YINNE : FOR FREEDOM (7)

Sudah tiba ya.... aaa wah!!! Rumahnya besar banget!

Memang tidak sebesar kediaman Fred, tapi ini terlihat megah. Bibi Olivia ini perkejaan nya apa ya? Kok bisa kaya banget.

Tiba sudah mereka di rumah Olivia, supir membukakan pintu mobil untuk Olivia. Dan Vallene sedang sibuk bengong melihat rumah Olivia.

"Silahkan turun Lady...." supir.

"Terimakasih." Olivia.

Eh? Kenapa dia tidak turun?

"Vallene... ayo turun." Olivia.

Vallene langsung tersadar dan segera turun dari mobil. Olivia menggandeng tangan Vallene dan berjalan masuk kedalam rumah. Tiba di depan pintu utama, langsung dibuka oleh pelayan disana.

"Selamat datang Lady... Nona muda juga sudah pulang, apakah Lady ingin bersih bersih dulu sebelum makan siang?" ucap pelayan Olivia.

"Baik Bi, saya akan membersihkan badan dulu. Dan Vallene... perkenalkan dia adalah Bibi Jane. Bibi, tolong siapkan tiga porsi ya." Olivia.

Vallene yang bersembunyi malu malu di belakang Olivia pelan pelan memunculkan dirinya dan berdiri tegak, tersenyum manis kepada pelayan Jane.

Ah manisnya... siapa anak ini? Apakah kerabat Lady? Tapi saya baru melihatnya, dan penampilan anak ini kacau.

"Hai Nona Vallene saya adalah pelayan Jane, selamat datang nona Vallene. Mari ikut saya untuk membersihkan badan Vallene...." menyambut dengan ramah.

"Vallene kamu ikut saja dengan Bi Jane, untuk mandi dan berganti pakaian ya. Bi Jane, tolong juga balut luka luka Vallene, bersihkan dan ganti yang baru." Olivia.

"Baik lady... mari nona Vallene...." Jane.

***

"Kira kira... anu Nyonya Fred! Pasti anak itu menuju pedesaan di perbukitan, karena tempat itu tidak jauh dari sini kan...." memberi saran.

Franschine melirik tajam kepada penjaga yang baru mengusulkan pendapatnya itu. Penjaga itu seketika gemetaran dan panik.

Ehh? Apa aku membuat kesalahan!!!?

"Boleh, kita coba kearah sana." Franschine setuju.

Husft! Terimakasih Tuhan, jujur tatapan Nyonya barusan sangat menakutkan. Dasar bocah licik itu! Kenapa dia kabur segala sih! Merepotkan saja!

"Damian, siapkan kuda untuk ku. Aku akan menunggangi kuda sendiri, dan kau, Xorien, Malvech, kalian ikut dengan ku. Bawa juga 3 pengawal lainya." Franschine.

"Si-siap nyonya!" serentak.

Dengan sigap mereka langsung berada di lokasi. Tiga pengawal gagah dan tiga pengawal biasa.

"Tidak perlu basa-basi, tujuan kita mencari anak busuk itu. Aku, Damian dan Malvech akan berkuda menuju arah desa pegunungan. Xorien, kamu memimpin mereka dan pergi menyisir area utara.

"BAIK!" Serentak.

Mereka langsung bergerak dan tidak ada perbincangan atau pengecualian.

Diperjalanan menuju desa di pegunungan, salah satu pengawal Fred yang bernama Damian sedang mencoba menebak isi pikiran Franschine.

Hmm, bukankah nyonya benci sama anak itu? Nyonya suka menganiaya anak itu dan beberapa pelayan mengikutinya. Awalnya aku tak peduli sih, tapi melihatnya diperlakukan seperti itu kasihan juga.

"Emm, nyonya Fred... bukankah ini ide yang bagus? Anak itu sudah pergi dan hilang entah kemana, dan... bukankah nyonya selalu menginginkan hal itu?" memberanikan diri untuk bertanya.

Meski sangat ragu dan takut, Damian tetap mencoba mengusulkan pendapatnya. Franschine yang berada di depan memimpin mereka berdua menoleh ke arah Damian, dan menghentikan kudanya.

"Damian, untuk sekali ini saja tolong berhenti bicara. Aku sangat menghargai mu dan beberapa usulan bodoh mu itu." Franschine.

"Ba-baik nyonya..."

Dadaku rasanya sesak, keringat dingin aku di buatnya. Meskipun nyonya berbicara biasa, itu cukup menakutkan.

Dasar Damian, Sudah tau kita bertugas untuk nyonya Fred. Kenapa dia tidak mengenal situasi sih?

"Shut! Coba sedikit tahan rasa ingin tahu mu itu." ujar Malvech.

Malvech berbisik dan mengejek Damian. Damian terlihat sinis dan menjulurkan lidahnya.

"Bisa kita berjalan kembali?" Franschine.

"BAIK!" Serentak.

***

"Duh... Nona Vallene kok bisa luka luka seperti...." Jane khawatir.

"Eh sttt... tidak apa apa kok Bi Jane... terimakasih ya sudah membantu membalut lukaku." Vallene.

Anak baik....

"Sama sama... sekarang anda sudah rapi dan wangi! Nona Vallene gadis kecil yang sangat cantik ya...." Jane terkekeh.

"Ahh!!!" Vallene

Vallene terlihat lebih rapi sekarang, Jane membantu memandikan dan mengganti pakaiannya. Vallene sangat cantik, bahkan Jane pun tenggelam dalam perasaannya melihat Vallene.

"Vallene sudah siap ya? Wah!!! Vallene terlihat cantik, kamu suka dengan gaun itu?" Olivia.

Olivia datang, dia pun sama saja, dia juga terkagum-kagum melihat Vallene yang sangat berbeda. Olivia pun bergabung bersama Jane yaitu tenggelam dalam perasaannya karena Vallene.

Eh mereka kenapa?

"Haha aku suka kok bibi, terimakasih ya!"

Vallene hanya bisa tersenyum kaku melihat mereka berdua.

"Lady... makanan sudah siap." Jane.

"Oh baiklah Bi, terimakasih... waktunya anda mengambil istirahat siang Bi Jane." Olivia.

Jane membungkuk hormat, dia sangat tulus dalam melayani keluarga Werren. Vallene menoleh ke kanan ke kiri dan dia menanyakan sesuatu kepada Olivia.

"Bibi, dimana putri bibi?" Vallene.

"Ah iya! Sebentar bibi akan panggil dia untuk makan siang bersama!" Olivia.

"Baiklah!" Vallene menantikan.

Aku tidak sabar bertemu dengannya!

"Cicaline... Cicaline... Turun kebawah nak, makan siang sudah siap! Dan ibu *berkedip kepada Vallene Ingin memperkenalkan seseorang kepadamu." teriak Olivia.

Keluar seorang gadis seumuran Vallene dari salah satu ruangan di lantai bawah, dia sangat berantakan dan beberapa kali menguap. Mungkin dia baru bangun tidur.

"Iya kok ibu aku dari tadi berada di kamar bawah, dan aku ketiduran... *menguap." jawab gadis itu.

Namanya adalah Cicaline? Dia gadis yang cantik dan imut ya....

Vallene terlihat malu dan gugup saat Cicaline berada di hadapannya. Raut muka Cicaline juga terlihat senang melihat Vallene.

"Ehh siapa kamu?" Cicaline berbicara kepada Vallene. Saat Cicaline bertanya kepada Vallene, Vallene makin gugup sampai memejamkan matanya.

"Cicaline, perkenalkan dirimu sayang. Bisakah kalian menjadi teman sekarang?" Olivia.

Cicaline mengulurkan tangannya dan sedikit menggelengkan kepalanya, dia menyadari Vallene sepertinya malu malu.

"Hai perkenalkan namaku adalah Cicaline Werren, bolehkah kita berteman?" Cicaline tersenyum kepada Vallene.

Bukannya tadi aku sangat menantikan ini banget ya? Kok sekarang jadi gugup banget sih....

"Ha-hai! Namaku Vallene, Vallene saja! Boleh! Kita adalah teman sekarang!" Vallene merasa malu.

Vallene juga mengulurkan tangannya dan mereka berdua berjabat tangan.

"Namamu Vallene ya? Vallene ayo kita makan siang bersama!" Cicaline bahagia.

Cicaline menarik Vallene dan berlari, mengajaknya ke meja makan.

Eh? Cicaline menerima Vallene secepat itu? Bahkan Cicaline langsung akrab begitu.

"Hahaha, pelan pelan dong Cicaline... jangan lari begitu." Olivia.

"Iyaa!!!! Vallene, kamu duduk disebelah ku ya!" Cicaline bersemangat.

Cicaline secepat itu menerima ku?

"Ba-baiklah Cica." Vallene.

"Cica!" Cicaline.

Vallene terkejut kenapa Cicaline tiba tiba bilang seperti itu.

Apa dia tidak suka di panggil Cica?

"Maaf...." Vallene.

"Bagus! Kamu bisa memanggil ku Cica kok, aku suka! Ibu! Tolong ambilkan kami makanannya." Cicaline.

Mereka berdua lucu sekali. Akhirnya aku bisa melihat Cicaline periang lagi, oh Tuan Werren akhirnya aku bisa membuat putri keras kepala mu ini menjadi periang kembali. Andai saja kamu masih bisa melihatnya tertawa hari ini... sejak kepergian mu untuk selamanya itu.

Putri kita sepertinya sangat terpukul, dia tak bisa merelakan kepergian mu. Kamu sangat memanjakan dia dan dia lebih dekat dengan mu, tetapi aku tak mengerti bagaimana cara memahami putri kita sejak kamu meninggalkannya. Dia menjadi pendiam dan penyendiri.

Menjadi sosok gadis yang keras kepala dan berjiwa bebas, haha mirip sekali seperti mu Tuan Werren. Sekarang... dia sudah mulai tumbuh besar, tanpa sosok dirimu dia mulai berusaha untuk hidup dengan mandiri.

Olivia terlihat bahagia melihat keakraban mereka bedua.

"Ibu? Hei ibu? Kenapa anda bengong?? Sebaiknya ibu makan dong, kan anda baru pulang pasti capek dan lapar...." Cicaline.

Dan aku bangga sekali dengan putri kita... suamiku, kami disini baik baik saja. Putri kecil kita sangat pengertian.

"Emm, iya Cicaline...." Olivia.

Kenapa Bibi Olivia bengong seperti itu? Aku rasa dia lagi teringat dengan sesuatu yang menyedihkan dan menyentuh.

"Anak-anak, aku akan pergi sebentar setelah ini. Kalian nanti bereskan ini dan bermain saja ya? Cicaline ajak Vallene bermain di atas atau di taman ya. Mungkin ibu akan pulang malam nanti." Olivia.

"Baik ibu, hati hati ya ibu! Ingat anda masih mempunyai dua anak yang sedang menunggu mu pulang!" Cicaline.

Episodes
1 YINNE : FOR FREEDOM (1)
2 YINNE : FOR FREEDOM (2)
3 YINNE : FOR FREEDOM (3)
4 YINNE : FOR FREEDOM (4)
5 YINNE : FOR FREEDOM (5)
6 YINNE : FOR FREEDOM (6)
7 YINNE : FOR FREEDOM (7)
8 YINNE : FOR FREEDOM (8)
9 YINNE : FOR FREEDOM (9)
10 YINNE : FOR FREEDOM (10)
11 YINNE : FOR FREEDOM (11)
12 YINNE : FOR FREEDOM (12)
13 YINNE : FOR FREEDOM (13)
14 YINNE : FOR FREEDOM (14)
15 YINNE : FOR FREEDOM (15)
16 YINNE : FOR FREEDOM (16)
17 YINNE : FOR FREEDOM (17)
18 YINNE : FOR FREEDOM (18)
19 YINNE : FOR FREEDOM (19)
20 YINNE : FOR FREEDOM (20)
21 YINNE : FOR FREEDOM (21)
22 YINNE : FOR FREEDOM (22)
23 YINNE : FOR FREEDOM (23)
24 YINNE : FOR FREEDOM (24)
25 YINNE : FOR FREEDOM (25)
26 YINNE : FOR FREEDOM (26)
27 YINNE : FOR FREEDOM (27)
28 YINNE : FOR FREEDOM (28)
29 YINNE : FOR FREEDOM (29)
30 YINNE : FOR FREEDOM (30)
31 YINNE : FOR FREEDOM (31)
32 YINNE : FOR FREEDOM (32)
33 YINNE : FOR FREEDOM (33)
34 YINNE : FOR FREEDOM (34)
35 YINNE : FOR FREEDOM (35)
36 YINNE : FOR FREEDOM (36)
37 YINNE : FOR FREEDOM (37)
38 YINNE : FOR FREEDOM (38)
39 YINNE : FOR FREEDOM (39)
40 YINNE : FOR FREEDOM (40)
41 YINNE : FOR FREEDOM (41)
42 YINNE : FOR FREEDOM (42)
43 YINNE : FOR FREEDOM (43)
44 YINNE : FOR FREEDOM (44)
45 YINNE : FOR FREEDOM (45)
46 YINNE : FOR FREEDOM (46)
47 YINNE : FOR FREEDOM (47)
48 YINNE : FOR FREEDOM (48)
49 YINNE : FOR FREEDOM (49)
50 YINNE: FOR FREEDOM (50)
51 YINNE FOR FREEDOM (51)
52 YINNE : FOR FREEDOM (52)
Episodes

Updated 52 Episodes

1
YINNE : FOR FREEDOM (1)
2
YINNE : FOR FREEDOM (2)
3
YINNE : FOR FREEDOM (3)
4
YINNE : FOR FREEDOM (4)
5
YINNE : FOR FREEDOM (5)
6
YINNE : FOR FREEDOM (6)
7
YINNE : FOR FREEDOM (7)
8
YINNE : FOR FREEDOM (8)
9
YINNE : FOR FREEDOM (9)
10
YINNE : FOR FREEDOM (10)
11
YINNE : FOR FREEDOM (11)
12
YINNE : FOR FREEDOM (12)
13
YINNE : FOR FREEDOM (13)
14
YINNE : FOR FREEDOM (14)
15
YINNE : FOR FREEDOM (15)
16
YINNE : FOR FREEDOM (16)
17
YINNE : FOR FREEDOM (17)
18
YINNE : FOR FREEDOM (18)
19
YINNE : FOR FREEDOM (19)
20
YINNE : FOR FREEDOM (20)
21
YINNE : FOR FREEDOM (21)
22
YINNE : FOR FREEDOM (22)
23
YINNE : FOR FREEDOM (23)
24
YINNE : FOR FREEDOM (24)
25
YINNE : FOR FREEDOM (25)
26
YINNE : FOR FREEDOM (26)
27
YINNE : FOR FREEDOM (27)
28
YINNE : FOR FREEDOM (28)
29
YINNE : FOR FREEDOM (29)
30
YINNE : FOR FREEDOM (30)
31
YINNE : FOR FREEDOM (31)
32
YINNE : FOR FREEDOM (32)
33
YINNE : FOR FREEDOM (33)
34
YINNE : FOR FREEDOM (34)
35
YINNE : FOR FREEDOM (35)
36
YINNE : FOR FREEDOM (36)
37
YINNE : FOR FREEDOM (37)
38
YINNE : FOR FREEDOM (38)
39
YINNE : FOR FREEDOM (39)
40
YINNE : FOR FREEDOM (40)
41
YINNE : FOR FREEDOM (41)
42
YINNE : FOR FREEDOM (42)
43
YINNE : FOR FREEDOM (43)
44
YINNE : FOR FREEDOM (44)
45
YINNE : FOR FREEDOM (45)
46
YINNE : FOR FREEDOM (46)
47
YINNE : FOR FREEDOM (47)
48
YINNE : FOR FREEDOM (48)
49
YINNE : FOR FREEDOM (49)
50
YINNE: FOR FREEDOM (50)
51
YINNE FOR FREEDOM (51)
52
YINNE : FOR FREEDOM (52)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!