...Selalu ada yang pertama kali dalam menjalani suatu . Termasuk Gagal !...
...🍁...
Setibanya di rumah Asmara seperti biasa akan segera membersihkan diri dan mengganti pakaiannya.
Terlihat Senja yang telah bersama ibu mertuanya.
Seulas senyum menghiasi bibir manis Asmara, sudut hatinya menghangat ketika melihat sang putri begitu bahagia bersama kakek dan nenek nya.
Sementara Bima, entah dimana karena sejak kedatanganya dia tidak melihat batang hidung mantan suaminya itu, mungkin saja Diana mengurungnya dalam kamar.
"Enja, jangan nakal ya sama nenek"
Ucap Asmara dengan lembut, sembari berlalu menuju dapur.
"Iya Buk"
Senja dan Kakek nenek nya memang hanya bermain di ruang tengah yang berbatasan langsung dengan dapur sehingga lalu lalang orang lewat mudah saja terlihat.
Meski sejujurnya Asmara teramat sangat lelah, namun dia juga tidak tega membiarkan mbok Jum yang renta melayani semua tamunya sendirian.
Ketika penghuni rumah bertambah sudah dapat di pastikan kerepotan dan pekerjaan rumah juga akan bertambah.
Asmara mengambil alih memasak menu makanan untuk makan malam, sementara mbok Jum tengah mencuci piring dan perabotan kotor lainya yang sebelumnya di gunakan untuk makan siang.
Terdengar kumandang adzan ashar menyapa, Asmara kembali menyerahkan pekerjaan dapur pada mbok Jum, pekerjaan berkaitan Senja kini Asmara juga yang akan melakukanya. Dia hanya tidak ingin mbok Jum kelelahan setelah mengerjakan banyak pekerjaan.
Memandikan Senja sudah, menyiapkan makanan juga sudah, Asmara sendiri juga telah bersih dengan pakaian barunya.
Terlihat Bima dan Diana tengah duduk bersantai di teras rumah, ya semacam piknik gratisan lah.
Asmara hanya menggelengkan kepala, lagak mereka sudah bukan seperti seseorang yang datang bertamu, namun lebih seperti pindah ke sebuah villa yang memiliki segala pelayanan di dalamnya.
"Mas Bima makanan sudah siap, kita makan sekarnag saja" ucap Asmara dengan sedikit memerintah.
Bima tampak menganggukkan kepala, meski ada guratan halus di keningnya.
"Aku dan Senja memang makan malam lebih awal, karena selama disini Senja juga tidur malam lebih awal, Aku hanya membiasakan untuk tidak merusak Mood anakku dengan memaksa makan malam pada malam hari ketika dia sudah mengantuk"
Tanpa di minta Asmara lebih dulu memberikan penjelasan pada Bima.
Tentu hal ini merupakan sesuatu yang baru bagi Bima, karena seingatnya dulu mereka akan makan malam setelah selesai sholat magrib.
"Oh . Baiklah. Aku akan segera menyusul" Bima
Sebelum meninggalkan keduanya,sempat Asmara melihat wajah Diana , tentu tatapan tidak suka dan kebencian selalu dia lemparkan padanya.
Asmara yang merasa hanya berbicara biasa saja , bagi Diana tentu itu merupakan kalimat menggoda.
Untuk saat ini mbok Jum tidak ikut bergabung bersama mereka , bukan tanpa alasan hal itu karena mbok Jum sendiri yang memintanya, merasa tidak nyaman ketika harus bergabung bersama mereka.
Meski Asmara menolak permintaan mbok Jum, namun mbok Jum tetap tidak enak jika makan Dalam satu meja bersama mantan majikanya itu.
***
Makan malam berakhir begitu saja.
Sejak kedatangan tamunya , agaknya Asmara belum sekalipun melihat Bima menyapa dan bermain bersama putrinya.
Hal itu tentu membuat hati kecil Asmara terluka. Sungguh Senja mungkin juga sudah tidak ada artinya bagi Bima.
"Asma"
Sebuah panggilan yang seketika menyadarkan Asmara dari lamunannya. Suara yang jelas masih dia hafal betul milik siapa.
"Em"
"Belum tidur ?" Bima.
"Belum"
Asmara memang tidak terbiasa tidur awal, dia lebih suka menghabiskan waktu sebelum tidur untuk merenung dengan menikmati secangkir kopi seperti yang kerap dia lakukan akhir-akhir ini.
"Em , bisa kita bicara ?" Bima
"Katakan saja "
Terlihat Bima yang menoleh ke kanan dan kiri, seolah memastikan jika tidak akan ada gangguan.
"Bisa kita bicara di luar ?"
Asmara tampak menautkan kedua alisnya, menatap sekilas pada mantan suaminya.
"Untuk apa ?, Kau bisa bicara saja disini Mas, lagi pula angin malam tidak terlalu baik untuk kesehatan ku" ucap Asmara dengan suara datar.
"Bagaimana kabarmu ?"
Mendengar pertanyaan Bima , sesungguhnya Asmara ingin sekali tertawa, namun tidak sampai hati rasanya dia melakukanya.
"Aku ?, Ya seperti yang mas Bima lihat"
"Kami baik-baik saja, bahkan lebih baik dari sebelumnya" Sindir Asmara
Bima tampak menganggukkan kepala, memahami ucapan Asmara sebelumnya.
"Syukurlah"
Asmara hanya mengulas senyum kecil di bibirnya, sembari menyesap kopi buatannya.
"Kau belum menikah ?"
Lagi-lagi Asmara terpaksa menatap suaminya, Lebih pada pertanyaan Bima yang membuat Asmara terpaksa harus menatapnya.
Asmara hanya dapat memejamkan mata seraya menghela nafas dalam
"Em. Sepertinya mas Bima tidak perlu mengurusi soal itu"
"Tugas mas Bima hanya perlu memastikan Senja sehat dan baik-baik saja, soal Asma rasanya tidak perlu mas Bima pikirkan !" tegas Asmara yang merasa jengah dengan sikap mantan suaminya.
Lagi-lagi Bima hanya dapat menganggukkan kepala, merasa telak dengan jawaban yang di berikan Asmara.
"Sebaiknya mas Bima segera tidur, aku hanya tidak ingin mba Diana berfikir macam-macam jika dia tahu kita berbicara bersama" jelas Asmara
"Oh. Em. Baiklah jika begitu, selamat beristirahat"
Ucap Bima sembari melangkah meninggalkan Asmara
"Em"
Tanpa disadari oleh keduanya, Diana telah berdiri cukup lama disana , memperhatikan sikap sang suami dengan marah.
Beruntung masih ada sedikit kewarasan dalam pikirannya, sehingga Diana memilih untuk diam dan tidak membuat keributan.
Terlebih saat ini sudah cukup larut untuk menghabiskan energi dan tenaga berdebat dengan Asmara.
***
Pagi hari seperti biasa akan dilalui Asmara seperti hari-hari sebelumnya.
Setelah menemani para tamunya sarapan, Asmara bergegas berangkat ke kantor.
Sementara Senja terlihat asyik bermain bersama kakek dan neneknya, Bima ?. Entah lah dimana dia berada.
Setelah beberapa saat berkendara Asmara telah sampai di tempat kerja nya Puskemas Kertagiri.
Hatinya mendadak berubah tatkala melihat wajah konyol Rani. Bumil yang selalu bisa membuatnya kembali bersemangat.
"Apa kabar hati ??, Semalem aman buk ?
Goda Rani dengan mendekatkan telinga nya di dada Asmara.
Tingkah konyol sahabatnya cukup membuat Asmara terhibur, hingga gelak tawa tak dapat lagi Asmara tahan.
Kedua nya melangkah bersama, menyusuri lorong Puskesmas untuk menuju ruang KIA , Setelah selesai apel pagi akan sedikit ada waktu jeda sebelum semua orang berkutat dengan aktifitasnya.
"Jadi gimana ?" Rani.
"Em entah lah " ucap Asmara dengan mengangkat bahunya.
Hal itu tentu mengundang rasa penasaran dari Rani
"Jangan bilang mantan deketin kamu lagi ??" Rani
"Apan sih Ran, ya gak mungkin lah" Asmara
"Eitss... Jangan salah !!"
"Tetep aja Rani gak mungkin, istrinya aja udah hamil Segede gaban "
Rani tampak berfikir dan seolah tengah serius dengan ucapanya.
"Saran aku, kamu jangan pernah mau kalau dia ngajak balikan"
"Rani Maheswari !!"
Terdengar tawa cekikikan tatkala Asmara mulai terpancing emosinya.
Sungguh bahagia dia melihat Asmara yang marah karena godaan dari dirinya.
"Aku cuma ngingetin aja Ma, Ya kali aja kamu khilaf gitu"
Asmara hanya diam mendengar apa yang di katakan sahabatnya tanpa berniat untuk memberikan jawaban.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Adiba Shakila Atmarini
ngapain balik sma buaya darat..
2024-12-26
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒏𝒈𝒂𝒑𝒂𝒊𝒏 𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌 𝒍𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑩𝒊𝒎𝒂 𝒚𝒈 𝒈𝒂𝒌 𝒔𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 𝑨𝒔𝒎𝒂 𝑻𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝑳𝒐𝒌𝒂 𝒂𝒋𝒂 𝒚𝒈 𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂
2024-05-02
1
Danny Muliawati
biar datang dong thor om ganteng biar melotot tuh mantan d bini nya
2023-09-11
1