Seperti polisi, Ali memutuskan untuk menyamar, demi melanjutkan penyelidikannya, ia menyamar sebagai anak jalanan dalam kasus narkoba. Ia menyadari bahwa untuk berhasil dalam misinya, ia harus memahami dengan baik lingkungan tempat tinggal anak jalanan dan cara-cara mereka beroperasi.
Ali mulai menghabiskan waktu lebih banyak di tengah-tengah komunitas anak jalanan. Ia terlibat dalam kegiatan sehari-hari mereka, seperti mencari makanan, bertemu dengan teman-teman mereka, dan menghabiskan waktu di tempat-tempat yang sering mereka kunjungi. Dengan melakukan ini, Ali berharap mendapatkan kepercayaan mereka dan mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang jaringan narkoba yang sedang ia selidiki.
Selain itu, Ali melakukan interaksi dengan anak jalanan yang mungkin memiliki keterkaitan dengan aktivitas narkoba. Ia membina hubungan dengan mereka, mendengarkan cerita mereka, dan mencoba memahami apa yang mendorong mereka terlibat dalam kegiatan ilegal tersebut. Ali berharap bahwa melalui hubungan ini, ia dapat memperoleh informasi berharga yang dapat membantunya mengungkap jaringan narkoba agar adiknya tidak akan terjerumus di dunia itu lagi. Ali juga berharap kalau dia bisa dipercaya dan lebih dekat dengan pihak yang lebih tinggi dari pengedar. Atau sebutan lainnya, “pemasok”
Ali juga memanfaatkan teknologi untuk mendukung penyelidikannya. Ia menggunakan perangkat tersembunyi seperti kamera tersembunyi, rekaman suara, atau perangkat penyadap lainnya untuk merekam percakapan atau aktivitas mencurigakan yang terjadi di sekitarnya. Rekaman-rekaman ini akan menjadi alat bantunya untuk melawan lupa. Ia sering memutar ulang untuk mencari petunjuk yang lebih detail.
Selama proses penyelidikan, Ali terus memerintahkan Karna agar seluruh geng pemburu naga membantu proses penyelidikan. Mereka saling berbagi informasi yang telah dikumpulkan dan menerima petunjuk. Kerja sama ini sangat penting dalam memastikan kesuksesan penyelidikan.
Ali menyadari bahwa penyelidikan ini mungkin memakan waktu yang lama dan penuh tantangan. Jadi dia tidak boleh gagal dalam penyamaran ini.
Salah satu anak jalanan yang bernama Rudi menjadi sasaran perhatian Ali. Rudi dikenal sebagai pemakai narkoba aktif. Ali memahami bahwa untuk mendapatkan informasi yang berharga, ia harus membina kepercayaan dengan Rudi.
Ali memilih waktu dan tempat yang tepat untuk mendekati Rudi. Mereka bertemu di suatu malam ketika anak jalanan berkumpul di sebuah tempat terpencil. Ali terus mendekatinya, sampai akhirnya Rudi percaya dan menawarkan Ali beberapa butir obat terlarang. Ali awalnya ragu, tetapi Ali tidak bisa melewatkan kesempatan bagus begitu saja.
Ali menerimanya, dan dengan kecepatannya, Ali berhasil membuang obat itu tanpa disadari Rudi.
Ali berpura-pura efek narkoba mulai bekerja padanya dan berperan seolah-olah dia tidak berdaya. Rudi, yang percaya bahwa Ali benar-benar terpengaruh oleh narkoba, menjadi lebih terbuka dalam percakapannya.
"Wow, obat apa ini?" Tanya Ali berpura-pura akan ambruk di trotoar.
"Kau tidak tahu, kawan? Sepertinya kau baru-baru ini berada di jalanan." Ucap Rudi.
Mendengar itu, Ali merasa penyamarannya buruk sampai dengan mudah bisa ditebak.
"Benar, aku baru di jalanan. Sebelumnya aku hanya pengangguran. Kau tahu? Empat tahun aku menganggur, hahaha..."
Rudi memperhatikan Ali, tak percaya bahwa orang yang lebih tua darinya bisa menganggur lama. Tak lama Rudi juga mengonsumsi obat itu.
"Aku hanya ingin lebih memahami kehidupan di jalanan, untuk mempersiapkan sesuatu kalau hal ini menjadi lebih buruk. Boleh aku bertanya kepadamu, Rudi?"
Meski masih skeptis, Rudi mengangguk setuju. Dia merasa ada sesuatu yang berbeda pada Ali, tapi dia belum bisa seyakin itu.
"Katakan, tapi aku tidak bisa menjamin bisa menjawab pertanyaanmu." Mulai terpengaruh obat yang ia minum.
"Terima kasih, apa yang kamu alami sebagai anak jalanan. Bisakah kamu menceritakan sedikit tentang kehidupanmu di sini?" Ali menepuk pundak Rudi, memberikan sedikit energi dari kitab pembunuh naga miliknya, agar Rudi tidak cepat tumbang.
Rudi menarik napas panjang, "Hidup di jalanan sangat sulit kawanku, Ali. Setiap hari kami harus mencari makanan, tempat berteduh, dan melindungi diri kami dari bahaya. Kami sering menghadapi kekerasan dari sesama anak jalanan atau bahkan dari orang-orang yang tidak suka dengan keberadaan kami." Ia menceritakan itu setengah teler.
Ali mengangguk, "Itu pasti berat. Bagaimana kamu mengatasi hal itu sehari-hari di jalanan?"
"Kami mencoba bertahan dengan apa yang kami punya. Kami bergantung pada solidaritas dalam komunitas kami. Dan peredaran narkoba. Seperti yang aku berikan padamu. Menurutmu aku memberikannya secara cuma-cuma? Itu cuma sampel, kawan. Setelah ini kau pasti mencariku dan membelinya dariku." Jawab Rudi sambil memejamkan matanya.
Ali tidak menyangka ada hal itu dibalik keramahan Rudi. "Aku bisa memahami mengapa seseorang bisa terjerumus dalam narkoba di tengah kehidupan yang sulit seperti ini. Bagaimana denganmu, Rudi? Bagaimana kamu terlibat dalam aktivitas narkoba?" Ali melepas pundak Rudi, membiarkan obat itu bekerja sebagaimana mestinya.
Karena sudah terpengaruh obat begitu dalam, Rudi menceritakan cukup detail. "Jujur, kawan, aku terlibat dalam narkoba sebagai cara untuk mendapatkan uang. Kadang-kadang sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan narkoba memberi saya kesempatan untuk mendapatkannya dengan cepat. Tapi aku juga menyadari betapa merusaknya narkoba bagi diriku dan orang-orang di sekitarku. Tapi aku sama tidak pedulinya seperti mereka tidak memedulikanku!"
"Apakah kamu pernah berpikir untuk meninggalkan lingkaran itu dan mencari jalan keluar?"
"Tentu, aku sering berpikir begitu. Tapi sulit bagiku, Ali. Aku merasa terjebak dan tidak punya banyak pilihan. Tapi, dalam hati, aku ingin hidup yang lebih baik."
Ali sekarang lebih paham, bahwa setiap manusia pasti tidak ingin hidup dengan narkoba. Mereka hanya pelarian yang pada akhirnya tidak melepaskan mereka untuk pergi.
"Bagaimana obatnya? Apa yang kamu rasakan sekarang." Rudi sudah tergeletak tak berdaya dipinggir terotoar.
"Sedikit pusing, dan ini menyenangkan."
"Hey, kau sepertinya sudah tidak terpengaruh obat?" Selidik Rudi melirik Ali curiga.
Ali mencari alasan, "aku tidak tahu. Tapi mungkin karena sering berolahraga dulu, aku jadi kebal dengan efek obat seperti ini."
"Mungkin saja," Rudi berpikir sejenak. "Aku bisa memberikanmu narkoba z!" Ucap Rudi, teler. “Itu barang yang sangat bagus untuk orang-orang kebal sepertimu!”
Ali cukup terkejut mendengar itu, ia memasang telinganya baik-baik.
"Tapi ini tidak gratis. Kamu harus membayarnya!"
Memang bisa saja Ali membayarnya, tapi bukan narkoba yang ia cari. Ada hal lain yang dia cari.
"Aku tidak punya uang untuk barang-barang seperti ini."
"Kau tidak punya uang, kawan?" Setelah ia berpikir panjang, "emmm... benar juga, sebelumnya kau hanya pengangguran. Bagaimana kalau aku membantumu mencari uang?"
Ali selangkah lebih dekat.
"Besok ikut aku mengambil barang. Setelah itu kita edarkan dan dapat uang. Simpel bukan?"
"Menarik!" Ucap Ali, mendapat satu langkah ke depan. Sedangkan Rudi sudah terbang tinggi ke angkasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
arumazam
jossss
2023-06-08
1
Yuchen
kan ada kitab naga, jadi kamu tidak bisa terpengaruh.
2023-06-03
0
Yuchen
Gile seperti ini perasaan seorang pengedar narkoba.
2023-06-03
0