Pagi ini Raka baru saja pulang dari rumah sakit. Semalam ia tidak pulang ke rumah karena ketiduran di rumah sakit saat menemani Amira. Entah apa yang terjadi, hingga membuatnya begitu mengantuk.
Raka segera masuk ke dalam kamarnya sambil terus menguap.
" Sayang kamu dimana?" Ucap Raka mencari cari Aruna di dalam kamarnya. Namun ia tidak menemukannya.
" Kemana Aruna ya? Apa dia pergi karena marah kepadaku? Atau dia sedang masak di dapur? Aku akan mencarinya setelah mandi, aku harus menghilangkan rasa kantukku lebih dulu. Hah... Kenapa aku mengantuk sekali?" Ujar Raka masuk ke kamar mandi.
Setelah mandi Raka segera turun kebawah. Raka mengerutkan keningnya saat melihat Pak Riski sang pengacaranya yang sedang duduk di ruang tamu.
" Pak Riski? Anda di sini?" Tanya Raka menghampiri pak Riski.
" Iya Tuan, saya kemari sesuai permintaan nyonya Aruna." Sahut pak Riski menjabat tangan Raka.
" Aruna? Kenapa Aruna memanggil anda kemari? Apa ada hal yang penting?" Tanya Raka heran. Ia duduk di sofa depan Pak Riski.
" Nyonya Aruna meminta saya untuk mengurus surat perceraian kalian Tuan."
Jeduarrrr......
" A... Apa? Perceraian?" Pekik Raka tidak percaya.
" Iya Tuan." Sahut oak Riski.
" Aruna... Aruna.." Teriak Raka memanggil Aruna. Ia merasa perlu penjelasan dari Aruna tentang masalah ini.
" Tuan, Nyonya Aruna sudah tidak tinggal di sini."
Jeduarrrr.....
Untuk yang kedua kalinya Raka terkejut, ia bagaikan di sambar petir di siang bolong.
" Ba... Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia pergi meninggalkan aku? Bagaimana bisa semua ini terjadi di luar sepengetahuanku hah?" Bentak Raka nampak panik.
" Bi Sumi." Teriak Raka.
Bi Sumi segera keluar dari dapur menghampiri Raka dengan tergopoh gopoh.
" I.. Iya Tuan." Ucap bi Sumi.
" Apa benar Aruna pergi dari sini?" Selidik Raka.
" Iya Tuan, kemarin nyonya Aruna pamit untuk menjaga ayahnya yang sedang sakit. Nyonya bilang, dia sudah mendapat ijin dari anda Tuan. Kemarin saya mencoba menghubungi anda untuk memberitahu hal ini tapi ponsel anda tidak aktif." Jelas bi Sumi.
Raka ingat jika oonselnya kehabisan daya baterai.
" Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Kenapa Aruna pergi meninggalkan aku? Bukankah dia berjanji akan tetap bersamaku? Tidak... Ini tidak mungkin terjadi. Aku tidak mau kehilangan dia, aku tidak mau kehilangan Aruna." Ujar Raka.
" Arunaaaaa!!!!!" Teriak Raka.
" Tenanglah Tuan! Saya akan menjelaskan semuanya." Ucap pak Riski mencoba menenangkan.
" Jelaskan apa yang terjadi di sini! Jelaskan kenapa Aruna mengajukan gugatan cerai kepadaku! Apa salahku pak Riski? Katakan!" Desak Raka.
" Begini Tuan." Ucap pak Riski.
" Nyonya Aruna menggugat cerai anda dengan tuduhan perselingkuhan."
Raka nampak terkejut, ia menatap pak Riski dengan tajam.
" Nyonya Aruna meminta saya untuk mengajukan surat gugatan cerai dengan menyerahkan bukti bukti perselingkuhan anda kepada Tuan." Ucap pak Riski mengambil ponselnya.
" Perselingkuhan yang mana? Saya tidak pernah selingkuh dari istri saya Pak Riski." Ucap Raka.
Pak Riski membuka ponselnya lalu menunjukkan beberapa foto kepada Raka.
" Ini foto baju anda yang terkena noda lipstik, ini foto kunci hotel dan bukti chek in anda di hotel Sanjaya kemarin malam. Ini foto karcis parkir rumah sakit dan yang terakhir foto anda sedang berpelukan dengan seorang wanita yang di duga sebagai nona Amira, mantan kekasih anda di dalam ruangan VVIP nomer satu Tuan."
Raka nampak tercengang melihat semua foto yang ada di ponsel pengacaranya itu.
" Darimana Aruna bisa menemukan semua ini pak Riski?" Tanya Raka memastikan.
" Jangan meremehkan nyona Aruna Tuan! Setelah saya selidiki ternyata nyonya Aruna pernah bekerja di bidang intelegent Tuan."
Jeduarrr.....
" Dia bisa dengan mudah menemukan hal yang menurutnya ganjil hanya dengan menatap mata kita Tuan apalagi sekedar melihat barang bukti." Sambung pak Riski.
" Lalu dimana sekarang semua bukti bukti itu Pak?" Tanya Raka.
" Sudah saya serahkan ke pihak pengadilan dan sedang dalam proses Tuan."
Deg....
Jantung Raka terasa berhenti berdetak.
" Apa itu artinya ada kemungkinan, pengadilan mengabulkan gugatan Aruna untuk menceraikan saya?" Tanya Raka memastikan.
" Iya Tuan, biasanya jika sudah ada bukti yang valid. Pengadilan tidak perlu memberi waktu untuk mediasi." Sahut pak Riski.
" Tidak... Ini tidak mungkin." Ucap Raka menggelengkan kepalanya.
" Semua ini hanya salah paham saja Pak. Saya tidak melakukan apa yang istriku tuduhkan. Ini hanya salah paham Pak, saya harus menjelaskannya kepada Aruna. Saya harus ke sana." Ucap Raka nampak kacau.
" Tapi semua syarat sudah masuk ke pengadilan Tuan, mungkin besok pengadilan akan mengirim surat panggilan kepada anda." Ucap Pak Riski.
" Kau pengacaraku tapi kau mengkhianatiku. Lakukan apapun untuk menahan gugatan itu. Aku akan menjelaskan semuanya pada Aruna dan memintanya untuk mencabut gugatannya. Kalau kau tidak berhasil, maka aku akan memecatmu." Ancam Raka meninggalkan pengacaranya.
" Mampus aku!!! Laki laki sama perempuannya sama saja. Sama sama suka mengancam. Istrinya mengancam akan membeberkan perselingkuhanku dengan sahabatku, sekarang suaminya mengancam mau memecatku. Aku benar benar terjebak dengan dua serigala rupanya." Gerutu Pak Riski.
Ya Aruna mengancam Pak Riski, ia akan membeberkan perselingkuhan Pak Riski dengan sahabatnya sendiri jika Pak Riski tidak mau membantunya, ataupun memberitahu Raka sebelum gugatan beserta bukti buktinya jatuh ke tangan pihak pengadilan. Itu sebabnya Pak Riski baru memberitahu Raka sekarang.
Saat ini Raka sedang berada di depan rumah Pak Fandi. Berulang kali ia mengetuk pintu namun tidak ada yang membukanya ataupun sahutan sama sekali.
Tok tok tok...
" Aruna... Buka pintunya!" Ucap Raka.
Nampak seorang pria paruh baya yang menjadi tetangga sebelah Aruna mendekati Raka.
" Maaf Tuan, mbak Arunanya sudah pergi dari kemarin. Dan rumah ini sudah di jual Tuan."
Jeduarrr...
Hari ini Raka benar benar mendapat letusan balon atau petasan berulang kali. Ia terkejut bukan main.
" Jangan bohong Pak!" Ucap Raka menatapnya.
" Tidak Tuan, yang membeli rumah ini adik saya sendiri." Sahutnya.
" Lalu kemana perginya Aruna dan pak Fandi?" Tanya Raka.
" Saya tidak tahu Tuan." Sahutnya membuat Raka nampak frustasi.
" Baiklah terima kasih." Ucap Raka kembali ke mobilnya.
Raka mencoba menelepon nomer Aruna namun tidak aktif. Ia melajukan mobilnya ke cafe Aruna, namun cafenya juga sudah terjual. Raka menuju salon Aruna, dan lagi lagi ia terkejut karena salon Aruna pun sudah ganti pemilik.
" Bagaimana bisa Aruna bisa mendapatkan pembeli secepat ini? Sepertinya ada yang tidak aku ketahui tentang diri Aruna. Aku akan melacak keberadaan mobilnya." Raka mencoba melacak gps yang ia pasang di mobil Aruna.
" Sorum xx... Atau jangan jangan Aruna juga sudah menjual mobilnya? Dia benar benar lihai dan pintar dalam menghilangkan jejak." Gumam Raka melihat pelipisnya yang berdenyut nyeri.
" Ya Tuhan... Kenapa semua ini bisa terjadi di luar kendaliku seperti ini? Masalah Amira belum selesai, di tambah lagi masalahku sendiri. Bodohnya kamu Raka... Kenapa kamu berani berbohong pada istrimu? Aku berniat menolong Amira tapi justru aku menghancurkan hidupku sendiri. Aruna... Dimana kamu sayang? Dengarkan dulu penjelasan Mas, kenapa kamu terburu buru mengambil keputusan ini? Kamu salah paham sayang.. Mas menyembunyikan hal ini supaya kau tidak terluka, tapi tanpa Mas sadari Mas justru sangat melukaimu. Maafkan Mas sayang! Mas mohon berikan petunjuk kepada Mas tentang keberadaanmu sekarang." Raka membentur benturkan keningnya pada stir mobilnya. Ia merutuki kebodohannya sendiri yang terlibat dalam masalah Amira.
Kira kira apa yang sebenarnya terjadi dengan Raka dan Amira ya?
Penasaran?
Jangan lupa tekan like koment vote dan 🌹yang banyak buat author...
Terima kasih...
TBC.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Khairul Azam
hadeeeehh pada doyan selingkuh semua ini gambaran orang orang konoha yg suka selingkuh mengedepankan slangkangan. pengacaranya selingkuh
2025-03-30
1
ALNAZTRA ILMU
bodoh... harusnya jujur sial.. eh emosi aku dibuatnya... walaupun niatmu menolong harusnya biar.isterimu yg dikedepankan... semoga Raka menyesal
2025-01-25
1
Heryta Herman
karena dari awal niat raka sdh salah...mendptkan istrinya dgn cara tdk baik...tdk jujur dari awal..salah gunakan kuasa...pemaksaan...dan bnyk cara tdk bsik yg kau gunakan untuk menjerat istrimu sendiri,raka...kau pria tua paling egois...
2024-11-14
0