YINNE : FOR FREEDOM (16)

"Aku hanya bisa merasakan energinya saja, mana mungkin bisa melihat wujudnya." Cicaline menjawab.

Cicaline menyadari kalau Vallene seperti khawatir dan nafasnya menjadi cepat.

"Eh? Ada apa dengan mu Vallene?" Cicaline bertanya.

"A-aku takut kalau energi yang kamu rasakan berasal dari... dia...." Vallene.

Dia? Siapa?

"Siapa? Apakah dia yang selalu menyiksa mu itu? Siapa dia?" Cicaline geram.

"Dia adalah... Franschine Fred...." Vallene.

Franschine Fred, sepertinya aku kenal!

"Ah, dia adalah Perdana Menteri Luria bukan? Dia adalah teman ibuku!" Cicaline.

"Benarkah? Bagaimana Bibi Olivia bisa mengenalnya?" Vallene.

"Hmm, aku tidak tau. Itu urusan bisnis, aku tidak terlalu paham. Tapi yang terpenting sekarang, jadi... Franschine Fred itu orang yang jahat ya!" Cicaline mengerutkan dari.

"Benar Cica! Dia suka menyiksa para pelayan dirumahnya, dan... dia memperjual belikan... ma-manusia. Akulah... salah satunya." Vallene murung.

"Hah! Bagaimana bi-bisa... bukannya dia adalah perdana menteri ya? Begitu gilanya sistem negara ini." Cicaline marah.

Vallene meringkuk ketakutan, Cicaline yang melihatnya merasa kasihan dan khawatir terhadap Vallene. Cicaline memeluk Vallene, dan menenangkannya.

"Jangan takut ya... aku ada disini kok! Aku pasti bisa melindungi mu dari dia! Kamu tau kan siapa aku? Dan masih ada ibuku dan Bi Jane yang berada di pihak mu!" Cicaline dengan nada lembut.

Yah walaupun aku tidak yakin bisa melawannya, meskipun sama sama iblis... tapi sepertinya tingkatnya lebih tinggi, tinggi sekali.

"Kamu tidak perlu takut ya! Aku pernah melihat Franschine Fred saat dia datang kesini untuk berbincang dengan ibuku.

Dia sangat menyeramkan! Mukanya yang selalu datar itu dan gerak geriknya yang kaku, sepertinya dia orang yang grogi an gak sih? Hahah!!!" Cicaline mengejek.

Vallene menutup mulut Cicaline dengan tangan kanannya.

"Shuttt... jangan berkata seperti itu... meskipun kita sama sama tidak suka kepadanya, jangan mengejek dan menjelekkan nya." Vallene memperingati.

Kenapa Vallene jadi berlebihan begini? Ternyata orang yang membuat ku merasa merinding tadi bisa ketakutan seperti ini ya.

Cicaline mengangguk anggukan kepalanya.

"Hei Cica, apakah energi itu makin mendekat?" Vallene.

Eh!!!

"Kok tiba tiba... menghilang?" Cicaline.

"Apakah itu artinya, dia berada sangat jauh?" Vallene.

Aku mohon... semoga saja benar!

"Sepertinya sih iya, harusnya begitu! Ayo kita tidur saja, ibu akan segera datang! Kita pasti akan aman!" Cicaline.

"Ba-baiklah...." Vallene.

***

"Nona Vallene... sebenarnya pergi kemana? Sudah tengah malam begini, aku kembali saja." Pak Zient.

Nyonya Fred sepertinya tidak akan peduli dengan hal ini.

Pak Zient memutar balik arah, dan dia kembali ke kediaman Fred.

***

"HAH!!! Hah... hah... akh...." Vallene.

Vallene terbangun dari tidurnya secara tiba tiba, dia terlihat khawatir dan ketakutan.

Jam berapa ini? Apakah sudah pagi?

Saat Vallene melihat ke arah jam, jam menunjukkan pukul 00.00 tengah malam. Vallene berusaha menenangkan diri dan mencoba kembali tidur, tapi sepertinya mata Vallene tidak bisa menutup.

Kenapa aku jadi kepikiran begini? Aku tidak bisa tidur, Cica sudah terlelap.

"Aku tak mau membangunkan Cica, lebih baik aku mencoba berbaring saja." bisik Vallene, dengan harapan bahwa dirinya nanti bisa tertidur.

Bibi Olivia sudah kembali apa belum ya? Harusnya sudah! Tenang Vallene... ada Cica dan Bibi Olivia disini.

"AHH!!!!"

Terdengar suara jeritan dari luar, Vallene langsung bangkit dari tidurnya.

Suara pelayan Jane!!!

Vallene langsung membangunkan Cicaline.

"Cica! Cica! Cica! Bangunlah!!! Kamu tidak dengar itu?" Vallene panik.

"Haa... ada apa...?" Cicaline belum sepenuhnya sadar.

"Shutt... pelan kan suara mu... kamu dengar kan? Itu suara Bi Jane yang menjerit jerit kencang!" Vallene.

Muka Cicaline menjadi serius.

"Iya! Itu Bi Jane! Da-dari lantai bawah...." Cicaline juga merasa ketakutan.

"Apakah kita perlu memeriksanya? Bagaimana jika ada sesuatu hal kepada Bi Jane!" Vallene khawatir.

"Jj-jangan... di bawah sana... terjadi pembunuhan... bau yang sangat amis ini, berasal dari darah segar! Darah yang baru mengalir keluar dari tubuh seseorang!" Cicaline.

Hah!

"Aa-apa aritnya Bi Jane telah tewas? Apa yang sebenarnya terjadi! Apakah ini perampokan?" Vallene.

"A-aku tidak tau... ibu sepertinya belum kembali, mohon untuk tidak melakukan sesuatu yang berbahaya! Jika itu pencuri, biarkan saja dia mengambil barang benda." Cicaline.

Ini mencurigakan....

"Cica, biar aku yang memeriksa keadaan di luar sana." Vallene.

"Hei apa maksudmu!" Cicaline menolak.

"Tenang, aku akan meminta tolong kepada dia." Vallene.

Dia?

Cicaline bingung.

Vallene memejamkan mata dan mengepalkan tangan kanannya, setelah beberapa saat dia diam dia membuka genggaman tangannya tersebut. Muncul kupu kupu kecil putih perak yang bersinar.

"Periksa keadaan diluar sana." Vallene.

Kupu kupu itu pergi keluar dari kamar Cicaline lewat lubang yang ada di atas pintu kamar Cicaline.

Wow! Vallene bisa sihir seperti itu?

"Kamu penyihir? Ke-kenapa kamu tidak bilang! Aku tadi mengatakan hal buruk tentang sihir... tolong ya jangan kutuk aku menjadi kodok." Cicaline.

"Itu bukan sihir, itu seperti... emm, bagaimana aku menjelaskannya.... Ah! Seperti keahlian istimewa ku! Aku tidak mempelajari nya, tapi aku memang mempunyai keahlian seperti itu!" Vallene.

Cicaline kagum kepada Vallene.

"Wah!!! Kamu hebat ya Vallene, bagaimana bisa! Kamu ini ajaib ya?" Cicaline.

"Aku tidak tau, aku menyadarinya waktu aku masih kecil." Vallene.

"Kegunaannya apa saja? Hanya bisa memunculkan kupu kupu dan menjadinya pengintai?" Cicaline.

"Itu salah satunya, hmm... banyak hal bisa! Tergantung seberapa darurat kondisi yang aku alami!" Vallene.

"Wow... keren...." Mata Cicaline berbinar binar.

Setelah beberapa saat mereka berbincang, tiba tiba Vallene dari awalnya tersenyum menjadi kaget.

"Aa-ada apa?" Cicaline.

"Memang dia...." Vallene kebingungan.

Dia siapa lagi?

"Siapa?" Cicaline ikut kebingungan.

Dalam pikiran Vallene terlihat ada 3 sosok orang. Dua laki kali dan satu perempuan sedang berjalan ke lantai atas, keadaan lantai bawah sangat berantakan.

"Kita harus sembunyi!" Vallene panik.

Vallene menarik Cicaline dan turun dari ranjang. Mereka bersembunyi di lemari besar.

Cicaline kebingungan dan bertanya tanya.

Memangnya ada apa sih?

"Val...." Cicaline.

Vallene langsung membengkam mulut Cicaline dengan tangan kanannya, jari telunjuk Vallene dia tempelkan di bibirnya. Mengatakan Cicaline harus tetap diam dan jangan berbicara.

Baik, sepertinya aku harus diam.

Vallene menggenggam erat tangan Cicaline, nampaknya dia merasa sangat takut dan khawatir.

Bagaimana dia tau aku berada disini?

Vallene berulang kali menelan ludah dan suara nafasnya terdengar sangat sesak.

Apakah dia yang dimaksud adalah... Franschine Fred? Bagaimana bisa!

Terdengar pintu kamarnya Cicaline terbuka perlahan, mereka semakin ketakutan dan gemetaran. Terdengar lagi suara langkah kaki yang pelan pelan akan masuk.

Suara itu kian mendekat dan mendekat lebih dekat lagi. Tiba tiba suara itu berhenti, Vallene dan Cicaline merasa tenang.

*Brakk!!!!

Pintu lemari dibuka dengan paksa, sosok mereka bedua terlihat bersembunyi didalam lemari baju.

"AHAHAHAHAHA!!!! AKU TAU KALIAN BERSEMBUNYI DISINI!!! TERTANGKAP KALIAN BOCAH BODOH BEDEBAH!!!!"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***