bab 7 seperti layar kaca

Briand berjalan cukup lama menelusuri lorong itu walaupun dengan cahaya sedikit karena dari obor tapi Briand yakin kalau di sana ada orang.

Hingga Briand sampai di ujung lorong itu, ternyata tak ada apa apa dia tak menemukan apa apa di sana, hingga Briand melihat ada sebuah tombol di sana, karena penasaran Briand menekannya.

Namun ada sebuah besi yang seperti penjara yang turun dari atas kebawah hingga menutupi ujung lorong itu.

Briand menganguk anggukan kepalanya paham atas apa yang terjadi itu.

"Mungkin ini adalah penjara bawah tanah" gumam Briand.

Briand berjalan ke arah lorong yang gelap tadi dia ingin sekali menemukan seorang manusia atau apa pun selain Monster, dengan kehilangan Harry dia berpikir kalau sekarang dia sendirian.

"Harry keras kepala" gumam Briand.

Briand berjalan masuk ke dalam lorong gelap itu dia cukup aman di sana apa lagi di sana juga tak ada monster.

Monster adalah makhluk yang bentuk atau rupanya sangat menyimpang dari yang biasa atau bisa juga makhluk yang berukuran raksasa.

Bahkan Monster juga sepertinya tak punya akal untuk berpikir.

Briand menatap pada lorong gelap itu di sana seolah dia mendapat bayangan tentang masa lalu, bayangan itu seperti layar televisi yang terpampang jelas di hadapannya.

Flash back hutan itu..

Dahulu di sana hanya ada perkampungan dengan banyaknya penduduk yang kekurangan dalam ekonomi dan keuangan.

Namun ada juga yang kaya di sana hanya satu atau dua orang saja, hal itu sangat lumrah karena jika ada kemiskinan pasti ada kekayaan.

Mungkin di jaman itu pun sama.

Ada seorang laki laki paruh baya yang menganut mantra mantra yang sangat dia kuasai dari gurunya.

Dari mantra itulah kehidupan dia berkembang sangat pesat bahkan kekayaan terus datang padanya seperti tak ada habisnya.

Walaupun begitu dia cukup dermawan dia selalu memberikan uang dan sebagian hartanya untuk penduduk di sana yang kesusahan untuk mencari makan.

Dermawan pasal harta tapi dia sangat pelit akan mantranya.

Semenjak gurunya meninggal dia lah yang menguasai semua Mantra mantra itu.

Banyak yang datang padanya hanya untuk meminta mantra atau kesaktian padanya, namun tak ada satu pun orang yang dia ajarkan.

Alasan dia cukup masuk akal karena dia tak mau melihat orang lain kesusahan karena mempelajarinya.

Sama hal nya dia dahulu bahkan dia juga tak makan sampai empat puluh hari karena ingin mendapatkan mantra itu.

Namun penduduk sana hanya menganggap dia sebagai orang yang pelit dan tak berperasaan.

Hingga suatu ketika para warga yang iri padanya merencanakan sesuatu.

"Ambil senjata itu kita ringkus penyihir itu" geram para warga.

Semua warga berbondong bondong ingin menghabisi pria tua itu dengan sangat arogan mereka berteriak teriak di depan rumah yang mewah itu.

Seorang pria tua saat ini tengah menyiapkan koin emas untuk dia bagikan pada penduduk di sana.

Dia membagikan nya sama rata mau bagaimana pun kondisi penduduk di sana dia membagikan nya sama rata tak pernah dia mem beda bedakan orang orang.

Tapi begitulah manusia tak pernah bersyukur dan terkesan serakah mereka ingin menguasai harta Pria tua itu.

"Keluar kau penyihir jel ek pelit dan sangat tak berperikemanusiaan" teriak penduduk yang datang ke sana.

Pria tua itu pun langsung melihat keluar ternyata para penduduk sudah berdiri di depan rumahnya.

"Aku tak menerima tamu yang membawa senjata" ucap pria tua itu enteng.

Seperti tak ada rasa takut di dalam dirinya apa lagi Penduduk itu siap untuk mengamuknya.

Pria tua itu menatap ke arah sekitar.

"Jika kedatangan kalian hanya akan membuat hubungan kita renggang maka aku persilahkan kalian untuk pergi" ucapnya.

Penduduk itu murka mereka langsung memukul secara membabi buta pada pria tua itu, tak ada perlawanan karena dia tau bertarung dengan kucing tak akan membuat singa berubah jadi tikus.

Pria tua itu di hajar habis habisan oleh penduduk yang serakah akan kekayaan, padahal mereka semua tau kalau dia itu seorang penyihir yang tau semua tentang mantra mantra.

Saat sudah babak belur pria tua itu hanya diam dia tak bisa berbuat apa apa, saat ini dia tak mau menggunakan mantra nya karena mantra nya itu tak akan menyelesaikan masalah.

"Apa yang kalian mau dari ku" tanya pria tua itu menatap orang orang yang baru saja menghajar nya.

"Kami hanya minta kau mengajar kan kami mantra agak kami kaya dan kemiskinan di kampung ini akan berkurang tapi kau pelit kau sangat tak berperikemanusiaan, mau kau bawa Mati mantra itu" ucap seseorang yang terlihat sangat marah.

"Kalian tak akan tau makna dari mantra ini, aku takut keserakahan kalian menguasai kalian dan menggunakan mantra ini dengan salah" ucap pria tua itu.

"Ah be debah kau hanya pandai bicara saja" geram penduduk.

"Ayo kita ram pok semua hartanya" sahut yang lain.

Penduduk yang lain masuk ke dalam rumah dan membawa semua kepingan koin yang pria tua itu siapkan untuk orang orang.

Mereka mengambilnya dengan serakah bahkan mungkin saja kepingan koin yang sengaja pria tua itu simpan pun mereka semua ambil.

"Ayo kita bakar rumah nya ini jika kita tak bisa kaya maka dia juga tak boleh kaya" geram yang lain.

Rumahnya itu di bakar oleh para penduduk yang ada di sana.

Semua barang yang ada di dalamnya hampir hangus.

Pria tua itu menggerakkan tangannya mulutnya kumat Kamit membacakan sebuah mantra agar rumah itu tak terbakar dan tak hangus.

Mantranya berhasil para penduduk langsung terkejut melihatnya, hanya sebuah mantra yang pria tua itu ucapkan tapi bisa membuat api itu padam.

Pria tua itu tersenyum dia melihat pada semua orang.

"Miris sekali aku di pukuli oleh orang yang sudah aku tolong" ucapnya sambil masuk ke dalam rumah nya dengan kaki yang pincang karena sakit akibat para penduduk itu.

Pria tua itu mengambil peti berlian yang sangat banyak itu, dia membukanya sehingga terlihat berlian yang sangat banyak terpampang jelas di matanya.

Matanya menatap tajam seperti kilatan marah, tangannya mengepal kuat namun setelah itu dia rentangkan tangan nya.

Mulutnya tak bisa diam dia terus terusan mengucapkan setiap kalimat kalimat yang dahulu gurunya ajarkan.

Satu persatu berlian itu berkilau hanya saja di luar petir bergemuruh dari suasana yang cerah sekarang awan menjadi hitam pekat seperti akan hujan sangat lebat.

Duarr

Satu petir menggelegar di atas langit, seakan akan pria tua itu mengucap mantra yang tak pencipta langit sukai hingga membuat nya marah.

Satu persatu berlian itu berubah menjadi makhluk yang sangat mengerikan dan sangat aneh bahkan banyak sekali yang bentuk nya aneh dan sulit untuk di deskripsikan.

Goarrr

Grrrrhh

Aummm

bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!