...Berdoa lah untuk orang-orang yang kamu cintai, karena sejatinya cinta adalah Doa. ...
...🍁...
Waktu menunjukan pukul 17.05
Waktu ibadah tentu sudah terlewat sejak beberapa saat yang lalu.
Bergegas Asmara mengambil wudhu, membentangkan sajadah panjang miliknya, bersimpuh dihadapan sang Maha Kuasa, memohon petunjuk dan Keridha An Nya
Beberapa saat berlalu Asmara telah selesai dengan semua urusan ibadahnya.
"Mbok 2 kamar di belakang sudah di bersihkan ?"
"Sudah Bu, sudah mbok bersihkan dan tata ulang, seprai dan sarung bantal sudah mbok pasang juga"
Asmara tampak mengangguk puas, entah mengapa dia merasa ingin melakukan persiapan sebaik mungkin.
Mengingat kembali ucapan Loka pagi tadi, agaknya membuat Asmara harus melakukanya.
Persiapan penyambutan yang Asmara lakukan tentu bukan karena dia yang masih mengharapkan Bima, namun Asmara hanya ingin menunjukan jika tanpa Bima dan keluarganya dia juga bisa Baik-baik saja.
"Mbok tadi Asma telpon Mas Parto, selama ada ibuk dan mas Bima disini Asma pesan untuk di bawakan daging dan ikan segar ke rumah, Mas paro bilang bIsa antar jam 4 pagi"
"Oh baik buk, Mbok akan Siap berjaga "
Asmara tampak tersenyum lega, tanpa menjelaskan apa Maksudnya mbok Jum lebih dulu menangkap nya.
"Terima kasih mbok Jum, Maaf merepotkan"
"Sudah kewajiban saya buk"
Seperti biasa sore hari waktu bagi Asmara untuk berjaga di tempat praktiknya, menanti kalau-kalau ada yang membutuhkan bantuannya.
Sembari menunggu Asmara mengirimkan pesan pada Rani yang juga merupakan Rekan kerja sekaligus sahabatnya, kemungkinan besok dan beberapa hari kedepan Asmara akan berangkat sedikit telat dari hari-hari biasanya.
Tentu hal itu karena ada keluarga dari mantan suaminya yang harus dia layani terlebih dahulu, sebelum dia berangkat bekerja.
Dan tampaknya Rani memahaminya, dia tidak keberatan untuk urusan itu , hanya saja mungkin Rani agak sedikit tidak suka jika Asmara kembali bertemu mantan suami nya.
***
Esok hari
Waktu menunjukan pukul 09.45 Lebih awal dari jam yang telah Bima tentukan.
Mobil Pajero Sport warna hitam telah terparkir di depan rumahnya.
Terlihat dari balik tirai jendela rumah Asmara, Diana ada Bima, Kedua orang tuanya, dan tentu Diana istri kedua dari mantan suaminya.
Minder ?, Tentu saja tidak sedikitpun, justru Asmara merasa biasa saja. Mungkin hal itu karena rasa cinta Asmara pada Bima juga telah memudar seiring berjalanya waktu.
Terlihat pula dari pandangan mata Asmara perut buncit Diana, yang Asmara prediksi berkisar usia 8/ 9 bulan An.
"Ck" asmara hanya terkekeh dalam batin nya.
Cukup berani mengambil resiko perjalanan jauh, mengingat kandungan sudah sebesar itu.
Sebelum mereka mengetuk pintu buru-buru Asmara membukakan untuk para tamu nya.
"Assalamualaikum Buk, pak, bagaimana perjalananya ?"
Asmara begitu ramah dan sopan menyambut kedua orang tua dari mantan suaminya, tidak ada guratan kemarahan ataupun kecemburuan.
"Alhamdulillah Asmara Lancar, kamu makin cantik saja Nak" Puji ibu Bima.
Asmara tersipu malu mendapatkan pujian dari sang mantan mertua, namun sejujurnya hatinya hanya biasa saja.
Asmara hanya terkekeh, melihat reaksi Diana yang seketika muram tatkala mendengar Asmara mendapat pujian sudah pasti darah tingginya naik seketika.
"Mari pak buk masuk"
Asmara membawa Tamu-tamunya masuk kedalam rumah ,disusul Bima dan Diana yang berjalan di belakangnya.
Asmara mungkin Memang sengaja tidak bertegur sapa dengan Bima, hal itu tentu karena dia juga perlu menjaga perasaan Diana, meski sejatinya Diana selalu menyakiti Asmara.
Tidak lama setelah Bima dan orang tuanya duduk, mbok Jum keluar dengan membawakan minuman dan camilan.
Tidak lupa juga mbok Jum Menyapa pada mantan majikan serta orang tuanya, masih sama Bima terdengar dingin ketika berhadapan dengan mbok Jum yang mungkin menurutnya tidak sekelas dengannya.
"Diminum pak buk, setelah ini nanti istirahat dulu, kamarnya sudah Asmara siapkan" Ucap Asmar
Beberapa saat berbincang mantan ibu mertuanya sempat menanyakan keberadaan Senja, tanpa menutup Asmara mengatakan jika saat ini Senja tengah bersama kakek dan neneknya yang tak lain adalah pak Basuki dan Bu Retno.
Keduanya tampak paham dengan penjelasan yang diberikan Asmara.
Tatapan tajam dari Bima seolah tak pernah berhenti melihat Asmara, dan sudah di pastikan hal itu tentu mengundang perhatian Diana.
Asmara memang terlihat lebih cantik dan manis setelah berpisah dengan Bima, Asmara pula mulai merawat tubuhnya, meski dari hal-hal kecil saja yang dia perhatikan, untuk style memang tidak banyak berubah, hanya saja dalam pandangan mata Bima Asmara terlihat lebih menggoda.
Setelah menyiapkan segala sesuatu untuk para tamu, Asmara yang memang harus tetap bekerja dia lantas meminta izin untuk berangkat ke Puskesmas, tidak lupa dia juga mengatakan pada ibu mertuanya untuk tidak perlu sungkan selama berada di rumahnya.
Tidak lupa Asmara juga mengatakan pada mbok Jum untuk selalu memperhatikan dan melayani tamu-tamu nya.
***
Setibanya di Puskesmas Asmara bergegas mengambil alih pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan oleh Rani.
"Maaf ya ran aku telat"
Agaknya Asmara sedikit merasa bersalah, pasalnya dia baru tiba Ketika waktu telah menunjukan pukul 10.45
"Iya Ma, gimana udah pada Dateng?"
"Em" jawab Asmara singkat dengan mengangkat dagu nya.
Rani tampak memahami situasi dan kondisi sahabatnya, sudah pasti Asmara akan mengalami tekanan, terlihat dari wajahnya saja Rani sudah tahu jika Sejujur nya Asmara merasa tidak nyaman, meski baru saja tamunya datang.
Selama di Puskesmas Asmara tampak fokus dan cekatan dalam menyelesaikan semua pekerjaan, mulai dari anamnesa bumil sampai tahap penginputan data serta pencocokan data, semua Asmara lakukan dengan teliti dan selalu hati-hati.
Asmara memang tipe orang yang sangat perfeksionis, karena dia tidak ingin mengulang pekerjaan 2 x hanya karena sebuah kesalahan, dan untuk meminimalisir kejadian seperti itu tentu dia harus lebih hati-hati dan teliti ketika bekerja.
"Ran Aku pulang duluan ya"
Rani menganggukkan kepala, sedikit mengulas senyum di wajahnya.
"Iya Asmara !!!, Nggak usah cemburu ya nanti kalau liat mantan sama istrinya "
"Idihh Apan sih Ran" keluh Asmara dengan menggelengkan kepala.
"Ohya ma, jangan lupa kamu taruh aja tu Mantan sama istrinya di kamar paling belakang, takut ya nihh yaa... mereka berulah dan smackdown malem-malem kan kamu jadi kedengaran" kelakar Rani dengan menahan tawanya sendiri.
Sementara Asmara hanya tertawa mendengar ucapan Rani yang memang kadang-kadang gesrek.
"Emang barang, ditaruh belakang" kelakar Asmara
Keduanya tertawa bersama, bahkan untuk sesaat Asmara melupakan penat di kepalanya.
"Ohya kalau nggak kamu titipin aja mereka sama pak Basuki" Kelakar Rani yang memang tidak pernah bisa berhenti ketika membuat banyolan
"Astaga Rani !!"
Meski kesal namun Asmara juga tidak dapat menahan tawa nya.
Setelah cukup puas bercanda , perut terasa keram karena tidak berhenti tertawa, Asmara bergegas merapikan barang-barang milik nya, meraih kunci motor yang ada di meja dan beranjak keluar dari ruangan.
"Ran , Duluan Ya !!"
"Em"
Jawab Rani dengan memainkan ponselnya, Rani memang selalu pulang lebih telat dari Asmara hal itu karena dia selalu menunggu suaminya datang menjemput.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Adiba Shakila Atmarini
dasar laki2 buaya..lmpar aja kepenangkaran buaya..biar sma2 sling mkan.
2024-12-26
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒋𝒂𝒓 𝒔𝒊 𝑩𝒊𝒎𝒂 𝒏𝒈𝒆𝒍𝒊𝒂𝒕𝒊𝒏 𝑨𝒔𝒎𝒂 𝒌𝒂𝒚𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒖 𝒏𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈𝒊𝒏 𝑨𝒔𝒎𝒂 😤😤😤 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒏𝒚𝒆𝒔𝒆𝒍 𝒕𝒖𝒉 𝒔𝒊 𝑩𝒊𝒎𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝑨𝒔𝒎𝒂 𝒔𝒌𝒓𝒏𝒈 𝒍𝒃𝒉 𝒄𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌 𝒔𝒕𝒍𝒉 𝒄𝒆𝒓𝒂𝒊 𝒅𝒓 𝒔𝒊 𝑩𝒊𝒎𝒂 𝒐𝒐𝒏 😏😏😏
2024-05-02
0
Afternoon Honey
💐
2023-10-11
0