My Relationshitt 9

Aku baru sampai di panti. Tadi aku menolak diantar pulang lantaran kak Juna juga agak basah. Tapi dia ga mau aku mengembalikan jeketnya. Katanya, biar aku pakai dulu. Hehe. Manisnya..

"Ari, baru pulang?"

"Eh, iya, kak."

Kak Adit juga baru sampai. Dia keluar dari mobil hitam yang dibelikan bunda untuknya.

"Kok, gak minta jemput sama kakak?" Tanya kak Adit saat melihat bajuku agak basah.

"Nggak ingat, kak. Lagian tadi Ari naik taksi."

"Ya udah, ayo masuk."

Aku dan kak Adit masuk kedalam. Di ruang keluarga, ternyata kak Tari dan Bunda Syahdu duduk disana. Melihatku datang, Bunda menyambutku.

"Ari, ya ampun. Kamu kehujanan, sayang?"

Bunda Syahdu, wanita panutan terbaik bagiku. Dia yang memiliki panti ini. Manusia dermawan dan berhati suci. Dia Mama Arsya yang udah kuanggap Mama sendiri.

"Iya, Bun. Tapi nggak basah banget, kok."

Bunda langsung mengarahkan wajah pada kak Adit dibelakangku.

"Adit. Kamu kenapa gak bareng Ari?"

"Adit juga ga tau, Bun. Ketemu di depan. Ari nggak bilang sama Adit."

"Bun, tadi Ari sama temen. Trus kehujanan. Tapi Ari naik taksi jadi gak sempet basah banget." Kataku meluruskan.

"Temen? Nggak sama Arsya?"

Aku menggeleng pelan. Yah, tadinya emang sama Arsya. Tapi dia udah sama cewenya.

"Ya udah, naik gih. Ada yang mau bunda bilang tapi kamu ganti baju dulu."

"Iya, bun."

Hm.. ada yang mau dibilang? Jarang-jarang nih, Bunda kaya gini. Soal apa, ya? Aku menaiki tangga dengan cepat supaya bisa langsung turun dan dengerin apa yang mau bunda sampaikan.

~

"Ari, sini duduk dekat bunda."

Aku berjalan mendekat dan duduk tepat disebelah bunda. Dia mengelus rambutku dengan lembut. Ada apa, sih. Bunda.. gak kaya biasanya.

"Ri, ada yang mau bunda bilang. Tapi kamu jangan langsung marah atau kesel sama bunda, ya." Ujar kak Tari.

Mataku mengarah pada Bunda yang mulai sendu. Ada apa, sih?

"Ari.. Ari udah berapa lama ya, tinggal sama Bunda." Kata Bunda Syahdu sembari mengusap pundakku.

Aku ga bisa menjawab. Karena pikiranku tengah sibuk menebak, masalah apa yang sekarang muncul.

"12 tahun, kan? Udah lama banget, ya. Dari usia Ari 4 tahun. Ari datang kesini bareng mama dan papa."

Aku langsung memiringkan duduk menghadap Bunda. Aku udah ga bisa nebak. Bunda terlalu bertele-tele.

"Bun, coba bilang sebenarnya ada apa." Kataku langsung.

Bunda Syahdu melirik kak Tari sebentar. Lalu ia menghela napas.

"Ari, tadi bunda dapat telepon dari papa kamu."

Aku langsung berdiri. Siapa papaku? Aku gak punya papa.

"Ari, duduk dulu." Tukas kak Tari.

"Mau apa dia telepon bunda? Setelah lima tahun dia gak kasih kabar ke Ari. Bilang sama dia, Ari gak kenal sama papa Ari."

Kak Tari langsung berdiri dan menenangkanku. Akupun berhasil didudukkannya walau emosiku sudah berada diujung ubun-ubun.

"Sabar, Ri. Kan tadi udah kakak bilang. Jangan marah sama bunda."

Aku gak marah. Aku cuma kesal kalau bahas soal orang tua itu.

"Bukannya Ari yang bilang kangen sama Papa?"

"Itu kan, beberapa tahun yang lalu!" Jawabku cepat. Membuat Bunda kembali menarikku dekat dengannya.

"Dengerin Bunda, Nak. Tadi, memang papa Ari ngubungin Bunda. Dia.. mau bawa Ari ikut dia."

"Ari gak mau bunda!!" Tolakku cepat.

"Iya, oke. Bunda ngerti. Nanti bunda sampaikan, ya. Tapi Ari tenang, ga boleh marah-marah kaya gini." Ucap Bunda Syahdu menenangkanku.

"Ari takut, Bun. Ari gak mau ikut papa tinggal di Rusia. Ari udah seneng disini. Ari gak mau kemana-mana."

"Iya. Bunda tau. Bunda juga sayang sama Ari. Ya udah, nanti Bunda sampekan sama Papa, ya."

Aku mengangguk walau hatiku masih merasa panas. Bisa-bisanya setelah meninggalkan aku di panti ini, dia mau jemput aku lagi saat aku dewasa??

"Mama kamu juga udah transfer, tuh. Nanti kakak kirim ke rekening kamu." Ucap kak Tari.

Aku gak mau lagi denger apapun soal kedua orang tuaku. Bagiku mereka cuma sumber uang yang harus mereka kirim ke aku sebagai bentuk tanggung jawab mereka saat ini.

Kuakui, dulu aku sering nangis karena kangen mama dan papa. Aku menolak kiriman mereka baik uang maupun pakaian. Aku lebih suka mereka jemput aku dan tinggal bersama-sama. Bukan ninggalin tanggung jawabnya ke Bunda walau mereka ngasih uang banyak ke panti ini. Tapi sekarang nggak lagi. Aku ga mau ikut sama Mama maupun Papa. Aku benci banget sama mereka. Bencii banget!

...🍭...

Aku masih kepikiran soal tadi. Papa mau jemput aku untuk tinggal sama dia di Rusia? Kenapa baru sekarang? Kenapa gak dari aku telepon dia nangis-nangis cuma untuk minta dijemput? Saat itu, dia malah sama sekali gak ngunjungin aku. Sekarang, dia mau aku tinggal bareng dia dan istri barunya? Aih. No, Big No!

"Ari. Lo di kamar, kan?"

Suara Arsya. Oh. Dia udah pulang?

Aku mendekati jendela. Arsya udah duduk di bingkai jendelanya.

"Lo ngga apa-apa?"

Aku menarik kursi dan duduk dengan tangan yang melipat di bingkai jendela. "Ngga apa-apa, apanya."

Arsya menatapku beberapa detik. "Gue udah denger dari Bunda. Katanya.. lo mau dijemput bokap lo."

Aku mengangkat bahu. Rada males ngomong sama Arsya sejak tadi dia ngundang Vita.

"Lo beneran gak mau ikut bokap lo ke rusia, kan?"

Alisku mengerut. "Kenapa? Takut gue pergi?"

Arsya mendongak, menatap langit yang mulai berubah menjadi malam.

"Lo kan, pernah janji ga akan pergi kemana, pun." Katanya tanpa menatapku.

"... katanya, mau lulus bareng. Kuliah bareng, pake toga bareng."

Aku mengangkat alis. Ini Arsya lagi kesambet apa?

"Kan, lo udah ada Vita. Ngapain lagi ngarepin gue. Temen lo juga sekarang banyak."

Arsya berdecak. Begitu selalu setiap aku membahas soal Vita.

"Jadi gimana? Lo gak kesana, kan?" Tanya Arsya lagi, mengabaikan ucapanku.

"Yah, ga tau juga. Tergantung gimana nasib gue disini." Jawabku asal.

"Kok lo gitu. Nasib lo aman selama deket sama gue."

"Nggak kebalik?"

Arsya mencebik. "Emang selama ini lo kenapa?"

"Masih nanya gue kenapa? Lo tanya aja fans lo!"

"Itu kan, dulu. Sekarang gue kan, nurut. Lo maunya ga saling kenal di sekolah, ya gue iyain supaya lo nyaman." Katanya dengan wajah juteknya. Membuatku tersenyum melihatnya.

"Sya."

"Hm."

"Kalo gue.. jadian sama seseorang, menurut lo gimana?"

Matanya membulat. "Lo ditembak Juna?"

"Engg.. belom sih, tapi besok dia ngajak gue jalan. Hihii. Seneng banget akhirnya cowok yang gue taksir ngajak gue jalan."

Arsya menarik senyum sebelah sudut bibir. "Selamat, deh."

".. tapi lo serius gak jadi pergi, kan?"

"Astaga itu mulu yang dibahas. Enggak. Gue gak pergi. Mana mungkin gue bisa ninggalin elo yang ngekorin gue mulu."

"Gue gak pernah lagi ngekorin lo, ya!"

Hahaha. Aku sampai tertawa lepas.

"Janji, lo jangan pergi sampe kita selesai sekolah dan kuliah. Setelah itu, gue serahin pilihan ke elo. Tapi sampe kuliah, lo harus tetap jadi sahabat gue." Arsya menjulurkan kelingking kurusnya.

"Iya. Gue janji sama lo. Gue akan tetap disini sampe lo nikah dan punya anak, deh. Biar lo puas." Ucapku sembari menyambut kelingking Arsya. Dia pun tertawa mendengar janjiku.

Ku perhatikan wajah Arsya yang tersenyum itu. Kalo dipikir-pikir, dia gak pernah senyum ya, selama di sekolah. Kayak yang punya banyak masalah hidup banget!

"Eh, ponsel gue."

Aku langsung meraih ponsel diatas meja belajar. Kak Juna, dia meneleponku.

"Kak Juna, aku angkat dulu, yaah." Aku melambaikan tangan dan menutup jendela. Tak ingin perbincanganku bersama kak Juna di dengar oleh Arsya.

...** Bersambung **...

Terpopuler

Comments

ega

ega

top

2023-06-05

1

moona

moona

tak kasih bunga aja ya pen soale vote nya buat ayank Manu☺️

2023-06-05

1

lihat semua
Episodes
1 My Relationshit 1
2 My Relationshit 2
3 My Relationshit 3
4 My Relationshitt 4
5 My RelationShit 5
6 My Relationshit 6
7 My Relationshit 7
8 My Relationshit 8
9 My Relationshitt 9
10 My Relationshit 10
11 High school 11
12 High School 12
13 High School 13
14 High School 14
15 High School 15
16 High School 16
17 High School 17
18 High School 18
19 High School 19
20 High School 20
21 High School Moment 21
22 High School Moment 22
23 High School Moment 23
24 High School Moment 24
25 High School Moment 25
26 High School Moment 26
27 High School Moment 27
28 High School Moment 28
29 High School Moment 29
30 High School Moment 30
31 Patah Hati Pertama 31
32 Patah Hati Pertama 32
33 Patah Hati Pertama 33
34 Patah Hati Pertama 34
35 Patah Hati Pertama 35
36 Patah Hati Pertama 36
37 Patah Hati Pertama 37
38 Patah Hati Pertama 38
39 Patah Hati Pertama 39
40 Patah Hati Pertama 40
41 Birthday Party 41
42 Birthday Party 42
43 Birthday Party 43
44 Birthday Party 44
45 Birthday Party 45
46 Birthday Party 46
47 Birthday Party 47
48 Birthday Party 48
49 Birthday Party 49
50 Birthday Party 50
51 Kejutan! 51
52 Kejutan! 52
53 Kejutan! 53
54 Kejutan! 54
55 Kejutan! 55
56 Kejutan! 56
57 Kejutan! 57
58 Kejutan! 58
59 Kejutan! 59
60 Kejutan! 60
61 Ungkapin Perasaan 61
62 Ungkapin Perasaan 62
63 Ungkapin Perasaan 63
64 Arsya Alexander 64
65 Arsya Alexander 65
66 Arsya Alexander 66
67 Arsya Alexander 67
68 Arsya Alexander 68
69 Arsya Alexander 69
70 Arsya Alexander 70
71 Terkuaknya Rahasia 71
72 Terkuaknya Rahasia 72
73 Terkuaknya Rahasia 73
74 Terkuaknya Rahasia 74
75 Terkuaknya Rahasia 75
76 Terkuaknya Rahasia 76
77 Terkuaknya Rahasia 77
78 Terkuaknya Rahasia 78
79 Terkuaknya Rahasia 79
80 Terkuaknya Rahasia 80
81 Hari-Hari Berat 81
82 Hari-Hari Berat 82
83 Hari-hari Berat 83
84 Hari-Hari Berat 84
85 Hari-Hari Berat 85
86 Hari-Hari Berat 86
87 Hari-Hari Berat 87
88 Hari-Hari Berat 88
89 Hari-Hari Berat 89
90 Hari-Hari Berat 90
91 Long Distance Relation-shit! 91
92 Long Distance Relation-shit 92
93 Long Distance Relation-shit 93
94 Long Distance Relation-shit 94
95 Long Distance Relation-shit 95
96 Long Distance Relation-shit 96
97 Long Distance Relation-shit 97
98 Long Distance Relation-shit 98
99 Long Distance Relation-shit 99
100 Long Distance Relation-shit 100
101 Love-ship 101
102 Love-ship 102
103 Love-Ship 103
104 Love-ship 104
105 Love-ship 105
106 Love-Ship 106
107 Love-Ship 107
108 Love-ship 108
109 Love-Ship 109
110 Love-Ship 110 (Last)
Episodes

Updated 110 Episodes

1
My Relationshit 1
2
My Relationshit 2
3
My Relationshit 3
4
My Relationshitt 4
5
My RelationShit 5
6
My Relationshit 6
7
My Relationshit 7
8
My Relationshit 8
9
My Relationshitt 9
10
My Relationshit 10
11
High school 11
12
High School 12
13
High School 13
14
High School 14
15
High School 15
16
High School 16
17
High School 17
18
High School 18
19
High School 19
20
High School 20
21
High School Moment 21
22
High School Moment 22
23
High School Moment 23
24
High School Moment 24
25
High School Moment 25
26
High School Moment 26
27
High School Moment 27
28
High School Moment 28
29
High School Moment 29
30
High School Moment 30
31
Patah Hati Pertama 31
32
Patah Hati Pertama 32
33
Patah Hati Pertama 33
34
Patah Hati Pertama 34
35
Patah Hati Pertama 35
36
Patah Hati Pertama 36
37
Patah Hati Pertama 37
38
Patah Hati Pertama 38
39
Patah Hati Pertama 39
40
Patah Hati Pertama 40
41
Birthday Party 41
42
Birthday Party 42
43
Birthday Party 43
44
Birthday Party 44
45
Birthday Party 45
46
Birthday Party 46
47
Birthday Party 47
48
Birthday Party 48
49
Birthday Party 49
50
Birthday Party 50
51
Kejutan! 51
52
Kejutan! 52
53
Kejutan! 53
54
Kejutan! 54
55
Kejutan! 55
56
Kejutan! 56
57
Kejutan! 57
58
Kejutan! 58
59
Kejutan! 59
60
Kejutan! 60
61
Ungkapin Perasaan 61
62
Ungkapin Perasaan 62
63
Ungkapin Perasaan 63
64
Arsya Alexander 64
65
Arsya Alexander 65
66
Arsya Alexander 66
67
Arsya Alexander 67
68
Arsya Alexander 68
69
Arsya Alexander 69
70
Arsya Alexander 70
71
Terkuaknya Rahasia 71
72
Terkuaknya Rahasia 72
73
Terkuaknya Rahasia 73
74
Terkuaknya Rahasia 74
75
Terkuaknya Rahasia 75
76
Terkuaknya Rahasia 76
77
Terkuaknya Rahasia 77
78
Terkuaknya Rahasia 78
79
Terkuaknya Rahasia 79
80
Terkuaknya Rahasia 80
81
Hari-Hari Berat 81
82
Hari-Hari Berat 82
83
Hari-hari Berat 83
84
Hari-Hari Berat 84
85
Hari-Hari Berat 85
86
Hari-Hari Berat 86
87
Hari-Hari Berat 87
88
Hari-Hari Berat 88
89
Hari-Hari Berat 89
90
Hari-Hari Berat 90
91
Long Distance Relation-shit! 91
92
Long Distance Relation-shit 92
93
Long Distance Relation-shit 93
94
Long Distance Relation-shit 94
95
Long Distance Relation-shit 95
96
Long Distance Relation-shit 96
97
Long Distance Relation-shit 97
98
Long Distance Relation-shit 98
99
Long Distance Relation-shit 99
100
Long Distance Relation-shit 100
101
Love-ship 101
102
Love-ship 102
103
Love-Ship 103
104
Love-ship 104
105
Love-ship 105
106
Love-Ship 106
107
Love-Ship 107
108
Love-ship 108
109
Love-Ship 109
110
Love-Ship 110 (Last)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!