BAB 7. Pertanyaan Rani

...Yang menilai kita cuma Allah, lalu kenapa masih memikirkan komentar Manusia ...

...🍁...

Sudah tidak ada pasien , namun jam pulang kantor belum tiba, hal itu membuat Rani semakin bosan, dan kerap kali menjadikan Asmara sebagai sasarannya.

Rani begitu bahagia setelah dapat membuat Asmara marah dengan guyonan nya.

Sepertinya itu yang selalu membuatnya bahagia, menggoda Asmara dengan guyonan banyolan nya, terlebih Rani yang tengah hamil selalu merasa jika dia sangat membutuhkan hiburan, dan menggoda Asmara lah yang dapat membuatnya bahagia.

"Stop RAN !! , udah deh jangan bahas yang gituan mulu!!" kesal Asmara

Bukan menghiraukan ucapan sahabat nya, Rani justru semakin menjadi.

"Oya Ma , Aku tuh kalau bahas kaya gitu, bawaannya yang di bawah tu udah senut senut kedutan gitu Ma Aaauuuhh , kaya pengen cepet-cepet ketemu Bagas !!" seloroh Rani untuk yang kesekian kali.

Glug.

Asmara hanya dapat menelan ludah , mendengar ucapan Rani.

Rani seolah bahagia sekali dapat membuat wajah cantik Asmara memerah karena ucapanya. Sementara Asmara hanya menggelengkan kepala, sangat meresahkan semakin lama dekat dengan sahabatnya ini.

"Ohya Ma , Denger-denger kemarin Pak lurah Kertasana ngajakin serius kamu ya?"

" Ran !!" kesal Asmara dengan melempar tutup bolpoin. Pertanyaan seperti ini selalu Asmara hindari.

Sejujurnya sudah menjadi rahasia umum , Status janda yang di sandang Asmara, Sehingga tak jarang banyak Lurah-lurah muda dan juga Pengusaha setempat ingin mendekatinya.

Namun lagi-lagi sepertinya memang asmara belum menginginkan melangkah ke jenjang serius.

Asmara bak bunga desa yang berstatus janda. Begitu kebanyakan orang menyebutnya.

Tidak tanggung-tanggung, bahkan ada seorang anggota dewan yang pernah mendatangi Pak Basuki hanya untuk menanyakan Asmara, melamar Asmara secara langsung.

Namun lagi-lagi dan untuk kesekian kali Asmara mengatakan belum siap dan belum ingin kembali menjalin hubungan dalam ikatan pernikahan.

Asmara hanya tidak ingin salah langkah untuk yang kedua kalinya, dia yang dulu masih gadis saja dicampakkan oleh Bima, apa lagi saat ini dia yang sudah berstatus janda dan ada buntut nya.

Hal itu tentu semakin membuat Asmara harus berpikir berulang kali untuk mencari pengganti, bukan hanya semata karena teman ranjang dan lainya. Namun lebih kepada hati yang tidak ingin tersakiti lagi.

***

Waktu terus bergulir, matahari semakin beranjak naik, dan terik semakin menyengat kulit.

Seolah menjadi hiburan, menggoda Asmara adalah kegemaran Rani saat ini.

"Nyebut Ran, lagi hamil juga , Ngomongnya di jaga, Nanti kalau anak kamu omes kaya kamu gimana ?" Tegur Asmara.

"Amit amit , kamu jangan gitu Ma!!"

Ketakutan Rani nyatanya membuat Asmara terkekeh. sejujurnya dia hanya ingin membalas candaan Rani sebelumnya.

Keduanya tampak kembali sibuk dengan laporan pasien yang sebelumnya di periksa, selain memeriksa keduanya juga harus menginput data dan laporan pasien setiap hari.

Tidak seperti di rumah sakit besar yang segala macam administrasi di kelola oleh admin, sementara tenaga kesehatan hanya bertugas memegang pasien, Tentu hal itu tidak bisa di sama ratakan dengan tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas, mereka melakukan semua sendiri secara gotong royong.

Belum lagi kunjungan ke daerah, Posyandu, Bias ,Bian, Prolanis, dan masih banyak kegiatan lain yang merupakan program kerja puskesmas.

Disela-sela pekerjaan yang menguras energi dan pikiran itu lah terkadang yang memotivasi Rani untuk menggoda sahabatnya. Semacam hiburan gratis.

Kerap kali Asmara menasihati sahabat nya itu untuk fokus bekerja , namun lagi-lagi Rani yang memang dasarnya somplak, tetap saja ada bahan pembicaraan yang kadang tidak masuk akal.

"Asma tapi serius deh, kamu tu ada nggak niatan untuk menikah ?"

Mendengar pertanyaan yang sepertinya out of the book dari Rani membuat Asmara sedikit terkejut, pasalnya tidak biasanya Rani berbicara serius padanya. Situasi serius saja tak jarang dia buat bercanda.

"Beneran Asma , aku nanya !"

Asmara kembali menghentikan aktifitasnya, bolpoin yang sedari tadi dia pegang kini telah dia letakkan, hembusan nafas dalam yang seolah mendominasi jiwa Asmara.

"Entah lah "

"Kamu nggak kasian gitu sama Senja, dia itu butuh sosok ayah Ma !"

Mendengar ucapan sekaligus nasihat dari Rani membuat Asmara kembali merasa sesak di dada.

"Aku tahu Ran" lirih Asmara dengan wajah menunduk.

Beberapa kali Asmara hanya dapat membuang nafas kasar. Mengingat apa yang di ucapkan sahabatnya itu benar.

"Coba lah Ma, Kalau nggak di coba dekat sama Laki-laki gimana kamu tahu laki-laki itu baik ?"

"Tidak semua laki-laki itu seperti mantan suamimu Ma" ujar Rani dengan begitu serius.

Asmara hanya mendengar, entah apa yang di katakan Rani jelas itu cukup mengulik hatinya.

Sejujurnya Asmara juga tidak menganggap semua laki-laki itu sama, hanya saja hatinya yang belum siap untuk menerima.

Begitu juga dengan Rani , Meski dia selalu menggoda Asmara namun dalam hati kecilnya dia merasa kasihan, hidup sebatang kara tanpa adanya orang tua, dan kini harus menjada.

Tidak banyak wanita yang sanggup menjalani hidup seperti Asmara, tak jarang wanita di luar sana yang mungkin memiliki kasus sama dengan Asmara, akan segera mencari pengganti untuk sekedar mengobati luka hati.

"Udah..udah...nggak usah di bahas lagi kalau gitu"

Ucap Rani yang menyadari Wajah Asmara menjadi pucat atas pertanyaannya.

Keduanya kembali melanjutkan pekerjaan yang tinggal beberapa.

Sampai jam pulang kantor pun tiba. Asmara berpamitan pada sahabatnya , melaju menggunakan motor Scoopy milik nya.

Asmara tidak langsung pulang, hari ini dia akan mampir ke pasar tradisional, satu-satunya pasar yang berada paling dekat dengan tempat ya tingga. Tentu untuk membeli beberapa kebutuhan rumah yang telah habis, termasuk susu Senja.

Tidak setiap hari Asmara melakukanya, hanya pada saat kebutuhan telah menipis saja dia akan berbelanja, Asmara juga bukan merupakan sosok yang konsumtif, membeli ini itu untuk dirinya sendiri dengan dalih Self Reward .

Tidak ada kata Self Reward dalam kamus Asmara, karena menurutnya setiap apa yang di nikmati dan di syukuri adalah self reward .

Mungkin karena itulah Asmara tetap dapat hidup nyaman meski tak mendapatkan Gono gini dari Sang suami, karena selama bersama Bima , Asmara selalu menabung.

Dan kebiasaan itu terus Asmara tanamkan hingga saat ini, Selalu teliti dan hati-hati dalam hal keuangan.

Karena selain dirinya dan Senja, tentu Asma juga harus memikirkan Mbok Jum , wanita paruh baya yang tidak memiliki siapa-siapa sama seperti dirinya, dan kini tengah bergantung hidup pada Asmara.

Setelah mendapatkan semua barang yang di butuhkan Asmara bergegas untuk pulang.

Awan gelap mulai menyelimuti jalanan, menandakan jika sebentar lagi akan turun hujan.

Asmara semakin mempercepat laju kuda besinya, berharap akan segera sampai sebelum Air hujan turun menyapa dirinya.

Beberapa saat berkendara, akhirnya Asmara telah sampai di rumah.

***

Terpopuler

Comments

Ina Karlina

Ina Karlina

asmara nunggu loka yang melamarnya

2025-01-22

0

Moh Yasin

Moh Yasin

sudah ketemu janda cocok

2024-12-29

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒕𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝑳𝒐𝒌𝒂 𝒕𝒖𝒉 𝒅𝒖𝒅𝒂 𝒕𝒑 𝒅𝒂𝒉 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒖𝒏𝒕𝒖𝒕 𝒃𝒍𝒎 𝒚𝒂 🤔🤔🤔

2024-05-02

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Asmara
2 BAB 2. Pindah
3 BAB 3. Rumah Lama
4 BAB 4. Kecelakaan
5 BAB 5. Pagi Hari.
6 BAB 6. Keputusan
7 BAB 7. Pertanyaan Rani
8 BAB 8. Kesedihan Senja.
9 BAB 9. Kebingungan Asmara
10 BAB 10. Bayangan Masa Lalu
11 BAB 11. Takut
12 BAB 12. Bantuan Loka
13 BAB 13. Menginap
14 BAB 14. Memasak
15 BAB 15. Pasar Malam
16 BAB 16. Berita Dari Pak Basuki
17 BAB 17. Berangkat Kerja.
18 BAB 18. Persiapan
19 BAB 19. Tamu
20 BAB 20. Mantan
21 BAB 21. Kecelakaan Kerja
22 BAB 22. Rengekan Senja
23 BAB 23. Membungkam
24 BAB 24. Penyesalan
25 BAB 25. Asmara Loka
26 BAB 26. Perdebatan
27 BAB 27. Status Dadakan
28 BAB 28. Berpamitan
29 BAB 29. Terjebak
30 BAB 30. Kejujuran Loka
31 BAB 31. Permintaan Loka
32 BAB 32. Jemputan
33 BAB 33. Sejarah Hidup Asmara
34 BAB 34. Semakin Dekat
35 BAB 35. Pak Basuki
36 BAB 36. Jemputan di Pagi Hari
37 BAB 37. Berdua Berbicara Bersama
38 BAB 38. Bersama
39 BAB 39. Ujian
40 BAB 40. Perjalanan
41 BAB 41. Bertemu
42 BAB 42. Sakit Hati Untuk Kedua Kalinya
43 BAB 43. Pertemuan Tak Terduga
44 BAB 44. Kesedihan Senja
45 BAB 45. Ternyata
46 BAB 46. Kejutan
47 BAB 47. Senja Asmaraloka
48 BAB 48. SAH.
49 BAB 49. Malam Pertama
50 BAB 50. Pagi Hari
51 BAB 51. Menghabiskan Waktu bersama
52 BAB 52. Tamu Pagi Hari
53 BAB 53. Tidak Disangka.
54 BAB 54. Kedatangan Loka
55 BAB 55. Saran Rani
56 BAB 56. Tawaran Asmara
57 BAB 57. Pertemuan Tak Terduga.
58 BAB 58. Siapa Sebenarnya.
59 BAB 59. Berulang kali Tersakiti.
60 BAB 60. Ketegasan Loka.
61 BAB 61. Kerelaan Asmara
62 BAB 62. Pasrah.
63 BAB 63. Malam Pertama Sesi Ke-2
64 BAB 64. Kejutan
65 BAB 65. Firasat
66 BAB 66. Peristiwa Besar.
67 BAB 67. Terkuaknya Rahasia Loka.
68 BAB 68. Keputusan Asmara.
69 BAB 69. Bahagia diatas Luka
70 BAB 70. Loka Kembali
71 BAB 71. Ketegaran Asmara
72 BAB 72. Tidak !
73 BAB 73. Garis Dua
74 BAB 74. Jemputan Pertama
75 BAB 75. Perhatian
76 BAB 76. Tamu Malam
77 BAB 77. Mantan Ibu Mertua
78 BAB 78. Kemarahan Loka
79 BAB 79. Perdebatan
80 BAB 80. Kebingungan
81 BAB 81. Deklarasi Loka
82 BAB 82. Cinta yang kembali Ada.
83 BAB 83. Tragedi.
84 BAB 84. Dokter Indrawan
85 BAB 85. Rahasia Lama
86 BAB 86. Penantian
87 BAB 87. Jawaban
88 BAB 88. Kepulangan Pak Basuki.
89 BAB 89. Kabar
90 BAB 90. Mulai Kembali
91 BAB 91. Pergi Entah Kemana
92 BAB 92. Kepanikan Loka
93 BAB 93. Masih Mencari
94 BAB 94. Titik Terang
95 BAB 95. Sebuah Fakta
96 BAB 96. Tamu Malam
97 BAB 97. Ketakutan Asmara
98 BAB 98. Kedatangan Cinta.
99 BAB 99. Mencurahkan Kerinduan
100 BAB 100. Kebahagiaan Asmara
101 BAB 101. Malam Malam Panjang
102 BAB 102. Akhir Bahagia.
103 NOVEL BARU - TAKDIR CINTA KHADIJAH
Episodes

Updated 103 Episodes

1
BAB 1. Asmara
2
BAB 2. Pindah
3
BAB 3. Rumah Lama
4
BAB 4. Kecelakaan
5
BAB 5. Pagi Hari.
6
BAB 6. Keputusan
7
BAB 7. Pertanyaan Rani
8
BAB 8. Kesedihan Senja.
9
BAB 9. Kebingungan Asmara
10
BAB 10. Bayangan Masa Lalu
11
BAB 11. Takut
12
BAB 12. Bantuan Loka
13
BAB 13. Menginap
14
BAB 14. Memasak
15
BAB 15. Pasar Malam
16
BAB 16. Berita Dari Pak Basuki
17
BAB 17. Berangkat Kerja.
18
BAB 18. Persiapan
19
BAB 19. Tamu
20
BAB 20. Mantan
21
BAB 21. Kecelakaan Kerja
22
BAB 22. Rengekan Senja
23
BAB 23. Membungkam
24
BAB 24. Penyesalan
25
BAB 25. Asmara Loka
26
BAB 26. Perdebatan
27
BAB 27. Status Dadakan
28
BAB 28. Berpamitan
29
BAB 29. Terjebak
30
BAB 30. Kejujuran Loka
31
BAB 31. Permintaan Loka
32
BAB 32. Jemputan
33
BAB 33. Sejarah Hidup Asmara
34
BAB 34. Semakin Dekat
35
BAB 35. Pak Basuki
36
BAB 36. Jemputan di Pagi Hari
37
BAB 37. Berdua Berbicara Bersama
38
BAB 38. Bersama
39
BAB 39. Ujian
40
BAB 40. Perjalanan
41
BAB 41. Bertemu
42
BAB 42. Sakit Hati Untuk Kedua Kalinya
43
BAB 43. Pertemuan Tak Terduga
44
BAB 44. Kesedihan Senja
45
BAB 45. Ternyata
46
BAB 46. Kejutan
47
BAB 47. Senja Asmaraloka
48
BAB 48. SAH.
49
BAB 49. Malam Pertama
50
BAB 50. Pagi Hari
51
BAB 51. Menghabiskan Waktu bersama
52
BAB 52. Tamu Pagi Hari
53
BAB 53. Tidak Disangka.
54
BAB 54. Kedatangan Loka
55
BAB 55. Saran Rani
56
BAB 56. Tawaran Asmara
57
BAB 57. Pertemuan Tak Terduga.
58
BAB 58. Siapa Sebenarnya.
59
BAB 59. Berulang kali Tersakiti.
60
BAB 60. Ketegasan Loka.
61
BAB 61. Kerelaan Asmara
62
BAB 62. Pasrah.
63
BAB 63. Malam Pertama Sesi Ke-2
64
BAB 64. Kejutan
65
BAB 65. Firasat
66
BAB 66. Peristiwa Besar.
67
BAB 67. Terkuaknya Rahasia Loka.
68
BAB 68. Keputusan Asmara.
69
BAB 69. Bahagia diatas Luka
70
BAB 70. Loka Kembali
71
BAB 71. Ketegaran Asmara
72
BAB 72. Tidak !
73
BAB 73. Garis Dua
74
BAB 74. Jemputan Pertama
75
BAB 75. Perhatian
76
BAB 76. Tamu Malam
77
BAB 77. Mantan Ibu Mertua
78
BAB 78. Kemarahan Loka
79
BAB 79. Perdebatan
80
BAB 80. Kebingungan
81
BAB 81. Deklarasi Loka
82
BAB 82. Cinta yang kembali Ada.
83
BAB 83. Tragedi.
84
BAB 84. Dokter Indrawan
85
BAB 85. Rahasia Lama
86
BAB 86. Penantian
87
BAB 87. Jawaban
88
BAB 88. Kepulangan Pak Basuki.
89
BAB 89. Kabar
90
BAB 90. Mulai Kembali
91
BAB 91. Pergi Entah Kemana
92
BAB 92. Kepanikan Loka
93
BAB 93. Masih Mencari
94
BAB 94. Titik Terang
95
BAB 95. Sebuah Fakta
96
BAB 96. Tamu Malam
97
BAB 97. Ketakutan Asmara
98
BAB 98. Kedatangan Cinta.
99
BAB 99. Mencurahkan Kerinduan
100
BAB 100. Kebahagiaan Asmara
101
BAB 101. Malam Malam Panjang
102
BAB 102. Akhir Bahagia.
103
NOVEL BARU - TAKDIR CINTA KHADIJAH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!