"Menjadi Tuan dari... Blue Rose?" nada bimbang.
Apakah ini berbicara soal sihir... itu....
Vallice awalnya ragu untuk mempercayai ini, sampai dia sadar bahwa kejadian sekarang ini adalah nyata.
"Ya, kenapa kamu ragu ragu? Pikirkan lah betapa bergunanya hal ini nanti untuk mu dan orang lain." wanita misterius itu mencoba menghasut Vallice.
...
"Dan, misalnya untuk memenuhi ujian akademi sihir?" memancing Vallice.
Vallice terkejut mendengar hal itu.
Bagaimana... Nona ini tau aku membutuhkan dalam hal itu? Benar juga... aku jadi bisa membantu orang lain! Setidaknya aku bisa sedikit memperbaiki kesalahan yang dibuat mamaku.
"Tidak perlu menerima atau menolak. Kalau memang takdir mu adalah ini kamu pasti akan mendapatkannya." meyakinkan Vallice.
Vallice ragu dan dia mulai berfikir, kebingungan dengan apa yang seharusnya dia katakan.
Vallice... ini adalah kesempatan yang bagus! Dengan ini kamu bisa menguasai sihir bunga! Lulus beberapa tes akademi dan dapat membantu orang lain! Ya!
"Ya! Aku menginginkannya Nona! Ta-tapi kamu tidak berbohong kan?" Vallice masih ragu.
Anak ini... naif sekali. Apa? Untuk Membantu?
"Hilangkan saja dulu rasa curiga mu kepadaku. Aku minta sekarang kamu coba mengambil satu kelopak bunga itu dan memakannya." ucap wanita misterius.
Vallice sepertinya kebingungan, tapi disisi lain dia juga ingin membuktikan hal ini.
Memakan... ini?
Vallice yang hanya terpaku diam menatap bunga itupun akhirnya memilih untuk patuh kepada wanita misterius dan memakan kelopak bunga itu. Dan, wanita itu senyum menyeringai.
Ah? Aku bisa bergerak lagi! Hmm, hanya memakan kelopak bunga Vallice, itu tak akan membuat mu terbang.
"Baiklah." ucap Vallice.
Dia mengambil kelopak bunga dan hendak memasukkan nya di mulutnya. Wajah Vallice seperti menunjukan bahwa dia ragu. Tetapi, bunga tersebut berhasil masuk mulut Vallice. Vallice mulai mengunyahnya.
Pahit!!! Tinggal, telan... telan saja...!!!
"Buka matamu, itu sudah cukup!" sahut wanita misterius.
Eh, sudah?
"Emm, Nona... apakah aku berhasil? Aku sudah menelannya." Vallice tidak menyangka.
"Coba kamu hirup sekali lagi bunga itu, jika wanginya berubah maka kamu berhasil. Oh ya, wangi baru dari bunga itu akan menjadi aroma mu, aura darimu." wanita misterius memperingati.
Hmm? Apakah maksudnya saat seperti memakai parfum?
Vallice tak mengerti apa yang wanita itu katakan. Vallice masih terlalu polos di usianya untuk mengerti hal hal seperti itu.
Vallice pun menuruti perintah wanita itu. Dan dia terkejut, tenyata benar! Wangi nya berubah.
Ahahah! Benar! Menjadi lebih segar dan enak sekali.
Tapi tak sewangi aroma dari Nona itu... siapa sih dia sebenarnya?
"Emm... Nona!" mengajak wajah untuk kembali melihat wanita itu.
Hah? Dimana... dia...?
...
"Menghilang?" ketakutan.
***
"Hah!!! Ha...."
Kurasa sudah cukup jauh.
"Hah... capeknya...." nafas yang tidak beraturan.
Eh? Aku berada dimana ya?
Dia melihat lihat sekelilingnya. Sepertinya dia tampak asing dengan lingkungan ini.
Aaa takut banget, tapi kayaknya aku benar deh. Ini jalan menuju kota besar Luria!
Vallene mencoba melangkah maju sedikit. Dan dia terlihat girang dan tersenyum lebar.
"Ya! Itu adalah kota Luria!" soraknya.
Dia berada di atas bukit yang mana itu adalah jalan menuju kota Luria. Vallene sepertinya merasa kagum dengan pemandangan itu. Melihat betapa ramainya dan indahnya kota dimalam hari, banyaknya cahaya yang bersinar dari lampu lampu gedung dan lain lain yang bercahaya.
"Jadi seperti ini yang dimaksud indahnya kota malam!" terpesona dengan keindahan kota di malam hari.
Tanpa sadar ia telah meneteskan air mata dari kedua matanya. Menjelaskan betapa senangnya dia.
"Ibu... lihatlah ini, bagus kan suasana kota dimalam hari? Hahaha..., Vallene juga baru melihat hal hal seperti ini ibu...." penuh perasaan.
Ibu... Vallene berjanji akan mempunyai hidup yang lebih baik. Meskipun takdir sudah menuliskan betapa buruk nya hidupku. Aku tak akan pernah menyerah untuk mendapatkan hidup yang layak dan lebih baik.
"Aku akan bahagia, untuk kalian yang tidak bisa merasakannya." Vallene.
***
*Dok *Dok *Dok
Suara ketukan pintu terdengar. Untuk membangunkan Nona muda di pagi hari.
"Nona Vallice... sudah pagi Nona...."
Ketiga pelayan yang sudah berada di depan kamar Vallice tersebut tidak mendengar suara Vallice dari dalam. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk masuk saja kedalam kamar.
Vallice ternyata masih tidur lelap di ranjangnya. Pelan pelan satu orang pelayan mendekat dan menepuk pundak Vallice untuk membangunnya.
"Nona... hari sudah pagi...." kata si pelayan itu.
"Ehm...?"
Vallice yang setengah sadar mencoba membuka matanya. Silau, pelayan kedua membuka tirai jendela dan sinar matahari pagi langsung menyinarinya.
Vallice terkejut melihat keberadaan para pelayan itu. Dengan cepat dia bangun dan bilang kepada para pelayan itu.
"Kalian keluar saja, aku akan bersiap sendiri bibi!."
Para pelayan itu merasa aneh. Tak biasanya Vallice seperti ini. Pelayan pelayan itu hanya merasa aneh kenapa tumben sekali nona mereka bersikap seperti ini. Tapi mereka memutuskan untuk mematuhi dan keluar dari kamar dan menunggu diluar.
Hah syukurlah mereka sudah keluar. Ekh! Kejadian tadi malam! Apakah....
Dengan panik ia mencari sesuatu.
Dimana? Dimana?
Setelah beberapa saat dia mengobrak abrik sana sini, dia tak sengaja menatap cermin dan menyadari hal yang dia cari berada di tubuhnya.
Ehh? Menempel di bajuku? Ini mirip seperti pin hehe. Bagus! Dengan menjadikan ini sebagai pin, ini tak akan terlalu mencolok. Jadi aku bisa membawanya kemana saja!
"Ya! Ini cocok ternyata! Nanti aku tunjukkan deh ke kakak!" bahagia.
Ah jam berapa ini! Aduh aku harus segera mandi!
Vallice terburu buru masuk ke kamar mandi.
...
"Haaaw!!!!"
Vallice berteriak dan itu terdengar dari luar, para pelayan pun panik.
"Ada apa nona?" pelayan pertama.
"Apa yang sedang terjadi nona?" pelayan kedua.
"Nona!!!" pelayan ketiga.
Aku lupa meminta untuk menyiapkan air hangat. Ini, dingin banget!!!
"Tidak apa apa kok bibi!" teriak Vallice dari dalam.
***
"Terimakasih tuan atas tumpangannya!"
Membungkuk dengan hormat kepada bapak tua yang telah memberi tumpangan kepadanya.
"Iya nak, hanya menaiki gerobak kecil bertenaga sapi. Tidak perlu seperti itu haha." tertawa.
Anak yang baik dan santun.
"Tidak Tuan! Itu sangat berarti untuk saya! Berkat tuan saya akhirnya bisa sampai disini." Vallene berterima kasih.
Dia sangat menghormati bapak tua itu, dan bapak tua itu pun tersentuh dan tersenyum kepada Vallene.
"Baiklah nak, tujuan bapak masih jauh. Berhati hatilah ya! Sampai jumpa!" ucap bapak tua itu dengan nada yang lembut.
Huft! Anak kecil yang malang. Aku bertemu dengannya jam 3 dini hari tadi. Dia sedang tidur, kelelahan dan kedinginan di pinggir jalan. Aku mendekatinya dan mencoba menawarinya teh hangat. Dia mengatakan tujuannya, yaitu di ibu kota. Karena kebetulan aku juga melewati ibu kota aku memberikan tumpangan pada anak ini. Awalnya dia begitu waspada tapi akhirnya dia percaya padaku.
Dia anak yang baik dan ceria. Bahasanya juga sopan, tak seperti kebanyakan anak muda sekarang ini. Tapi aku bertanya tanya, kenapa dia berada di pinggir jalan dengan keadaan seperti itu... pakaiannya lusuh dan kotor, membawa bungkusan roti tawar dan air. Aku semakin yakin bahwa dia adalah seorang anak pengemis.
Tapi saat aku mencoba bertanya kepadanya. Aku terkejut, dia bilang dia adalah seorang budak yang kabur. Itu membuat ku lemas, bahkan dia mengatakan hal itu dengan tenang. Dia masih terlalu dini untuk mengerti keadaan apa yang dia alami. Hatiku semakin sakit melihat masih ada senyum dan tawa diwajahnya.
Padahal keadaannya saat memprihatinkan. Luka di lengan tangannya, kakinya yang di perban, lehernya juga diperban, adanya bekas cakaran di lengannya. Dahinya yang lebam....
Aku sedih rasanya, aku tak tahu berapa banyak hal yang telah dia alami. Tapi aku yakin dia adalah gadis yang kuat dan hebat. Maaf aku tak bisa membantumu lebih dari ini nak, aku harap kamu memiliki hidup yang lebih baik.
Setidaknya, kau pernah tau aku dimasa perjuangan mu ini. Sekarang... melihatnya berlari menjauh dariku. Aku bisa melihat harapan dia yang begitu besar.
"Hidup dengan bahagia ya nak." bisik si bapak tua.
Itu adalah kata kata terakhir yang diucapkan bapak tua itu sebelum dia melanjutkan perjalanannya. Dan Vallene dari jauh melambai pada bapak tua itu. Mereka pun sama sama melanjutkan lagi perjalanan mereka.
Yang tujuannya sama, yaitu mendapatkan hidup yang lebih baik dimasa yang akan datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Ayano
Aku juga ngarep gitu wak 😭😭
Kita berdoa bareng-bareng yuk lah
2023-06-23
1
Ayano
Di depannya enak muji. Ke bawahnya agak nyelekit pas dia ngira anak pengemis 😓😓
Ya.... apa boleh buat lah
2023-06-23
1
Ayano
Vallice kepolosan banget. Cuma biasanya orang polos tuh punya sesuatu yang gak diduga sih
2023-06-23
1