pria tua sepertinya." Gumam Aruna dalam hati.
" Aku rasa proses tawar menawar sudah selesai, aku permisi dulu Pak." Ucap Aruna undur diri.
" Jangan pergi kemana mana!" Ucap Raka menghentikan langkah Aruna yang hendak membuka pintu.
Aruna membalikkan badannya menatap Raka yang sedang berjalan ke arahnya. Raka menarik tangan Aruna lalu menuntunnya ke sofa. Mereka duduk berdampingan membuat Aruna merasa tidak nyaman.
" Kenapa sepertinya kau tidak nyaman berada di dekatku?" Tanya Raka menatap Aruna.
" Maaf Pak, saya tidak terbiasa dekat dengan seorang pria." Sahut Aruna membuat Raka tersenyum senang.
" Bagaimana bisa gadis secantik dirimu tidak pernah dekat dengan seorang pria? Apa kau kira aku percaya begitu saja?" Ujar Raka.
" Aku hanya menjawab pertanyaan Bapak, masalah percaya atau tidak itu urusanmu." Sahut Aruna membuat Raka tercengang.
" Sebelum menikah aku ingin mengatakan beberapa hal harus kamu patuhi mulai sekarang." Ucap Raka.
" Pertama kau tidak boleh dekat dengan pria manapun, kedua kau tidak boleh keluar rumah tanpa ijin dariku, yang ketiga kau tidak boleh bekerja karena semua kebutuhanmu aku yang akan mencukupinya. Dan yang terakhir kau harus menuruti semua ucapanku." Ucap Raka.
Aruna menatap Raka dengan intens.
" Apa jika aku keluar rumah tanpa seijinmu kau takut istri pertamamu tahu jika suaminya telah menikahi wanita lain? Lalu untuk apa kau mengundang kolega bisnismu?" Pertanyaan Aruna membuat Raka terkekeh.
" Kau akan menjadi istriku satu satunya, karena aku belum menikah ataupun pernah menikah. Aku masih lajang."
" Apa???" Pekik Aruna tidak percaya.
" Aku tidak percaya jika Bapak belum menikah. Apalagi di lihat dari usia Bapak, Bapak sudah tu.... "
" Aku bukan tua tapi usia matang." Sahut Raka cepat. Ia paling tidak suka di bilang tua.
" Aku rasa usianya bukan matang lagi, tapi mendekati busuk." Gumam Aruna masih bisa di dengar oleh Raka.
" Aku mendengarnya Runa." Ucap Raka kesal.
" He he maaf Pak." Ucap Aruna meringis.
" Ganti panggilanmu! Aku tidak mau kau memanggilku dengan sebutan itu." Titah Raka dengan nada tegas.
" Apa aku harus memanggilmu dengan sebutan Om? Atau suami? Atau.... " Aruna nampak sedang berpikir.
" Mas. Panggil aku dengan sebutan Mas." Ucap Raka.
" Sepertinya kau sudah tidak pantas di panggil Mas lagi. Kau seperti adik dari ayahku, jadi aku panggil om saja." Ujar Aruna tersenyum sinis.
" Pasal empat, kau harus menuruti semua ucapanku atau aku akan menghukummu." Ucap Raka menatap tajam.
" Hah... Baiklah baiklah Mas Raka." Ucap Aruna menahan tawanya.
" Kau boleh tertawa saat ini, tapi setelah menjadi istriku aku akan membalasmu. Kau menyebutku dengan pria tua, aku akan membuktikan bagaimana pria tua ini bisa membuatmu terus memanggil namaku di atas ranjang. Kau bahkan akan meminta ampun dan memintaku untuk melepaskanmu, tapi aku tidak akan pernah melepaskanmu." Ucap Raka membuat Aruna bergidik ngeri.
" Oh my God... Bagaimana bisa aku membangunkan singa yang sedang tidur. Bodoh kau Aruna... Singa tua ini terlihat siap menerkammu saat ini juga. Kau harus tunduk padanya demi bisa meloloskan diri dengan baik." Batin Aruna.
" Dasar gadis kecil, sok sok an menentang. Giliran di gertak masalah itu langsung kicep. Tapi lucu juga wajahnya kalau lagi was was begitu, membuat jantungku ser ser an. Raka... Apa kau sedang jatuh cinta lagi saat ini? Kau jatuh cinta pada gadis yang jauh lebih muda darimu? Ya... Aku memang sengaja memilih gadis yang jauh lebih muda agar bisa di atur. Gadis sepertinya pasti tidak akan berani membangkang perintahku seperti dia." Ujar Raka dalam hati.
" Sekarang bersiaplah, aku akan mengantarmu ke butik untuk fitting baju pengantin. Dan kau juga harus mendapat perawatan di salon supaya aura kecantikanmu tepancar saat hari pernikahan kita nanti." Ucap Raka.
" Aku punya salon sendiri, jadi aku bisa merawat diriku sendiri. Sepertinya yang harus mendapat perawatan itu kamu, supaya kau terlihat tampan dan lebih muda saat pernikahan kita nanti. Jadi aku tidak akan di cemooh oleh orang orang karena mau menikahi pria tua sepertimu." Ucap Aruna mengejek Raka.
" Kau.." Geram Raka.
Aruna segera berlalu dari sana sebelum sang singa benar benar menerkamnya. Raka terkekeh melihat tingkah Aruna.
" Benar benar unik, aku yakin pilihanku tidak akan salah lagi. Hidupku pasti akan lebih berwarna setelah menikah dengannya." Monolog Raka.
TBC.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
ALNAZTRA ILMU
seru
2025-01-25
1
маяшан
padahal lumayan bagus ceritanya, tp knp yg baca sedikit ya, apa kurang promo tor 🤔
2023-12-08
1
LISA
Aq mampir Kak
2023-07-02
3