Tidak lama Ali menunggu di lokasi Perumahan Teratai Merah, sebuah konvoi kendaraan tiba dengan suara gemuruh mesin yang menggetarkan tanah di sekitarnya.
Ali melihat sejumlah mobil besar, sepeda motor, dan sosok-sosok berpostur kokoh yang naik turun dari kendaraan. Mereka mengenakan seragam hitam yang khas Geng Pemburu Naga, yang memberikan kesan kesatuan dan kekuatan.
Karna, dengan sikap yang tegar dan karismatik, melangkah keluar dari salah satu mobil. Dia memandang sekeliling dengan mata yang tajam, mengamati situasi sekitarnya seolah sedang memetakan rencana serangan.
Anggota Geng Pemburu Naga yang lain juga turun dari kendaraan, masing-masing dengan senjata dan perlengkapan tempur yang lengkap. Wajah-wajah mereka penuh dengan tekad dan semangat, siap untuk menghadapi apa pun yang akan mereka hadapi.
Ali melihat para anggota geng berjejer rapi di belakang Karna, dengan sikap tegap dan penuh disiplin. Mereka membentuk barisan yang solid, menunjukkan kesiapan mereka untuk bertarung dan menjalankan perintah selanjutnya.
Suasana menjadi tegang dan penuh energi saat Karna berbicara dengan Ali.
"Tuan Ali, kita datang dengan kekuatan penuh. Anggota geng siap melaksanakan perintah!"
"Lahap habis mereka!" Satu perintah langsung dijalankan.
Situasinya panas dan penuh kekacauan. Ali dan anggota Geng Pemburu Naga melancarkan serangan dengan kecepatan dan keberanian yang luar biasa. Mereka bergerak melalui lorong-lorong sempit, melompati rintangan, dan menghadapi musuh dengan keahlian tempur yang cukup terlatih.
Tembakan senjata, letusan granat asap, dan suara benturan fisik mengisi udara. Bandar narkoba dan suruhan mereka berusaha mempertahankan diri, tetapi mereka terkejut oleh kemampuan tempur dan kekuatan yang dimiliki oleh Ali, seolah mereka sedang menghadapi naga yang tak takut peluru dan ledakan.
Ali memimpin dari garis depan, menghindari tembakan dan melawan musuh dengan keahlian bela diri yang ciamik. Setiap gerakan dan serangan yang ia lakukan memancarkan ketepatan dan kekuatan yang memukau.
Sementara itu, anggota Geng Pemburu Naga menyusul, menjaga satu sama lain dan membantu mengatasi setiap ancaman yang muncul. Mereka menggunakan senjata mereka dengan keahlian yang tinggi, mengendalikan situasi dengan disiplin dan keberanian.
Perumahan Teratai Merah menjadi medan pertempuran yang semakin terang, dengan letusan senjata dan suara teriakan yang menggema di sekitarnya. Semua orang dalam geng pemburu naga memancarkan keberanian dan keteguhan hati yang tak tergoyahkan.
Waktu berlalu, dan serangan mereka semakin mempersempit ruang gerak bandar narkoba. Musuh mulai terdesak dan kepanikan merebak di antara mereka. Salah satu gembong narkoba terjebak di sudut ruangan, tak berkutik menghadapi serangan tak henti dari Ali dan Geng Pemburu Naga.
Akhirnya, Ali berhasil menangkap gembong narkoba utama dan melumpuhkannya dengan tegas. Suasana menjadi tenang, dan keberhasilan mereka sudah terlihat jelas.
"Kau mengenal Neli?" Tanya Ali dingin.
Kepala bandar itu melotot, kaget mendengar nama itu. "Siapa kau?" Ucapnya diujung kematian.
"Kakak dari orang yang kau tarik ke duniamu!"
Tak ada lagi kata. Dengan dingin Ali memenggal dengan tangan kosong tanpa rasa iba.
Beberapa saat kemudian muncul berita di TV bahwa markas gembong narkoba telah ditemukan luluh lantak di kota Suro. Kebanyakan anggota dari mereka ditemukan mati tertembak. Mereka mengira bahwa telah terjadi perebutan wilayah, tapi yang sebenarnya sangat berbeda.
Perumahan Teratai Merah kini dibersihkan dari jaringan narkoba yang telah lama meracuni masyarakat. Kota Suro kehilangan pemasok terbesarnya.
Dari gelapnya Perumahan Teratai Merah yang kini cerah dengan harapan, Geng Pemburu Naga melangkah keluar, siap untuk menjalankan perintah dari tuan muda mereka, Ali.
****
Ali menghabiskan waktu di samping tempat tidur Neli, menatap wajahnya yang pucat dan lemah. Air mata mengalir di pipinya saat dia mengingat saat-saat indah yang mereka lewati bersama. Ali masih percaya dan tidak menyerah pada Neli. Dia tahu bahwa adiknya masih ada di sana, di balik kepahitan dan keputusasaan yang disebabkan oleh narkoba.
Setelah menjenguk adiknya, Ali terlihat khawatir dan tergesa-gesa. Ali berpikir bahwa ia harus segera mencari cara untuk menghilangkan racun dari narkoba, sebelum terlambat.
Ali ingat dalam Kitab Pembunuh Naga yang ia temukan beberapa waktu yang lalu, tertulis teknik penghilang racun yang mungkin bisa digunakan untuk menyelamatkan Neli. Ali segera mengambil kitab tersebut dan memulai pencarian di dalamnya.
Setelah sedikit membaca, Ali diharuskan memenuhi syarat. Syarat pertama ia harus diberkati oleh kitab itu. Dia memenuhi syarat. Tapi disyarat kedua dan ketiga, ia tidak memenuhi. Ia belum bisa menggunakan teknik tembus pandang dan juga pengambilan racun. Makan ia mencari halaman yang bisa mengajarinya melihat tembus pandang.
Ia menemukan bagian yang tepat tentang teknik melihat tembus pandang. Dalam instruksinya, tertulis bahwa untuk mempelajari teknik ini, seseorang harus mencapai tingkat konsentrasi yang tinggi. Ali menyadari bahwa ia harus menguasai kemampuan untuk melihat lebih dalam, melampaui apa yang tampak di permukaan, dan memahami sifat sebenarnya dari sebuah benda hidup dan mati.
Dengan tekad yang kuat, Ali mulai mengikuti instruksi dalam kitab tersebut. Ia melakukan meditasi dan latihan fokus pikiran untuk mencapai tingkat konsentrasi yang diperlukan. Dalam prosesnya, ia belajar untuk mengendalikan pikiran dan membuka mata batinnya untuk melihat dunia yang tak kasat mata.
Setelah beberapa hari berlatih, Ali merasa kemampuannya dalam melihat tembus pandang semakin berkembang. Ia bisa melihat energi dan aliran darah dalam tubuhnya sendiri dengan lebih jelas. Ia puas. Namun, ia menyadari bahwa hanya dengan bisa melihat tidak cukup untuk menyelamatkan adiknya. Ali harus mempelajari teknik penarikan racun yang juga tertulis dalam kitab!
Ali terus membaca dan mempelajari instruksi teknik penarikan racun. Ia belajar tentang gerakan yang tepat dan tekanan yang harus diberikan pada titik-titik tertentu pada tubuh untuk mengeluarkan racun tanpa menyebabkan kerusakan. Ali tahu bahwa ini adalah langkah kritis dalam menyelamatkan adiknya, dan ia harus menguasainya dengan baik.
Dengan tekad yang tak tergoyahkan, Ali melanjutkan latihannya setiap hari. Ia menggabungkan teknik melihat tembus pandang dengan teknik penarikan racun, berharap dapat menghilangkan racun yang merusak tubuh Neli. Ali merasa semakin kuat dan percaya diri dengan kemampuannya yang semakin berkembang.
Setelah berlatih selama beberapa hari, Ali merasa siap untuk menghadapi tantangan besar yang menunggunya. Ia kembali ke sisi adiknya yang tergeletak lemah, dengan kitab pembunuh naga di tangannya. Dengan penuh ketekunan dan kesungguhan, Ali menerapkan teknik melihat tembus pandang dan teknik penarikan racun yang telah ia pelajari.
"Kamu akan segera pulih, Neli!" Ucap Ali.
Ali dengan hati-hati menempatkan tangan di atas tubuh Neli dan memusatkan pikirannya. Ia memasuki keadaan meditatif yang dalam, membiarkan penglihatannya melampaui apa yang tampak di permukaan. Dalam dunia yang tak kasat mata, Ali melihat aliran racun yang melintasi tubuh adiknya.
Dengan perlahan, Ali menerapkan teknik penarikan racun yang telah ia pelajari. Ia menempatkan jari-jarinya dengan presisi pada titik-titik tertentu yang terhubung dengan aliran racun. Dengan gerakan yang tepat dan tekanan yang tepat, ia mulai menarik racun keluar dari tubuh Neli.
Selama proses tersebut, Ali tetap fokus dan berhati-hati. Ia memperhatikan setiap tanda-tanda perubahan dalam tubuh adiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Kumparan
ini kitab bukan sembarang kitab. jadi ga perlu alat🤣🤣🤣
2023-06-03
0
Yuchen
baru ini we baca penarikan racun menggunakan jari tangan biasanya di novel lain menggunakan akupuntur atau jarum tusuk kecil itu.
2023-06-03
0
Yuchen
seperti belajar buku-buku kultivasi.
2023-06-03
0