...Semesta pernah berkata. Tanpa meminta kau akan mendapatkan yang semestinya. Namun Ingat ! , dengan Meminta Kau akan mendapatkan Yang lebih Luar Biasa. ...
...🍁...
Setelah kepergian pak Basuki, kini tinggal Asmara dan Loka saja.
Mbok Jum sepertinya juga telah beristirahat dikamar bersama Senja.
Loka lantas berjalan kembali masuk menuju ruang tamu, di susul Asmara yang juga mengikuti nya dari belakang, tentu setelah menutup dan mengunci pintu kembali.
"Mas tunggu dulu ya , Saya siapkan kamar untuk istirahat" Asmara. Loka mengangguk dengan patuh.
Setelah itu Asmara bergegas menuju Kamar Tamu, letaknya tidak jauh dari kamarnya, karena memang rumah itu hanya terdiri dari satu lantai saja, sehingga semua ruangan berada di sana, termasuk kamar Senja dan ruang lainya.
Asmara buru-buru merapikan dan membersihkan sisa debu yang mungkin menempel di kamar tamu, mengingat kamar itu jarang di gunakan, meskipun mbok Jum selalu membersihkan.
Setelah dirasa cukup bersih, tidak lupa Asmara menyemprotkan pengharum ruangan dan juga semprotan nyamuk.
Musim hujan seperti sekarang ini memang lah banyak nyamuk yang berkembang biak, terlebih kamar ini sangat jarang di gunakan, tidak menutup kemungkinan banyak nyamuk bersarang.
Setelah selesai Asmara keluar dari kamar, menghampiri Loka yang masih setia duduk di sana.
"Mari mas " ajak Asmara
Asmara pun kembali berjalan menuju Kamar tamu, disusul Loka yang juga mengikutinya dari belakang.
Setelah berada di ambang pintu , Asmara mempersilahkan Loka untuk masuk dan beristirahat.
"Maaf mungkin tidak begitu nyaman untuk Mas Loka" lirih Asmara
Loka tersenyum mendengar ucapan Asmara.
"Ini jauh lebih baik Asma, daripada aku harus tidur di mobil" ucapnya kemudian
Keduanya lantas tersenyum bersama, dengan tawa kecil setelahnya.
"Baiklah selamat beristirahat" ucap Asmara
"Terima kasih"
Setelah kepergian Asmara, Loka lantas menutup kembali kamar tamu tersebut.
'Bersih dan Wangi', kesan pertama Loka untuk kamar yang di siapkan Asmara, meski tidak semewah kamarnya, namun setidaknya dia akan lebih nyaman tidur di sana.
***
Pagi hari.
Setelah menjalankan kewajiban sebagai umat muslim, diatas hamparan sajadah panjang , Asmara bergegas mengawali hari dengan aktifitas padat nya.
Sabtu pagi seperti biasa diawali Asmara dengan menyiapkan sarapan, hari ini juga merupakan tanggal merah memperingati hari besar Maulid Nabi Muhammad SAW.
Hanya di hari Minggu, hari libur, atau hari libur nasional Memang Asmara sendiri yang meminta untuk masak, sementara mbok Jum akan melakukan pekerjaan lain, seperti beberes dan membersihkan rumah.
Hal itu karena Asmara juga ingin melayani putri kecilnya, seperti kebanyakan ibu di luar sana, meski tidak setiap hari , setidaknya Asmara memiliki kesempatan itu.
Sementara di hari-hari lainya, semua di handle oleh mbok Jum, karena memang Asmara harus berangkat pagi untuk ke Puskesmas.
Sementara itu Loka yang masih berada di dalam kamar merasa hidungnya mencium sesuatu yang terasa menggugah selera.
Mendadak perut sixpack nya membunyikan alarm. Sejujurnya dia masih begitu malas untuk bangkit dari tempat tidur, namun aroma masakan yang semakin menguar di udara membuatnya tidak tahan lagi untuk segera melihatnya.
"Mas Loka sudah bangun?"
Sapa Asmara yang menyadari kedatangan Loka di dekatnya.
"Kau bisa masak ?"
Asmara lantas terkekeh mendengar ucapan Loka, dibenak Asmara, mana ada wanita yang telah berstatus sebagai ibu rumah tangga tidak bisa masak, begitu pikir Asmara.
Terlebih mereka-mereka yang tinggal di desa, di perkampungan tentu tidak hanya bisa mungkin saja kebanyakan mereka justru jago memasak.
"Lumayan. Tidak banyak yang Bisa Asma masak, Cuma beberapa menu rumahan saja Mas"
Ucap Asmara dengan ramah, sembari tangannya masih aktif pada spatula yang dia pegang.
Melihat bagaimana Asmara, Agaknya cukup membuat Loka merasa kagum.
Hidup sendiri, mandiri dan sepertinya masih banyak pesona tersembunyi dari sosok Asmara, begitu pikir Loka.
"Senja dan Mbok Jum kemana ?" Tanya Loka yang tidak melihat keduanya berada di sana.
"Mbok Jum ke pasar pagi, hanya buka hari Sabtu saja, dan Senja tadi minta untuk ikut"
Loka tampak menganggukkan kepala, mendengar jawab Asmara.
Melihat masih ada beberapa pekerjaan Asmara yang belum selesai , Loka lantas menawarkan diri untuk membantu.
"Memang bisa ?" Asmara
Agaknya Asmara meragukan kemampuan Loka yang ingin membantu nya.
Meski sedikit kurang yakin, pada akhirnya Asmara memberikan pisau dan Bawang merah, meminta Loka untuk membantu mengupasnya.
"Hanya di kupas ?. Kecil " Ucap Loka dengan menjentikkan jarinya
Mendengar itu Asmara hanya tersenyum kecil, dan kembali melanjutkan aktifitas memasaknya.
Beberapa saat berlalu, Asmara sedikit melongok pada mangkok yang sebelumnya dia siapkan untuk tempat bawang merah yang telah di kupas, namun ternyata satu saja tidak ada bawang yang berhasil Loka kupas, justru malah Asmara melihat Air mata Loka yang bercucuran.
"Lho mas Kenapa nangis ?"
Loka hanya diam dengan rasa malu nya, nyatanya dia yang begitu percaya diri harus menelan pil pahit karena satu saja dia tidak berhasil melakukanya.
"Susah " Jawab Loka kemudian.
Asmara terkekeh mendengar nada bicara Loka yang seolah memelas.
"Letakkan saja Mas, cuci tanganmu dulu" Amasra
Merasa sudah kalah, Loka lantas menyerah, dan bergegas mencuci tangannya di wastafel.
Asmara meminta Loka untuk menunggu di ruang tamu saja, sementara dia akan menyelesaikan sisa masakan lainya.
Loka pun menjawab dengan anggukan , seolah begitu patuh pada Asmara.
Seperti yang di katakan Asmara, Loka pun keluar dari dapur berjalan menuju arah depan.
Terdengar suara kecil yang tengah bersenandung ria, Loka tampak menyadari jika Senja telah kembali dari pasar bersama Mbok Jum.
"Paman...!!"
Teriak Senja dengan melambai-lambaikan tangannya pada Loka yang kini berdiri di teras rumah.
Loka yang merasa di panggil, menyambut baik dengan senyuman dan tentu lambaian tangan.
"Senja dari mana ?"
"Enja dali pasall paman"
Keduanya tampak akrab berbincang di teras rumah, senja juga terlihat begitu bahagia dengan kehadiran Loka.
"Paman sudah embuh" celoteh Senja.
Mengingat pertama dan terakhir kali keduanya bertemu adalah saat Loka mengalami kecelakaan dan dia harus mendapatkan perawatan dari Asmara, keduanya lantas akrab meski baru pertama bertemu, sampai pada akhir nya Loka menginap di rumah pak Basuki, baru kali ini keduanya bertemu kembali.
"Paman, paman mau tidak jadi ayah Enja" celoteh anak berusia 3,5 tahun tersebut.
Dua bola mata Loka seketika membulat sempurna , mendapati tawaran sekaligus permintaan dari gadis kecil di pangkuannya.
Melihat Loka yang terdiam dalam waktu cukup lama, agaknya membuat Senja bersedih, hingga dia menundukkan wajahnya.
"Senja, bukan Paman tidak mau, hanya saja nanti Ayahnya senja marah kalau Senja punya papa lain"
Loka berusaha memberikan penjelasan yang setidaknya mudah untuk di pahami, namun tidak membuat Senja kecewa karena menolaknya.
Mendengar itu senja tampak berfikir.
"Iya , nanti ayah malah" keluh senja dengan wajah sedihnya.
"Tapi ayah tidak sayang Enja" lirih nya lagi.
Mendengar ungkapan hati dari Senja agaknya membuat hati seorang Loka ikut terluka, namun dia hanya dapat merengkuh tubuh kecil Senja dan memeluknya, sekedar untuk menenangkan gadis kecil dihadapannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Adiba Shakila Atmarini
smoga loka bner2 jdi ayahx senja..sdih bcax
2024-12-26
0
Moh Yasin
semoga aja mau si loka
2024-12-30
0
Shinta Dewiana
nyesek deh kasihan senja
2024-07-12
1