bab 17 Rekan pembasmi monster

Para monster itu mengacak acak barang barang di sana mereka layaknya seorang hewan yang punya otak tapi tak punya akal untuk mereka berpikir.

Saat mereka melihat dari sebuah semak semak, sebuah tangan monster meraih pria yang masih sangat muda itu.

Dia berteriak saat merasa kalau dia sudah ada di atas karena ulah Monster itu.

Sekarang para monster tau kalau di sana ada manusia dan itu adalah kesukaan mereka apa lagi manusia adalah makanan nya.

"Vil" sahut orang itu menyebut nama pria muda yang sekarang di bawa Monster.

"Kita sudah ketahuan" ucap Briand.

"Aku gak perduli" ucap orang itu kekeuh.

"Aaaa... tolongg.... Tolong...." Teriak Vil yang sekarang tertangkap oleh monster.

Kedua orang itu langsung keluar dari persembunyiannya sedang kan Briand hanya menepuk jidatnya tak habis pikir pada mereka.

"Kenapa aku harus di hadapkan dengan mereka yang sangat bo doh ini" gumam Briand kesal.

Briand ikut keluar dia mengambil senjata milik orang orang itu, hanya samurai panjang yang Briand ambil untuk mengalah monster itu.

Tanpa mereka sangka para monster itu langsung menyerang ke arah mereka.

Briand berusaha untuk menyerang balik karena dia tak mau mati kony ol di sana.

Slahh

Hiyya

Sayangnya senjata itu tak bereaksi apa pun pada monster itu, banyak luka yang senjata itu berikan pada para monster tapi sayang sekali lukanya seolah langsung sembuh bahkan tak ada luka yang membekas di tubuh monster itu.

"Mustahil" gumam Briand.

Saat ini Briand mengaggap kalau tempat itu sangat berbahaya bukan nya apa apa karena monster itu tak dapat di kalahkan, mungkin saja kalau tempat itu adalah sumber kekuatan bagi monster.

"Bagaimana ini" gumam Briand yang akan pergi dari sana.

Namun Vil yang tadi di tangkap Monster sekarang sudah di makan oleh monster itu,

Teriak parau dari kedua orang itu memekikkan telinga yang mendengar.

"Vill" teriak nya.

Isak tangis terdengar dari mereka berdua, sedang kan para monster menatap kelaparan pada kedua orang dan Briand.

Ingin sekali rasanya Briand lari dari sana mengingat mereka tak mungkin mengalahkan para monster itu.

Kedua orang itu langsung marah seketika karena Vil yang menjadi anggota mereka sekarang sudah di makan oleh Monster, mereka menyerang dengan membabi buta padahal mereka salah kalau mereka semakin menyerang maka monster akan semakin senang karena kita mendekat.

Briand memutus kan untuk berlari sendiri karena dia tau kalau kedua orang itu juga akan mati di tangan monster itu.

Sayang nya Briand di ikuti oleh beberapa monster yang ada di sana, bahkan kedua orang itu sudah tewas di makan para monster itu.

Terlihat oleh Briand kalau orang orang itu jadi rebutan para Monster yang sangat kelaparan.

Briand terus saja berlari menelusuri hutan karena di kejar beberapa monster yang ingin memakannya.

Briand merasa kalau dirinya tak bisa berlari lebih jauh lagi karena dia yakin kalau monster itu tak akan membiarkan Briand kabur begitu saja.

"Apa aku akan menyerah" gumam Briand sambil bernafas ngos ngosan karena terus berlari.

Dia langsung diam di tempat Briand berbalik pada monster yang mengejar dia.

Briand mengangkat buku yang beraksara aneh itu.

Namun sayang buku itu tak berguna apa apa Monster itu bahkan tak takut pada buku yang Briand perlihatkan itu, sayangnya Briand menyesal melakukan hal itu.

"Si al" umpat Briand marah.

Dia lari lagi sekencang kencangnya tak memperdulikan kakinya yang sekarang sudah pegal pegal karena lama sekali berlari.

Hingga di tengah hutan Briand tersandung akar pohon yang cukup besar dia tak melihat karena panik.

Brughh

Tubuh Briand jatuh ke atas tanah dia sangat kesakitan bahkan tak henti hentinya dia juga mengumpat karena tak bisa berdiri lagi.

Namun pikiran Briand mendadak berpikir untuk pasrah dan menyerah dia benar benar tak bisa melawan lagi dia benar benar tak memikirkan cara nya untuk selamat dari para monster itu.

Salah satu tangan monster mengambil tubuh Briand, karena ukuran monster sangat besar jadi bisa mengangkat tubuh Bri dengan satu tangannya saja.

Mata Briand masih jelas melihat kalau banyak monster yang memperebutkan Briand.

Jika sudah seperti itu maka Briand tak bisa berpikir lagi dia pasrah pada takdir yang akan dialami sekarang.

Brughh

Monster itu melempar Briand ke arah yang cukup jauh, rasa sakit pada sekujur tubuhnya terasa oleh Briand, dia tak mampu membayangkan kalau sekarang dia akan menjadi santapan para monster yang ada di sana.

Para monster bertarung melawan satu sama lain hanya untuk memperebutkan Briand yang sudah terkapar lemah di atas tanah.

Badan dan wajah Briand sudah di penuhi dengan tanah, jadi saat ini Briand sangat sangat kotor.

Auumm

Goarr

Grrrhh

Suara suara monster yang tengah marah masih terdengar di telinga Briand, namun dia tak merasa apa apa mungkin Briand sudah mati rasa karena di lempar oleh monster itu.

Mata Briand terpejam dia pingsan karena sudah tak sanggup menahan rasa sakit nya itu.

Para Monster masih tetap melawan satu sama lain karena mereka tak bisa melepaskan Briand hanya untuk monster yang lain.

Mereka sungguh sungguh tak punya pikiran, yang paling penting mereka bisa makan bahkan mungkin para monster itu akan rela menghabisi lawannya jika mangsanya ada yang mengambil.

Hingga semua musuh kalah ada satu monster yang unggul dari yang lain dia sekarang akan memakan Briand hidup hidup.

Tangan monster itu hendak mengambil Briand yang sudah pingsan di atas tanah.

Slah

Sebuah anak panah mendarat tepat di tangan monster itu hingga membuat monster itu urung mengambil Briand.

"Lawan aku monster jelek" geram nya menatap pada monster itu.

Dia mengambil anak panah, mata dia membidik monster yang menyeramkan itu, dia seolah tak takut pada apa yang sedang dia hadapi itu.

Slah

Anak panah mendarat tepat di jantung monster yang mempunyai badan dua kali lipat dari badan Briand.

"Huh kalian tak berhak untuk hidup" gumamnya tersenyum.

Dia mengikat rambut panjang berwarna pirang itu, Wajah cantik dengan lisung pipi yang terlihat sangat menggemaskan.

"Sekarang aku harus membantu dia" gumamnya.

Sedang kan sekarang di kampung Vallux tengah di gemparkan dengan kabar kalau ada anggota pemburu predator yang hilang di hutan itu.

Juru kunci yang menjadi ketua di kampung itu justru merasa heran kenapa mereka bisa langsung menghilang.

Dia langsung sadar mungkin saja mereka salah masuk jalan, mereka masuk ke dalam gua yang di dalam nya terdapat pintu masuk ke hutan larangan.

"Si al mereka pasti masuk ke dalam sana" geram Juru kunci itu.

Anggota predator adalah sebuah organisasi yang menangkap binatang buas untuk mereka jaga karena takutnya akan membahayakan manusia.

Juru kunci itu mengambil buku yang ada di salah satu lemari nya.

Dia membuka buku itu satu persatu dan dia membaca nya dengan sangat teliti.

"Cara mengeluarkan manusia dari dalam hutan itu" gumamnya melihat lihat namun sepertinya tak ada Jawaban dari pertanyaan nya itu.

Para penduduk sangat gempar dengan hal itu mereka takut orang orang itu masuk ke dalam gua itu dan masuk ke dunia berbeda.

Para penduduk kampung Vallux menyerahkan pada juru kunci bagaimana cara mengeluarkan nya karena mereka tak tau bagaimana.

Bahkan untuk masuk ke dalam pun mereka tak mungkin mau karena mereka tau kalau gua itu bukan sembarang gua.

"Cari jawabannya" geram penduduk.

"Aku tak bisa mengeluarkan mereka" ucap juru kunci.

"Tolong keluar kan juga Briand" ucap paman Briand sambil berlutut di hadapan juru kunci itu.

"Jangan mengharapkan aku karena aku gak mungkin bisa mengeluarkan mereka, anggap saja mereka semua sudah meninggal" ucap juru kunci itu sedih.

"Gak bisa begitu kau kan juru kunci di kampung ini kamu pasti tau bagaimana caranya keluar dari hutan itu" tanya penduduk yang geram.

"Aku gak bisa maaf, lagi pula aku sudah ingatkan tapi sayang mereka tak dengar" ucap juru kunci.

"Ayolah kita pikirkan caranya, percuma tanya pada orang yang bo doh" teriak para penduduk itu marah.

Paman Briand masih di sana dia sedih karena sudah hampir satu tahun Briand belum keluar dari gua itu bahkan banyak yang berubah di sana.

Juru kunci itu melihat pada paman Briand yang sudah satu tahun di tinggalkan Briand, bahkan dia juga seperti tak terurus karena tak ada Briand yang bekerja untuk mencukupi kehidupan nya.

"Kamu tenang saja Briand baik baik saja" ucap juru kunci itu.

"Benarkah" tanya paman Briand, matanya berbinar mendengar hal itu.

"Ya aku pasti kan dia akan pulang dengan selamat" ucapnya.

Sedangkan di hutan Briand baru saja membuka mata nya dia menatap langit biru yang sangat indah.

"Apa di neraka ada langit seindah ini" gumam Briand tersenyum.

Namun tiba tiba ada wajah yang sangat cantik terlihat oleh Briand.

"Apa di neraka ada bidadari" gumam Briand.

Tangan wanita itu melambai lambai tepat di wajah Briand.

"Apa kamu sudah bangun" tanyanya menatap pada Briand yang baru saja membuka mata setelah beberapa jam dia pingsan.

Briand tersadar dia langsung terbangun dari rebahan nya.

"Astaga pakaian ku" ucap Briand yang langsung menutupi dada bidang nya yang terbuka itu.

Briand melihat pada wanita cantik itu dia juga melihat pakaian nya di gantung di atas dahan pohon.

"Jangan di tutupi aku sudah melihat nya" ucap wanita itu.

"Siapa kamu" tanya Briand ketus.

"Nama ku Freya Carmille" ucap wanita cantik itu.

"Kenapa kamu datang kemari" tanya Briand.

"Mungkin tujuan kita sama" ucap Freya.

"Kau mau kaya" tanya Briand.

"Bukan kaya aku hanya mau menyumpal mulut orang orang yang sudah menghina aku" ucap Freya.

"Kau salah tempat kalau datang kemari" ucap Briand.

"Kenapa" tanya Freya.

"Di sini kau hanya akan tewas di makan monster" ucap Briand.

"Oh ya" tanya Freya.

Briand yakin kalau saat dia pingsan pasti wanita itu yang menolong nya.

"Terima kasih" ucap Briand.

"Tak masalah" ucap Freya.

Briand melihat ke arah badannya, luka bakar di badan Briand itu sudah di obati dengan obat herbal terlihat dari bekasnya yang seperti dauh di tumbuk berwarna hijau.

"Kau menyembuhkan luka ku" tanya Briand.

"Ya" ucap Freya.

"Terima kasih" ucap Briand.

"Sudahlah jangan banyak terima kasih, mau gak sebagai gantinya kita kerja sama" ucap Freya.

"Apa yang akan aku dapatkan" tanya Briand.

"Astaga kau sangat perhitungan" ucap Freya.

"Baiklah aku setuju" ucap Briand.

"Ck" Freya berdecak kesal.

Freya mengulurkan tangannya, Briand yang paham pun langsung menjabat tangan Freya.

"Sekarang kita rekan pembasmi monster" ucap Freya.

bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!