BAB 9. Kebingungan Asmara

...Jadilah kuat untuk segala hal yang membuatmu patah ...

...🍁...

Mendengar keributan rumah tangga mantan suaminya sejujurnya sudah merupakan hal yang biasa.

Ini bukan kali pertama Asmara mendengarnya, Dan hal ini lah yang membuat asmara begitu malas menghubungi mantan suaminya terlebih dahulu.

Bukan mendapatkan solusi justru dia juga dibuat pusing dengan pertengkaran keduanya, yang tentu ujung-ujungnya Asmara juga akan kena getahnya.

Teringat saat tempo hari Asmara juga menghubungi mantan suaminya, meski Diana tidak ada disana, namun ternyata Mak lampir itu tahu dan melabrak Asmara habis-habisan melalui telepon meminta untuk tidak lagi menghubungi Bima.

Sejujurnya jika bukan karena Senja, Asmara pun juga sudah tidak Sudi menghubungi Bima.

Tidak ingin lebih memperkeruh suasana Asmara memilih untuk menutup panggilan telepon nya.

"Kenapa Ma ?"

Suara serak Rani yang baru saja bangun dari tidur singkat nya.

Asmara hanya tertawa getir , mengingat bagaimana dirinya tadi menghubungi mantan suami, dan berujung pertengkaran antara Bima dan Diana.

"Nggak Ran, Kamu udah bangun ?"

"Iya tidur di sini nggak enak Ma, kasurnya Keras" keluh Rani dengan memegangi pinggangnya yang mungkin terasa sakit.

Melongo jam yang ada di ponsel, waktu masih menunjukan pukul 13.45 , Jam pulang kerja masih beberapa saat lagi.

Beruntung semua pekerjaan telah Asmara selesaikan sebelumnya, sebelum Rani bangun dari tidurnya.

Tentu tidak mungkin Asmara memberikan pekerjaan sementara Rani tengah mengalami masa teler.

"Ran menurut kamu aku harus bagaiman ya ?"

Mendengar pertanyaan sahabatnya Rani justru terlihat mendengus kesal. Rani tentu paham apa yang sedang ditanyakan sahabatnya itu.

"Ya kamu temuin aja lah laki-laki yang serius sama kamu, Mas Mirza misalnya"

Anggota dewan yang baru saja beberapa hari yang lalau datang menemui Pak Basuki untuk mengutarakan niat baiknya melamar Asmara.

Namun lagi-lagi Asmara menolak karena alasan belum ingin memulai kehidupan baru.

"Terus "

"Ya terus kamu kenalan Asma. Sama dia !"

Asmara tampak menghela nafas dalam , hingga untuk sesaat dia memejamkan mata.

"Terus aku ngajak nikah gitu ?"

" Ya Iya lah Asma !! kalau nggak nikah mau ngapain ?, gak mungkin kan ngajak Gaple ?" kesal Rani

Asmara sampai tertawa mendengar ucapan Sahabatnya yang sungguh apa adanya.

Bagaimana Asmara akan meminta untuk di Nikahi sementara dia sendiri masih ragu untuk melangkah kesana.

"Kasian Ma kasian !" ketus Rani.

"Senja ?"

"Bukan !"

"Terus apa dong ?"

"Itu nya kamu !, nanti kalau jadi perawan lagi gimana ? kelamaan di anggurin " seloroh Rani dengan entengnya. Menunjuk pada sesuatu dibalik Rok panjangnya.

Asmara sampai melongo dengan ucapan sahabatnya, hingga dia reflek melempar bolpoin di tangannya.

"Ngawur kamu, Teori dari mana itu" Asmara

"Ranistein "

"Apa !! " Asmara

"Rani Einstein!!"

Lagi-lagi Asmara kembali tertawa mengingat betapa konyol sahabatnya.

Namun Asmara cukup beruntung dipertemukan dengan sahabat sebaik dan senatural Rani.

Setidaknya Rani cukup menghibur dan mengisi hari-hari sepinya. Meski mau tidak mau dirinya juga yang selalu menjadi korbannya.

Hanya di kantor saja lah Asmara dapat tersenyum dan tertawa lega, karena ketika di rumah semua beban pikiran seakan kembali menghampirinya.

Menjadi singel Mother nyatanya tidak semudah itu, banyak yang mengira setelah menjadi janda makan akan bebas dari segalanya, namun tidak bagi Asmara.

Meski begitu Asmara tidak pernah sekalipun mengeluh dengan nasibnya, selalu dia menjalaninya dengan ikhlas.

Meski tak jarang dia juga menangis dalam malam panjangnya, diatas hamparan sajadah panjang Asmara utarakan segala keluh kesahnya pada sang Pencipta.

"Kata Bagas , mas Mirza itu baik lho Ma"

Asmara tampak mengerutkan dahi, mencari kebenaran dari ucapan sahabatnya.

"Oya ?"

"Iya , Jadi Bagas itu temen SMA nya mas Mirza, Kemarin waktu reuni Bagas ketemu tuh sama Mas Mirza"

Asmara hanya diam mendengar ucapan Rani.

"Gimana kamu mau nggak ?"

"Mau apa ?"

"Nikah lah sama mas Mirza"

"Astagfirullah Rani !!"

Rani hanya terkekeh melihat wajah sahabatnya yang memerah menahan amarah.

Meski begitu marah, namun nyatanya Asmara tidak pernah benar-benar bisa marah pada sahabatnya itu.

Hanya dia selalu heran pada sahabatnya, begitu mudah dia berbicara soal cinta dan tanpa berfikir bagaimana kedepannya. Karena dalam pernikahan tidak hanya aku dan kamu menjadi kita, namun masih ada yang lainya, Kesetiaan, komitmen, kejujuran dan masih banyak lainya.

***

Tampak di sudut ruangan seorang wanita tua tengah bersama cucunya, menikmati hangatnya secangkir teh madu.

Rumah megah dan mewah yang hanya di huni seorang wanita tua dengan beberapa pelayannya saja.

"Bagaimana Rencana pembangunan Resort mu Ka"

"Alhamdulillah Oma, sekarnag masih proses meratakan beberapa bagian" jawab Loka

Wanita yang tidak lagi muda namun masih jelas sisa kecantikan di wajahnya.

'Nenek Sima'

Ya begitulah namanya, dan kebanyakan orang menyebutnya Oma Ima sang juragan tanah. Memiliki 3 anak yang sukses membangun usahanya di kota, yang salah satunya merupakan orang tua Loka Wiratmaja.

"Syukurlah , Semoga usahamu kali ini berjalan lancar, Oma senang kalau kamu mau tinggal di sini"

Loka hanya tersenyum simpul mendengar permintaan sang nenek , yang selalu berharap dirinya mau tinggal berasa Nenek Ima.

Sejujurnya bukan keluarga tidak mengurusi nya , hanya saja nenek Ima yang selalu menolak ketika di ajak untuk pindah ke kota.

"Kita lihat saja nanti Oma"

Salah satu alasan Loka melebarkan sayap ke daerah tersebut juga atas permintaan neneknya, dia ingin di sisa hidupnya bisa bersama anak dan cucunya , sementara semua keluarganya sudah menetap di kota.

Setidaknya jika ada usaha , Loka akan lebih sering datang dan berkunjung kesana, begitu juga dia akan sering menemui Nenek nya.

"Lalu bagaimana ?, Kapan kamu mau menikah lagi?"

"Loka belum berfikir kesana Oma"

Sejujurnya semenjak perceraian dengan mantan istri sebelumnya, agaknya Loka malas memikirkan rumah tangga.

"Cari saja yang baik, soal cinta itu belakangan "

Loka hanya terkekeh kecil mendengar ucapan sang Oma. Teori yang terkadang tidak masuk akal, bagaimana menikah tanpa cinta sementara yang diawali dengan cinta saja juga masih berakhir tidak bahagia, ya seperti dirinya saat ini misalnya.

***

Malam hari seperti biasa Asmara akan menemani Senja belajar dan bermain, Karena hanya saat itu lah dia bisa begitu dekat dengan putrinya.

Sejujur nya jika boleh di tanya, Amasra juga sangat ingin menghabiskan waktu dengan menemani Senja sepanjang hari , namun kenyataan memaksa dia harus bekerja mencari nafkah untuk dirinya dan tentu senja, tidak mungkin kehidupannya selalu mengandalkan uang tabungan.

Meski tidak sedikit tabungan yang Asmara punya namun jika tidak bekerja itu juga sama saja, kehidupan masih lebih panjang dan masa depan Senja juga perlu di pikirkan matang-matang.

Sebagai Single mam hal hal kecil seperti pendidikan tentu sudah harus Asmara pikirkan, meski Senja saat ini belum sekolah.

Memikirkan itu saja cukup membuat kepala Asmara berdenyut.

Belum lagi memikirkan penolakan Bima yang tidak juga menghubungi putrinya, terpaksa Asmara harus kembali memutar otak untuk terus membohongi putri kecilnya.

Meski sakit rasanya keinginan kecil dari Senja tidak dapat Asmara kabulkan, seperti kerinduannya pada sang Ayah.

***

Terpopuler

Comments

Deodoran

Deodoran

astaga otaknya si Rani ini🤣

2024-05-18

1

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒌𝒂𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝑳𝒐𝒌𝒂 𝒅𝒖𝒅𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒚𝒂 🤔🤔

2024-05-02

1

guntur 1609

guntur 1609

ia temanya bagas. kalau gak salah siloka ni. tau si riza. kok aku gak asing ya dengan ceritanya

2024-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Asmara
2 BAB 2. Pindah
3 BAB 3. Rumah Lama
4 BAB 4. Kecelakaan
5 BAB 5. Pagi Hari.
6 BAB 6. Keputusan
7 BAB 7. Pertanyaan Rani
8 BAB 8. Kesedihan Senja.
9 BAB 9. Kebingungan Asmara
10 BAB 10. Bayangan Masa Lalu
11 BAB 11. Takut
12 BAB 12. Bantuan Loka
13 BAB 13. Menginap
14 BAB 14. Memasak
15 BAB 15. Pasar Malam
16 BAB 16. Berita Dari Pak Basuki
17 BAB 17. Berangkat Kerja.
18 BAB 18. Persiapan
19 BAB 19. Tamu
20 BAB 20. Mantan
21 BAB 21. Kecelakaan Kerja
22 BAB 22. Rengekan Senja
23 BAB 23. Membungkam
24 BAB 24. Penyesalan
25 BAB 25. Asmara Loka
26 BAB 26. Perdebatan
27 BAB 27. Status Dadakan
28 BAB 28. Berpamitan
29 BAB 29. Terjebak
30 BAB 30. Kejujuran Loka
31 BAB 31. Permintaan Loka
32 BAB 32. Jemputan
33 BAB 33. Sejarah Hidup Asmara
34 BAB 34. Semakin Dekat
35 BAB 35. Pak Basuki
36 BAB 36. Jemputan di Pagi Hari
37 BAB 37. Berdua Berbicara Bersama
38 BAB 38. Bersama
39 BAB 39. Ujian
40 BAB 40. Perjalanan
41 BAB 41. Bertemu
42 BAB 42. Sakit Hati Untuk Kedua Kalinya
43 BAB 43. Pertemuan Tak Terduga
44 BAB 44. Kesedihan Senja
45 BAB 45. Ternyata
46 BAB 46. Kejutan
47 BAB 47. Senja Asmaraloka
48 BAB 48. SAH.
49 BAB 49. Malam Pertama
50 BAB 50. Pagi Hari
51 BAB 51. Menghabiskan Waktu bersama
52 BAB 52. Tamu Pagi Hari
53 BAB 53. Tidak Disangka.
54 BAB 54. Kedatangan Loka
55 BAB 55. Saran Rani
56 BAB 56. Tawaran Asmara
57 BAB 57. Pertemuan Tak Terduga.
58 BAB 58. Siapa Sebenarnya.
59 BAB 59. Berulang kali Tersakiti.
60 BAB 60. Ketegasan Loka.
61 BAB 61. Kerelaan Asmara
62 BAB 62. Pasrah.
63 BAB 63. Malam Pertama Sesi Ke-2
64 BAB 64. Kejutan
65 BAB 65. Firasat
66 BAB 66. Peristiwa Besar.
67 BAB 67. Terkuaknya Rahasia Loka.
68 BAB 68. Keputusan Asmara.
69 BAB 69. Bahagia diatas Luka
70 BAB 70. Loka Kembali
71 BAB 71. Ketegaran Asmara
72 BAB 72. Tidak !
73 BAB 73. Garis Dua
74 BAB 74. Jemputan Pertama
75 BAB 75. Perhatian
76 BAB 76. Tamu Malam
77 BAB 77. Mantan Ibu Mertua
78 BAB 78. Kemarahan Loka
79 BAB 79. Perdebatan
80 BAB 80. Kebingungan
81 BAB 81. Deklarasi Loka
82 BAB 82. Cinta yang kembali Ada.
83 BAB 83. Tragedi.
84 BAB 84. Dokter Indrawan
85 BAB 85. Rahasia Lama
86 BAB 86. Penantian
87 BAB 87. Jawaban
88 BAB 88. Kepulangan Pak Basuki.
89 BAB 89. Kabar
90 BAB 90. Mulai Kembali
91 BAB 91. Pergi Entah Kemana
92 BAB 92. Kepanikan Loka
93 BAB 93. Masih Mencari
94 BAB 94. Titik Terang
95 BAB 95. Sebuah Fakta
96 BAB 96. Tamu Malam
97 BAB 97. Ketakutan Asmara
98 BAB 98. Kedatangan Cinta.
99 BAB 99. Mencurahkan Kerinduan
100 BAB 100. Kebahagiaan Asmara
101 BAB 101. Malam Malam Panjang
102 BAB 102. Akhir Bahagia.
103 NOVEL BARU - TAKDIR CINTA KHADIJAH
Episodes

Updated 103 Episodes

1
BAB 1. Asmara
2
BAB 2. Pindah
3
BAB 3. Rumah Lama
4
BAB 4. Kecelakaan
5
BAB 5. Pagi Hari.
6
BAB 6. Keputusan
7
BAB 7. Pertanyaan Rani
8
BAB 8. Kesedihan Senja.
9
BAB 9. Kebingungan Asmara
10
BAB 10. Bayangan Masa Lalu
11
BAB 11. Takut
12
BAB 12. Bantuan Loka
13
BAB 13. Menginap
14
BAB 14. Memasak
15
BAB 15. Pasar Malam
16
BAB 16. Berita Dari Pak Basuki
17
BAB 17. Berangkat Kerja.
18
BAB 18. Persiapan
19
BAB 19. Tamu
20
BAB 20. Mantan
21
BAB 21. Kecelakaan Kerja
22
BAB 22. Rengekan Senja
23
BAB 23. Membungkam
24
BAB 24. Penyesalan
25
BAB 25. Asmara Loka
26
BAB 26. Perdebatan
27
BAB 27. Status Dadakan
28
BAB 28. Berpamitan
29
BAB 29. Terjebak
30
BAB 30. Kejujuran Loka
31
BAB 31. Permintaan Loka
32
BAB 32. Jemputan
33
BAB 33. Sejarah Hidup Asmara
34
BAB 34. Semakin Dekat
35
BAB 35. Pak Basuki
36
BAB 36. Jemputan di Pagi Hari
37
BAB 37. Berdua Berbicara Bersama
38
BAB 38. Bersama
39
BAB 39. Ujian
40
BAB 40. Perjalanan
41
BAB 41. Bertemu
42
BAB 42. Sakit Hati Untuk Kedua Kalinya
43
BAB 43. Pertemuan Tak Terduga
44
BAB 44. Kesedihan Senja
45
BAB 45. Ternyata
46
BAB 46. Kejutan
47
BAB 47. Senja Asmaraloka
48
BAB 48. SAH.
49
BAB 49. Malam Pertama
50
BAB 50. Pagi Hari
51
BAB 51. Menghabiskan Waktu bersama
52
BAB 52. Tamu Pagi Hari
53
BAB 53. Tidak Disangka.
54
BAB 54. Kedatangan Loka
55
BAB 55. Saran Rani
56
BAB 56. Tawaran Asmara
57
BAB 57. Pertemuan Tak Terduga.
58
BAB 58. Siapa Sebenarnya.
59
BAB 59. Berulang kali Tersakiti.
60
BAB 60. Ketegasan Loka.
61
BAB 61. Kerelaan Asmara
62
BAB 62. Pasrah.
63
BAB 63. Malam Pertama Sesi Ke-2
64
BAB 64. Kejutan
65
BAB 65. Firasat
66
BAB 66. Peristiwa Besar.
67
BAB 67. Terkuaknya Rahasia Loka.
68
BAB 68. Keputusan Asmara.
69
BAB 69. Bahagia diatas Luka
70
BAB 70. Loka Kembali
71
BAB 71. Ketegaran Asmara
72
BAB 72. Tidak !
73
BAB 73. Garis Dua
74
BAB 74. Jemputan Pertama
75
BAB 75. Perhatian
76
BAB 76. Tamu Malam
77
BAB 77. Mantan Ibu Mertua
78
BAB 78. Kemarahan Loka
79
BAB 79. Perdebatan
80
BAB 80. Kebingungan
81
BAB 81. Deklarasi Loka
82
BAB 82. Cinta yang kembali Ada.
83
BAB 83. Tragedi.
84
BAB 84. Dokter Indrawan
85
BAB 85. Rahasia Lama
86
BAB 86. Penantian
87
BAB 87. Jawaban
88
BAB 88. Kepulangan Pak Basuki.
89
BAB 89. Kabar
90
BAB 90. Mulai Kembali
91
BAB 91. Pergi Entah Kemana
92
BAB 92. Kepanikan Loka
93
BAB 93. Masih Mencari
94
BAB 94. Titik Terang
95
BAB 95. Sebuah Fakta
96
BAB 96. Tamu Malam
97
BAB 97. Ketakutan Asmara
98
BAB 98. Kedatangan Cinta.
99
BAB 99. Mencurahkan Kerinduan
100
BAB 100. Kebahagiaan Asmara
101
BAB 101. Malam Malam Panjang
102
BAB 102. Akhir Bahagia.
103
NOVEL BARU - TAKDIR CINTA KHADIJAH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!