" Wina berusia sembilan belas tahun, ia menikah muda dengan Vino saat usianya tujuh belas tahun. Beberapa bulan setelah pernikahan, Wina hamil Arvan. Mereka hidup dengan bahagia. Namun sejak kematian suaminya, Wina mengalami guncangan psikis. Selama dua hari ini dia bersikap tidak seperti biasanya. Dia hanya bisa berdiam diri di dalam kamar, entah apa yang dia pikirkan. Tiba tiba dia berteriak ataupun menangis. Tante sudah membawa psikiater ke rumah, dia bilang Wina mengakami depresi. Dan jika kondisi Wina terus terusan seperti ini, Wina bisa terserang gangguan jiwa. Tante sangat bingung menghadapi Wina. Hingga Tante berencana ingin membawanya berobat ke rumah sakit jiwa, namun sebelum Tante bertindak, dia sudah mengetahui rencana Tante. Itu sebabnya dia pergi, dia kecewa dengan Tante karena telah menganggapnya tidak waras, tidak mau di anggap gila. Itu sebabnya dia pergi membawa mobil entah mau kemana." Ucap nyonya Sekar.
" Jika Tante boleh memilih, Tante berharap Wina mengalami amnesia setelah ini. Tante ingin Wina melupakan beban pikirannya. Jika kamu tidak mau bersandiwara sebagai suaminya, Tante akan mencari pria lain walaupun jujur, walaupun kita baru bertemu tapi Tante merasa kamu orang baik. Kamu bisa menjaga Wina dan putranya dengan baik. Tapi tidak apa apa, Tante tidak akan membebanimu dengan tanggung jawab itu. Maafkan Tante yang berbicara terlalu banyak tanpa bertanya statusmu lebih dulu." Ujar nyonya Sekar.
" Aku masih sendiri, tapi untuk menjadi suami pura pura putrimu aku merasa tidak bisa. Bagaimana jika aku menikahi Wina saja Tante? Mungkin ini yang terbaik untuk kami." Ujar Tyo.
" Untuk menikah, terus terang Tante tidak setuju Nak. Yang pertama, masa iddah Wina masih tiga bulan lagi sedangkan Tante harus menunjukkan suaminya saat ini juga kan? Dan yang kedua, kalian tidak saling mencintai. Tante khawatir jika setelah menikah kamu mencintai Wina, dan saat itu ingatan Wina kembali. Kau akan terluka Nak karena Wina tidak punya untukmu." Ujar nyonya Sekar.
Tyo memikirkan ucapan nyonya Sekar yang memang ada benarnya.
" Jadi lebih baik untuk saat ini kamu berpura pura saja, jika selebihnya nanti kalian berjodoh, Tante akan memberikan restu untuk kau menikahi Wina. Bagaimana?" Nyonya Sekar menatap Tyo.
Di saat Tyo sedang memikirkan jawaban, seorang suster memanggil keluarga pasien karena pasien telah sadar. Tyo dan nyonya Sekar masuk ke dalam untuk memastikan keadaan Wina. Wina nampak menatap keduanya yang berjalan menghampirinya.
" Wina sayang, kamu sudah sadar Nak. Apa yang ada sakit?" Tanya nyonya Sekar menatap Wina.
" Wina? Namaku Wina?" Tanyanya sambil mengerutkan keningnya.
Nyonya Sekar dan Tyo saling melempar pandangan.
" Rupanya kamu telah melupakan kami semua, nama kamu Wina. Aku Sekar ibu kamu dan ini Arvan putra kamu." Ucap nyonya Sekar menunjuk bayi kecil dalam gendongannya.
" Dia putraku? Wajahnya imut sekali." Ucap Wina.
Wina menatap Tyo begitupun sebaliknya.
" Apa dia suamiku?" Tanya Wina.
Nyonya Sekar menatap Tyo lalu menatap putri tercintanya.
" Bu...
" Ya.. Aku suamimu." Sahut Tyo memotong ucapan nyonya Sekar. Nyonya Sekar bernafas lega mendengar ucapan Tyo.
" Aku harus memanggilmu apa?" Tanya Wina menatap Tyo.
" Panggil saja Mas Tyo, atau papanya Arvan." Sahut Tyo.
" Hmm papanya Arvan." Gumam Wina.
" Mama, kenapa aku ada di sini? Apa yang terjadi padaku?" Tanya Wina menatap ibunya.
" Kamu mengalami kecelakaan saat hendak menyusulku ke kantor. Sekarang jangan di pikirkan! Banyak banyak lah istirahat supaya kau bisa cepat pulih." Ucap Tyo.
" Kepalaku rasanya sakit sekali, seperti ada sesuatu yang menusuk nusuk di dalam sini Mas." Ucap Wina mengelus kepalanya yang terbalut perban.
" Mas bisakah kau memijatnya?" Tanya Wina menatap Tyo.
" Kepalamu terluka, jadi tidak boleh di pijat. Aku elus saja." Ucap Tyo.
Tyo mengelus kepala Wina dengan kaku, ia tidak tahu bagaimana caranya berinteraksi dengan wanita yang menjadi istrinya.
Ceklek..
Dokter masuk ke dalam bersama seorang suster.
" Keluarga pasien silahkan tunggu di luar! Saya akan memeriksa pasien dan memastikan keadaan pasien." Ucap dokter.
" Baik Dok." Sahut Tyo.
Tyo dan nyonya Sekar segera keluar ruangan.
" Terima kasih Nak Tyo. Kamu telah membantu Tante menyelesaikan masalah ini. Maaf jika kami telah merepotkanmu." Ucap nyonya Sekar.
" Tidak apa apa Tante, sesuai janjiku. Aku akan bertanggung jawab atas keadaan Wina. Dan inilah bentuk tanggung jawabku. Setelah pulang dari rumah sakit, aku akan membawa Wina dan Arvan ke rumahku." Ujar Tyo.
" Baiklah tidak masalah, Tante titip mereka berdua. Tante akan mengambil mereka kembali jika keadaan Wina sudah stabil dan siap menerima semua kenyataan yang terjadi padanya." Ucap nyonya Sekar.
" Baik Tante." Sahut Tyo.
" Sebaiknya Tante dan Arvan pulang saja ke rumah, di sini tidak baik untuk kesehatan Arvan Tante. Aku akan menjaga Wina." Sambung Tyo menatap babby mungil yang saat ini sedang menatapnya.
" Engh... engh... " Arvan melambaikan tangannya hendak meminta gendong Tyo.
" Kenapa sayang? Mau ikut Om? Eh Papa?" Tyo meralat ucapannya.
" Engh.. Engh.. "
" Sepertinya Arvan mau ikut denganmu Nak Tyo." Ucap nyonya Sekar.
" Sini sayang." Tyo menggendong Arvan. Ia membawanya keluar menjauh dari area rumah sakit yang tidak aman untuk bayi seusianya.
" Pa... pa.. pa... " Celoteh Arvan.
" Apa sayang hmm? Sudah bisa panggil Papa rupanya. Anak Papa memang pintar." Ucap Tyo mencium pipi gembul babby Arvan.
" Aku tidak menyangka Tuhan, baru tadi aku bilang sudah tidak mau menjomblo, Kau langsung memberikan aku dua status baru sekaligus. Status suami dan ayah untuk seorang bayi kecil ini. Benar benar menakjubkan." Gumam Tyo sambil tersenyum.
Tyo menimang babby Arvan sampai tertidur. Setelah itu ia memberikan Tyo kepada nyonya Sekar, untuk di bawa pulang ke rumah.
Setelah kepergian nyonya Sekar, Tyo menemui dokter untuk meminta penjelasan. Tyo semakin bingung setelah dokter menjelaskan kondisi Wina. Kemungkinan ingatan Wina kembali hanya tiga puluh persen. Itu artinya ada kemungkinan Tyo akan menjadi suami pura pura Wina dalam waktu yang lama, atau mungkin selamanya.
Tyo masuk ke ruangan VIP dimana Wina di rawat di sana. Wina terus menatapnya sambil tersenyum.
" Mas mana Arvan?" Tanya Wina.
" Arvan pulang bersama Mama, kasihan kalau Arvan lama lama di sini tidak baik untuk kesehatannya." Sahut Tyo mendekati Wina.
" Sepertinya kau sangat menyayangi anak kita. Coba ceritakan tentang anak kita Mas! Aku benar benar melupakannya." Ucap Wina membuat Tyo terkejut.
" Ya Tuhan.. Bagaimana aku bisa menceritakan tentang orang yang tidak aku kenal sebelumnya. Bagaimana kalau aku salah bicara?" Batin Tyo duduk di kursi samping ranjang.
" Mas ceritakan soal Arvan padaku." Ucap Wina menyentuh lengan Tyo membuat tubuh Tyo menegang.
" Ya Tuhan sentuhannya membuat gelenyar aneh dalam hatiku." Ucap Tyo dalam hati.
" Mas.. " Wina menguncang lengan Tyo membuat Tyo tersadar.
" Baiklah baiklah... Arvan anak yang sangat lucu dan penurut. Tingkahnya selalu bikin kamu gemas, hanya itu yang aku tahu. Selama ini Arvan selalu bersamamu sedangkan aku sibuk bekerja Wina." Ujar Tyo.
" Mas apa aku istrimu?" Tanya Wina menatap Tyo.
" Iya." Sahut Tyo.
" Apa kamu mencintaiku?" Tanya Wina lagi.
" I.. Iya." Sahut Tyo gugup.
" Apa kamu menyayangiku?" Lagi lagi Wina kembali bertanya.
" Iya." Sahut Tyo.
" Kalau begitu kenapa kamu tidak memanggilku sayang?" Pertanyaan Wina benar benar membuat Tyo terkejut.
" Biasanya seorang suami memanggil istrinya dengan sebutan sayang, tapi kamu tidak. Aku merasa kamu tidak menyayangiku." Ujar Wina.
" Bukan begitu sa.. Sayang... " Tyo menggenggam tangan Wina dengan gugup.
" Kau masih malu malu seperti pengantin baru saja Mas. Kau terlihat gugup hanya dengan memanggilku sayang." Ucap Wina terkekeh.
Entah mengapa senyuman Wina terlihat meneduhkan hati Tyo.
" Aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Apa yang akan aku hadapi dan apa yang akan aku dapatkan dari perlakuan Wina ke depannya. Ya Tuhan... Semoga aku bisa berperan sebagai suami yang baik agar Wina tidak curiga dengan sandiwara ini."
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Aisyah Khumairah
lanjut author
2023-05-31
2