High School 20

Aku menggigit sedotan dalam diam mendengarkan cerita seru Hani dan Salma yang asyik berdua. Sesekali mereka menanyakan pendapatku. Tapi karena aku gak begitu mendengarkan, aku hanya menjawab ya, atau tidak.

Yang membuatku tak mengikuti cerita mereka adalah Hani. Sejak tadi aku menunggu dia bercerita tentang bagaimana kak Juna bisa pergi bareng dia, atau sekedar 'izin' saja karena dia udah jalan sama pacarku.

Tapi kayaknya Hani ga akan cerita kesana. Dia menyembunyikan ini. Entah karena takut aku marah atau...

Nggak. Hani gak mungkin ada hati sama kak Juna. Dia kan, suka sama Kai. Bukannya salah satu tujuannya masuk ke kelompok Vita, supaya bisa dekat dengan Kai?

Tapi Hani kan, cantik. Bisa aja kak Juna naksir. Aduh, Ariva, ayolah. Mulai overthinking lagi.

"Gimana, Va? Lo setuju, kan?"

"Hah, apa?"

"Ya ampun, pake ngelamun segala." Salma mencolek lenganku. "Mikirin apa sih? Nyesel udah beli jam mahal?" Salma dan Hani terkikik, membuat wajahku masam.

"Enggak. Ga ada kaitannya kesana."

"Jadi gimana? Lo setuju, nggak?" Tanya Hani.

"Ayo aja gue, mah."

"Oke, cuss!"

Aku mengikuti mereka menyetop taksi, lalu naik bersama-sama.

"Pak, Emerald residence."

Eh? Loh. "Han, kok ke Emres?" Itu kan, komplek panti.

"Iya. Kan tadi ceritanya mau ke rumah lo."

Mata dan bibirku spontan menganga. "Ke rumah gue? Kok lo nggak bilang dulu?"

"Kan tadi lo bilang ayuk aja pas kita tanya. Amnesia, nih." Imbuh Salma pula.

Aaah, bukan gitu. Selama ini aku nggak bilang kan, kalo aku anak panti. Trus ini gimana? Gak mungkin aku pake rumah Arsya, walau ngga ada orang di rumah, tapi kan banyak foto keluarga.

"Eem, gimana kalo kita nonton aja, gue bayarin."

"Lo beneran ngelamun sepanjang waktu ya, Va. Tadi tuh kan, kita udah diskusi. Gue lagi males banget nonton. Pengen main ke rumah lo." Sahut Salma, lalu kembali ia menatap jalanan malam.

Aku gemetar. Jantungku rasanya mau lompat dan lututku lemas seketika. Ini nggak bisa. Aku belum siap memperkenalkan diri sebagai anak panti. Lalu aku harus bagaimana, di saat taksi pun sekarang sudah memasuki komplek perumahan.

"Permisi, boleh turunkan kaca?"

Satpam penjaga di pos mengecek ke dalam, dan aku tersenyum kaku.

"Oh, mbak Ari. Oke, silakan masuk." Kaca mobil kembali dinaikkan. Dan aku menelan ludah dengan susah payah. Nampaknya hari ini memang aku tak bisa mengelak.

"Masuk aja pake ditanyain, ya."

"Biasa, perumahan elit." Sahut Salma.

"Yang mana rumah lo, Va?" Tanya Hani sembari melihat-lihat keluar. Dia tak sabar sepertinya.

"Yang 17M."

"Walah buset, pake nyebutin harga. Saya juga tau mbak, disini rumahnya mahal-mahal dan punya orang kaya semua. Tapi gak perlu pamer harga juga." Celetuk si supir tiba-tiba, membuat Hani dan Salma sontak menatapku.

"Maaf, pak. Maksud saya yang nomor 17M." Ralatku cepat.

"Oalah, maaf mbak, saya salah tangkap." Ucap pak supir sambil cengengesan. Dan itu pula mendapat tawa ngakak lebar dari Salma dan Hani. Lucu, ya. Tapi aku ga bisa ketawa, dilanda rasa takut menghadapi respon Salma dan Hani nanti.

Taksi berhenti, membuat Salma dan Hani diam menatap rumah besar nan mewah tingkat dua berwarna putih dengan papan tulisan Panti Asuhan di depannya. Nomor rumah sesuai yang kusebut pun terpampang jelas disana. Tentu mereka mulai memikirkan ada apa denganku dan Panti ini.

Aku turun setelah membayar, diikuti Salma dan Hani yang tampak kaku di belakang.

"Ayo, masuk."

"I-iya." Mereka mengikutiku. Aku tahu mereka saling sikut, aku bisa melihat dengan ekor mata. Ya sudah, kalau udah begini mau tak mau aku jelaskan aja sekalian.

"Kamarku di lantai dua."

Mereka mengangguk lagi sambil sesekali menatap isi rumah. Ada beberapa anak yang belajar di lantai satu. Lalu aku melambaikan tangan pada mereka yang menyapa.

Aku cepat-cepat menaiki anak tangga dan masuk ke kamar guna melepas foto-fotoku dan Arsya yang menempel di pintu lemari.

Tak lama kemudian, Hani dan Salma masuk ke dalam kamarku.

Entah kenapa suasana jadi canggung.

"Duduk disini, Ma." Aku menawarkan duduk di tepi ranjang saat Hani sudah duduk duluan di kursi belajar tanpa ku suruh.

Kupandang jendela Arsya. Tertutup dan gelap, syukurlah dia pergi sama Papa Arga malam ini.

"Jadi.. ini.."

"Iya. Gue tinggal di panti." Selaku cepat saat Hani hendak berbicara. "Gue tinggal disini udah dari usia 4 tahun."

Salma dan Hani melanjutkan diam. Mungkin mereka merasa bersalah karena udah maksa datang kesini.

"Gue nggak bermaksud nutupin, cuma emang kita gak pernah bahas soal yang beginian, kan."

"Sorry ya, Va. Gue nggak bermaksud.."

Aku tersenyum melihat Salma yang menunduk. "Ngga apa-apa. Kalian kan, temen dekat gue. Lagian ini bukan aib yang mesti gue tutupi."

"I-iya, Va. Bener. Lagian gue gak pernah mikir lo anak panti soalnya lo belajar di sekolah elit, naik taksi pulang pergi. Jadi, gak akan ada juga yang percaya, kan." Ucap Hani dengan meyakinkan aku, kalau ini bukanlah masalah.

Tuh kan, mereka orang baik. Mana mungkin mereka menjauh atau ngehina aku karena anak panti. Selama ini aku aja yang malu, dan gak berani karena nggak sanggup kalau orang-orang memandang aku rendah. Terlebih kalau mereka tahu jendela sebelah adalah kamar Arsya. Bagaimana ya, respon mereka. Apalagi kalau aku bilang, bahwa panti ini milik keluarga Arsya. Apa.. itu akan membuatku semakin rendah?

Tangan Salma menggenggamku. "Va, sorry kalau kita lancang. Seharusnya kita langsung ngerti waktu lo nolak secara gak langsung sama kehadiran kita. Kita minta maaf banget ya, Va."

Aku ikut menggenggam tangannya. "Nggak apapa lagi, kan kalian yang bilang kalo ini perkomplekan elit. Kenapa gue harus malu?"

Salma mengangguk-angguk. Walau wajah mereka terlihat kaku, aku malah lega. Setidaknya teman yang sering main bareng aku udah tahu dan ini membuatku sedikit lebih baik.

...🍭...

Hari ini aku emang nunda buat datang cepat seperti biasa. Ngapain aku buru-buru dateng kalo yang diliat itu Kai.

Tepat saat aku berjalan di lorong, bel berbunyi. Anak-anak bubar dan segera masuk ke kelas saat pelajaran pertama akan dimasuki guru kejam. Ada pula yang santai sepertiku, saat jam pertama bahasa inggris.

"Misi, permisi, cantik." Zaki melewatiku dari sisi kiri diantara kerumunan anak-anak. Lalu dibelakangnya ada Danu. Jika sudah berdua, pasti ada bosnya, kan.

Arsya, dia berjalan cepat melewatiku dari sisi kanan. Tak lupa ia menoleh padaku sebentar dengan wajah datar, lalu memberi kedipan mata kiri dan langsung berlari.

Cih. Dasar. Tapi lucu juga wkwkwk.

Aku sampai menggelengkan kepala dan langsung menaiki anak tangga.

Aku pikir Kai akan duduk di dekat jendela. Aku kaget saat masuk ternyata dia duduk di sisi lorong.

Pandanganku menebar, mencari siapa saja yang kukenal. Ternyata teman sekelasku dulu hanya 3 orang yang ada disini.

Tak!

Aku meletakkan paperbag tepat di depan Kai. Matanya melirik keatas.

"Baju lo. Udah gue cuci."

Aku memutar dari belakang tubuhnya dan duduk di dekat jendela. Tak mau melihat kearah Kai sedikitpun, aku langsung menghadap jendela yang terbuka.

"Hai. Ariva, kan?"

Eh. Siapa ini yang sebangku dengan Hajoon. Aku ga pernah liat.

Dia memutar tubuh lalu mengulurkan tangan. "Aku Karin, tahun lalu sekelas Kai dan Hajoon juga."

Yang disebut namanya ikut menoleh. Hajoon, seperti biasa, si wajah ramah itu ikut memutar tubuh ke belakang.

Wah, cewek ini sih, cantik banget. Ngalahin Vita. Tapi kok, ga pernah keliatan masa.

Aku menyambut uluran tangannya. "Ari-"

"Pabo." Sela Kai.

Aku menoleh dengan berdengkus.

"Namanya Pabo alias pembuat onar." Sambung Kai dengan wajah masa bodonya itu.

"Jangan dengerin, Va. Kai emang gitu kalo sama cewe cantik." Sahut Karin dengan senyuman.

"Apa? Hahaha." Kai tertawa lebar. "Cantik? Cantik dari mana?" Ucapnya disela tawa, yang malah membuatku semakin tak suka padanya.

"Awas naksir loh, Kai." Tukas Karin.

Spontan tawa Kai terhenti dan malah Hajoon yang tertawa lebar. Dia kesal dan menimpuk Hajoon dengan buku.

"Morning."

Tawa Hajoon terhenti. Dia dan Karin mengubah posisi duduk kedepan.

Kai tertawa lirih, entah karena apa. Lalu dia berucap. "As a brainless student, i know this girl would not understand what the teacher's saying during the lesson." (Karena dia murid bodoh, gue tau dia bakalan gak paham sama omongan guru bahasa inggris)

Hajoon kembali terkikik. Ia menoleh sekilas ke belakang, sementara Karin melirik Kai dengan gelengan kepala.

"As a boy and a brainy student, you should shut your fuckin' mouth up throughout the lesson." Balasku tajam. (Sebagai cowok dan murid pinter, lu tuh mendingan tutup mulut busuk lu selama pelajaran berlangsung)

Kini giliran Karin yang terkikik lalu mengulurkan tangan ke belakang untuk memberi tos, dan aku menyambutnya dengan seringai.

Jangan kira aku sebodoh itu, Kai. Hh😏

TBC

Hai,.Makasih Vote nya yaaahh💃💃💃

Terpopuler

Comments

S.Syahadah

S.Syahadah

wakwakwak thor cerita kamu ini bikin aku inget lagi sama ulah dy dulu kek gitu, usil jail dan ngangenin hehe

2023-08-02

1

Onti Titi

Onti Titi

peenn, gue kirain dari awal cerita si kai sama hajoon itu kakak kelasnya ariva

2023-06-28

2

rose red

rose red

makasih thor sdh crazy up😊

2023-06-23

1

lihat semua
Episodes
1 My Relationshit 1
2 My Relationshit 2
3 My Relationshit 3
4 My Relationshitt 4
5 My RelationShit 5
6 My Relationshit 6
7 My Relationshit 7
8 My Relationshit 8
9 My Relationshitt 9
10 My Relationshit 10
11 High school 11
12 High School 12
13 High School 13
14 High School 14
15 High School 15
16 High School 16
17 High School 17
18 High School 18
19 High School 19
20 High School 20
21 High School Moment 21
22 High School Moment 22
23 High School Moment 23
24 High School Moment 24
25 High School Moment 25
26 High School Moment 26
27 High School Moment 27
28 High School Moment 28
29 High School Moment 29
30 High School Moment 30
31 Patah Hati Pertama 31
32 Patah Hati Pertama 32
33 Patah Hati Pertama 33
34 Patah Hati Pertama 34
35 Patah Hati Pertama 35
36 Patah Hati Pertama 36
37 Patah Hati Pertama 37
38 Patah Hati Pertama 38
39 Patah Hati Pertama 39
40 Patah Hati Pertama 40
41 Birthday Party 41
42 Birthday Party 42
43 Birthday Party 43
44 Birthday Party 44
45 Birthday Party 45
46 Birthday Party 46
47 Birthday Party 47
48 Birthday Party 48
49 Birthday Party 49
50 Birthday Party 50
51 Kejutan! 51
52 Kejutan! 52
53 Kejutan! 53
54 Kejutan! 54
55 Kejutan! 55
56 Kejutan! 56
57 Kejutan! 57
58 Kejutan! 58
59 Kejutan! 59
60 Kejutan! 60
61 Ungkapin Perasaan 61
62 Ungkapin Perasaan 62
63 Ungkapin Perasaan 63
64 Arsya Alexander 64
65 Arsya Alexander 65
66 Arsya Alexander 66
67 Arsya Alexander 67
68 Arsya Alexander 68
69 Arsya Alexander 69
70 Arsya Alexander 70
71 Terkuaknya Rahasia 71
72 Terkuaknya Rahasia 72
73 Terkuaknya Rahasia 73
74 Terkuaknya Rahasia 74
75 Terkuaknya Rahasia 75
76 Terkuaknya Rahasia 76
77 Terkuaknya Rahasia 77
78 Terkuaknya Rahasia 78
79 Terkuaknya Rahasia 79
80 Terkuaknya Rahasia 80
81 Hari-Hari Berat 81
82 Hari-Hari Berat 82
83 Hari-hari Berat 83
84 Hari-Hari Berat 84
85 Hari-Hari Berat 85
86 Hari-Hari Berat 86
87 Hari-Hari Berat 87
88 Hari-Hari Berat 88
89 Hari-Hari Berat 89
90 Hari-Hari Berat 90
91 Long Distance Relation-shit! 91
92 Long Distance Relation-shit 92
93 Long Distance Relation-shit 93
94 Long Distance Relation-shit 94
95 Long Distance Relation-shit 95
96 Long Distance Relation-shit 96
97 Long Distance Relation-shit 97
98 Long Distance Relation-shit 98
99 Long Distance Relation-shit 99
100 Long Distance Relation-shit 100
101 Love-ship 101
102 Love-ship 102
103 Love-Ship 103
104 Love-ship 104
105 Love-ship 105
106 Love-Ship 106
107 Love-Ship 107
108 Love-ship 108
109 Love-Ship 109
110 Love-Ship 110 (Last)
Episodes

Updated 110 Episodes

1
My Relationshit 1
2
My Relationshit 2
3
My Relationshit 3
4
My Relationshitt 4
5
My RelationShit 5
6
My Relationshit 6
7
My Relationshit 7
8
My Relationshit 8
9
My Relationshitt 9
10
My Relationshit 10
11
High school 11
12
High School 12
13
High School 13
14
High School 14
15
High School 15
16
High School 16
17
High School 17
18
High School 18
19
High School 19
20
High School 20
21
High School Moment 21
22
High School Moment 22
23
High School Moment 23
24
High School Moment 24
25
High School Moment 25
26
High School Moment 26
27
High School Moment 27
28
High School Moment 28
29
High School Moment 29
30
High School Moment 30
31
Patah Hati Pertama 31
32
Patah Hati Pertama 32
33
Patah Hati Pertama 33
34
Patah Hati Pertama 34
35
Patah Hati Pertama 35
36
Patah Hati Pertama 36
37
Patah Hati Pertama 37
38
Patah Hati Pertama 38
39
Patah Hati Pertama 39
40
Patah Hati Pertama 40
41
Birthday Party 41
42
Birthday Party 42
43
Birthday Party 43
44
Birthday Party 44
45
Birthday Party 45
46
Birthday Party 46
47
Birthday Party 47
48
Birthday Party 48
49
Birthday Party 49
50
Birthday Party 50
51
Kejutan! 51
52
Kejutan! 52
53
Kejutan! 53
54
Kejutan! 54
55
Kejutan! 55
56
Kejutan! 56
57
Kejutan! 57
58
Kejutan! 58
59
Kejutan! 59
60
Kejutan! 60
61
Ungkapin Perasaan 61
62
Ungkapin Perasaan 62
63
Ungkapin Perasaan 63
64
Arsya Alexander 64
65
Arsya Alexander 65
66
Arsya Alexander 66
67
Arsya Alexander 67
68
Arsya Alexander 68
69
Arsya Alexander 69
70
Arsya Alexander 70
71
Terkuaknya Rahasia 71
72
Terkuaknya Rahasia 72
73
Terkuaknya Rahasia 73
74
Terkuaknya Rahasia 74
75
Terkuaknya Rahasia 75
76
Terkuaknya Rahasia 76
77
Terkuaknya Rahasia 77
78
Terkuaknya Rahasia 78
79
Terkuaknya Rahasia 79
80
Terkuaknya Rahasia 80
81
Hari-Hari Berat 81
82
Hari-Hari Berat 82
83
Hari-hari Berat 83
84
Hari-Hari Berat 84
85
Hari-Hari Berat 85
86
Hari-Hari Berat 86
87
Hari-Hari Berat 87
88
Hari-Hari Berat 88
89
Hari-Hari Berat 89
90
Hari-Hari Berat 90
91
Long Distance Relation-shit! 91
92
Long Distance Relation-shit 92
93
Long Distance Relation-shit 93
94
Long Distance Relation-shit 94
95
Long Distance Relation-shit 95
96
Long Distance Relation-shit 96
97
Long Distance Relation-shit 97
98
Long Distance Relation-shit 98
99
Long Distance Relation-shit 99
100
Long Distance Relation-shit 100
101
Love-ship 101
102
Love-ship 102
103
Love-Ship 103
104
Love-ship 104
105
Love-ship 105
106
Love-Ship 106
107
Love-Ship 107
108
Love-ship 108
109
Love-Ship 109
110
Love-Ship 110 (Last)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!