Briand masih tak habis pikir pada manusia yang datang itu, hutan itu sangat sangat membingungkan bagi Briand apa lagi Briand tak pernah membayangkan dia akan sejauh itu berada di hutan itu.
"Andai saja aku tau orang itu mungkin aku akan minta untuk ikut pulang padanya" gumam Briand.
Saat ini Briand pergi dari sana menuju ke arah yang tadi Briand lewati dari sana.
Sungguh Briand sangat sangat tak percaya pada apa yang dia lihat akhir akhir ini.
Dengan di tunjukkan nya layar masa lalu dari hutan itu hingga ada orang yang sering datang ke sana memberikan makan pada para monster.
"Apa mungkin orang itu yang memantra hutan ini" gumam Briand.
Dia masih tak habis pikir, Briand sibuk dengan pemikirannya sambil berjalan ke arah tadi.
Dari arah belakang ada Sebuah tangan yang memegang pundak Briand.
Sontak saja Briand terkejut dia melihat pada orang itu ternyata orang itu Nick.
"Kau meninggalkan aku" ucap Nick.
"Aku melihat ada orang yang datang" ucap Briand.
"Siapa" tanya Nick.
"Dia terbang dia memberikan makanan untuk para monster di sini, aku pikir mungkin saja orang itu yang punya hutan ini" ucap Briand.
"Mungkin saja" ucap Nick.
"Cepat beri tau aku, apa kamu bisa membaca aksara yang aneh itu" tanya Briand sungguh sungguh.
"Sedikit sedikit aku bisa" ucap Nick.
"Baiklah bacakan untuk ku" ucap Briand.
Di dalam gua kecil mereka tengah fokus melihat pada buku yang aneh itu bahkan aksara dari buku itu sama seperti aksara Sunda yang pasti Briand tak akan mungkin paham pada bahasanya.
"Ayo baca" ucap Briand berharap kalau Nick bisa membaca nya dan mereka punya petunjuk untuk keluar dari sana.
"P-i-s eh bukan s tapi n-t-u" ucap Nick mengeja huruf yang aneh itu.
"Lalu" tanya Briand.
"M-a-s-u-k".
"Masuk" ucap Briand.
"K-d-a-la-m".
"Kedalam, pintu masuk ke dalam mungkin" ucap Briand.
"Ya mungkin saja" ucap Nick.
"Kita lewati yang itu kita masuk ke tengah saja langsung" ucap Briand.
Nick membuka buku itu dia melihat lihat kalau buku itu tak ada gambar atau apa pun dia mencoba membacanya namun isinya hanya ada omong kosong saja.
"Isinya percakapan" tanya Briand.
"Seperti nya" ucap Nick.
"Mungkin buku ini belum selesai, pasti ada buku yang lain lagi" ucap Briand.
"Mungkin saja" ucap Nick.
"Dimana aku bisa mencari nya, aku gak tau buku itu di mana" gumam Briand.
"Tunggu saja kita cari tau bagaimana caranya kita keluar" ucap Nick.
"Aku gak mau mati kon yol di sini" ucap Briand.
"Kita tunggu pasti ada orang yang datang dengan membawa buku" ucap Nick.
"Kamu pikir ini permainan yang akan di datangi sembarang orang" ucap Briand.
"Mungkin saja kan" ucap Nick.
"Argh mustahil" geram Briand.
Briand terpikir ide yang cukup cemerlang.
"Kita kalahkan semua monster itu, kau juga harus membantu aku untuk mengalahkan nya" ucap Briand.
"Hah tapi gak mungkin aku gak bisa" ucap Nick.
"Apa sebelum aku masuk aku bisa menghabisi monster tidak aku juga tak bisa tapi sekarang aku belajar bagaimana cara aku mengalahkan monster dengan tangan aku sendiri hanya di bantu dengan alat seadanya" ucap Briand.
"Kalau kita mati bagaimana" tanya Nick.
"Itu resikonya jadi aku harap kita menerimanya, mau mati atau tetap hidup salah satu dari kita harus pulang" ucap Briand.
"Kamu saja yang mati aku gak mau" batin Nick kesal.
"Bagaimana kamu setuju" tanya Briand.
"Ya ya aku ikut saja" ucap Nick.
Briand tak percaya pada Nick apa lagi dia tak sama seperti Harry yang bisa di andalkan dan bisa membantu Briand walaupun sebentar tapi kehilangan Harry membuat Briand terpukul.
Namun kehidupan Briand masih panjang dia tak mungkin diam dan menangisi kepergian Harry, dia bertekad harus pulang Briand berjanji saat dia bisa pulang nanti dia akan membantu keluarga Harry semampu Briand.
Mereka masih bersembunyi di sana karena tak mau sampai monster menemukan Briand dan Nick, pertanyaan Briand sudah terjawab kan sekarang.
Hanya saja tinggal pertanyaan jalan keluar dari hutan itu yang masih belum Briand dapatkan jawabannya.
"Aku mau pulang" batin Briand sungguh sungguh.
Memiliki rupa yang tampan membuat Briand cukup bisa untuk hidup senang tanpa masuk ke dalam guaa itu hanya saja dulu dia pernah mau di nikahi wanita tua yang kaya raya.
Namun Briand menolak bukannya tak mau Briand tak mungkin menikah dengan wanita yang pantas menjadi ibunya bukan istrinya.
Dia rela membayar berapa saja pada Briand asal dia mau menikah dengan wanita tua itu, bahkan Briand juga pernah di tawari untuk menjadi gigolo dari wanita tua itu.
Briand malah bergidik geli mendengar nya dia sangat benci pada wanita yang seperti itu apa lagi para pria yang tak mau bekerja selalu menempel padanya.
Briand tau kalau pria itu hanya mau harta dari wanita tua itu.
Hanya Briand saja yang berani menolak wanita tua itu.
"Briand kau tinggal di kampung Vallux" tanya Nick.
"Ya" ucap Briand.
"Aku dari Penduline" ucap Nick.
"Oh" ucap Briand.
"Alasan aku datang karena aku mau kaya aku hanya ingin kaya, aku malas dengan hinaan orang orang yang menghina aku miskin dan tak berguna" ucap Nick.
"Kisah hidup kita mungkin saja" ucap Briand.
"Ya aku harap dengan masuk ke dalam sini aku bisa kaya dan aku pulang lagi tapi sayang ternyata tak semudah itu" ucap Nick.
"Ya aku juga begitu apa lagi aku gak tau kalau gua itu penghubung ke hutan larangan ini" ucap Briand.
"Aku juga begitu aku pikir di dalam sini hanya harta Karun saja dan aku bisa mengambil lalu pulang tapi nyatanya seperti ini" ucap Nick menyesal.
"Baiklah apa lagi ayo kita kalahkan Monster dan kita pulang" ucap Briand.
"Bagaimana cara kita bisa pulang" tanya Nick.
"Caranya adalah dengan mengalahkan raja monster itu, kau tau dia sangat kecil saja dengan tubuh kita hanya saja kepala dia seperti kuda kamu gak mungkin bisa mengalahkan nya apa lagi dia di jaga ketat" ucap Briand.
"Jadi cara satu satunya adalah mengalahkan monster itu" tanya Nick.
"Ya" ucap Briand.
Briand melihat ke arah luar ternyata di luar ada monster yang tengah berjalan ke sana, Briand langsung menutup gua itu dengan daun daun yang tumbuh di sana.
"Apa" tanya Nick.
"Monster" ucap Briand.
Monster itu seperti manusia namun berbulu matanya merah rambutnya panjang tangannya sangat tajam bahkan yang paling membuat Briand takut adalah perut monster itu bolong tak ada apa pun di dalam perutnya.
Monster itu hanya berjalan melewati Briand karena mungkin Monster itu tak melihat keberadaan Briand.
Briand dan Nick bisa bernafas lega karena monster itu sudah pergi, Briand tengah memikirkan caranya untuk mengalahkan monster itu.
Dia tak mungkin bisa mengalahkan nya sekarang karena badan Briand masih sangat sakit apa lagi lukanya yang masih perih.
"Pikirkan caranya untuk mengalahkan monster" ucap Briand pada Nick.
"Ya aku akan pikirkan" ucap Nick berbohong karena dia adalah seorang yang pemalas.
Briand memakan jambu biji yang masih dia punya di dalam tasnya, saat ini hanya itu saja yang mampu mengganjal perut Briand yang sangat kelaparan.
bahkan mungkin itu saja tak akan cukup untuk mengisi perut Briand tapi mau bagaimana lagi Briand tak punya apa apa lagi untuk di makan.
Briand berpikir bagaimana kalau dia membuat tombak kayu lagi yang lebih banyak untuk persiapan menyerang monster yang ada di sana.
hanya saja tangan Briand masih sakit karena luka bakar.
"Nick bisa kau bantu aku buat tombak tangan kanan aku masih sangat sakit" pinta Briand.
"baiklah aku akan buatkan nanti sekarang aku capek" ucap Nick.
lama bersama dengan Nick, Briand yakin kalau Nick tak sungguh sungguh untuk mendapatkan harta di sana apa lagi saat Nick di suruh oleh Briand dia tak pernah mau.
"kerjanya tak mau tapi hasilnya mau" gumam Briand.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments