...Cemburu. Bukan karena dia tidak percaya. Tapi karena Terlalu sayang dan Takut Kehilangan ...
...🍁...
Beberapa saat Senja dan Loka berada di teras , Asmara datang untuk mengajak keduanya sarapan bersama.
Senja yang masih berada dalam pangkuan Loka , langsung saja meloncat turun dan menghambur pada Asmara.
"Ibu.. Enja lapell"
"Sayang laper ?, Yuk kita makan"
Ajak Asmara dengan menggendong putri kecil nya. Tidak lupa Asmara juga mengajak Loka untuk masuk dan sarapan bersama.
Ketiganya menuju meja makan yang menjadi satu dengan dapur, sederhana memang namun suasana rumah tersebut selalu terasa nyaman dengan penataan yang rapi dan juga bersih di setiap sisinya.
Tidak hanya Senja, Asmara, Loka namun disana juga ada mbok Jum yang juga tengah sarapan bersama ketiga nya.
Selama sarapan tak jarang Senja berceloteh ria, dan bermanja-manja dengan Ibu nya, sementara Mbok Jum dan Loka hanya menjadi penonton saja.
Setelah beberapa saat akhirnya mereka telah selesai dengan sarapan pagi nya.
Hanya Senja yang terlihat masih menyisakan sedikit makanan di piringnya.
Saat ini pekerjaan rumah kembali Asmara serahkan pada Mbok Jum, seperti beberes dan Mencuci piring serta membersihkan rumah.
Tidak banyak yang mbok Jum kerjakan, karena memang setiap hari di bersihkan, jadi tidak banyak kotoran atau debu yang masuk kedalam rumah.
Dan setelah pekerjaan selesai, Senja selalu membebaskan mbok Jum untuk melakukan apapun, berjalan-jalan misalnya atau mau ke pasar juga Asmara tidak pernah melarangnya.
Asmara cukup puas dengan pekerjaan Mbok Jum, meski tidak segesit dan selincah kebanyakan asisten rumah tangga pada umumnya, namun Asmara sangat memahaminya, karena memang dari segi usia mereka berbeda.
Sementara mbok Jum beberes dan membersihkan rumah, kini Senja, Asmara dan Loka duduk di teras rumah, ketiganya bercanda tak jarang terdengar tawa cekikikan dari Senja.
Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, hari ini senja terlihat lebih bahagia, terlebih ketika dia selalu menempel pada Loka.
Sejujurnya Asmara tidak begitu menyukainya, namun melihat putrinya yang begitu bahagia juga Loka yang seolah tidak keberatan membuat Asmara pada akhirnya membiarkan saja.
"Eh.. Lagi pada santai rupanya"
Dari jarak 3 meter Bu Retno berjalan menuju teras rumah Asmara.
"Ibuk ?, Tumben. Dari mana Buk?" sapa Asmara
Bu Retno tampak sedikit terengah, setelah berjalan lumayan jauh
"Dari pasar Nduk"
"Terus bapak dimana Buk ?"
Tidak biasa Bu Retno sendirian ke pasar , hal itu tentu mengundang rasa penasaran dari Asmara.
"Bapakmu masih di bengkel bawah , Ban motornya tadi mendadak kempes, ibuk terpaksa jalan duluan" keluh Bu Retno dengan sedikit kesal.
Melihat ekspresi Bu Retno , bukan kasihan Asmara justru tertawa, pasalnya Bu Retno terlihat lucu ketika bersikap begitu.
"Ya sudah ibu istirahat, Asma Ambilkan minum dulu"
Asmara bergegas mengambil belanjaan Bu Retno dan kemudian dia simpan di meja, mempersilahkan wanita paruh baya itu untuk duduk di teras rumahnya.
"Ibuk sudah sarapan ?" Asmara.
"Sudah. Tadi ibuk sama bapak beli pecel di pasar"
Asmara lantas masuk kedalam rumah.
Beberapa saat Asmara keluar dengan membawa secangkir penuh teh hangat manis untuk bibi sekaligus wanita yang sudah dia anggap seperti ibu nya.
Beberapa kali terlihat Bu Retno meneguk minuman dari cangkir yang tengah dia pegang. Sembari melihat kearah Loka yang asyik bermain bersama Senja.
Terlihat sudut bibir Bu Retno terangkat, hatinya menghangat, melihat pemandangan di depan matanya.
"Nak Loka sudah sembuh ?"
Merasa disapa Loka menoleh kearah Bu Retno disana.
"Alhamdulillah Bu, setelah di rawat sama Bu Retno dan pak Basuki tempo hari saya langsung sembuh" kelakar Loka yang seketika mengundang gelak tawa orang-orang disana.
Tampak nya tidak hanya dengan pak Basuki, kepribadian Loka yang ramah dan terbuka membuat Bu Retno juga mudah akrap dengannya.
"Nak Loka bisa saja" celetuk Bu Retno.
Mereka kembali berbincang, tampak beberapa kali Bu Retno menanyakan beberapa pertanyaan pada Loka.
Setelah beberapa saat, terlihat dari kejauhan pak Basuki datang mengendarai motor Supra nya. Cukup lama karena kebetulan di bengkel sedang banyak antrian, itu juga yang menyebabkan Bu Retno memilih pulang duluan.
Pak Basuki yang baru saja sampai, lantas mengambil posisi duduk diantara ketiganya.
Pak Basuki juga mengatakan jika di lapangan balai desa mulai malam nanti akan ada pasar malam.
Ucapan pak Basuki tersebut lantas mengundang rasa penasaran Senja.
"Pasal malam apa kek?"
"Pasar Malam itu, pasar yang buka nya malah hari Enja, disana nanti banyak makanan , mainan, dan masih banyak lagi lainnya" ujar pak Basuki.
Mendengar kata mainan membuat Senja begitu bersemangat , hingga dia melompat-lompat kegirangan meski saat ini berada diatas pangkuan Loka.
"Enja duduk ya sayang, kasihan paman Loka"
Agaknya Asmara sedikit tidak enak hati pada Loka. Senja begitu penurut hingga dia langsung saja menuruti ucapan Asmara.
"Nanti malam kita kesana ya Enja sayang" ujar Asmara
"Benel buk ?"
"Iya bener sayang"
Tawa riang gembira kembali terdengar dari mulut kecil Senja. Begitu juga Asmara yang juga merasakan kebahagiaan ketika putrinya bahagia.
Ingatan Asmara kembali meneliti sang putri, Senja tidak lagi menanyakan Ayahnya sejak bersama Loka. Setidaknya itu membuat hati Asmara lega, namun di sisi lain itu juga tidak begitu baik untuk Senja, takutnya nanti Senja akan ketergantungan pada Loka.
***
Sore hari
Pikir Asmara senja akan lupa dengan permintaanya pagi tadi. Namun nyatanya Asmara salah, justru setelah mbok Jum selesai memandikan Senja dan menggantikan pakaiannya, Senja kembali menanyakan janji ibu nya.
Cukup membuat Asmara harus berfikir 2 kali, pasalnya saat ini mendung sudah mulai datang menyapa, meski tidak di sertai gerimis atau rintik hujan, namun cukup membaut Asmara was-was dengan kejadian kemarin.
"Ibuk ayo Buk , Kita belangkat" celoteh Senja penuh permohonan.
Asmara mencoba melihat kembali ke jendela ruang tamu, melongok ke atas melihat mendung yang tidak juga menghilang, justru kini bertambah kabut yang mulai turun.
"Ada apa ?"
Asmara terlonjak kaget, mendapati Loka berada di belakangnya.
Seingat Asmara sejak siang tadi Loka berada di dalam kamar dengan memainkan laptop yang dia ambil dari mobilnya. Sepertinya Loka begitu sibuk dengan pekerjaannya.
"Senja menagih janjinya ?" Loka.
Tidak kaget Asmara mendengarnya, pasalnya ketika Senja meminta nya Loka juga bersama mereka.
Anggukan kecil Asmara berikan sebagai jawabannya.
"Ya sudah kita ke pasar malam saja" Loka
"Kita ?" Asmara
Agaknya Asmara tidak begitu yakin Loka mau kesana, selain ramai tentu tempat itu sangat becek.
"Iya. Aku, Kamu , dan Senja kita akan ke pasar malam bersama " juar Loka meyakinkan.
Meski begitu , Asmara kembali menekan keyakinannya, mengiyakan ajakan Loka, toh juga dengan begitu Senja bisa merasa lega dan bahagia.
Tidak butuh waktu lama untuk ketiganya bersiap, Senja, Asmara ,Loka kini telah berada di dalam mobil untuk menuju balai desa.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Moh Yasin
kayak keluarga beneran
2024-12-30
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒐𝒌𝒂 𝒉𝒓𝒔 𝒈𝒆𝒓𝒄𝒆𝒑 𝒃𝒊𝒔𝒊 𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊 𝑨𝒔𝒎𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒈 𝒈𝒂𝒆𝒕 😅😅😅
2024-05-02
0
Afternoon Honey
💖
2023-10-11
0