BAB 5. Pagi Hari.

...Karena Pada Akhirnya hanya 'sabar' yang akan tetap mengajarkan ku untuk tatap 'tegar'...

...🍁...

Pagi hari.

Pagi-pagi sekali Asmara terbangun, setelah menunaikan 2 Rokaat kewajiban sebagai umat muslim, dia bergegas memeriksa pasien nya yang semalam tidur di ruang praktiknya.

Kepanikan nya sirna begitu saja setelah melihat sosok semalam yang dia obati tengah tertidur pulas.

Asmara hanya mengecek suhu tubuhnya, memastikan dia tidak demam karena kejadian semalam.

Setelah menempelkan tangannya di jidat orang tersebut, asmara beranjak keluar dari ruang praktiknya.

"Ibukk..." rengek Senja yang baru saja bangun.

"Sayang"

"Hinginnn buk !" celoteh Senja.

"Sini ibuk peluk, biar nggak dingin, kasian anak ibuk"

Asmara merentangkan tangannya memeluk gadis kecil yang sejak beberapa hari lalu kerap menanyakan ayahnya.

Teringat saat terakhir kali Bima menghubungi dirinya, saat itu pula Asmara mendapatkan ancaman dari Diana , dan melarang Asmara untuk menghubungi Bima lagi.

Sejak saat itu Bima tak lagi pernah menghubunginya, Meski Senja selalu menanyakan Ayahnya namun Asmara selalu punya cara untuk mengalihkan perhatian putrinya.

Namun sepertinya kali ini usaha Asmara sia sia saja, karena senja selalu meminta untuk menelfon Ayahnya.

"Ayah Nggak kangen Enja" keluh senja dengan mata yang sudah berembun

Asmara sadar jika sang putri Sangat merindukan ayahnya, hal hal seperti ini lah yang kerap membuat Asmara kembali merasakan sesak di dada.

"Enja, Sabar ya sayang, Mungkin Ayah sedang sibuk, Nanti kalau ibuk Sudah libur kita kerumah ayah ya" ucap Asmara dengan mengatupkan kedua bibirnya

Suasana seperti ini selalu membuat Asmara luluh lantah, hanya putrinya saja yang dapat membuatnya tidak berdaya, selain senja merupakan semangatnya, namun senja juga merupakan kelemahannya.

"Ayah jahat !!"

"Enggak sayang, Ayah nggak jahat, Mungkin ayah memang sedang sibuk jadi belum sempat menghubungi kita"

Suasana pagi yang seharusnya menjadi kunci semangat untuk Asmara justru berubah menjadi duka lara ketika mengingat mantan suaminya.

Perbincangan antara ibu dan anak tersebut ternyata tak luput dari pandangan seorang laki-laki yang kini berdiri di ambang pintu.

Asmara terhenyak kaget mendapati sosok laki-laki semalam berjalan kearahnya , dengan wajah pucat dan tubuh lemah.

Meski tubuh bak Aderay namun dia tetaplah manusia , ada masanya untuk Menjadi lemah dan tak berdaya seperti saat ini.

"Lho Mas nya sudah Bangun ?" tanya Asmara yang setelahnya menurunkan Senja dari pangkuannya.

Sosok tersebut hanya mengulas senyum manis "Boleh saya meminta sedikit makanan" ucapnya kemudian

"Astaga, maaf Mas, saya sampai lupa belum siapkan"

Sesal Asmara sampai dia tepuk jidat.

Asmara meminta laki-laki tersebut untuk duduk di ruang tamu, disana juga masih Ada Senja yang menatap heran pada tamu ibu nya.

Sementara itu Asmara pergi ke dapur untuk menyiapkan makan dan minuman untuk pasiennya.

Tidak butuh waktu lama karena Mbok Jum juga telah menyiapkan sarapan untuk semua orang disana.

Satu nampan penuh berisi makanan dan minuman Asmara bawa ke ruang tamu untuk tamu yang juga sekaligus pasien nya.

"Silahkan"

Ucap Asmara dengan ramah, meletakkan nampan berisi makanan tepat di depan laki-laki tersebut.

"Terima kasih"

Asmara dan Senja hanya menjadi penonton tatkala Laki-laki dihadapannya memasukan suapan demi suapan nasi kedalam mulut.

Melihat penampilan sosok di hadapannya, Asmara yakin dia bukan orang sembarangan, bukan pula orang dari daerah sini, melihat perawakannya yang tinggi besar dan memiliki kulit putih, sepertinya datang dari kota begitu batin Asmara.

Beberapa saat seluruh makanan telah berpindah dalam lambung laki-laki tersebut.

"Ohya perkenalkan . Loka Wiratmaja"

Sebuah uluran tangan dari sosok di hadapannya yang tertuju pada Asmara.

"Asmara"

"Panggil saja Asma"

Jawaban ramah dari Asmara, Keduanya tampak berbincang ala Tamu dan pemilik rumah pada umumnya.

"Assalamualaikum "

Suara salam yang terdengar dari pintu depan..

"Waalaikumsalam "

Asmara bangkit dan menyalami Pamannya yang baru saja datang. Hari-hari memang pintu tidak pernah di kunci, sehingga bagi yang sudah terbiasa akan masuk begitu saja seperti paman dan bibi Asmara.

Tanpa diminta pak Basuki telah duduk di tempat biasa dia duduk ketika mengunjungi keponakanya itu.

"Bapak mau dibuatkan kopi ?"

"Boleh, tadi Ibuk mu belum buatkan Kopi untuk bapak" seloroh pak Basuki.

Ketiganya terkekeh mendengar ucapan Pak Basuki yang seolah tengah merajuk.

Asma pun bergegas untuk membuatkan kopi hitam kesukaan Pamannya itu, sementara di ruang tamu ada Senja, Loka juga Pak Basuki tentu nya.

"Perkenalkan Saya Basuki, kepala desa di sini , sekaligus paman nya Asma" Ucap pak Basuki dengan ramah memperkenalkan diri

Loka menyambut hangat uluran tangan dari pak Basuki.

"Oya, mobilnya nak--"

"Loka pak"

Dengan sigap Loka menyebutkan namanya.

"Oh. Iya nak Loka. Mobil nya sudah dibawa ke bengkel. Agak jauh karena di daerah sini tidak ada yang bisa betulkan mobil nak Loka "

Jelas tidak ada yang bisa membetulkan mobil milik Loka, mobil dengan jenis Range Rover yang tentu tidak sembarang orang memilikinya. Dan sudah di pastikan tidak banyak tempat bisa membetulkan nya.

"Terima kasih pak, Maaf saya banyak merepotkan warga disini"

"Tidak nak Loka, sudah menjadi kewajiban kami"

Terlihat Senja duduk dengan terus menatap Loka, ada rasa takut ketika keduanya tanpa sengaja bersitatap.

"Halo cantik, siapa namanya ?" sapa Loka dengan ramah

Senja tersenyum begitu saja, melihat wajah Loka yang dia anggap seperti pangeran. Sebelumnya mungkin dia memang merasa takut dengan pembawaan Dingin dan tubuh kekar Loka, namun setelah mendengar sapaan dari Loka ,Senja pun merasa bahagia.

"Enja !!"

"Siapa ?" ucap Loka dengan mendekatkan telinganya.

"Enja !!" lagi lagi dengan suara cadelnya Senja memberikan jawaban.

"Senja !"

Suara lembut dari arah dapur yang tentu itu dari Asmara.

Membawa segelas kopi untuk pak Basuki, dan menyerahkan pada pria paruh baya di hadapannya.

Asmara juga telah rapi dan siap mengenakan seragam dinasnya, bersiap untuk berangkat ke kantor, setelah sebelumnya menitipkan Senja pada mbok Jum dan tentu berpamitan pada tamunya.

Meski hari Sabtu Asmara tetap masuk kantor seperti biasa, namun dia hanya setengah hari saja berada di kantor.

***

Aktifitas Puskesmas pagi ini cukup ramai, Lalu lalang orang begitu ramai Asmara rasakan.

Mungkin karena sejak 3 hari yang lalu Kertagiri terus di guyur hujan sehingga hari ini banyak pasien berdatangan.

Tak jarang diantara mereka memiliki keluhan yang sama diare, muntah, masuk angin, juga batuk pilek. Lumrah penyakit yang banyak di temukan di Pusat kesehatan dasar seperti Puskesmas.

"Denger denger bukit diatas itu mau di bangun ya ?" Rani.

"Em. Mungkin"

Asmara hanya menanggapi ucapan Rani seperlunya, karena saat ini keduanya masih bertugas di ruang KIA. Rani memang selalu seperti itu, dia akan mengajak Asmara untuk mengobrol dimana pun tempatnya, meski ada pasien di hadapan mereka.

"Katanya yang mau bangun itu orang dari jakarta"

"Ohya ?"

Rani sedikit kesal mendengar jawaban dari sahabat dan rekan kerjanya itu, seperti tidak begitu menghiraukan ucapanya. Padahal dia selalu memberikan informasi yang terkini untuk Asmara.

***

Terpopuler

Comments

Akun Lima

Akun Lima

jangan karna senja jadi merepotkan asmara thor

2024-06-03

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝑳𝒐𝒌𝒂 𝒋𝒐𝒅𝒐𝒉𝒏𝒚𝒂 𝑨𝒔𝒎𝒂 𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒂𝒓 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒚𝒂𝒉 𝒍𝒈 𝒕𝒑 𝒚𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓" 𝒔𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂

2024-05-02

0

Afternoon Honey

Afternoon Honey

lanjutkan membaca... duh makin jatuh hati nih 💖

2023-10-10

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Asmara
2 BAB 2. Pindah
3 BAB 3. Rumah Lama
4 BAB 4. Kecelakaan
5 BAB 5. Pagi Hari.
6 BAB 6. Keputusan
7 BAB 7. Pertanyaan Rani
8 BAB 8. Kesedihan Senja.
9 BAB 9. Kebingungan Asmara
10 BAB 10. Bayangan Masa Lalu
11 BAB 11. Takut
12 BAB 12. Bantuan Loka
13 BAB 13. Menginap
14 BAB 14. Memasak
15 BAB 15. Pasar Malam
16 BAB 16. Berita Dari Pak Basuki
17 BAB 17. Berangkat Kerja.
18 BAB 18. Persiapan
19 BAB 19. Tamu
20 BAB 20. Mantan
21 BAB 21. Kecelakaan Kerja
22 BAB 22. Rengekan Senja
23 BAB 23. Membungkam
24 BAB 24. Penyesalan
25 BAB 25. Asmara Loka
26 BAB 26. Perdebatan
27 BAB 27. Status Dadakan
28 BAB 28. Berpamitan
29 BAB 29. Terjebak
30 BAB 30. Kejujuran Loka
31 BAB 31. Permintaan Loka
32 BAB 32. Jemputan
33 BAB 33. Sejarah Hidup Asmara
34 BAB 34. Semakin Dekat
35 BAB 35. Pak Basuki
36 BAB 36. Jemputan di Pagi Hari
37 BAB 37. Berdua Berbicara Bersama
38 BAB 38. Bersama
39 BAB 39. Ujian
40 BAB 40. Perjalanan
41 BAB 41. Bertemu
42 BAB 42. Sakit Hati Untuk Kedua Kalinya
43 BAB 43. Pertemuan Tak Terduga
44 BAB 44. Kesedihan Senja
45 BAB 45. Ternyata
46 BAB 46. Kejutan
47 BAB 47. Senja Asmaraloka
48 BAB 48. SAH.
49 BAB 49. Malam Pertama
50 BAB 50. Pagi Hari
51 BAB 51. Menghabiskan Waktu bersama
52 BAB 52. Tamu Pagi Hari
53 BAB 53. Tidak Disangka.
54 BAB 54. Kedatangan Loka
55 BAB 55. Saran Rani
56 BAB 56. Tawaran Asmara
57 BAB 57. Pertemuan Tak Terduga.
58 BAB 58. Siapa Sebenarnya.
59 BAB 59. Berulang kali Tersakiti.
60 BAB 60. Ketegasan Loka.
61 BAB 61. Kerelaan Asmara
62 BAB 62. Pasrah.
63 BAB 63. Malam Pertama Sesi Ke-2
64 BAB 64. Kejutan
65 BAB 65. Firasat
66 BAB 66. Peristiwa Besar.
67 BAB 67. Terkuaknya Rahasia Loka.
68 BAB 68. Keputusan Asmara.
69 BAB 69. Bahagia diatas Luka
70 BAB 70. Loka Kembali
71 BAB 71. Ketegaran Asmara
72 BAB 72. Tidak !
73 BAB 73. Garis Dua
74 BAB 74. Jemputan Pertama
75 BAB 75. Perhatian
76 BAB 76. Tamu Malam
77 BAB 77. Mantan Ibu Mertua
78 BAB 78. Kemarahan Loka
79 BAB 79. Perdebatan
80 BAB 80. Kebingungan
81 BAB 81. Deklarasi Loka
82 BAB 82. Cinta yang kembali Ada.
83 BAB 83. Tragedi.
84 BAB 84. Dokter Indrawan
85 BAB 85. Rahasia Lama
86 BAB 86. Penantian
87 BAB 87. Jawaban
88 BAB 88. Kepulangan Pak Basuki.
89 BAB 89. Kabar
90 BAB 90. Mulai Kembali
91 BAB 91. Pergi Entah Kemana
92 BAB 92. Kepanikan Loka
93 BAB 93. Masih Mencari
94 BAB 94. Titik Terang
95 BAB 95. Sebuah Fakta
96 BAB 96. Tamu Malam
97 BAB 97. Ketakutan Asmara
98 BAB 98. Kedatangan Cinta.
99 BAB 99. Mencurahkan Kerinduan
100 BAB 100. Kebahagiaan Asmara
101 BAB 101. Malam Malam Panjang
102 BAB 102. Akhir Bahagia.
103 NOVEL BARU - TAKDIR CINTA KHADIJAH
Episodes

Updated 103 Episodes

1
BAB 1. Asmara
2
BAB 2. Pindah
3
BAB 3. Rumah Lama
4
BAB 4. Kecelakaan
5
BAB 5. Pagi Hari.
6
BAB 6. Keputusan
7
BAB 7. Pertanyaan Rani
8
BAB 8. Kesedihan Senja.
9
BAB 9. Kebingungan Asmara
10
BAB 10. Bayangan Masa Lalu
11
BAB 11. Takut
12
BAB 12. Bantuan Loka
13
BAB 13. Menginap
14
BAB 14. Memasak
15
BAB 15. Pasar Malam
16
BAB 16. Berita Dari Pak Basuki
17
BAB 17. Berangkat Kerja.
18
BAB 18. Persiapan
19
BAB 19. Tamu
20
BAB 20. Mantan
21
BAB 21. Kecelakaan Kerja
22
BAB 22. Rengekan Senja
23
BAB 23. Membungkam
24
BAB 24. Penyesalan
25
BAB 25. Asmara Loka
26
BAB 26. Perdebatan
27
BAB 27. Status Dadakan
28
BAB 28. Berpamitan
29
BAB 29. Terjebak
30
BAB 30. Kejujuran Loka
31
BAB 31. Permintaan Loka
32
BAB 32. Jemputan
33
BAB 33. Sejarah Hidup Asmara
34
BAB 34. Semakin Dekat
35
BAB 35. Pak Basuki
36
BAB 36. Jemputan di Pagi Hari
37
BAB 37. Berdua Berbicara Bersama
38
BAB 38. Bersama
39
BAB 39. Ujian
40
BAB 40. Perjalanan
41
BAB 41. Bertemu
42
BAB 42. Sakit Hati Untuk Kedua Kalinya
43
BAB 43. Pertemuan Tak Terduga
44
BAB 44. Kesedihan Senja
45
BAB 45. Ternyata
46
BAB 46. Kejutan
47
BAB 47. Senja Asmaraloka
48
BAB 48. SAH.
49
BAB 49. Malam Pertama
50
BAB 50. Pagi Hari
51
BAB 51. Menghabiskan Waktu bersama
52
BAB 52. Tamu Pagi Hari
53
BAB 53. Tidak Disangka.
54
BAB 54. Kedatangan Loka
55
BAB 55. Saran Rani
56
BAB 56. Tawaran Asmara
57
BAB 57. Pertemuan Tak Terduga.
58
BAB 58. Siapa Sebenarnya.
59
BAB 59. Berulang kali Tersakiti.
60
BAB 60. Ketegasan Loka.
61
BAB 61. Kerelaan Asmara
62
BAB 62. Pasrah.
63
BAB 63. Malam Pertama Sesi Ke-2
64
BAB 64. Kejutan
65
BAB 65. Firasat
66
BAB 66. Peristiwa Besar.
67
BAB 67. Terkuaknya Rahasia Loka.
68
BAB 68. Keputusan Asmara.
69
BAB 69. Bahagia diatas Luka
70
BAB 70. Loka Kembali
71
BAB 71. Ketegaran Asmara
72
BAB 72. Tidak !
73
BAB 73. Garis Dua
74
BAB 74. Jemputan Pertama
75
BAB 75. Perhatian
76
BAB 76. Tamu Malam
77
BAB 77. Mantan Ibu Mertua
78
BAB 78. Kemarahan Loka
79
BAB 79. Perdebatan
80
BAB 80. Kebingungan
81
BAB 81. Deklarasi Loka
82
BAB 82. Cinta yang kembali Ada.
83
BAB 83. Tragedi.
84
BAB 84. Dokter Indrawan
85
BAB 85. Rahasia Lama
86
BAB 86. Penantian
87
BAB 87. Jawaban
88
BAB 88. Kepulangan Pak Basuki.
89
BAB 89. Kabar
90
BAB 90. Mulai Kembali
91
BAB 91. Pergi Entah Kemana
92
BAB 92. Kepanikan Loka
93
BAB 93. Masih Mencari
94
BAB 94. Titik Terang
95
BAB 95. Sebuah Fakta
96
BAB 96. Tamu Malam
97
BAB 97. Ketakutan Asmara
98
BAB 98. Kedatangan Cinta.
99
BAB 99. Mencurahkan Kerinduan
100
BAB 100. Kebahagiaan Asmara
101
BAB 101. Malam Malam Panjang
102
BAB 102. Akhir Bahagia.
103
NOVEL BARU - TAKDIR CINTA KHADIJAH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!