...Dalam perjalanan kamu akan selalu bertemu dengan persimpangan, sama halnya dalam hidup kamu akan selalu menemukan masalah. Namun percayalah keduanya sama-sama mengantarkan mu pada Tujuan...
...🍁...
Suasana kantor pagi ini lebih ramai dari hari-hari sebelumnya.
Bukan karena banyaknya pasien , namun karena hari ini bertepatan dengan akan ada kunjungan dari kepala dinas pusat.
Bodohnya Asmara tidak tahu akan hal itu, sehingga dalam persiapan dia tidak ikut serta, namun tidak masalah karena beruntung disana sudah ada Rani.
"Asma Tumben telat ?"
"Semalam Senja Rewel, nanyain ayahnya terus "
Rani tampak menganggukkan kepala , mengerti dengan situasi dan kondisi yang tengah dialami oleh sahabatnya.
Bukan tanpa alasan hal itu terjadi, tentu karena semalaman Asmara harus menenangkan Senja yang terus saja meminta ayahnya.
Tidak .udah bagi Asmara untuk menenangkan Senja ketika moodnya sudah tidak baik.
Sedih sudah pasti, lelah dan marah pun juga tak luput Asmara rasakan.
Mengingat betapa tega nya Bima mencampakkan putrinya, jika hanya dia saja mungkin Asmara tidak akan begitu kecewa, namun ini sudah menyangkut Senja.
Karena sebab itu lah, Asmara tidak sempat membuka Grub WhatsApp Puskesmas yang memberitahukan informasi kegiatan hari ini.
Jam apel pagi yang sedikit berbeda juga Asma rasakan karena selain kepala puskesmas juga ada kepala dinas dan beberapa anggota dewan disana.
Namun mau bagaiman lagi, Dia yang terlanjur telat apel hanya dapat gigit jari karena tentu merasa malu.
Tanpa Asmara sadari sedari tadi seorang lelaki terus saja memandang kearah dirinya, menatapnya dengan penuh kekaguman.
Ya benar, dialah Mirza sosok anggota dewan perwakilan rakyat yang sebelumnya sempat mendatangi pak Basuki.
Asmara terus memutar pandanganya, melihat siapa saja yang kini berdiri untuk ikut apel pagi , sampai pada satu titik dia menyadari ada Mirza yang juga tengah menatap dirinya.
Cepat-cepat Asmara menundukkan wajahnya, menghindar dari tatapan sosok yang hanya dia tahu namun tidak dia kenal.
Terlihat jelas jika Asma tengah salah tingkah, lebih tepatnya tidak nyaman dan itu juga tidak luput dari penglihatan Mirza, hingga Mirza sempat terkekeh melihatnya.
***
Lahan seluas 50 hektar kini telah di garap untuk sebuah pembangunan Resort, taman hiburan, dan area glamping.
Berdiri diatas tanah seluas itu, tentu dengan segala potensi alam yang dimiliki akan sangat menguntungkan jika berdiri sebuah tempat pariwisata disana.
Hamparan kebun teh dan hijaunya pemandangan alam, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung wisata.
Berdiri seorang Laki-laki tampan yang juga sekaligus pemilik dari tempat tersebut. Loka Wiratmaja, pengusaha muda yang sukses di dalam dunia furniture.
Kini melebarkan sayap dengan membuat area wisata yang tentunya tidak main-main dana yang harus dia gelontorkan.
Dalam hal ini Tidak hanya Loka saja yang nantinya akan di untungkan, tentu banyak warga di sekitar area wisata pun juga akan mendapatkan keuntungan, seperti menyediakan lahan parkir misalnya.
"Pak untuk proses pembangunan Minggu depan sudah bisa di mulai, kemungkinan hari ini atau besok progres yang ini sudah selesai"
"Em . Lebih cepat lebih baik" ucap Loka
"Baik Pak"
Melihat area perumahan yang letaknya tidak jauh dari sana, membuat ingatan Loka kembali pada Sosok yang baru dia kenal beberapa hari yang lalau.
'Asmara'
Entah mengapa sejak pertemuan keduanya, Loka tidak pernah berhenti untuk memikirkan Asmara, juga tentu putri kecilnya Senja yang selalu mengatakan ingin memiliki ayah.
Sejujurnya pertanyaan itu selalu ingin dia tanyakan pada pak Basuki, namun dia tidak sampai hati bertanya tentang persoalan pribadi sementara dia sendiri hanyalah tamu.
Loka sangat ingin tahu kenapa Senja seolah haus kasih sayang seorang ayah. Lalu dimana ayahnya , Dan siapa ayah Senja sebenarnya ?.
Pertanyaan pertanyaan itu terus saja berputar di kepala Loka. Ini tentu belum dapat dinyatakan sebuah cinta, hanya sekedar rasa iba dan simpati semata. Mungkin seperti itu pikiran Loka saat ini.
"Selama proses pembangunan pastikan semua keamanan dan kenyamanan karyawan terjamin" titah Loka
"Baik pak"
"Dan satu lagi, pastikan kejadian seperti di Pontianak tidak terulang kembali"
"Baik pak"
Tentu sebagai Bos Loka akan selalu memantau kinerja para karyawan nya , meski dia sendiri tidak akan selalu berada di lokasi.
Selain berstatus Duda, tidak banyak orang tahu tentang kehidupan pribadi seorang Loka Wiratmaja. Hanya sederet nama besar dan Kesuksesan finansial saja yang terlihat banyak di ketahui orang.
Terlebih setelah perceraian nya dengan mantan istri pertama nya , kehidupan pribadi Loka Wiratmaja seolah tidak pernah muncul ke publik.
***
Waktu menunjukan pukul 13.45
Semua pekerjaan poli KIA telah selesai, Baik Asmara maupun Rani hanya tinggal menunggu jam pulang kantor.
Hari ini Asmara banyak melamun dibanding hari-hari biasanya.
Asmara cenderung diam ketika Rani menggoda dengan banyolan konyol nya, jujur hal itu cukup membuat Rani penasaran
Rani lebih suka Asmara yang marah saat dia goda daripada Asmara yang selalu diam dengan candaan dan godaannya.
"Asma, kamu tu kalau ada masalah cerita !! , Jangan diem aja !!"
Mendengar pertanyaan sahabatnya Asmara hanya menatap sekilas dan kemudian menghela nafas panjang.
"Entah lah Ran"
Rani sendiri juga bingung dengan kehidupan pribadi sahabatnya itu, sejujur nya kasihan, namun mau bagaimana lagi, toh juga kehidupan Asmara yang menjalani. Dan tentu Asmara lah yang memilih dan menentukan jalan pilihannya.
"Gini aja deh Ma, menurut ku sebaiknya kamu hubungi mantan mertua kamu"
Asmara tampak menautkan kedua alisnya, yang seketika menampakkan kerutan di dahinya, lalu mencoba mencerna ucapan sahabatnya.
"Menurutku kalau kamu sampaikan ini ke mertua kamu, yakin dia bakal bilang ke anaknya"
"Lagian kamu juga pernah bilang kan, kamu itu kesayangannya, gak mungkin kan dia gak mikirin cucunya"
Asmara kembali termenung, sejujurnya ada benarnya juga apa yang dikatakan Sahabatnya.
Mungkin saat itu Asmara terlalu kalut dengan ucapan Diana, sehingga dia memutus semua rantai komunikasi antara dirinya dan sang mantan suami, termasuk mertuanya.
Dan tentu hal ini lah yang membuat mantan mertuanya tidak pernah menghubunginya lagi.
Apakah Asmara terlalu egois, mungkin saja begitu, namun Asmara juga hanyalah wanita biasa, yang justru dia harus menguatkan dirinya sendiri dikala badai melanda.
Tidak ada sosok orang tua nyatanya cukup membuat Asmara goyah saat itu, hingga lebih baik tidak lagi menjalin komunikasi dengan orang orang di masa lalunya.
Asmara kembali mengingat bagaimana Diana Memakai dan menjatuhkan dirinya, lagi lagi hanya karena dia menghubungi Bima , tentu urusan dengan Bima hanyalah karena senja.
Rasa cemburu Diana yang begitu besar membuat dia nekat meneror Asmara, hingga Asmara merasa jengah dan lelah.
Itu lah yang menjadi sebab keputusan Asmara untuk mengganti Nomor ponselnya.
Selain menjaga hati agar tidak tersakiti juga untuk menjadi Kewarasan dari Diana yang selalu memancing amarahnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
ngapain ganti ni hp..ya tgl blok udah
2024-07-12
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒊𝒂𝒓 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒘𝒂𝒓𝒂𝒔 𝒚𝒂 𝑨𝒔𝒎𝒂
2024-05-02
0
Afternoon Honey
setuju Asmara harus tetap "waras"
2023-10-11
0