...Menunjukan diri untuk terlihat tetap baik-baik saja is another level of pain....
...🍁...
"Tetaplah disini, aku yang akan pergi"
Ucapan yang baru saja Asmara dengan dari mantan suaminya. Dia memang tidak salah dengar karena Bima benar-benar mengatakan nya.
Bima sendiri sadar jika selama pernikahannya dia tidak sekalipun memberikan kebahagiaan bagi Asmara dan putrinya.
Sejujurnya Bima ingin Asmara tetap tinggal di rumah itu, sementara dia yang akan pindah ke rumah lain, namun lagi-lagi Diana menolak usulan Bima.
"Tidak mas, Lagipula pengajuan mutasiku sudah diterima"
"Aku akan pindah ke desa"
Ucap Asmara dengan suara pelan, tidak sekalipun Asmara berani menatap wajah sang mantan suami yang dulu selalu dia pandangi setiap malam.
Asmara memilih menundukkan wajahnya, bukan tanpa alasan , dia hanya takut jika menatap wajah yang pernah begitu dia cintai akan membuatnya goyah.
Sejujurnya hingga detik ini getaran cinta di hati Asmara masih sangat jelas terasa ketika dia bersama Bima. Meski Bima telah begitu menyakitinya. Namun tidak serta Merta perasaan itu hilang begitu saja.
"Senja. Senja jangan nakal ya sama Ibuk" ucap Bima.
"Kenapa ayah tidak ikut kami?"
Bukan mengiyakan titah Bima , senja justru mengajukan pertanyaan yang cukup menohok bagi Balita seusianya.
Terlihat Bima menarik nafas dalam hingga dadanya membusung akibat penuhnya udara di dalam dada.
"Sayang, Ayah memang tidak ikut kalian, tapi ayah janji, ayah akan sering-sering berkunjung"
"Janji !!"
Ucap Senja penuh semangat, bahkan dia mengangkat dua jari nya, jari tengah dan jari telunjuk untuk memastikan jika Bima tidak akan berbohong.
"Iya Ayah janji !!"
Senja yang tidak tahu apa-apa hanya tersenyum bahagia dengan memeluk Bima penuh ketulusan. Tentu Senja bahagia sementara kegiatan berpelukan dan belaian sosok ayah sangat jarang dia dapatkan dari Bima meski Senja selalu meminta dan kerap bermanja-manja.
Pemandangan itu cukup membuat Asmara kembali merasakan sesak di dada.
Asmara kerap mendengar jika Sosok ayah adalah cinta pertama bagi putrinya, namun apakah Senja juga mendapatkannya dari Bima ?.
Melihat keduanya membuat Asmara kembali menitihkan air mata.
"Maafkan ibuk nak, Maafkan ibuk, Ibuk Belum bisa memberi Senja Kehidupan yang baik" lirih Asmara dalam hati.
Saat ini senja telah bersama mbok Jum di depan rumah, kedua nya menunggu pickup yang akan membawa barang-barang mereka.
Sementara Asmara masih berada di dalam rumah dengan sibuk menata mainan milik Senja, cukup banyak hingga bima juga harus turun tangan untuk membantunya.
"Kau yakin untuk tinggal di desa ?" Bima
"Kenapa tidak mas, Aku sudah tidak memiliki alasan lain untuk tetap tinggal di sini"
Keduanya kembali terdiam , meski sakit namun ada setitik kehangatan di hati Asmara ketika Bima terus menanyakan tentang keyakinannya untuk pindah ke desa.
"Kau tidak perlu mencemaskan ku dan Senja, kami akan baik-baik saja"
"Dan hiduplah dengan bahagia bersama istri baru mas Bima" ucap Asmara.
Mendengar ucapan Asmara , Bima seolah mendapatkan tertampar keras. Entah karena sebab apa namun Bima merasa ada sedikit rasa bersalah.
"Ohya mas , untuk urusan sidang aku sudah percayakan semua pada Yunita, lagipula kalau aku tidak datang, itu akan lebih memudahkan bagi kita untuk segera mendapatkan putusan pengadilan"
Bima hanya terdiam mendengar penuturan dari Asmara.
Memang keputusan bercerai adalah sepihak dari pihak Asmara, yang merasa sudah tidak bisa lagi untuk tetap bertahan. Sementara Bima sendiri hanya menuruti permintaan Asmara.
Bukan tidak berusaha, Asmara sendiri sudah berusaha untuk berdamai dengan keadaan, dengan masih tetap menjadi istri Bima bahkan setelah suaminya itu menikahi cinta lamanya. Namun ternyata memang hanya bercerai lah solusinya.
"Sejujurnya aku ingin kau dan Senja tetap disini" lirih Bima.
"Ck. Untuk apa mas ?"
Asmara hanya menatap nanar wajah Bima yang seolah tidak memiliki prinsip. Meski dia begitu mencintai Bima, namun Asmara tidak cukup bodoh untuk selalu membiarkan hatinya terluka.
Semua barang telah siap, Beberapa koper berukuran besar, perabotan, dan alat-alat rumah tangga lain telah siap di depan rumah.
Tidak butuh waktu lama, pickup yang di tunggu telah terparkir di depan rumah, dengan sigap Kuli dan Supir pickup tersebut mengangkat barang-barang dan menatanya dalam bak.
Sementara Asmara dan yang lainya hanya menunggu , dan memastikan semua barang tidak ada yang tertinggal.
"Mang, Nanti saya kirim share lok nya ke nomer Mamang. Ini memang boleh berangkat dulu, nggak usah tungguin, saya sama anak, saya masih harus tunggu travel " titah Asmara.
"Baik Bu"
Setelah menerima uang Deposit dan share lokasi dari Asmara, supir pickup dan kuli pun berangkat lebih dulu.
Sementara Asmara dan yang lain masih harus kembali menunggu 30 menit lamanya untuk penjemputan travel.
Selama menunggu Pandangan mata Asmara tidak lepas dari pintu rumah. Rumah yang dia bangun dari hasil jerih payahnya bersama Bima kini harus dia tinggalkan begitu saja.
Tidak ada Gono gini yang Asmara tuntut dari suaminya, dia hanya meminta hak asuh Senja ada pada dirinya, itu saja baginya sudah sangat cukup.
Setelah pergi, Asmara menguatkan tekat jika tidak akan pernah mau lagi untuk kembali.
Dari kejauhan tampak sebuah mobil Pajero hitam terparkir tepat di depan pagar rumah, mobil yang tidak asing bagi Asmara.
Suara tangisan Kembali Asmara dengar dari sosok wanita paruh baya yang juga telah dia anggap seperti ibunya, meski sejatinya status keduanya hanyalah menantu dan mertua.
"Asmaaa... !! Ya Allah kenapa kamu tinggalin ibuk "
"Harusnya wanita itu yang pergi Asma bukan kamu"
Raungan dan tangisan semakin menjadi tatkala Sang mertua memakai Diana dengan penuh kebencian. Tidak rela rasanya jika menantu sebaik asmara tergantikan dengan menantu yang sudah jelas dia ketahui sifatnya.
Asmara memang merupakan menantu kesayangan orang tua bima, selain cantik Asmara juga baik, pengertian, tidak pernah sekalipun membantah ucapan mertuanya, tidak jarang Asmara memberikan uang setiap kali dia menerima gaji.
Namun sosok itu kini telah menjauh darinya, tentu orang tua bima sangat kecewa
"Bim Bim, kamu itu Lo kok ya bodoh banget, Dikasih batu permata pilihnya Batu Akik" seru Orang tua bima masih dengan Isak tangisnya.
"Kamu pindah saja ke rumah ibuk. Asma" mohon Sang mertua , tidak rela jika asma harus pindah dan jauh darinya.
"Tidak Bu, asma tidak bisa tetap tinggal di sini" ucap Asmara dengan suara pelan.
Sejujurnya dadanya kembali sesak, merasakan betapa mertuanya merasa kehilangan. Asmara mungkin cukup beruntung memiliki mertua seperti orang tua bima, namun dia sadar tidak cukup beruntung dalam urusan rumah tangga.
Pertahanan yang dia bangun akhirnya runtuh juga, tangis yang sedari tadi berusaha dia tahan kini meluap juga.
Dalam pelukan sang mertua Asmara menangis dengan memukul dadanya yang terasa sesak. Sejujurnya dia juga tidak menginginkan perpisahan ini namun keadaan memaksa Asmara untuk memilih, dan ini pilihannya.
"Ibuk tenang ya, Asmara akan sering berkunjung, dan ibuk juga bisa datang kerumah Asmara kalau longgar" ucap Asmara.
Keduanya kembali pecah dalam tangisan, sementara yang lain hanya melihat dengan tatapan tak kalah mengiba.
Hanya Diana yang terlihat bahagia dengan tangisan mereka.
***
...🍁Assalamualaikum🍁...
Selamat Datang di Novel terbaru Author Semoga terhibur dengan tulisan saya meski masih jauh dari kata Layak.
Semoga selalu dalam lindungan dan Rahmat Allah SWT.
Sebelumnya Author ucapkan Banyak terima kasih yang sudah bersedia membaca Tulisan saya, Masih jauh dari kata sempurna jika dibandingkan dengan Jutaan Novel bagus lainya.
Semoga sedikit yang bisa saya torehkan dapat menjadikan hiburan dan inspirasi yang baik untuk para Readers semuanya.
Namun disini saya juga ingin menyampaikan sepatah dua patah kata berkaitan dengan isi hati saya.
Mohon untuk kakak kakak semua yang merasa novel saya ini tidak layak, tidak menarik Silahkan tinggalkan saja, Tidak perlu memberikan like , Komen ataupun penilaian bintang berapapun.
Penilaian kakak yang mungkin berupa bintang 1, 2 , 3 atau 4 sejujurnya cukup meresahkan di hati dan karya saya.
Karena disini saya tidak hanya mengisi waktu luang semata, tidak hanya mengembangkan imajinasi saya, Tidak hanya menghalu semata.
Jujur saya sangat Down, di beberapa tulisan mungkin ada yang dengan sengaja membuat penilaian buruk 🙏. Entah karena tujuan apa, tentu hanya Allah semata yang mengetahuinya 😭
Jujur Sedih.
Saya tidak meminta Kakak kakak Readers semua untuk membaca buku saya, kalau suka silahkan di baca kalau tidak suka mohon tinggalkan saja.
Mohon Bijaklah dalam menggunakan jari jempol anda 🥰🥰🥰🙏🙏🙏
...Selamat Membaca Dan Semoga Terhibur ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Erna M Jen
bagus ceritanya...
2024-11-22
2
Yuli Hastuti
ssampe bab ini.... suka
2024-09-15
1
Wisnu Mahendra
panggilannya asma 😁 ,kayak penyakit...bukannya lebih enak dipanggil mara?
2024-09-14
1