YINNE : FOR FREEDOM (20)

"Diam! Diam! Jangan ganggu aku! Kau sudah mati, tidak mungkin kau berada disini!"

Kenapa dia menatapku seperti itu! Bajingan kecil ini... saat seperti ini, dia sangat mirip dengannya.

"Hentikan bajingan! Rupamu sangat mengerikan! Sangat menyebalkan saat kau menunjukkan ekspresi seperti itu! Kau sama saja seperti ayah mu yang tidak punya perasaan itu! Ahhhh!"

Aku mulai melihat kemiripannya dengan kedua orangtuanya, ayahnya yang kejam dan ibunya yang menyebalkan... sosok mereka berdua sekarang ini bersatu dan melahirkan anak ini!

"Menjauh! Jangan mendekatiku sialan! Kau sudah mati! Seharusnya kau kembali kesana bersama ayah dan ibu ****** mu itu!"

Kenapa kekuatan ku... melemah? Aku tak bisa melawannya? Akhh!

"Akhh!!!! Kamu mencekik ku...? Beraninya... tunggu...? Sejak kapan kalian juga ada disini, kau... dan kau...."

Mereka sekeluarga berkumpul... tidak... tidak....

"Aku tidak bersalah! Aku tidak bersalah! Salahkan saja adik haram mu itu! Sekarang dia merebut tahta mu... ahaa... ahahahha...." tertawa ketakutan.

"Kalian akhh... ampun... ahh... hentikan... ini menyakitkan...! Tidak adil! Kalian bertiga...!!!!!"

Sakit... sakit...

"Ahhhh!!!" dengan raut wajah yang sangat ketakutan dan badan yang gemetar dia terbangun dari tidurnya.

"Hah... hah... hanya mimpi! Tenang Franschine, hanya mimpi.... Tapi mengapa terasa begitu nyata?"

Dia bergegas mencari kaca.

"Apa? Leherku lebam!!! Tadi, bukan hanya sekedar mimpi...." ketakutan.

Nafasnya menjadi tidak teratur dan dia terus menelan ludah, menoleh ke kiri ke kanan memastikan keadaan disitu benar baik baik saja dan aman.

"Kurangajar." Franschine menggeram.

***

Pagi ini, sarapan ku dibuatkan oleh Bibi Nae... teman baik dari Bibi Miranda.... *Biasanya seperti ini, Bibi Miranda akan sangat ceria! Menyiapkan makanan untuk aku dan kakak.

Kemudian dia menemani kita berdua makan, membicarakan hal hal lucu. Aku rindu kalian berdua*....

"Nona Vallice kenapa bengong? Ini sarapan anda sudah siap, silahkan dinikmati...." ucap pelayan Nae.

"Ahh, terimakasih." tersadar dari pikirannya.

Nona Vallice masih bersedih....

"Apakah anda membutuhkan sesuatu? Apa lagi yang bisa saya bantu?" tawaran Nae.

"Ah, tidak perlu... kamu bisa pergi melakukan hal lain Bibi. Aku sudah cukup sarapan sendiri seperti ini." jawab Vallice dengan dingin.

Hmm....

"Baiklah Nona...." Nae.

"Sebentar! Ini... mama apakah dia pergi berkerja?" tanya Vallice.

"Iya Nona, saya lupa mengatakan hal ini kepada Nona. Nyonya Fred pergi pada jam 3 dini hari tadi, dia berpesan untuk anda menjaga kesehatan dan membeli apa saja apa yang anda mau dengan kartu milik Nyonya." jawab Nae.

"Tidak apa apa, oh ya... kapan dia kembali?" Vallice bertanya lagi.

"Nyonya pergi selama tiga bulan... langsung ke kerajaan untuk mengerjakan tugasnya. Dan juga ada beberapa perkejaan kerja sama antar negara." jawab Nae.

"Oh begitu, terimakasih. Ngomong ngomong kartu yang ibu berikan padaku, masukkan ke tas ku ya Bi Nae." Vallice.

"Baik Nona, Nyonya juga berpesan kalau anda harus sering sering menelfon nyonya untuk mengobati rasa rindunya kelak." Nae.

Berapa kali dia selalu berpesan seperti itu? Dan pernahkah sekali aku menelfon nya? Berhentilah berharap mama... menyebalkan.

"Ah baiklah, urusan itu... gampang kok." Vallice.

"Baik Nona, nikmati sarapan Nona...." Nae tersenyum sebelum akhirnya membungkuk hormat dan pergi.

...

Hmm, rasa masakan Bi Nae memang lebih enak dari pada masakan Bi Miranda. Tetapi, masakannya penuh kenangan yang tidak bisa tergantikan.

"Harusnya sekarang ini, kami bertiga sedang sarapan bersama sama. Berbagi canda dan tawa... tidak seperti sekarang ini.

Sendirian, tanpa ada siapapun." Vallice murung.

Biasanya saat aku ditinggali kartu tanpa limit milik mama, aku akan pergi mengajak kakak dan Bibi keluar untuk belanja dan makan makanan enak.

"Untuk hari ini, aku akan melakukan hal itu dengan siapa?" Vallice.

Aku yakin beberapa hari lagi kakak akan pulang, Pak Zient akan menemukan kakak dan kita akan bersatu kembali.

"Aku bisa menerima semua orang pergi, kecuali dirimu." Vallice.

Kakak...

***

"Selamat datang Nona Vallice...!" pelayan menyambut kedatangan Vallice.

Biasanya seperti ini ada Bibi Miranda yang menungguku di depan tangga, hah... kali ini aku benar benar menjadi mandiri.

"Tidak ada lagi yang membantuku membawakan tas, demi Bibi Miranda dan kakak aku akan belajar hidup mandiri!" ucap Vallice dengan yakin.

Ah melelahkan sekali!

"Kakak! Kakak!"

Vallice berlarian naik ke lantai atas dengan masih menggunakan seragam sekolah.

Aaa, ini yang paling ku tunggu tunggu. Bertemu dengan kakakku setelah aku pulang sekolah! Rasa lelah ku akan hilang begitu saja.

*Krieettt

Pintu dibuka dan Vallice mendapati ruangan itu masih kosong. Tidak apa seorang pun disana.

"Kakak... belum kembali ya?" Vallice menatap kecewa.

Vallice tetap masuk kedalam ruangan itu, satu persatu dia lepaskan, mulai dari sepatu, tas dan kaus kaki. Dia langsung tiduran di tempat tidur Vallene dan sekali lagi memeluk bantal Vallene.

"Kok kakak belum kembali sih? Pak Zient belum menemukan kakak ya? Oh... Pak Zient harusnya ikut berkerja bersama mama, itu berarti Pak Zient tidak sedang mencari kakak sekarang?" Vallice kecewa.

Sebenarnya kamu sekarang dimana kak, andai saja aku bisa bebas aku pasti akan mencari mu... hiks hiks, apakah artinya kakak tidak akan kembali?

Vallice memeluk bantal itu dengan erat, dia menangis didalam bantal itu.

"Apa sebenarnya alasan kakak untuk pergi? Apakah kamu tidak merindukan Vallice?" Vallice menangis tersedu sedu.

"Ka-kakak, hari ini pelajaran begitu sulit. Aku tidak bisa memahami materi ini, jika kakak masih berada disamping Vallice kakak akan menyentil kepala Vallice.

Mengatakan betapa bodohnya Vallice dan bercanda kepada Vallice, disana Vallice akan marah kecil terhadap kakak. Dan kakak mulai mengajari Vallice dengan materi tersebut sampai Vallice paham."

Sekarang... dengan siapa Vallice akan belajar dan berbagi kesenangan maupun kesedihan?

Vallice makin erat memeluk guling tersebut.

"Kakak, kembali ya... Vallice rindu kakak...." Vallice.

Vallice terlarut dalam kesedihan yang mendalam, merindukan sosok Vallene yang biasa membelainya dengan lembut dan hangat.

Apa yang kakak lakukan sekarang ini...? Apakah baik baik saja? Aku harap kakak selalu baik baik saja.

"Kak, aku bosan sekali terus diam dirumah!" sebal.

"Saat aku merasa seperti ini, kakak pasti mengajakku pergi ke pinggir sungai mencari kepiting...." Vallice.

...

"Wow...." Vallice tersadar.

Aku begitu tidak fokusnya? Sampai kedua kaki ku berjalan dan sampai di tempat ini, aku bahkan tidak menyadari.

"Tempat ini sedikit menjadi liar? Rerumputan mulai tumbuh panjang, daun daun banyak yang gugur."

Vallice sedikit demi sedikit mulai merasa damai, merasakan tempat itu yang banyak memiliki kenangannya dengan Vallene.

Kita dulu bermain air disini kak, haha!

Vallice dengan senyum pahitnya... menyentuh air yang mengalir itu. Tangannya merasa segar terkena percikan air, yang membuatnya semakin rindu kepada Vallene.

Saat Vallice berbalik badan dan menghadap ke pohon besar dan rindang, disitulah dia juga menemukan tanaman racun yang ia tumbuhan.

Vallice mengingat kembali tentang Miranda, membuatnya merasakan hal sedih dan bersalah kembali. Karena Vallice sudah geram dengan hal itu, dia dengan marah merusak dan mencabut tanaman itu dari tanah.

Tanah yang awalnya mengering karena menjadi tempat tumbuhnya bunga itupun menjadi subur, tamanan lain yang tumbuh disekitarnya juga mulai menjadi segar. Seperti akhirnya mereka terbebas dari beban yang berat.

Dan ya, hal yang dilakukan Vallice sangat sembrono. Yang pastinya melukai tangannya hingga berdarah darah karena terkena duri duri tajam dari tanaman itu.

Vallice dengan wajah yang puas, dia tersenyum melihat tanaman itu menjadi mengering di genggamannya.

Dan dia sekali lagi melakukan hal nekat, Vallice memakan bulat bulat tanaman racun berduri itu.

Terpopuler

Comments

ellena_17

ellena_17

wawww

2023-06-09

1

lihat semua
Episodes
1 YINNE : FOR FREEDOM (1)
2 YINNE : FOR FREEDOM (2)
3 YINNE : FOR FREEDOM (3)
4 YINNE : FOR FREEDOM (4)
5 YINNE : FOR FREEDOM (5)
6 YINNE : FOR FREEDOM (6)
7 YINNE : FOR FREEDOM (7)
8 YINNE : FOR FREEDOM (8)
9 YINNE : FOR FREEDOM (9)
10 YINNE : FOR FREEDOM (10)
11 YINNE : FOR FREEDOM (11)
12 YINNE : FOR FREEDOM (12)
13 YINNE : FOR FREEDOM (13)
14 YINNE : FOR FREEDOM (14)
15 YINNE : FOR FREEDOM (15)
16 YINNE : FOR FREEDOM (16)
17 YINNE : FOR FREEDOM (17)
18 YINNE : FOR FREEDOM (18)
19 YINNE : FOR FREEDOM (19)
20 YINNE : FOR FREEDOM (20)
21 YINNE : FOR FREEDOM (21)
22 YINNE : FOR FREEDOM (22)
23 YINNE : FOR FREEDOM (23)
24 YINNE : FOR FREEDOM (24)
25 YINNE : FOR FREEDOM (25)
26 YINNE : FOR FREEDOM (26)
27 YINNE : FOR FREEDOM (27)
28 YINNE : FOR FREEDOM (28)
29 YINNE : FOR FREEDOM (29)
30 YINNE : FOR FREEDOM (30)
31 YINNE : FOR FREEDOM (31)
32 YINNE : FOR FREEDOM (32)
33 YINNE : FOR FREEDOM (33)
34 YINNE : FOR FREEDOM (34)
35 YINNE : FOR FREEDOM (35)
36 YINNE : FOR FREEDOM (36)
37 YINNE : FOR FREEDOM (37)
38 YINNE : FOR FREEDOM (38)
39 YINNE : FOR FREEDOM (39)
40 YINNE : FOR FREEDOM (40)
41 YINNE : FOR FREEDOM (41)
42 YINNE : FOR FREEDOM (42)
43 YINNE : FOR FREEDOM (43)
44 YINNE : FOR FREEDOM (44)
45 YINNE : FOR FREEDOM (45)
46 YINNE : FOR FREEDOM (46)
47 YINNE : FOR FREEDOM (47)
48 YINNE : FOR FREEDOM (48)
49 YINNE : FOR FREEDOM (49)
50 YINNE: FOR FREEDOM (50)
51 YINNE FOR FREEDOM (51)
52 YINNE : FOR FREEDOM (52)
Episodes

Updated 52 Episodes

1
YINNE : FOR FREEDOM (1)
2
YINNE : FOR FREEDOM (2)
3
YINNE : FOR FREEDOM (3)
4
YINNE : FOR FREEDOM (4)
5
YINNE : FOR FREEDOM (5)
6
YINNE : FOR FREEDOM (6)
7
YINNE : FOR FREEDOM (7)
8
YINNE : FOR FREEDOM (8)
9
YINNE : FOR FREEDOM (9)
10
YINNE : FOR FREEDOM (10)
11
YINNE : FOR FREEDOM (11)
12
YINNE : FOR FREEDOM (12)
13
YINNE : FOR FREEDOM (13)
14
YINNE : FOR FREEDOM (14)
15
YINNE : FOR FREEDOM (15)
16
YINNE : FOR FREEDOM (16)
17
YINNE : FOR FREEDOM (17)
18
YINNE : FOR FREEDOM (18)
19
YINNE : FOR FREEDOM (19)
20
YINNE : FOR FREEDOM (20)
21
YINNE : FOR FREEDOM (21)
22
YINNE : FOR FREEDOM (22)
23
YINNE : FOR FREEDOM (23)
24
YINNE : FOR FREEDOM (24)
25
YINNE : FOR FREEDOM (25)
26
YINNE : FOR FREEDOM (26)
27
YINNE : FOR FREEDOM (27)
28
YINNE : FOR FREEDOM (28)
29
YINNE : FOR FREEDOM (29)
30
YINNE : FOR FREEDOM (30)
31
YINNE : FOR FREEDOM (31)
32
YINNE : FOR FREEDOM (32)
33
YINNE : FOR FREEDOM (33)
34
YINNE : FOR FREEDOM (34)
35
YINNE : FOR FREEDOM (35)
36
YINNE : FOR FREEDOM (36)
37
YINNE : FOR FREEDOM (37)
38
YINNE : FOR FREEDOM (38)
39
YINNE : FOR FREEDOM (39)
40
YINNE : FOR FREEDOM (40)
41
YINNE : FOR FREEDOM (41)
42
YINNE : FOR FREEDOM (42)
43
YINNE : FOR FREEDOM (43)
44
YINNE : FOR FREEDOM (44)
45
YINNE : FOR FREEDOM (45)
46
YINNE : FOR FREEDOM (46)
47
YINNE : FOR FREEDOM (47)
48
YINNE : FOR FREEDOM (48)
49
YINNE : FOR FREEDOM (49)
50
YINNE: FOR FREEDOM (50)
51
YINNE FOR FREEDOM (51)
52
YINNE : FOR FREEDOM (52)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!