...Simpan, Diam, dan Rasakan ...
...🍁...
Pagi hari
Suasana pagi ini lebih cerah jika di bandingkan dengan 2 hari yang lalu, Tepat hari ini merupakan bulan ke 8 Asmara tinggal di Kertagiri.
Semua beban yang asmara rasakan mulai perlahan menghilang, hanya Senja saja lah yang terkadang kembali harus membuat Asmara merasakan sesak di dada.
Seorang anak sejatinya tidak hanya kebahagiaan bagi orang tua, namun dia juga merupakan Cobaan dan juga Ujian, Tentu semua ibu yang memiliki anak akan merasakannya.
Bukan karena senja nakal atau tidak menurut, namun karena senja yang justru juga harus menanggung beban hidup di usianya yang masih 3.5 tahun.
"Ibuk.."
"Iya sayang "
"Enja mau aain" Senja
"Enja mau main?" Asmara
Senja pun menganggukkan kepalanya, berharap jika sang ibu mau mengabulkan permintaan nya.
Sejujur nya Asmara sedikit merasa lelah, pekerjaan di kantor yang tidak pernah ada habisnya, belum lagi kunjungan-kunjungan bumil, bufas, balita dan masih banyak kunjungan lainya. Cukup membuat tenaga dan pikiran Asmara tersita.
Namun Asmara juga sadar dirinya sangat jarang membawa senja bermain di luar, bahkan selama 8 bulan di sini mungkin dapat di hitung dengan jari berapa kali Asmara membawa senja bermain di luar rumah.
"Okay sayang, Enja siap-siap ya, nanti kita main"
"Benel Buk?"
"Iya sayang Bener "
Senja di bantu Mbok Jum bersiap mengganti baju dan celana panjang , tentu tak lupa juga mengenakan jaket.
Begitu juga Asmara melakukan hal yang sama, bersiap mengenakan kaus putih oblong oversize, yang di padu padankan dengan Rok tutu sepanjang betis membuat penampilan Asmara kian mempesona.
Asmara memang selalu berpenampilan feminim dan sederhana, tidak neko-neko , tidak ada aksesoris atau hiasan yang menempel di tubuhnya.
Bahkan jika tidak bersama Senja tak jarang orang mengira Asmara masih lajang.
Asmara dan Senja telah siap melakukan perjalanan, meski entah kemana tujuan keduanya, Asmara hanya berusaha menuruti permintaan putrinya dan tentu menuruti kata hatinya.
Helmet kecil untuk Senja dan tak lupa Asmara mengenakan helmet Bogo nya, berjalan menyusuri hijaunya hamparan perkebunan teh.
Senja terlihat begitu bahagia, senandung lagu yang tidak begitu jelas intonasi nya selalu dia perdengarkan di sepanjang perjalanan.
Aaik aaaik e Pucak hunung ... inggi inggi sekaliii...
Sesederhana dan semudah itu membuat senyum dan tawa Senja, tidak perlu sesuatu yang mewah dan megah, nyatanya gadis kecilnya begitu bahagia.
Hal hal seperti ini lah yang kerap membuat Asmara lemah, Kegiatan kecil saja sudah membuat Senja bahagia, namun Asmara bahkan jarang melakukanya.
Sedih sudah pasti, sesak di dada begitu terasa ketika seorang ibu tak mampu memenuhi keinginan anaknya.
"Enja seneng ??" teriak senja dengan merentangkan kedua tangannya
"Iya buk " Tawa ria dari mulut kecil senja membuat Asmara begitu bahagia.
Tujuan pertama Asmara kali ini adalah sebuah tempat bermain, yang disana ada beberapa wahana permainan anak , meski bukan seperti Timezone di kota besar atau di mall, namun Senja cukup bahagia.
"Ayooo Enja, Enja pasti bisa !!"
Teriakan Asmara yang begitu nyaring, memberikan semangat untuk putrinya yang akan meluncur dari perosotan.
"Ibuk, Tangkap Enja ibuk!"
Keduanya menikmati setiap wahana yang ada di sana, tidak hanya perosotan, seperti memancing ikan , Mandi bola, arena memanah , dan membuat istana Play-Doh, semua Senja coba satu persatu.
"Enja capek nak ?" Tanya Asmara dengan mengusap keringat di kening putrinya.
"Auuss buk" Senja.
"Okay, kalau gitu kita udahan dulu yuk main nya, kita cari Minum dan makan siang sayang, Enja mau ??"
"Mauuu"
Asmara tidak perlu menggendong atau mendorong senja menggunakan stroller, Senja memang sangat mandiri, selain karena jarang diajak keluar juga karena senja lebih suka jalan kaki sendiri.
Tidak perlu keluar arena permainan , di tempat tersebut juga banyak berjajar tempat makan, mulai dari soto hingga seafood pun ada.
Asmara memberikan kesempatan pada putrinya untuk memilih sendiri makanan apa yang ingin di makan.
Dan pilihan senja kali ini jatuh pada Seafood, tapi senja hanya ingin makan udang goreng tepung saja tidak dengan yang lainya.
Senja memang sangat menyukai Seafood, saat di ibu kota Asmara selalu stock udang di dalam kulkas, sewaktu-waktu jika senja menginginkan dia akan langsung buatkan.
Namun selama pindah ke desa, Senja memang jarang makan seafood, bukan karena tidak mampu untuk membeli, hanya saja di daerah pegunungan sangat jarang pedagang sayur keliling membawa Seafood, kalaupun ada udang itu juga jenis udang kali, dan senja kurang suka.
Terlihat senja begitu lahap menikmati suapan demi suapan yang diberikan oleh Asmara.
"Enja, habis ini kita pulang saja yuk nak"
"Sepertinya sebentar lagi hujan"
Ucap Asmara melihat situasi yang mulai gelap, mendadak cuaca berubah mendung, padahal sebelumnya sangat cerah dan cenderung panas.
"Oe ibuk " Senja
Dengan telaten Asmara kembali menyuapi Senja.
Tidak butuh waktu lama Senja telah menghabiskan seluruh makanan nya, hanya menyisakan sedikit nasi dan 2 udang saja, sementara Asmara juga telah selesai dengan makan siangnya.
Keduanya bergegas bersiap untuk pulang, Setelah membayar tagihan makan siang, Asmara lantas memakaikan jaket untuk putrinya.
Kembali memacu kuda besi bersama putri tercintanya, kembali terdengar tawa riang gembira dari senja yang begitu menikmati indahnya pemandangan.
Meski setiap hari pemandangan itu juga yang di lihat oleh senja, namun sepertinya untuk saat ini Senja begitu bahagia.
Langit semakin mendung, sementara perjalanan pulang masih sekitar 30 menit lagi, Ada rasa khawatir di hati Asmara ketika mendadak gerimis kecil mulai turun menyapa.
Gerimis yang awalnya kecil, lama-lama semakin besar dan tanpa terasa telah berubah menjadi hujan.
Nahas Asmara tidak memasukan kembali jas hujan yang dia pakai sebelumnya kedalam jok.
Tanpa pikir panjang Asmara segera menepikan motornya, mencari tempat berteduh untuk dirinya dan juga sang putri tercinta.
Sebuah gubug reot di pinggir jalan yang sepertinya sebelum terbengkalai sempat diperuntukan berjualan .
Agaknya Asmara sedikit was-was kalau-kalau ada ular atau hewan melata lainya, mengingat disana hanya dia dan Senja saja.
"Ibuk, Enja aaut "
"Senja takut ?, Sini gendong ibuk"
Senja yang sebelumnya duduk kini telah berada dalam dekapan Asmara, terlihat jelas ketakutan di wajahnya.
Waktu menunjukan pukul 15.45
Kumandang ashar juga telah terdengar , namun rasanya hujan juga tidak kunjung reda, mau nekat menerobos juga tidak mungkin keadaan Asmara yang membawa Senja, namun untuk bertahan juga rasanya tidak mungkin mengingat waktu semakin gelap.
"Bu.. Enja Tautt " Isak Senja dengan menenggelamkan wajahnya di dada Asmara.
Tidak banyak yang dapat Asmara lakukan, hanya memberikan usapan lembut dan sesekali mencium puncak kepala Senja, berharap semoga putrinya tidak merasa takut.
Asmara berusaha meraih ponselnya, sial nya satu-satunya Harapan baginya pupus begitu saja, ketika mendapati baterai ponsel nya telah habis.
"Bukk..."
Tangisan Senja mulai terdengar, dan itu cukup membuat Asmara agak gelisah.
"Sabar ya sayang, Ada Ibuk disini, Enja jangan takut ya"
Suara petir menyambar , gemuruh menggelegar semakin menambah suasana suram sore itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
amara ceroboh banget bisa batre hp nya pun abis...hmmm
2024-07-12
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝑳𝒐𝒌𝒂 𝒍𝒆𝒘𝒂𝒕 𝒋𝒍𝒏 𝒚𝒈 𝑨𝒔𝒎𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂 𝒔𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒉𝒊 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒅𝒖𝒉 𝒃𝒊𝒂𝒓 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒏𝒐𝒍𝒐𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂
2024-05-02
0
Afternoon Honey
Senja anak malang
2023-10-11
0