...Pasrah. Cara membuat harimu lebih indah ...
...🍁...
Seperti biasa hari Senin merupakan hari tersibuk dalam satu Minggu, dan itu juga Asmara rasakan.
Antrian pasien hamil terlihat menguar hingga ke bagian luar.
Sudah dapat di pastikan akan sampai jam berapa Asmara menyelesaikan pekerjaannya.
"Ehem !!"
Suara deheman yang berkali kali Asmara dengar dari mulut sahabatnya.
"Udah ada yang bisa di gandeng nih"
"Apan sih Ran" kesal Asmara
Sedari tadi Rani selalu mengganggunya, bahkan di depan pasien pun Rani berani menggoda Asmara. Seolah menuntut penjelasan atas kejadian pagi tadi yang cukup meramaikan jagat Puskesmas Kertagiri.
"Kerja Ran !!" lagi-lagi Asmara memperingati.
Bukan meras takut justru Rani semakin bersemangat untuk menggoda sahabatnya.
Waktu menunjukan pukul 14.15 dan semua pekerjaan Asmara dan Rani baru saja selesai.
Untuk pemeriksaan pasien memang telah selesai sejak jam 12 siang namun selebihnya keduanya harus input data pasien dan tentu melakukan pencocokan data.
Cukup melelahkan memang, namun itu sudah menjadi resiko sebagai ASN , dan itu juga sudah merupakan komitmen dan tanggungjawab yang harus di jalani oleh Asmara.
"Asma !"
"Em"
"Omong-omong bagaimana kamu bisa kenal"
Asmara menautkan kedua alisnya , menampakkan guratan tipis di keningnya.
"Apa Ran ?, kalau ngomong tu yang jelas Ran, ngomong setengah-setengah "
Sejujurnya Asmara hanya alibi saja , mengalihkan perhatian Rani dari selalu mengganggu dirinya.
"Yang tadi itu Loo"
"Apan sih Ran gak jelas, Udah ah pulang yukk!!"
Seolah tidak ingin membahas apapun yang memang sebetulnya tidak ingin Asmara bahas, lebih baik dia segera pulang untuk menghindari pertanyaan dari sahabatnya yang somplak.
"Lhoo lhoo kok pulang sih" keluh Rani.
Bukan Mendengar Asmara segera berlalu begitu saja. Meninggalkan Rani dalam kebingungannya.
***
Perjalanan pulang seperti biasa akan di tempuh kurang lebih 20 menit an, Asmara sangat menikmati perjalanan pulangnya, hari ini cukup cerah dan tidak terlihat tanda-tanda hujan akan turun.
Teringat jika besok mertuanya akan datang, buru-buru asmara kembali memutar arah sepeda motornya.
Tujuan Asmara kali ini adalah ke pasar, rencana nya dia akan menyetok kebutuhan dapur hingga kurang lebih 3 hari kedepan.
Selain jumlah orangnya bertambah tentu Asmara juga harus menambah semua kebutuhan dapur dan Kebutuhan persabunan.
Cukup banyak yang Asmara akan beli, mengingat mungkin saja akan ada 4 orang yang menginap.
Meski dia sendiri belum tahu apakah mertuanya akan menginap atau tidak setidaknya Asmara melakukan persiapan.
Dia tidak mungkin membiarkan begitu saja mantan mertuanya, karena selama menjadi menantu, tidak pernah sekalipun mantan mertuanya itu berlaku semena-mena pada dirinya.
Alasan Asmara melakukan penyambutan hanya karena alasan dia masih menghormati kakek dan nenek dari anak nya.
Setelah semua barang Yang Asmara butuhkan telah dia dapatkan.
Kini asmara bergegas untuk pulang dan melakukan persiapan penyambutan sederhana.
Sisa perjalanan kurang dari 10 menit, Asmara mengemudikan motornya dengan kecepatan sedang. Sembari mengingat-ingat mungkin saja masih ada yang harus Asmara beli.
Tidak berselang lama Asmara telah sampai di depan rumahnya, memarkirkan motor di teras ruang periksa.
Kenapa harus di depan ruang periksa ?, tentu alasannya karena motor Asmara juga sebagai pertanda jika Bu Bidan ada di rumah.
Lucu, tapi ya begitulah kearifan lokal yang ada di desa, penuh dengan kesederhanaan yang juga baru beberapa bulan ini Asmara rasakan.
Terbiasa tinggal di ibukota membuat Asmara sempat lupa dengan budaya di Jawa, namun perlahan budaya itu datang dan menetap dalam jiwa Asmara, karena memang dia memiliki darah Jawa dari mendiang kedua orang tuanya.
"Buk..! "
Sapa mbok Jum yang langsung meraih kantong plastik belanjaan Asmara, cukup banyak hingga Asmara sedikit kesulitan membawanya.
"Iya mbok, tadi mampir ke pasar dulu" Jawab Asma dengan ramah.
"Mbok , Ditata di Lemari pendingin semua ya ini belanjaannya"
Mbok Jum terlihat mengerutkan dahinya, ada perasaan sedikit bingung, pasalnya beberapa hari yang lalu Asmara juga baru saja berbelanja kebutuhan rumah tangga, bahkan saat ini juga masih sangat banyak.
"Banyak sekali buk ?"
Asmara agaknya Enggan mengatakan pada mbok Jum alasan dia yang berbelanja banyak.
"Itu mbok, besok Mas Bima sama ibuk mau datang"
Seketika mbok Jum mengangguk paham setelah mendapatkan jawaban dari majikanya.
"Baik buk, simbok bawa ke belang"
Sebelum Mbok Jum pergi, Asmara sempat menanyakan keberadaan Senja dan ternyata , Pak Basuki dan Bu Retno lah yang membawa senja untuk berjalan-jalan.
Sudah bukan sesuatu yang mengherankan, keduanya selalu meminta Senja bersama nya setiap kali ada kesempatan, dan itu sedikit banyak cukup membuat Asmara sedikit lega.
Dengan langkah gontai Asmara melangkah kan kaki menuju kamarnya.
Tempat ternyaman yang dia miliki , karena tidak ada suami, tidak ada pula orang tua yang menemani, hingga hanya di kamar ini dia merasa tenang dan tentram.
Seperti biasa dia akan membersihkan diri dan mengganti pakaiannya.
Dering telepon yang memekakkan telinga terdengar begitu saja tatkala Asmara sudah hampir memejamkan mata.
'Mas Bima'
Agaknya Asmara sedikit terkejut dengan sebuah nama yang tiba-tiba menghubunginya.
Tidak mau ambil pusing, Asmara mengangkat begitu saja panggilan dari Bima.
Menekan icon tombol hijau di layar ponsel nya
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam Asmara"
Terdengar jawaban dari ujung telepon dan jelas jika itu adalah Bima, Asmara tidak begitu saja lupa dengan suara laki-laki yang pernah mengisi hidupnya , meski dia juga jarang menghubunginya.
"Ya Mas , Ada apa ?" Asmara
"Em. Besok kami semua akan berangkat setelah subuh, kira-kira jam 10 sudah sampai"
'Semua' batin Asmara, mendengar hal itu Asmara hanya dapat memejamkan mata, mengisi penuh paru-parunya dengan udara.
"Oh. Iya mas, Hati-hati di jalan" Asmara
Tampaknya Bima masih akan mengatakan sesuatu pada Asmara, namun cepat-cepat Asmara menyudahi panggilannya.
"Mas, Maaf Asma sedang sedikit sibuk"
"Oh, Baiklah Asma, Assalamualaikum"
Tut..
Waalaikumsalam
Bahkan Asmara pun menjawab salam dari Bima ketika panggilan telah berakhir. Sejujurnya selain urusan Senja, Asmara sudah sangat tidak ingin berhubungan dengan mantan suaminya itu.
Asmara kembali menghempaskan tubuhnya dengan kasar. Menatap langit-langit kamar membuatnya berfikir harus bagaimana kah dia bersikap pada keluarga mantan suaminya besok.
Lelah bergelut dengan pikirannya tanpa sadar Asmara tertidur begitu saja.
Merasakan sentuhan di bahunya , Asmara sedikit menggeliatkan tubuhnya, mengerjab beberapa kali , benar saja di hadapannya telah ada mbok Jum yang seperti nya sudah membangunkan dia sejak lama.
"Iya mbok" ucap Asmara dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Buk, Sudah sore"
Seperti kebiasaan sebelum-sebelumnya Asmara selalu berpesan pada mbok Jum ketika dia tertidur dan melewatkan waktu ibadah, maka mbok Jum boleh membangunkannya.
"Oya Bu . Tadi mbok dapat telpon dari bapak, katanya Senja mau menginap di sana"
"Oh iya mbok, Makasih ya mbok Jum"
Setelah membangunkan Asmara dan mengatakan pesan dari pak Basuki, mbok Jum bergegas keluar dari kamar majikanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
udah asma tak usah terlalu memikirkan mereka...anggap aja mereka tamu ..selesai
2024-07-12
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒉𝒂𝒅𝒂𝒑𝒊 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝑨𝒔𝒎𝒂 𝒕𝒖𝒏𝒋𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒍 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒕𝒂𝒏𝒑𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂
2024-05-02
0
Afternoon Honey
Diana ikut ke rumah Asma 🤔❓
2023-10-11
0