Kota terlihat ramai dengan lalu lintas yang padat dan jalanan yang penuh dengan kendaraan. Ali merasakan adrenalin memenuhi tubuhnya ketika ia menerjang kepadatan kota dengan kecepatan yang tinggi. Dia berusaha melintasi setiap persimpangan, berputar-putar di antara mobil-mobil lain yang melaju lambat. Hati Ali dipenuhi kekhawatiran dan tekad untuk sampai ke kantor Angel secepat mungkin.
Namun, semakin dia mendekati kantor, semakin macet jalanan menjadi. Ali merasa semakin terdesak, menyadari bahwa setiap detik berharga dalam situasi ini. Dia memutuskan untuk memanfaatkan setiap celah dan jalan pintas yang dia ketahui untuk mencapai tujuan.
Ali melompati kepingan lalu lintas, melintasi jalan-jalan sempit dan menyusuri lorong-lorong kecil di antara gedung-gedung perkantoran. Ia tidak menghiraukan pandangan heran orang-orang di sekitarnya saat melihat mobilnya melesat dengan cepat dan lincah.
Ali memacu mobilnya melalui jalan-jalan yang ramai, berusaha melewati setiap kendaraan dengan hati-hati namun dengan kecepatan tinggi. Dia merasa dorongan kuat untuk melindungi istrinya dan memberinya perlindungan yang dia butuhkan.
Ali tiba di kantor dengan langkah cepat. Ia memarkir mobil sembarangan, bahkan pihak keamanan sempat mengejarnya. Dia melihat Angel, istrinya, duduk bersama teman di ruang tunggu dengan wajah yang pucat dan matanya berair. Saat itu Ali merasa hatinya teriris melihat keadaan istrinya yang sedang bersedih. Tanpa ragu, dia mendekat dan memeluk Angel dengan penuh kelembutan, memberikan kenyamanan dan dukungan yang sangat dibutuhkan. Berikutnya ia mengibaskan tangan ke arah teman Angel.
"Angel, sayangku. Aku di sini sekarang. Ceritakan padaku apa yang terjadi." Ia peluk istrinya begitu erat, berharap tubuh istrinya tidak lagi bergetar.
Dengan suara gemetar, "dari mana saja kamu? Syukurlah kamu masih hidup. Sudah berapa bulan kamu pergi? Ibu bahkan sudah mengenalkanku pada orang-orang tidak jelas! Kenapa kamu ada di sini?"
Angel memeluk suaminya, suami yang telah lama hilang tidak diketahui keberadaannya. Erat sekali.
"Aku juga tidak tahu Angel. Perasaan hanya beberapa hari saja aku pergi. Tapi itu tidak penting Angel, sekarang aku ada di sini, aku akan melindungimu."
"Ali, managerku telah melecehkanku dengan kata-kata yang menyakitkan. Aku merasa begitu lemah dan tidak nyaman di tempat ini." Setengah terisak, ia berbicara.
Mendengar itu Ali mengerutkan dahi namun berusaha tetap tenang. "Ini tidak bisa diterima, Angel. Ada di mana sekarang dia? Aku akan menghadapinya dan memastikan bahwa tindakannya tidak akan berulang."
"Apa yang bisa kamu lakukan? Kamu akan berakhir dipermalukan, bisa saja kamu malah akan berakhir di penjara. Aku tidak mau memiliki suami mantan narapidana! Jangan aneh-aneh, ayo kita pulang saja." Ucap Angel melepas pelukan Ali.
"Aku akan baik-baik saja. Percayalah." Kata Ali dengan lembut.
Tidak ingin menunggu, Ali mencari manager dengan langkah tegas. Dia dengan tegas akan membalas perlakuan yang menyakiti istrinya. Ali yakin tidak ada yang akan bisa menghentikannya, bahkan polisi sekalipun.
Melewati hadangan dari seorang wanita muda, sangat muda baginya. Ia hanya sedikit mendorong wanita itu.
Ali mendobrak pintu yang bertuliskan manager pemasaran. "Apa yang kau lakukan kepada Angel adalah tidak pantas! Meski kau adalah atasannya, sebaiknya kau tidak melakukan itu pada istri seseorang!"
"Siapa kau berani-beraninya masuk kemari!" Manager itu melayangkan wajah sama seramnya. Tidak mau kalah dengan Ali.
"Suami Angel!"
"Oh, suaminya yang pengangguran itu?"
Manager itu ingin mengangkat gagang telepon, berniat menghubungi keamanan. Akan tetapi tangannya terhenti, oleh kekuatan besar Ali. Ia hanya sedikit diremas, tapi tangannya seakan mau hancur, mengeluarkan suara gemertak mirip gagang telepon yang ada di telapaknya.
"Ah! Keamanan! Hubungi keamanan!" Ia menginstruksikan sekretarisnya yang masih termangu karena pendobrakan pintu.
"Panggil semua keamanan di gedung ini. Aku tidak takut sama sekali!" Ucap Ali menanggapi teriakan manager itu. "Kau tahu? Aku mencium aroma tidak sedap darimu. Sepertinya kau juga melakukan pada orang lain. Perbuatanmu!" Ali menyeringai, lebih seram.
"Aku juga akan menghubungi teman-teman Angel yang lain untuk mengumpulkan bukti-bukti tentang perlakuanmu yang dialami Angel di tempat kerja. Setelah semua terbukti, aku akan menghabisimu!"
"Haha... Kau, menghabisiku?" Jawab manager itu yakin kebusukannya tidak akan terbongkar.
Plak...
Ali menampar cukup keras manager itu.
"Siapa yang memberimu izin untuk berbicara?!"
"Sekali lagi..." Belum sempat manager menyelesaikan kata.
Plak...
"Oke, mau lagi?" Jawab Ali setelah menampar manager itu lagi.
Sang manager tidak ingin berkata apa-apa lagi, ia hanya memegangi salah satu pipinya karena mulai membengkak, dan sangat merah. Manager itu jelas sangat ketakutan, bahkan ketakutan yang ia tunjukan lebih dari Hendra.
"Tanpa bukti sekalipun, aku bisa langsung mengeksekusimu!"
“Hentikan Ali!” Jerit Angel menyaksikan ini semua.
Tahu akan kedatangan Angel, manager itu seperti berada di atas awan. Ia merasa akan menang.
“Benar, hentikan! Turuti apa kata istrimu, bajingan!” ucap manager itu sembari menahan sakit.
Ali melepas cengkeraman, meski ia bisa saja membunuh siapa saja yang merendahkan istrinya, ia tidak ingin Angel melihat pembunuhan itu.
“Pak manager, maafkan suamiku.” Pinta Angel.
“Berikutnya apa? Melepaskannya? Dengan apa yang sudah diperbuatnya? Kamu sama tidak bergunanya seperti suamimu! Pantas suamimu pengangguran!” Hina manager itu.
Hati Ali merasa tercabik-cabik, begitu juga Angel.
“Baiklah, sepertinya kau tidak ingat beberapa tamparanku.”
“Jangan mendekat! Satu kata dariku akan mengeluarkan istrimu dari perusahaan ini!”
“Memecat istriku? Bahkan perusahaan ini tidak pantas memperkerjakan istriku!” Sahut Ali kesal. Ia langsung memukul manager itu hingga terpelanting. Gigi-giginya tanggal.
“Kamu dipecat Angel!” Teriak manager itu berdarah-darah.
Mendengar itu, Angel begitu geram. Amarahnya memuncak. Ia memutuskan untuk meninggalkan gedung secepatnya. Sudah cukup ia merasa malu dicaci sang manager, sekarang ulah Ali ia harus dipecat.
Ali ingin membunuh manager itu, tapi ia tahu kalau Angel pasti sangat terluka. Ia lebih membutuhkannya.
“Kau beruntung hari ini!”
Ali mengejar Angel, sampai di depan gedung ia meraih tangan istrinya.
"Maafkan aku, Angel. Aku tahu bahwa kamu dipecat dari pekerjaanmu karena aku, dan aku merasa sangat bersalah atas hal itu.
"Tentu saja kamu harus merasa bersalah! Bagaimana kamu bisa melakukan ini padaku? Aku kehilangan pekerjaanku hanya karena tindakanmu bodohmu!" Angel tidak tahu harus melepaskan emosinya seperti apa. Ia hanya tahu jika ia tidak lagi bekerja, dan bagaimana cara menghidupi keluarganya?
"Dia merendahkan kita, Angel!”
“Masa bodo dengan harga dirimu. Buanglah harga dirimu itu! Kamu bukan lagi tuan muda yang berpenghasilan milyaran, kamu... kamu hanya pengangguran, Ali! Yang hanya mengandalkan pemberianku!”
Sungguh, hati siapa yang tidak sakit mendengar teriakan istrinya seperti itu. Tapi Ali cukup tahu diri.
“Aku benar-benar menyesal, Angel. Aku membuat keputusan yang buruk, dan aku harus bertanggung jawab atas konsekuensinya."
Angel meluapkan emosi, "oh, tentu saja kamu harus menyesal. Tapi apa yang bisa kamu lakukan sekarang? Aku kehilangan pekerjaanku karena kesalahanmu!”
"Aku tahu bahwa kata-kataku tidak bisa mengubah apa yang terjadi, tetapi aku ingin kamu tahu bahwa aku berjanji untuk memperbaiki situasi ini. Aku berjanji akan menghasilkan milyaran atau triliunan untukmu. Aku mampu, Angel. Percayalah!"
Angel menatap Ali marah, “Bahkan jika seisi dunia menjadi milikmu, kamu akan kerepotan dengan musuh-musuh yang kamu buat, Ali! Jika kamu tetap seenaknya sendiri! Tidak memikirkan orang di sekitarmu!” Angel menarik napas lebih dalam lalu menghembuskannya, "aku butuh waktu untuk memproses semuanya. Jika kamu benar-benar serius tentang memperbaiki segalanya, carilah pekerjaan lebih dahulu! Aku tidak ingin melihatmu pulang tanpa membawa nafkah untukku!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Life is just an illusion🥲
hehehe
2023-09-17
0
Eros Hariyadi
Lanjutkan Thor 😝😄💪👍👍👍
2023-06-08
1
Eros Hariyadi
Sayang MC-nya terkesan lebih mengedepankan faktor emosinya, tanpa menggunakan nalar, selama menganggur tidak pernah berkontribusi apapun, sekarang paham ilmu beladiri, kenapa malah bersikap seperti preman, tanpa kecerdasan samasekali....🤔🙄😫😝💪👍👎👎
2023-06-08
4