Ali dan Karna dalam ruangan yang telah sepi, hanya mereka berdua. Suasana di ruangan itu penuh dengan ketegangan Karna, karena pemimpin geng itu menyadari pentingnya percakapan ini.
Ali memandang Karna dengan rasa ingin tahu yang tinggi, sementara Karna tampak serius dan memastikan tidak ada lagi orang dalam ruangan.
Dalam keheningan ruangan, Karna mulai berbicara dengan suara rendah, memperlihatkan keahliannya dalam membangun misteri. "Tuan Ali, tato yang saya lihat di lenganmu adalah simbol khusus yang hanya digunakan oleh pendiri geng pemburu naga. Hanya sang pendiri yang berhak memakainya."
Ali merasa semakin penasaran dan tertarik dengan apa yang dikatakan Karna. Dia ingin mengetahui lebih lanjut tentang asal-usul tato itu. "Apa arti sebenarnya dari tato itu, Karna? Dan mengapa hanya kamu yang bereaksi?"
Karna melanjutkan penjelasannya dengan suara pelan, menjaga kerahasiaan yang ada. "Tato itu melambangkan otoritas tertinggi dalam geng pemburu naga. Hanya pendiri dan beberapa petinggi yang mengetahui keberadaan simbol ini. Ini merupakan rahasia yang dijaga dengan sangat ketat."
"Bagaimana jika kamu salah mengenali? Jika boleh jujur, aku bahkan tidak mengingat pernah mentato tubuhku!"
"Itu pertanda! Pendiri telah menemukan pewarisnya. Tuan, tato itu sangat unik. Siapa pun yang menirunya, akan menghilang. Bahkan para petinggi, juga orang-orang yang mencoba meniru pendiri. Semua menghilang!" Karna melihat sepatu lusuh Ali, "jika hanya pendiri yang bisa memakai tato itu, maka anda setara dengan pendiri geng pembunuh naga!"
Lenggang.
"Tuan! Izinkan geng pemburu naga melayanimu." Ucap Karna ragu-ragu.
Ali merenung sejenak, mencerna informasi yang baru saja dia dengar. Dia menyadari betapa pentingnya tato itu dalam menjaga otoritas dan kekuasaan dalam geng pemburu naga.
"Aku tidak tau apakah benar berhubungan denganmu, bahkan menjadi pemimpin salah satu geng paling ditakuti? Aku tidak ingin menjadi pemimpinmu, tapi jika aku membutuhkanmu apa aku bisa menghubungimu?"
Senyum Karna merekah, sudah lama geng pemburu naga kehilangan kekuasaannya di Kota Suro. Mungkin inilah waktu yang tepat. Tanpa ragu, "kami siap melayanimu!"
****
Ali pulang dengan hati berbunga-bunga, penuh harapan untuk berbagi kabar baik kepada istrinya. Dia segera menemui Angel, dengan senyum lebar di wajah, "Angel, aku punya berita yang luar biasa! Hotel Sohoo akhirnya menjadi milikku lagi!"
Dengan nada sinis Angel menjawab, "Oh, jadi sekarang kamu bermimpi menjadi pemilik hotel? Atau mungkin kamu sudah gila?"
"Tidak Angel, aku serius! Angel, aku sungguh-sungguh, ini bukanlah mimpi atau delusi!"
Selanjutnya Ali mulai menceritakan bahwa Hotel Sohoo telah menjadi miliknya lagi. Dari ia ditinggal, hingga menandatangani kontrak. Dengan ini semua, Ali berharap Angel akan merasa senang dan tidak perlu khawatir dengan nafkah lagi. Ali sanggup menafkahi Angel berapa pun ia minta.
Respons Angel tetap sama, bahkan ia sempat memegang kening Ali, memastikan ia tidak sakit. "Maaf, tapi aku sulit mempercayainya. Kalau kamu mendapat kerja di sana, aku percaya!" Angel menatap mata Ali sangat dalam.
"Baiklah, aku mendapat pekerjaan disana." Sedikit menelan ludah, Ali terpaksa berbohong. Tapi tidak sepenuhnya berbohong karena ia pemiliknya.
"Hanya mendapat pekerjaan kecil apa hebatnya!" Potong Nirmala mendengar pembicaraan mereka.
Nirmala hanya lewat saja di depan kamar, tapi kata-kata barusan cukup pedas juga ditelinga Angel. Tapi sesaat kemudian, Angel melompat dan segera memeluk suaminya. Akhirnya, setelah sekian lama. Bahkan dari mereka pertama menikah, Ali belum punya pekerjaan!
"Ini adalah berkah dari langit, kita harus merayakannya! Tapi... hari ini aku juga dipecat. Ah, sudahlah. Ini tetap hari terbaik untuk suamiku." Ucap Angel antusias, memeluk Ali.
Mau bagaimana lagi, tidak akan ada orang sehat di dunia ini yang akan percaya ceritanya, meski itu semua benar. Ali memilih mengalah kali ini, biarlah.
Ali duduk di kamarnya, melihat Angel yang berdiri di depannya dengan senyum lebar di wajahnya. "Kebahagiaan itu sederhana, cukup melihatmu tersenyum saja sudah bahagia." Goda Ali.
"Ali, nanti malam ada pertemuan keluarga di Hotel Sohoo. Ayo kita pergi bersama!"
Ali dengan suara malas menjawab, "Angel, kamu tahu mereka selalu mengolok pengangguran, kan? Aku malas mendengar ocehan tidak berharga mereka."
Angel bersemangat, "Ali, jangan khawatir tentang itu! Keluarga kita mencintai kita bukan karena status pekerjaan kita, tapi karena siapa kita. Aku yakin semuanya akan suka dengan kehadiranmu, dan sekarang kan kamu sudah bekerja. Em..." dia sedikit berpikir, "begini saja, kita akan pulang kalau mereka mengganggumu!"
Masih ragu-ragu, "aku tidak yakin, Angel. Tapi karena kamu bersikeras mengajakku, baiklah." Ucap Ali.
Malam harinya, Ali dan Angel tiba di Hotel Sohoo. Mereka masuk ke dalam ruangan pertemuan, dan Ali merasa sedikit canggung dengan pandangan para staf di sekitarnya. Pasti mereka sudah mencari tahu siapa Ali. Setelah Angel tak percaya ceritanya, ia tak ingin siapa pun tau dia pemilik hotel ini.
Suasana di hotel ini penuh dengan kehidupan dan aktivitas. Kamu bisa melihat tamu-tamu hotel yang berjalan dengan elegan, berpakaian formal, dan tersenyum ramah. Para staf hotel dengan seragam profesional mereka bergerak lincah di sekitar, siap membantu para tamu.
Di sekitar hotel, terdapat beberapa area umum yang dirancang dengan indah, seperti restoran mewah dengan suasana romantis, lounge yang nyaman untuk bersantai, dan ruang pertemuan yang luas dan modern untuk acara seperti pertemuan keluarga.
Secara keseluruhan, suasana Hotel Sohoo adalah yang dari kemewahan dan keanggunan. Setiap detailnya dipikirkan dengan cermat untuk memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi tamu-tamu yang menginap di sana.
Dari kejauhan beberapa orang mendekati Ali, tante-tante dengan suara sinis, "Oh, jadi Ali bukankah kamu hilang? Kapan kamu kembali?" ia sedikit kecewa, karena ibu Angel dan dirinya sudah merencanakan perjodohan lain.
Ali coba menjawab dengan senyuman, "tadi pagi, tante."
Sepupunya dengan nada meremehkan "Wah, Ali. Bagaimana kabarmu? Sudah dapat pekerjaan?."
Ali benar, keberadaan ali hanya untuk diolok-olok, belum lima menit saja sudah seperti ini, lantas Angel membela Ali, "Benny, pekerjaan bukanlah satu-satunya hal yang menentukan keberhasilan seseorang."
"Tapi apa dia sudah sukses jadi pengangguran?" Timpal tante. "Kamu juga kenapa malah membawanya kesini, membuat malu keluarga kita saja!"
"Sudah tante, ini kan pertemuan keluarga, jadi tidak masalah kalau dia datang cuma untuk makan gratis!" Ucap Benny. "Sudah, ayo. Nanti makan yang banyak, aku yang traktir!" Ia melangkah dulu meninggalkan Angel dan Ali.
Ali meremas tangannya, sedang Angel begitu menyesal mengajak Ali. Harusnya ia juga tau kalau setiap tahun pasti ada kejadian seperti ini.
"Ayo kita pulang." Seperti tahun kemarin, Ali akan mengajaknya pulang.
"Aku ingin di sini Angel. Kita makan gratis bukan?" Ali menyeringai, penuh maksud.
"Tapi, sayang!"
"Ayo Angel!"
Suasana pertemuan keluarga di Hotel Sohoo dipenuhi dengan keceriaan, kehangatan, dan keakraban antara anggota keluarga. Ruangan pertemuan yang luas dihiasi dengan rapi dan cantik, dengan meja panjang yang dihiasi dengan bunga segar dan pernak-pernik elegan.
Bunyi tawa dan canda riang terdengar di sepanjang ruangan saat anggota keluarga saling menyapa dan bergembira bertemu setelah sekian lama. Ada aroma harum makanan lezat yang mengisi ruangan, menyegarkan selera dan menambahkan kehangatan pada suasana.
Orang-orang berkumpul di sekitar meja, saling berbincang dan bertukar cerita. Terdengar suara gemerincing gelas saat mereka menuangkan minuman dan saling mengangkat toast untuk merayakan momen kebersamaan ini. Suara lembut musik mengalun di latar belakang, menambahkan sentuhan romantis pada suasana.
Terlihat pula anak-anak yang berlarian di sekitar ruangan, tertawa dan bermain dengan riangnya. Beberapa anggota keluarga terlihat membawa foto-foto lama dan mengingat kembali kenangan indah yang mereka bagi bersama.
Walaupun masih ada cemoohan di sekitarnya, memandang rendah, Ali memilih untuk tidak terpengaruh oleh pandangan negatif mereka. Ia menikmati makanan malam itu, ingin merasakan seperti apa kualitas masakan di hotelnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Wes sak karepmu laaahh, monggo dilanjut...😝😄💪👍👍👍
2023-06-08
0
arumazam
teruskan
2023-06-07
1
Yuchen
istri sangat mempedulikan suaminya sungguh moment langka nih😢
2023-05-28
0