Setelah Araf selesai menghadap dosen. Araf mencari Amira disekitarnya.
"Loh mbak Amira kemana yah?" Araf mencari Amira keluar.
Ketika diluar Araf ketemu Herwan, Pandi, Rayan, dan Bayan yang lagi nongkrong diluar.
Herwan dan Pandi saling berbisik sambil menatap Araf dengan sinis dibaluti senyum tengil, entah apa yang ada dipikiran mereka yang membuat mereka menyapa Araf.
"Raf kesini?" Pandi memanggil Araf.
Araf merasa takut dengan mereka yang sering mencaci maki dirinya.
Pandi menghampiri Araf yang sedang berdiri diam membeku. tangan Araf ditarik dibawa ke tempat mereka berkumpul.
"Ikut yuk! Kita pergi ke suatu tempat yang unik."
"Maaf kak Aku gak bisa." Ucap Araf langsung memalingkan wajahnya.
"Ya kita gak maksa juga! Kalau memang gak bisa, kamu bisa kan bawain tas kita kita ini?" Tanya Herwan yang sedang bersandiwara. ia berpura pura mengalah agar Araf percaya sama ucapannya.
Araf seketika diam dan merasa aneh dengan sikap saudaranya yang biasanya kalau menyuruh suka memaksa, sekarang tidak ada paksaan apalagi kekerasan yang dilakukan Herwan padanya.
"Udah, jangan banyak pikir. Kita kita hanya kasihan pada kamu Raf! Kamu itu kurang pergaulan, Sampai sekarang gak ada cewek yang nempel sama loh, padahal loh lebih tampan." Ucap Herwan sambil bilang dalam hatinya;
"Akan ku buat ketampananmu menjadi hinaan bagi keluarga Ayah Ruben. biar loh tidak dianggap anak lagi oleh Ayah Ruben sehingga harta warisannya jatuh padaku!" Herwan menahan senyum jahatnya.
"Kami mengajak loh supaya bisa bergaul dengan kita kita." Ucap Pandi menggoda Araf supaya ia ikut.
"Iya Araf, dijamin seru loh tempatnya kak pandi yang pilihkan" Ucap Bayan mendukung kakak kakaknya.
Araf terus dirayu rayu sama Kakak kakak tirinya.
"Tenang saja jangan takut, Kita mau pergi ke tempat majlis ta'lim ya kan gays!" Ucap Pandi sambil mengangkat tangannya.
"Kami kesana karena ada penceramah Ustad Solmed yang terkenal itu." Ucap Herwan sambil senyum kepada Pandi dan Rayan.
Herwan menunjukkan videonya yang diedit bersama Ustadz Solmed untuk membuat Araf percaya sama ucapannya.
"Ini video kapan?" Tanya Araf.
"Yah kemarin lah, kita kemarin pulang jam 5 sore karena ketempat ini, iya kan gaeys." Ucap Herwan sambil mengangkat alisnya memberikan kode pada saudaranya agar mendukungnya.
"Ustadz nya lucu kan kak, pokoknya dijamin seru!" Ucap Rayan mendukung Herwan
"Mereka ini beneran gak sih mau ke tempat penceramahan Ustadz yang lagi viral itu?" Batin Araf masih ragu.
"Gimana nanti saja." Ucap Araf singkat. .
"Nanti? Kami mau berangkat sekarang, pulang dari sini langsung berangkat." Ucap Rayan.
"Kalau gak mau ikut sih gak papa, tapi menurut ku kamu akan rugi jika gak ikut, Acaranya kan sebentar lagi dimulai." Ucap Pandi.
"Mending tasnya suruh pak Oni dibawa pulang aja. Araf gak usah khawatir, percayakan pada kami sekarang kami ini bergaul yang baik baik." Ucap Bayan si bungsu yang pikirannya masih polos.
Datang lah seorang temannya Pandi dan mengatakan.
"Hai gays, Gimana kita mau menemui Ustadz Solmed lagi gak?" Tanya melham temannya Pandi.
"Pasti dong, Setelah kemarin menemui Ustadz Solmed kita jadi pengen tobat tau!"
"Gak sia sia dong Aku ajak kalian!" Balas melham
Melham juga ikut bersandiwara untuk menjebak Araf.
"Ayo kita berangkat dong!" Ucap Herwan dengan heboh.
"Ayo Raf kita ikut pokoknya pasti ketagihan deh. kamu kan Alim sudah pasti ketagihan sama penceramah nya." Bayan yang pikirannya polos berusaha membantu kakaknya supaya rencananya sukses dan Araf masuk dalam jebakan nya.
Sebenarnya Araf tidak ingin ikut, tapi Araf digoda terus dan tidak punya alasan untuk tidak ikut.
Araf mengikuti langkah demi langkah kakak kakak tirinya.
Araf masih ragu ragu dengan ajakan kakaknya. dan bertanya kepada Bayan yang pikirannya masih polos.
"Bayan, Kemarin emamg benar yah kemarin kamu sama kakakmu menemui Ustadz Solmed?" Tanya pelan kepada Bayan yang berjalan dibelakang kakaknya.
"Ya kami diajak sama temannya Pandi dia kan Anak Ustadz juga, tujuannya untuk mendengarkan pencerahan, kan kak pandi sama kak Herwan sekarang mulai tobat." Jawab Bayan dengan singkat.
"Oh yah bagus dong kalau mereka mau tobat!" Araf merasa senang.
"Maaf Raf Aku berbohong kepadamu. Aku juga disuruh kak pandi harus mengikuti kemauannya." Batin Bayan berbicara.
Herwan menelpon Ibunya yaitu nyonya Sintia.
"Herwan gimana?" Tanya ibunya dalam telpon.
"Beres mah!" Balas Herwan dengan senang.
"Kamu bisa merayu Araf untuk ikut dengan kalian ke tempat PSK kan?" Ucap Nyonya pelan dalam telponnya.
"Tenang mah, Araf sudah percaya pada Herwan."
"Bagus, Pokoknya kamu siapkan rencananya supaya Araf masuk keperangkap kita." Nyonya Sintia lagi beraksi menjalankan rencana jahatnya terhadap Araf anak tirinya.
Mita yang sedang menyapu gak sengaja melewati kamarnya Nyonya Sintia. Mita mengetahui rencana jahatnya Nyonya Sintia kepada Araf.
"Kalau Araf dapat kasus, bagiku sangat memudahkan untuk mendapatkan harta warisannya." Ucap Sintia sambil ketawa lepas.
"Astaghfirullah, Gak salah dengar! Nyonya sedang berencana menjebak Den Araf untuk ikut ke tempat maksiat." Ucap Mita sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya.
"Ternyata wajah songong nyonya sebanding dengan perilakunya yang licik."
Flashback ke pagi hari sebelum berangkat ke kampus.
Nyonya Sintia sedang mengumpul dengan Herwan dan Pandi yang sedang menjalani sebuah rencana supaya Araf masuk dalam perangkapnya.
"Herwan, Pandi kalian harus ingat tujuan kita masuk ke rumah ini untuk mendapatkan warisan dari Bapak Ruben Sadino dan Mamah sekarang lagi mencari benda yang berharga yang dimiliki oleh Ayah Angkatmu itu. Mamah mau kasih tugas untuk kalian berdua, Kalian berdua bawa Araf ketempat dimana ia terjerat dalam kasus. pokoknya harga diri Araf ternodai sehingga Araf terhalang mendapatkan warisannya dan Ayahnya hingga membencinya." Ucap Nyonya Sintia berundi bertiga untuk menjalankan misinya.
"Maksud Mamah Kita Ajak Araf kemana?" Tanya Pandi.
"Ya kemana ke, atau ke tempat PSK dan kamu buat video untuk bukti bahwa Araf itu melakukan hal konyol. Video itu juga bisa membantu kita untuk mudah mendapatkan warisan itu."
"Tapi kan mah, untuk membawa Araf itu susah, masa kita paksa, sulit juga untuk membuat video." Ucap Herwan sambil mengeluh.
"Ya cari cara, ini tugas dari mamah hari ini! Okey." Ucap Sintia dengan sikap rakusnya.
"Mamah yakin kasih kami dikasih tugas untuk menjebak Araf? Bukannya dulu juga pernah gagal!" Ucap Herwan dengan rasa malas untuk melakukanya, karena Herwan tidak punya harapan berhasil.
"Aku punya ide Kak Herwan." Ucap Pandi sambil tersenyum licik.
"Apa idenya?" Tanya Herwan.
"Kita minta bantuan Bayan dan Rayan juga untuk merayu Araf supaya ikut. Araf kan masih percaya sama Bayan. Bayan itu pikirannya masih polos.
"Benar juga!" Sahut Herwan sambil ikut tersenyum juga.
Kembali lagi ke masa sekarang. Mita bergegas mencari tempat sepi, lalu menelpon Kakaknya yaitu Amira Untuk mengasih tau bahwa posisi Araf sedang dalam bahaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments