"Bagaimana? Apakah kamu nyaman?" tanya si wanita.
"Iya Bibi." Vallene.
Awalnya aku mengira bibi ini adalah teman dari paman jahat tadi. Ternyata aku salah, dia adalah orang baik.
Keadaan menunjukkan Vallene ikut dengan wanita tersebut dan naik ke mobil pribadi wanita itu.
Supir menyambut tuanya, seperti biasa.
"Selamat datang Lady. Apakah ingin langsung pulang? Nona muda pasti sudah kembali dari sekolahnya."
"Iya pak, langsung pulang saja." jawab wanita itu.
Supir langsung menyalakan mobil dan menyetir, sebelum itu dia sempat melirik ke arah Vallene.
Vallene menyadari hal itu dan memilih untuk diam saja.
Lady? Bibi ini adalah seorang bangsawan yang kaya. Aku jadi gugup, tapi kenapa dia mengajakku untuk pulang dengannya? Apakah dia menyadari kalau aku ini adalah seorang budak? Apakah dia ingin mengembalikan ku kepada Franschine Fred?
Wanita itu kemudian menoleh kearah Vallene, dan dia sepertinya terkejut atau hal semacamnya. Dia mengerutkan dahi, sepertinya memang dia merasa akrab dengan ini.
Bagaimana bisa... anak ini, sangat mirip dengan dia. Kejadian itu... mungkinkah Zient berbohong kepadaku? Siapa sebenarnya, anak ini!
"Hai, bolehkah kita berkenalan?" tersenyum ramah.
Dia mencoba berkomunikasi dengan Vallene. Vallene yang ragu itupun akhirnya perlahan lahan ingin memercayai wanita itu.
"Namaku... Vallene...." gugup.
Vallene? Apakah ini hanya sebuah kebetulan?
Wanita itu pun terlihat sangat terkejut, ekspresinya seakan tidak percaya. Dia bahkan sambil menutup mulutnya, sepertinya ada hal yang tidak disangka.
"Siapa nama Bibi? Kita berkenalan maka kita harus mengenal satu sama lain kan!" Vallene.
Apa apaan aku ini...!
"Haha benar Vallene, perkenalkan nama saya adalah Olivia Werren. Vallene ingin memanggilku Bibi Olivia?" dengan suara yang hangat.
"Apakah boleh? Tidakkah menurut Bibi itu terlalu akrab?" Vallene.
"Eh kenapa? Kamu tidak suka ya?" bertanya.
"Ti-tidak, hanya saja... aku takut bibi tidak merasa nyaman." Vallene.
Satu yang membedakan dia dan anak ini adalah usia dan cara berkomunikasi.
"Hmm? Tidak apa, panggil saja aku Bibi Olivia! Karena mulai hari ini kita akrab!"
Vallene memasang muka ceria dan dia mengangguk anggukan kepalanya. Olivia yang melihat hal itu pun terkekeh.
Lucu nya....
"Dimana rumah Vallene yang sesungguhnya? Apa tidak apa apa bila kamu ikut dengan Bibi? Bibi takut orang tua Vallene nanti mencari cari Vallene."
Vallene yang mendengar pertanyaan dari Olivia pun terdiam dan menunduk. Dia sepertinya sulit untuk menjawabnya.
Eh? Kenapa?
"Vallene... maaf jika itu menyakiti perasaanmu... Bibi tidak bermaksud...." merasa bersalah.
"Tidak bibi, aku tidak apa apa kok! Hehe, sebenarnya aku kabur dari rumah majikanku...." Vallene.
Majikan?
"Ha...?" terkejut.
Aku sebenarnya malu mengakui hal ini....
"Aku adalah seorang budak yang kabur, dan soal itu... tidak akan ada yang mencari ku kok, karena aku tidak punya orang tua. Mereka sudah meninggal." Vallene.
Kenapa dia begitu santai mengatakan hal ini? Jika dilihat lihat, pasti dia mendapatkan kekerasan dari majikannya. Jual beli manusia di negara ini masih berlaku? Benar benar manusia berhati kotoran.
Olivia terdiam dengan raut muka yang geram.
Kenapa Bibi Olivia terdiam begitu ya? Apa dia mau melaporkan hal ini kepada polisi....
"Bibi...." Vallene.
"Vallene, kamu ikut pulang Bibi saja ya! Pulang ke rumah bibi!" menyahut.
Akankah ini menjadi awal yang baik?
"Bolehkah Bibi!!!?" Vallene terkejut senang.
"Iya Vallene, kamu akan tinggal dirumah Bibi ya. Kebetulan Bibi juga memiliki anak perempuan, aku rasa kalian seumuran deh. Memangnya Vallene umur berapa tahun ini?" Olivia.
"Ah benarkah Bibi! Bisakah aku berteman dengannya? Aku belum pernah sekali memiliki teman!" bersemangat.
"Emm, dan tahun ini aku berusia 12 tahun!" Vallene.
Vallene sangat bahagia dan memeluk Olivia.
Dua belas tahun! Hmm, kebetulan ini terlalu nyata... kejadian itu bukankah juga... dua belas tahun lalu...?
Aku bersyukur sekali bisa bertemu dengan Bibi Olivia. Aku gak sabar ingin bertemu dengan putrinya.
"Bibi, apakah putri mu juga berumur 12 tahun?" Vallene.
"Emm, eh... putri Bibi baru berusia 12 tahun juga di tahun ini." Olivia.
Wah!
"Ternyata kita seumuran! Apakah dia suka menggambar atau apa hobinya, aku ingin akrab dengannya hehe." gembira.
Anak ini... apa yang sebenarnya terjadi....
"Putri Bibi adalah anak yang ceria dan aktif. Yah awalnya begitu, tapi entah kenapa dia menjadi pendiam dan suka menyendiri.
Selain itu, Bibi juga tidak mengerti seleranya. Bibi sedih kenapa sikapnya menjadi seperti itu. Mungkin, Vallene bisa menjadi harapan Bibi... Bibi minta tolong ya! Temani dia dan cobalah mengerti dia.
Berapa banyak sudah bibi berusaha untuk mengerti putri ku sendiri. Tapi... dia tidak sama sekali merespon. Bisakah Vallene berteman dengan anak Bibi? Mungkin karena kalian seumuran, kamu akan mengerti dia!" kesedihan Olivia.
Kasihan sekali bibi... mungkinkah putri bibi mengalami kelelahan secara mental?
Vallene memegang kedua tangan Olivia dan mengatakan dengan penuh keyakinan.
"Bibi... aku akan berusaha! Tenang ya Bibi... percaya saja kepada Vallene!" menenangkan.
Olivia tertegun mendengar kata kata Vallene, matanya langsung berkaca kaca.
"Terima kasih Vallene...." Olivia tersenyum.
***
"Saya memang sengaja mengumpulkan kalian semua disini. Saya disini ingin bertanya, apakah tadi malam semuanya sibuk di lantai bawah?" tegas.
Pak Zient mengumpulkan semua pelayan dan penjaga disalah satu ruangan. Dan salah satu penjaga pun menjawab pertanyaan dari Pak Zient.
"Benar ketua pelayan! Semuanya, berkerja dibawah sampai larut malam, karena acara kepulangan Tuan besar." sahut salah satu pelayan.
Semuanya sibuk, mungkinkah Vallene menggunakan waktu itu untuk kabur? Oh Tuhan....
"Baiklah, apakah kalian tidak melihat Nona Vallene sama sekali?" Pak Zient.
Semua orang langsung berbisik dan berbicara sendiri. Membuat suasana semakin ramai.
Tch!
"Tolong jangan membuat gaduh.Aku bertanya kepada kalian apakah kalian melihat Nona Vallene berjalan jalan disekitar taman atau dimana pun?" memperingati.
Dan tiba tiba semua orang yang ada disitu terdiam. Pak Zient merasa aneh, kenapa semua diam secara bersamaan.
"Ada apa dengan kalian? Aku bertanya-" pembicaraannya terpotong.
"****** kecil itu menghilang?" menyahut tiba tiba.
Pak Zient langsung terdiam dan dia pun berbalik badan. Ternyata Franschine mendengar hal ini, langsung terlihat muka Franschine yang sangat kesal dan menakutkan.
Sialan, mengganggu saja.
"Hormat kepada Nyonya Fred, benar Nyonya... saya...
saya... tadi berkunjung ke kamar nona Vallene.
Dan dia tidak berada dikamarnya, mungkin saja dia sedang mengambil air di danau dekat sini nona. Tidak perlu khawatir, saya akan mencarinya." beralasan.
Jangan sampai wanita kasar ini tau bahwa nona Vallene menghilang.
Dengan santai dan hormat pak Zient menjawab pertanyaan Franschine. Dan makin terlihat muka tidak senang Franschine.
*Prangg!!!!
Franschine membanting guci besar yang berada di dekatnya.
"Kau berbohong, aku tau dia tidak berada di dekat sini. Mimik wajahmu berkata seperti itu Pak Zient.
...
Dan bisakah... kau tidak memanggilnya NONA!!!" teriaknya.
Aku lupa, didepan ku adalah seseorang yang memiliki ikatan dengan iblis.
"Tidak bisa nyonya, karena sejatinya nona Vallene tetaplah majikan saya.
...
Majikan saya yang sebenarnya." melawan.
Franschine menggertakkan gigi, dan menatap marah kepada Pak Zient. Tetapi Pak Zient tidak takut dengan tatapan mengintimidasi itu.
Tidak peduli dirimu iblis atau malaikat. Kamu tak bisa menyakiti ku karena perjanjian itu.
Franschine merasa muak dengan ekspresi dingin Pak Zient, dia pun pergi dengan membawa 3 penjaga kuat dan besar.
Husft....
"Aku harus menemukan Nona sebelum dia menemukannya. Kalian semua, kembalilah berkerja. Terimakasih atas waktunya."
Semua orang pun bubar untuk melanjutkan kembali perkejaan mereka masing masing. Pak Zient terlihat panik dan bingung.
Kabur kemana Nona Vallene ini... aku harus menemukannya terlebih dahulu sebelum wanita gila itu menemukan Nona!!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments