Mendengarkan

Mereka hanya diam, pastilah mereka tidak akan membocorkan yang ini begitu saja.

"Kalian tahu? Aku bisa mendengar detak jantung kalian. Jika kalian berbohong, aku bisa mengetahuinya!"

Mereka masih berdiam diri, tak membuka mulut sedikit pun.

"Baiklah, kalian yang memaksa."

Ali membuka ponselnya dan menggeser layar hingga menemukan kontak "Karna". Dia menekan tombol panggilan dan mendengar dering yang panjang sebelum akhirnya terdengar suara Karna di seberang sana.

Karna dengan suara yang masih terdengar mengantuk, "Halo?"

"Karna, ini Ali. Maaf jika aku mengganggu tidurmu, tapi aku butuh informasi."

Karna mulai terjaga, "Tuan Ali? Ya, tuan? Apa yang bisa saya untukmu?

"Aku sedang menghadapi masalah di hotel Sohoo. Ada kelompok penyerang yang telah aku hadapi, dan aku mencoba mengungkap identitas mereka. Aku perlu tahu tentang semua geng yang ada di kota ini. Siapa yang paling berpengaruh, siapa yang mungkin terlibat dalam serangan ini." Jelas Ali.

Karna mulai terjaga sepenuhnya, "Baiklah, saya akan memberikanmu informasi yang saya bisa. Tunggu sebentar."

Ali menunggu dengan tenang sambil mendengar suara ketikan keyboard di seberang telepon. Karna berusaha mencari informasi sebanyak mungkin untuk membantu Ali dalam mencari tahu tentang geng-geng di kota Suro. Biar dia salah satu pentolan geng, tapi dia tidak hafal sepenuhnya.

Karna kembali ke telepon, "Baik, Tuan Ali. Ada beberapa geng yang perlu anda ketahui di kota Suro. Geng Utara merupakan geng singa emas, terbesar di kota ini. Mereka memiliki pengaruh yang luas dan biasanya terlibat dalam perdagangan ilegal. Kemudian ada Geng Selatan adalah geng badak batu, yang terkenal karena keahlian mereka dalam perampokan dan kegiatan ilegal lainnya. Juga ada Geng Timur adalah kerbau merah, yang dikenal karena dominasi mereka di dunia narkoba. Terakhir, ada Geng Barat, itu kami, yang terkenal karena menjadi geng jalanan yang paling ganas dan suka melakukan kekerasan."

"Terima kasih, Karna. Ini sangat membantu. Apakah ada informasi khusus tentang aktivitas mereka belakangan ini? Apakah ada tanda-tanda bahwa salah satu dari mereka terlibat dalam serangan di hotel Sohoo?" Tanya Ali.

Karna menjawab ragu, "maaf, saya tidak bisa tahu informasi internal mereka. Jika anda mau, saya dan yang lain akan menyelidikinya."

"Aku mengerti. Terima kasih, Karna. Aku benar-benar menghargai bantuanmu. Boleh aku minta satu hal?" Ucap Ali.

"Tentu tuan Ali. Apa itu?"

"Hentikan kekerasan yang kalian lakukan!"

"Ba... baik Tuan!" Jawab Karna serba salah.

Setelah berterima kasih dan berpamitan dengan Karna, Ali merenungkan informasi yang telah diterimanya. Dia menyadari bahwa geng-geng tersebut memiliki reputasi yang cukup berbahaya, dan meskipun tidak ada bukti langsung tentang keterlibatan mereka dalam serangan di hotel Sohoo, Ali tetap menganggap mereka sebagai kemungkinan terlibat. Tinggal pembuktian dengan menggunakan penyerang ini.

"Jadi, siapa kalian?"

Mereka hanya berdiam, tak ada yang membuka mulut.

Ali memejamkan mata, "baiklah, kalian yang minta!"

Ali mulai menyebutkan satu persatu geng yang telah diberitahu oleh Karna. Tiba saat geng badak batu, di sana Ali mendengar dentuman jantung mereka yang berubah. Sudah dipastikan geng itu yang membuat kesepakatan dengan Indra.

Muak berurusan lagi dengan mereka, Ali memerintahkan pihak keamanan menghubungi polisi, agar mereka mendapat hukuman yang lebih baik daripada hukuman yang Ali berikan.

****

Pagi hari yang cerah, cahaya matahari perlahan menyusup masuk ke dalam kamar hotel. Angel membuka mata perlahan-lahan, sedikit terganggu oleh sinar yang menerobos dari tirai tipis. Dia melirik sekeliling, menyesuaikan diri dengan suasana dan menyadari bahwa dia tidak sendirian di kamar itu. Ali, suaminya, sedang duduk di sisi tempat tidur, memandanginya dengan senyuman hangat.

Saat mata mereka bertemu, Ali dengan lembut mengucapkan selamat pagi, "Selamat pagi, sayang. Semoga tidurmu nyenyak?"

Angel mengangguk lembut, "Iya, terima kasih. Tidurku cukup nyaman. Bagaimana denganmu?"

Ali tersenyum lebih lebar, "Sama seperti kamu," jelas Ali berbohong, "tidurku juga baik-baik saja. Ayo, mari kita memulai hari dengan sarapan yang enak di bawah!"

Namun, Angel menggeleng, "tidakkah kita merasa tidak enak terhadap temanmu? Kita sudah cukup merepotkan menginap di tempat ini."

"Tenang saja, dia bukan orang yang perhitungan!"

Angel memasang wajah serius, "Ali, aku berpikir bahwa sarapan di Hotel Sohoo mungkin akan lebih merepotkan temanmu. Kita tidak baik mengambil keuntungan terlalu banyak. Mengapa kita tidak mencari sarapan yang lebih terjangkau? Misalnya, bubur ayam."

Ali menatap Angel dengan penuh pengertian, menghargai keinginan dan keputusannya. Dia mengangguk dan berkata, "Baiklah, sayang. Aku mengerti. Jika itu yang kamu inginkan, mari kita mencari tempat yang menyajikan bubur ayam yang lezat. Kamu mau yang seperti apa?"

"Terserah."

"Okey, tapi kamu sebaiknya mandi terlebih dahulu!" Ali menutup hidungnya, menggoda istrinya.

Tahu kalau sedang digoda, Angel membalas, "gendong!" Mereka tertawa, tawa lepas yang sangat jarang mereka rasakan.

Dengan semangat, mereka berdua bangkit dari tempat tidur dan segera bersiap-siap untuk keluar dari kamar hotel. Sementara Angel mandi, Ali menghubungi pegawai resepsionisnya untuk mendapatkan rekomendasi tempat makan bubur ayam terdekat. Setelah mendapatkan informasi yang mereka butuhkan, Angel dan Ali berjalan menuju warung bubur ayam yang disarankan.

Perjalanan menuju warung bubur ayam tidak terlalu jauh. Mereka menikmati suasana pagi yang segar dan berbicara tentang rencana hari itu sambil berjalan. Setibanya di warung, mereka duduk di meja yang nyaman dan memesan dua porsi bubur ayam, lengkap dengan tambahan telur dan cakwe.

Saat hidangan mereka tiba, aroma harum bubur ayam menggoda indra penciuman mereka. Angel dan Ali saling tersenyum, bahagia dengan pilihan mereka. Mereka berbincang-bincang santai sambil menikmati setiap suapan yang hangat dan lezat.

Disela sarapan mereka, Ali menanyakan rencana Angel mengenai di mana ia akan melamar pekerjaan.

Angel menimang-nimang sejenak lalu menjawab, "Aku berpikir untuk melamar pekerjaan di perusahaan penerbitan. Aku sangat tertarik dengan industri itu dan ingin mengembangkan karir di bidang penulisan."

Mendengar jawaban Angel, Ali merasa cemas dan berkata dengan agak penuh kekhawatiran, "Sayang, aku sudah menganggur selama empat tahun terakhir. Kamu sudah banyak menderita karenaku. Bagaimana jika kamu hanya menjadi istri yang baik saja dan aku akan mengurus semua kebutuhan finansial kita? Itu juga akan menjadi bentuk balasan karena aku menganggur lama."

Angel merasa terharu oleh tawaran Ali. Dia menjawab dengan lembut, "sayang, aku menghargai perhatianmu dan tawaranmu. Namun, aku percaya bahwa kita harus saling berbagi tanggung jawab, termasuk dalam hal keuangan. Aku ingin merasa mandiri dan memiliki karir yang memberi kontribusi pada kehidupan kita. Bukan masalah pengeluaran, tapi tentang mencapai potensi diri dan merasa puas dengan pencapaian pribadi."

Ali mengambil napas dalam-dalam, "baiklah, jika itu maumu. Kan, kamu tuannya."

Angel tersenyum dan merasa lega karena Ali memahami keinginannya. Mereka berdua mulai mengaitkan tangan satu sama lain.

Terpopuler

Comments

arumazam

arumazam

waoww

2023-06-08

1

Yuchen

Yuchen

sungguh perempuan yang tidak menyusahkan suami dan memiliki rencana finansial yang bagus🤩👍

2023-05-28

0

Yuchen

Yuchen

anger?

2023-05-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!