BAB 20. Mantan

...Selalu ada yang pertama kali dalam menjalani suatu . Termasuk Gagal !...

...🍁...

Setibanya di rumah Asmara seperti biasa akan segera membersihkan diri dan mengganti pakaiannya.

Terlihat Senja yang telah bersama ibu mertuanya.

Seulas senyum menghiasi bibir manis Asmara, sudut hatinya menghangat ketika melihat sang putri begitu bahagia bersama kakek dan nenek nya.

Sementara Bima, entah dimana karena sejak kedatanganya dia tidak melihat batang hidung mantan suaminya itu, mungkin saja Diana mengurungnya dalam kamar.

"Enja, jangan nakal ya sama nenek"

Ucap Asmara dengan lembut, sembari berlalu menuju dapur.

"Iya Buk"

Senja dan Kakek nenek nya memang hanya bermain di ruang tengah yang berbatasan langsung dengan dapur sehingga lalu lalang orang lewat mudah saja terlihat.

Meski sejujurnya Asmara teramat sangat lelah, namun dia juga tidak tega membiarkan mbok Jum yang renta melayani semua tamunya sendirian.

Ketika penghuni rumah bertambah sudah dapat di pastikan kerepotan dan pekerjaan rumah juga akan bertambah.

Asmara mengambil alih memasak menu makanan untuk makan malam, sementara mbok Jum tengah mencuci piring dan perabotan kotor lainya yang sebelumnya di gunakan untuk makan siang.

Terdengar kumandang adzan ashar menyapa, Asmara kembali menyerahkan pekerjaan dapur pada mbok Jum, pekerjaan berkaitan Senja kini Asmara juga yang akan melakukanya. Dia hanya tidak ingin mbok Jum kelelahan setelah mengerjakan banyak pekerjaan.

Memandikan Senja sudah, menyiapkan makanan juga sudah, Asmara sendiri juga telah bersih dengan pakaian barunya.

Terlihat Bima dan Diana tengah duduk bersantai di teras rumah, ya semacam piknik gratisan lah.

Asmara hanya menggelengkan kepala, lagak mereka sudah bukan seperti seseorang yang datang bertamu, namun lebih seperti pindah ke sebuah villa yang memiliki segala pelayanan di dalamnya.

"Mas Bima makanan sudah siap, kita makan sekarnag saja" ucap Asmara dengan sedikit memerintah.

Bima tampak menganggukkan kepala, meski ada guratan halus di keningnya.

"Aku dan Senja memang makan malam lebih awal, karena selama disini Senja juga tidur malam lebih awal, Aku hanya membiasakan untuk tidak merusak Mood anakku dengan memaksa makan malam pada malam hari ketika dia sudah mengantuk"

Tanpa di minta Asmara lebih dulu memberikan penjelasan pada Bima.

Tentu hal ini merupakan sesuatu yang baru bagi Bima, karena seingatnya dulu mereka akan makan malam setelah selesai sholat magrib.

"Oh . Baiklah. Aku akan segera menyusul" Bima

Sebelum meninggalkan keduanya,sempat Asmara melihat wajah Diana , tentu tatapan tidak suka dan kebencian selalu dia lemparkan padanya.

Asmara yang merasa hanya berbicara biasa saja , bagi Diana tentu itu merupakan kalimat menggoda.

Untuk saat ini mbok Jum tidak ikut bergabung bersama mereka , bukan tanpa alasan hal itu karena mbok Jum sendiri yang memintanya, merasa tidak nyaman ketika harus bergabung bersama mereka.

Meski Asmara menolak permintaan mbok Jum, namun mbok Jum tetap tidak enak jika makan Dalam satu meja bersama mantan majikanya itu.

***

Makan malam berakhir begitu saja.

Sejak kedatangan tamunya , agaknya Asmara belum sekalipun melihat Bima menyapa dan bermain bersama putrinya.

Hal itu tentu membuat hati kecil Asmara terluka. Sungguh Senja mungkin juga sudah tidak ada artinya bagi Bima.

"Asma"

Sebuah panggilan yang seketika menyadarkan Asmara dari lamunannya. Suara yang jelas masih dia hafal betul milik siapa.

"Em"

"Belum tidur ?" Bima.

"Belum"

Asmara memang tidak terbiasa tidur awal, dia lebih suka menghabiskan waktu sebelum tidur untuk merenung dengan menikmati secangkir kopi seperti yang kerap dia lakukan akhir-akhir ini.

"Em , bisa kita bicara ?" Bima

"Katakan saja "

Terlihat Bima yang menoleh ke kanan dan kiri, seolah memastikan jika tidak akan ada gangguan.

"Bisa kita bicara di luar ?"

Asmara tampak menautkan kedua alisnya, menatap sekilas pada mantan suaminya.

"Untuk apa ?, Kau bisa bicara saja disini Mas, lagi pula angin malam tidak terlalu baik untuk kesehatan ku" ucap Asmara dengan suara datar.

"Bagaimana kabarmu ?"

Mendengar pertanyaan Bima , sesungguhnya Asmara ingin sekali tertawa, namun tidak sampai hati rasanya dia melakukanya.

"Aku ?, Ya seperti yang mas Bima lihat"

"Kami baik-baik saja, bahkan lebih baik dari sebelumnya" Sindir Asmara

Bima tampak menganggukkan kepala, memahami ucapan Asmara sebelumnya.

"Syukurlah"

Asmara hanya mengulas senyum kecil di bibirnya, sembari menyesap kopi buatannya.

"Kau belum menikah ?"

Lagi-lagi Asmara terpaksa menatap suaminya, Lebih pada pertanyaan Bima yang membuat Asmara terpaksa harus menatapnya.

Asmara hanya dapat memejamkan mata seraya menghela nafas dalam

"Em. Sepertinya mas Bima tidak perlu mengurusi soal itu"

"Tugas mas Bima hanya perlu memastikan Senja sehat dan baik-baik saja, soal Asma rasanya tidak perlu mas Bima pikirkan !" tegas Asmara yang merasa jengah dengan sikap mantan suaminya.

Lagi-lagi Bima hanya dapat menganggukkan kepala, merasa telak dengan jawaban yang di berikan Asmara.

"Sebaiknya mas Bima segera tidur, aku hanya tidak ingin mba Diana berfikir macam-macam jika dia tahu kita berbicara bersama" jelas Asmara

"Oh. Em. Baiklah jika begitu, selamat beristirahat"

Ucap Bima sembari melangkah meninggalkan Asmara

"Em"

Tanpa disadari oleh keduanya, Diana telah berdiri cukup lama disana , memperhatikan sikap sang suami dengan marah.

Beruntung masih ada sedikit kewarasan dalam pikirannya, sehingga Diana memilih untuk diam dan tidak membuat keributan.

Terlebih saat ini sudah cukup larut untuk menghabiskan energi dan tenaga berdebat dengan Asmara.

***

Pagi hari seperti biasa akan dilalui Asmara seperti hari-hari sebelumnya.

Setelah menemani para tamunya sarapan, Asmara bergegas berangkat ke kantor.

Sementara Senja terlihat asyik bermain bersama kakek dan neneknya, Bima ?. Entah lah dimana dia berada.

Setelah beberapa saat berkendara Asmara telah sampai di tempat kerja nya Puskemas Kertagiri.

Hatinya mendadak berubah tatkala melihat wajah konyol Rani. Bumil yang selalu bisa membuatnya kembali bersemangat.

"Apa kabar hati ??, Semalem aman buk ?

Goda Rani dengan mendekatkan telinga nya di dada Asmara.

Tingkah konyol sahabatnya cukup membuat Asmara terhibur, hingga gelak tawa tak dapat lagi Asmara tahan.

Kedua nya melangkah bersama, menyusuri lorong Puskesmas untuk menuju ruang KIA , Setelah selesai apel pagi akan sedikit ada waktu jeda sebelum semua orang berkutat dengan aktifitasnya.

"Jadi gimana ?" Rani.

"Em entah lah " ucap Asmara dengan mengangkat bahunya.

Hal itu tentu mengundang rasa penasaran dari Rani

"Jangan bilang mantan deketin kamu lagi ??" Rani

"Apan sih Ran, ya gak mungkin lah" Asmara

"Eitss... Jangan salah !!"

"Tetep aja Rani gak mungkin, istrinya aja udah hamil Segede gaban "

Rani tampak berfikir dan seolah tengah serius dengan ucapanya.

"Saran aku, kamu jangan pernah mau kalau dia ngajak balikan"

"Rani Maheswari !!"

Terdengar tawa cekikikan tatkala Asmara mulai terpancing emosinya.

Sungguh bahagia dia melihat Asmara yang marah karena godaan dari dirinya.

"Aku cuma ngingetin aja Ma, Ya kali aja kamu khilaf gitu"

Asmara hanya diam mendengar apa yang di katakan sahabatnya tanpa berniat untuk memberikan jawaban.

***

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒏𝒈𝒂𝒑𝒂𝒊𝒏 𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌 𝒍𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑩𝒊𝒎𝒂 𝒚𝒈 𝒈𝒂𝒌 𝒔𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 𝑨𝒔𝒎𝒂 𝑻𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝑳𝒐𝒌𝒂 𝒂𝒋𝒂 𝒚𝒈 𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂

2024-05-02

0

Danny Muliawati

Danny Muliawati

biar datang dong thor om ganteng biar melotot tuh mantan d bini nya

2023-09-11

1

Bunda Titin

Bunda Titin

katanya mau jenguk Senja tp dr mulai dtng kok cuek aj sama anakmu........nti klo kamu lihat interaksi Senja dan mas Loka yg akrab banget baru ngiri kamu.........🤦🤪🥴🙄😤😬

2023-08-02

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Asmara
2 BAB 2. Pindah
3 BAB 3. Rumah Lama
4 BAB 4. Kecelakaan
5 BAB 5. Pagi Hari.
6 BAB 6. Keputusan
7 BAB 7. Pertanyaan Rani
8 BAB 8. Kesedihan Senja.
9 BAB 9. Kebingungan Asmara
10 BAB 10. Bayangan Masa Lalu
11 BAB 11. Takut
12 BAB 12. Bantuan Loka
13 BAB 13. Menginap
14 BAB 14. Memasak
15 BAB 15. Pasar Malam
16 BAB 16. Berita Dari Pak Basuki
17 BAB 17. Berangkat Kerja.
18 BAB 18. Persiapan
19 BAB 19. Tamu
20 BAB 20. Mantan
21 BAB 21. Kecelakaan Kerja
22 BAB 22. Rengekan Senja
23 BAB 23. Membungkam
24 BAB 24. Penyesalan
25 BAB 25. Asmara Loka
26 BAB 26. Perdebatan
27 BAB 27. Status Dadakan
28 BAB 28. Berpamitan
29 BAB 29. Terjebak
30 BAB 30. Kejujuran Loka
31 BAB 31. Permintaan Loka
32 BAB 32. Jemputan
33 BAB 33. Sejarah Hidup Asmara
34 BAB 34. Semakin Dekat
35 BAB 35. Pak Basuki
36 BAB 36. Jemputan di Pagi Hari
37 BAB 37. Berdua Berbicara Bersama
38 BAB 38. Bersama
39 BAB 39. Ujian
40 BAB 40. Perjalanan
41 BAB 41. Bertemu
42 BAB 42. Sakit Hati Untuk Kedua Kalinya
43 BAB 43. Pertemuan Tak Terduga
44 BAB 44. Kesedihan Senja
45 BAB 45. Ternyata
46 BAB 46. Kejutan
47 BAB 47. Senja Asmaraloka
48 BAB 48. SAH.
49 BAB 49. Malam Pertama
50 BAB 50. Pagi Hari
51 BAB 51. Menghabiskan Waktu bersama
52 BAB 52. Tamu Pagi Hari
53 BAB 53. Tidak Disangka.
54 BAB 54. Kedatangan Loka
55 BAB 55. Saran Rani
56 BAB 56. Tawaran Asmara
57 BAB 57. Pertemuan Tak Terduga.
58 BAB 58. Siapa Sebenarnya.
59 BAB 59. Berulang kali Tersakiti.
60 BAB 60. Ketegasan Loka.
61 BAB 61. Kerelaan Asmara
62 BAB 62. Pasrah.
63 BAB 63. Malam Pertama Sesi Ke-2
64 BAB 64. Kejutan
65 BAB 65. Firasat
66 BAB 66. Peristiwa Besar.
67 BAB 67. Terkuaknya Rahasia Loka.
68 BAB 68. Keputusan Asmara.
69 BAB 69. Bahagia diatas Luka
70 BAB 70. Loka Kembali
71 BAB 71. Ketegaran Asmara
72 BAB 72. Tidak !
73 BAB 73. Garis Dua
74 BAB 74. Jemputan Pertama
75 BAB 75. Perhatian
76 BAB 76. Tamu Malam
77 BAB 77. Mantan Ibu Mertua
78 BAB 78. Kemarahan Loka
79 BAB 79. Perdebatan
80 BAB 80. Kebingungan
81 BAB 81. Deklarasi Loka
82 BAB 82. Cinta yang kembali Ada.
83 BAB 83. Tragedi.
84 BAB 84. Dokter Indrawan
85 BAB 85. Rahasia Lama
86 BAB 86. Penantian
87 BAB 87. Jawaban
88 BAB 88. Kepulangan Pak Basuki.
89 BAB 89. Kabar
90 BAB 90. Mulai Kembali
91 BAB 91. Pergi Entah Kemana
92 BAB 92. Kepanikan Loka
93 BAB 93. Masih Mencari
94 BAB 94. Titik Terang
95 BAB 95. Sebuah Fakta
96 BAB 96. Tamu Malam
97 BAB 97. Ketakutan Asmara
98 BAB 98. Kedatangan Cinta.
99 BAB 99. Mencurahkan Kerinduan
100 BAB 100. Kebahagiaan Asmara
101 BAB 101. Malam Malam Panjang
102 BAB 102. Akhir Bahagia.
103 NOVEL BARU - TAKDIR CINTA KHADIJAH
Episodes

Updated 103 Episodes

1
BAB 1. Asmara
2
BAB 2. Pindah
3
BAB 3. Rumah Lama
4
BAB 4. Kecelakaan
5
BAB 5. Pagi Hari.
6
BAB 6. Keputusan
7
BAB 7. Pertanyaan Rani
8
BAB 8. Kesedihan Senja.
9
BAB 9. Kebingungan Asmara
10
BAB 10. Bayangan Masa Lalu
11
BAB 11. Takut
12
BAB 12. Bantuan Loka
13
BAB 13. Menginap
14
BAB 14. Memasak
15
BAB 15. Pasar Malam
16
BAB 16. Berita Dari Pak Basuki
17
BAB 17. Berangkat Kerja.
18
BAB 18. Persiapan
19
BAB 19. Tamu
20
BAB 20. Mantan
21
BAB 21. Kecelakaan Kerja
22
BAB 22. Rengekan Senja
23
BAB 23. Membungkam
24
BAB 24. Penyesalan
25
BAB 25. Asmara Loka
26
BAB 26. Perdebatan
27
BAB 27. Status Dadakan
28
BAB 28. Berpamitan
29
BAB 29. Terjebak
30
BAB 30. Kejujuran Loka
31
BAB 31. Permintaan Loka
32
BAB 32. Jemputan
33
BAB 33. Sejarah Hidup Asmara
34
BAB 34. Semakin Dekat
35
BAB 35. Pak Basuki
36
BAB 36. Jemputan di Pagi Hari
37
BAB 37. Berdua Berbicara Bersama
38
BAB 38. Bersama
39
BAB 39. Ujian
40
BAB 40. Perjalanan
41
BAB 41. Bertemu
42
BAB 42. Sakit Hati Untuk Kedua Kalinya
43
BAB 43. Pertemuan Tak Terduga
44
BAB 44. Kesedihan Senja
45
BAB 45. Ternyata
46
BAB 46. Kejutan
47
BAB 47. Senja Asmaraloka
48
BAB 48. SAH.
49
BAB 49. Malam Pertama
50
BAB 50. Pagi Hari
51
BAB 51. Menghabiskan Waktu bersama
52
BAB 52. Tamu Pagi Hari
53
BAB 53. Tidak Disangka.
54
BAB 54. Kedatangan Loka
55
BAB 55. Saran Rani
56
BAB 56. Tawaran Asmara
57
BAB 57. Pertemuan Tak Terduga.
58
BAB 58. Siapa Sebenarnya.
59
BAB 59. Berulang kali Tersakiti.
60
BAB 60. Ketegasan Loka.
61
BAB 61. Kerelaan Asmara
62
BAB 62. Pasrah.
63
BAB 63. Malam Pertama Sesi Ke-2
64
BAB 64. Kejutan
65
BAB 65. Firasat
66
BAB 66. Peristiwa Besar.
67
BAB 67. Terkuaknya Rahasia Loka.
68
BAB 68. Keputusan Asmara.
69
BAB 69. Bahagia diatas Luka
70
BAB 70. Loka Kembali
71
BAB 71. Ketegaran Asmara
72
BAB 72. Tidak !
73
BAB 73. Garis Dua
74
BAB 74. Jemputan Pertama
75
BAB 75. Perhatian
76
BAB 76. Tamu Malam
77
BAB 77. Mantan Ibu Mertua
78
BAB 78. Kemarahan Loka
79
BAB 79. Perdebatan
80
BAB 80. Kebingungan
81
BAB 81. Deklarasi Loka
82
BAB 82. Cinta yang kembali Ada.
83
BAB 83. Tragedi.
84
BAB 84. Dokter Indrawan
85
BAB 85. Rahasia Lama
86
BAB 86. Penantian
87
BAB 87. Jawaban
88
BAB 88. Kepulangan Pak Basuki.
89
BAB 89. Kabar
90
BAB 90. Mulai Kembali
91
BAB 91. Pergi Entah Kemana
92
BAB 92. Kepanikan Loka
93
BAB 93. Masih Mencari
94
BAB 94. Titik Terang
95
BAB 95. Sebuah Fakta
96
BAB 96. Tamu Malam
97
BAB 97. Ketakutan Asmara
98
BAB 98. Kedatangan Cinta.
99
BAB 99. Mencurahkan Kerinduan
100
BAB 100. Kebahagiaan Asmara
101
BAB 101. Malam Malam Panjang
102
BAB 102. Akhir Bahagia.
103
NOVEL BARU - TAKDIR CINTA KHADIJAH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!