Jam tujuh malam, suster membawa jatah makan untuk Wina beserta obatnya. Setelah itu suster meninggalkan ruangan Wina. Wina menatap Tyo yang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
" Itukah suamiku? Kenapa dia tidak peka sekali." Batin Wina.
" Mas." Panggil Wina.
" Ya." Tyo menatap Wina.
" Aku lapar." Ucap Wina.
Tyo meletakkan ponselnya di atas meja lalu ia menghampiri Wina.
" Mau makan?" Tanya Tyo di balas anggukkan kepala oleh Wina.
Tyo mengambil piring makanan di atas nakas.
" Makanlah! Setelah itu kau harus minum obat." Ucap Tyo memberikan piring itu kepada Wina namun Wina hanya menatapnya saja.
" Kenapa malah diam saja? Katanya mau makan." Ujar Tyo.
" Apa begini perlakuan seorang suami terhadap istrinya yang sedang sakit?" Wina malah bertanya sambil menatap Tyo.
Tyo nampak kebingungan, ia tidak tahu apa maunya Wina.
" Begitu saja tidak peka kamu Mas." Ujar Wina menghela nafasnya pelan.
" Suapi." Sambung Wina menatap Tyo.
Tyo tersenyum melihat sikap Wina yang manja. Ia menyendok makanan lalu menyuapkannya ke mulut Wina. Wina mengunyah makanan sambil terus menatap Tyo membuat yang di tatap menjadi gugup.
" Kenapa menatapku seperti itu hmm?" Tanya Tyo.
" Makanan rumah sakit tidak enak Mas, dengan menatapmu makanan ini terasa sangat enak." Sahut Wina membuat Tyo salah tingkah karena merasa Wina sedang menggombal.
" Kamu bisa aja." Ujar Tyo.
" Untuk menjaga keharmonisan rumah tangga kita, aku harus melakukan hal seperti ini Mas. Agar kita tidak merasa bosan dengan hubungan yang begitu begitu saja." Ujar Wina.
" Iya kau benar." Sahut Tyo menganggukkan kepala.
" Kasihan sekali kamu Wina, kau terlalu berharap banyak dengan hubungan palsu ini. Aku jadi tidak tega memberitahumu yang sebenarnya nanti. Aku hanya bisa memasrahkan semua ini pada Tuhan. Akan aku ikuti kemana Tuhan membawa takdirku. Jika takdirku menjadi suamimu yang sebenarnya, aku akan menerimanya. Tapi jika tidak, aku anggap apa yang akan kita lakukan ke depannya sebuah pelajaran agar kelak saat aku menjadi suami, aku sudah memiliki pengalaman." Batin Tyo.
Setelah menghabiskan makannya, Tyo membantu Wina meminum obat.
" Sekarang istirahatlah! Aku akan duduk di sofa." Ujar Tyo.
" Mas." Ucap Wina.
" Ya." Sahut Tyo.
" Aku ingin tiduran sambil memelukmu, entah mengapa aku merasa merindukan hal itu. Apa kita sudah lama tidak melakukannya?" Tanya Wina.
" Sepertinya begitu, aku baru pulang dari luar kota." Dusta Tyo. Tyo tidak bergeming, ia hanya berdiri di tempatnya karena bingung harus melakukan apa.
" Tunggu apalagi? Sini!" Wina menepuk ranjang di sisi kirinya.
Tyo kembali merasa bingung harus melakukan apa. Bagaimanapun mereka bukan suami istri, lalu bagaimana mereka bisa berdekatan atau dalam keadaan intim sesuai keinginan Wina. Tapi jika tidak di lakukan, itu akan membuat Wina curiga dengan sandiwaranya.
" Kamu tidak mau memelukku Mas? Baiklah aku paham sekarang. Setelah pulang dari luar kota, sikap kamu berubah. Mungkin di sana kamu menemukan wanita yang lebih baik dariku. Aku mah apa, wanita beranak satu. Badanku pasti sudah berubah tidak seperti dulu lagi." Ucap Wina merubah posisinya menjadi miring memunggungi Tyo.
Tyo menggaruk kepalanya sambil menghembuskan kasar nafasnya.
" Beginikah kalau seorang istri sedang ngambek? Apa aku harus membujuknya? Atau aku biarkan saja? Sepertinya aku harus belajar menjadi suami yang mencintai istrinya dengan baik dari mbah googlo agar Wina tidak curiga. Hah.. Ada ada saja cobaan hidupku ini. Setelah ini aku tidak meminta jodoh lagi sama Tuhan. Sekali di kasih yang begini, sudah punya bontot lagi. Aku harus memerankan peran ganda sekaligus, padahal aku masih pemula." Ujar Tyo dalam hati.
Mau tidak mau Tyo segera naik ke atas ranjang. Ia berbaring miring memeluk Wina dari belakang dengan tangan gemetar.
Deg... Deg... Deg....
Jantungnya berdetak sangat kencang seperti genderang mau perang.
" Ya Tuhan jantungku.. Kenapa terasa mau copot seperti ini? Aku merasakan seperti ini saat aku bersama Aruna dulu. Apa mungkin jantung ini mulai mengkhianati hatiku? Tenang Tyo... Tenang.. Atau Wina bisa mendengar detak jantungmu." Batin Tyo.
Di saat Tyo masih berperang dengan perasaannya sendiri, tiba-tiba Wina membalikkan posisinya menjadi menghadap Tyo. Ia menatap Tyo sambil tersenyum, tangannya meraba wajah Tyo membuat jantung Tyo berpacu dua kali lebih cepat dari sebelumnya.
" Terima kasih sudah mengalah dan mau mengerti perasaanku Mas. Aku berharap cintamu hanya untukku. Aku berharap tidak ada wanita lain di dalam hatimu. Jujur, walaupun saat ini hatiku merasa hampa karena aku tidak bisa mengenalimu, tapi aku berjanji akan membuat hati ini mencintaimu lagi. Aku ingin kita hidup bahagia bersamanya dan tidak akan terpisahkan oleh apapun. Aku, kamu dan Arvan."
" Bisakah kau berjanji padaku untuk memberikan hatimu untukku Mas? Bisakah kau berjanji untuk tidak meninggalkan aku dan Arvan selamanya?" Sambung Wina menatap Tyo.
" Kenapa kau bertanya seperti itu? Apa kau merasa jika aku mengkhianatimu?" Tanya Tyo menatap Wina dengan tatapan menyelidik. Ia merasa ucapan Wina mengandung ketakutan di dalamnya.
" Aku tidak tahu apa yang terjadi sebelum kecelakaan. Tapi entah mengapa saat ini aku merasa gelisah. Aku merasa pernah memergokimu dengan wanita lain. Tapi entah kapan dan dimana aku tidak mengingatnya." Ujar Wina membuat Tyo sedikit terkejut.
" Itu berarti depresi yang di alami Wina bukan hanya karena suaminya kecelakaan. Tapi ia memergoki suaminya selingkuh sebelum suaminya kecelakaan. Aku akan menyelidikinya, alangkah kasihannya kamu jika dugaanku benar Wina." Ujar Tyo dalam hati.
" Mas.. " Wina menepuk pelan pipi Tyo membuat Tyo tersadar dari lamunannya.
" Ah iya." Sahut Tyo.
" Sayangnya mana? Selalu lupa ih. Atau memang kamu sudah tidak sayang aku lagi? Apa sikapmu ini ada kaitannya dengan rasa gelisahku Mas?" Tanya Wina.
" Tidak sayang... Aku tidak mungkin tega melakukan semua itu. Aku tidak pernah mengkhianati pernikahan kita. Aku berjanji akan selalu mencintaimu dan Arvan. Kau dan Arvan adalah segalanya bagiku. Aku tidak akan pernah meninggalkan kalian apapun yang terjadi. Apa kamu puas hmm?" Tanya Tyo mengelus pipi Wina tanpa sadar.
" Iya Mas aku percaya, aku bisa melihat kejujuran dari sorot matamu. Terima kasih sudah mau berjanji padaku, aku mencintaimu." Ucap Wina memeluk Tyo. Iya menyusupkan wajahnya ke dada bidang Tyo membuat tubuh Tyo meremang.
" Jawab ungkapan cintaku Mas!" Ucap Wina manja.
" A.. Aku juga mencintaimu." Sahut Tyo mengelus kepala Wina dengan pelan.
" Maafkan aku jika aku telah membohongimu. Maafkan aku jika suatu hari nanti aku menyakitimu. Aku yakin, setelah ingatanmu kembali kau pasti akan merasa kecewa padaku. Aku hanya melakukan apa yang terbaik untukmu saat ini." Batin Tyo.
" Entah kenapa aku merasa sangat nyaman berada di dalam pelukannya. Aku merasa aku belum pernah merasakan kenyamanan seperti ini sebelumnya. Benarkah dia suamiku? Atau sebenarnya dia orang lain? Tapi aku sangat berharap jika pria yang aku peluk saat ini benar benar suamiku dan ayah dari anakku. Aku mohon berikan kebahagiaan pada hubungan kami Tuhan, aku tidak mau kehilangannya." Batin Wina.
TBC....
Mau lanjut Tyo dan Wina atau kembali ke Aruna dan Raka nih? Tulis di kolom komentar ya...Dan jangan lupa untuk like, koment vote dan 🌹nya buat author..
Terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Devi Sihotang Sihotang
di selingin thor
2023-08-03
3