Saat ini mereka tengah melihat lihat situasi, dengan Briand naik ke atas pohon yang cukup besar di sana.
"Bagai mana aman" tanya Freya dari bawah pohon itu.
Briand melihat keadaan sekitar dengan bantuan teropong, Briand melihat sekitar kalau tak ada apa apa di sana.
"Aman" Sahut Briand.
"Apa ada monster" tanya Freya.
"Gak ada" ucap Briand.
"Baguslah" ucap Freya.
Briand turun dari pohon yang tinggi itu, sayangnya kaki Briand terpeleset dia langsung terjatuh ke bawah, namun di bawah sana ada Freya yang tengah melihat ke arah sekitar namun dia tak melihat ke atas.
Brughh
"Awwss" ringis Freya karena tertimpa Briand yang jatuh dari atas.
"Maafkan aku" ucap Briand yang kesakitan untuk bangun dari tubuh Freya.
"Yang mana yang sakit" tanya Freya.
"Aku gak bisa bangun" ucap Briand merasakan rasa sakit namun sayang rasa malunya lebih besar sekarang.
Untungnya hanya kaki Freya yang tertindih tubuh Briand jadi Freya bisa menggunakan tangannya untuk membantu Briand menghindar dari kakinya.
Freya membantu Briand untuk bangun, dia menyenderkan tubuh Briand pada pohon yang besar itu,
"Mana yang Sakit" tanya Freya.
"Tak apa aku baik baik saja" ucap Briand.
"Kaki kamu" tanya Freya.
"Kaki aku hanya kram saja" ucap Briand.
"Kram biar aku lihat" ucap Freya.
Freya membantu Briand dengan memijat kaki Briand yang sakit itu, terlihat jika Briand meringis kesakitan karena kakinya di pegang oleh Freya.
"Ini pasti parah" gumam Freya yang masih bisa di dengar oleh Briand.
"Tidak hanya sakit biasa" ucap Briand.
"Sakit biasa bagaimana, kamu bisa berjalan tidak" tanya Freya.
"Bisa" ucap Briand yang langsung bangkit namun sayang kakinya terasa sangat sakit saat di gerakan.
Hingga Briand tak kuat lagi menahan kakinya, dia langsung terjatuh ke bawah Untung saja ada Freya yang langsung memeluk Briand jadi Briand tak langsung terjatuh ke bawah.
"Hati hati" ucap Freya.
"Ya" ucap Briand.
Freya membantu Briand untuk berjalan mereka harus kembali masuk ke dalam gua karena hanya itu lah tempat yang sangat aman untuk mereka berdua.
Namun sayang mereka kalah cepat ada seorang monster yang datang ke sana dia merasakan keberadaan Briand dan Freya.
Monster itu seperti manusia hanya saja dia tak punya mata dan rupanya cukup mirip dengan manusia, tangannya juga sama namun kulit monster itu berkerut seperti kulit lansia.
"Bagai mana ini" ucap Freya.
Briand melihat monster itu setelah di lihat ternyata monster itu tak punya mata, dan otomatis monster itu tak bisa melihat.
"Tenang saja monster itu tak bisa melihat" bisik Briand.
"Oh ya" tanya Freya.
"Mana busur panah mu, ayo arahkan anak panah nya pada perut sebelah kanan monster itu, aku yakin jantungnya ada di sana" ucap Briand.
"Baiklah" ucap Freya.
Dengan keahlian memanah nya Freya mengarahkan anak panah itu pada monster yang tengah mendekat ke arah nya itu.
Dengan satu tarikan nafas, Freya melepas kan anak panah itu dan benar saja anak panah itu tepat menancap pada perut bagian kanan monster itu.
Arrghh.
Monster itu berteriak seperti kesakitan dan marah, dengan sekali hembusan angin monster itu langsung hancur berantakan seperti debu yang di terbangkan oleh angin.
"Huh syukurlah" gumam Freya lega.
"Kau yang menghabisi monster itu, ambil berliannya di sana" ucap Briand menunjuk pada abu bekas monster itu.
"Benarkah" tanya Freya.
"Ya" ucap Briand.
Dan benar saja ada berlian di sana yang sangat mengkilau.
Freya bahagia karena bisa mendapatkan berlian yang sangat mahal jika di jual.
"Ini benarkah" gumam Freya yang sangat senang.
Freya kembali lagi pada Briand yang masih ada tempat tadi.
"Aku punya Berlian, jadi begitu caranya mendapatkan uang, jadi hutan ini benar benar kekayaan" ucap Freya.
"Ya tentu saja asal kita bisa menghabisi monster maka kita bisa mendapatkan berlian" ucap Briand.
"Dulu saat aku menyelamatkan mu aku menghabisi monster aku gak tau kalau Monster itu menghasilkan berlian" ucap Freya.
"Tak apa ikhlas kan saja yang itu, aku cukup heran pada tempat itu karena monster terasa sangat kuat di sana" ucap Briand.
"Kenapa bisa" tanya Freya.
"Ya aku juga kurang tau" ucap Briand.
Mereka diam di gua untuk bersembunyi karena selagi Briand masih sakit mereka tak mungkin menghabisi monster dengan gampang.
"Aku punya rencana" ucap Freya.
"Rencana apa" tanya Briand.
"Bagaimana kalau kita bakar hutan ini, di sini tertulis kalau monster takut pada Api" ucap Freya.
"Benar tapi gak mungkin karena kata Harry pintu untuk pulang nya itu ada di raja monster bagaimana kalau kita tak menemukan raja nya maka kita juga akan ikut tewas terbakar nantinya" ucap Briand.
"Tau dari mana kalau pintu pulang ada pada Raja monster" tanya Freya.
"Kata Harry" ucap Briand.
"Kamu terlalu percaya pada orang lain" ucap Freya.
"Ya mau bagaimana lagi aku gak tau bagaimana keadaan hutan ini" ucap Briand.
"Kita cari tau saja" ucap Freya.
"Ya baiklah" ucap Briand.
Saat ini Briand tak bisa bergerak terlalu banyak karena badannya terasa sangat sakit semuanya.
Namun pikiran Briand malah tertuju pada tempat Briand yang kalah sampai terkapar lemah itu.
"Apa mungkin di sana ada sesuatu" gumam Briand.
Tetapi dia masih ragu untuk datang ke sana apa lagi jaraknya cukup jauh dari sana, Briand tak mungkin datang lagi ke sana dengan kondisi Briand yang tak bisa berbuat apa apa itu.
Mereka tenggelam dalam pikiran mereka masing masing, memikirkan sebuah rencana yang cukup gampang namun bisa menghabisi para monster itu.
Tak ada rencana yang bisa mereka dapatkan, apa lagi kebanyakan rencana yang mereka pikirkan cukup tak masuk akal.
Freya memikirkan rencana yang cukup besar untuk nya.
"Kita bisa langsung menghabisi monster itu, saat penyihir itu datang dan memberikan makan para monster kita datang ke sana dan langsung menghabisi Monster itu" ucap Freya.
"Gak mungkin itu akan sangat susah resikonya akan sangat tinggi" ucap Briand.
"Lalu bagaimana rencana aku bagus kok" ucap Freya.
"Ya rencana mu bagus tapi kan yang kita hadapi ini itu monster, dan yang harus kamu tau kalau Raja Monster itu ada di tengah tengah para monster yang lain, kalau kita masuk ke deretan para monster, jangan harap kita akan selamat" ucap Briand.
"Kamu memang tak pernah setuju pada rencana aku" ucap Freya.
"Bukan gak setuju hanya saja ini terlalu beresiko" ucap Briand.
"Diam lah aku gak mau dengar lagi" ucap Freya.
Mereka langsung terdiam saat mereka sadar kalau mereka baru saja bertengkar.
"Maaf" ucap Briand yang berniat akan mengalah tapi sayang Freya seperti nya tak suka kalau ada orang yang menolak rencana nya.
Freya hanya diam saja di sana dia menutup matanya karena akan tidur, tak Briand sangka Freya akan semarah itu padanya.
"Maaf" ucap Briand lagi yang tak di gubris oleh Freya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments