Narkoba 4

Suasana sunyi dan gelap membuat Ali merasa tegang. Dia mencoba tidak membuat suara apa pun saat melangkah menuju ruang tamu. Hatinya berdebar-debar saat mencoba membayangkan apa yang mungkin menunggunya di sana.

Ketika Ali akhirnya menyalakan lampu, dia terkejut melihat Angel, sudah duduk di sofa dengan ekspresi campuran antara kekhawatiran dan kemarahan di wajahnya. Ada kerutan besar yang menggambarkan Angel tidak baik-baik saja.

"Hai, Ali," sapa Angel dengan suara lembut yang dipaksakan. "Aku khawatir denganmu. Kenapa kamu pulang begitu larut? Aku hampir tidak bisa tidur karena kekhawatiran. Kamu tidak sedang berselingkuh di belakangku kan?"

Ali merasakan kehangatan dalam hatinya ketika melihat kepedulian yang jelas dari Angel. Dia menyadari bahwa dia harus menjelaskan keadaannya kepada Angel.

"Mohon maaf, Angel," kata Ali sambil mendekati Angel. "Ada kejadian tidak terduga di kantor yang membuatku terjebak dan terlambat pulang. Aku tidak ingin membangunkanmu dan ibu, jadi aku mengendap-endap" Ia berbohong, agar Angel tidak khawatir.

"Kamu tidak sedang berselingkuh di belakangku kan?" Kata Angel menitik beratkan di kata selingkuh.

Ali berhasil membaca situasi, ternyata itu. "Bagaimana aku bisa selingkuh kalau tidak ada yang melebihi istriku." Ia tersenyum, mulai mendekati Angel.

Wajah Angel mencerminkan perasaan campuran dari kelegaan mendengar penjelasan Ali namun juga kekhawatiran yang masih ada. Dia memegang tangan Ali dengan lembut, mencoba mengungkapkan rasa cemasnya.

"Aku memahami bahwa ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, tapi aku masih khawatir, Ali," kata Angel dengan suara pelan. "Kamu tahu betapa pentingnya dirimu bagiku. Tolong beri tahu aku jika kamu akan pulang larut lagi!"

Ali merasa tersentuh oleh perhatian dan cinta yang ditunjukkan Angel kepadanya. Dia menyesal bahwa dia tidak bisa memberitahukan situasinya sebenarnya.

"Maafkan aku, Angel," ucap Ali dengan tulus. "Aku mengerti bahwa aku harus lebih berkomunikasi denganmu. Aku tidak bermaksud membuatmu khawatir. Aku janji akan memberitahumu jika aku akan pulang terlambat lagi."

Angel tersenyum lembut, namun masih ada ketegangan yang terlihat di matanya. Mereka berdua duduk bersama di sofa, saling merangkul dan saling mencurahkan perasaan mereka.

"Kamu adalah orang yang berharga bagi saya, Ali," kata Angel dengan suara lembut. "Kita adalah tim, dan komunikasi adalah kunci dalam tim kita. Aku ingin kita saling mendukung dan menjaga satu sama lain."

Ali merasakan kehangatan dan kelegaan yang luar biasa ketika mendengar kata-kata Angel. Dia tahu bahwa mereka berdua harus saling memahami dan berusaha untuk lebih baik di masa depan.

"Aku sangat beruntung memiliki kamu sebagai istriku," ucap Ali dengan suara penuh cinta. "Aku berjanji untuk lebih baik, untuk kita dan untuk keluarga kita."

"Ehemm..." Suara dehem dari mertua Ali berhasil mengagetkan mereka. "Bagaimana pekerjaan kecilmu?"

"Baik, bu." Jawab Ali singkat.

"Baik? Di hari pertama kerja sudah pulang larut. Kau pasti membuat masalah!" Kata Nirmala curiga.

"Tidak, bu. Pekerjaannya mudah. Mana mungkin aku menyebabkan masalah."

"Huft, sudahlah. Aku juga tidak berharap banyak dari pekerjaanmu..." Ia menyeruput teh yang ia pegang, meninggalkan Ali dan Angel. “Kau juga akan segera dipecat karena tidak becus.” Gumam Nirmala.

"Kamu tidak sedang mendapat masalah kan?" Tanya Angel, menyelidik.

"Tidak, Angel. Walaupun tadi ada sedikit masalah juga. Tapi wajar kan kalau di pekerjaan ada masalah?" Ali mulai mengarang cerita.

"Hmmm... baik lah."

Pembicaraan mereka ditutup dengan Ali yang memberitahu Angel akan pulang larut akhir-akhir ini. Jadi dia tidak perlu khawatir, atau risau.

Ali terbangun pada pagi yang sedikit berawan. Cahaya matahari tetap ada, meskipun awan tipis menyelimuti langit. Namun, dia merasa sedikit tidak bersemangat. Pikirannya dipenuhi dengan keadaan Neli, dan bagaimana cara mencari pengedar-pengedar itu.

Ali duduk di tepi tempat tidur, memandang keluar jendela dengan perasaan campuran antara kecemasan dan ketidakpastian. Hal ini adalah tantangan besar baginya, dan dia tidak yakin apakah dia akan mampu mengatasinya.

Angel masuk ke dalam kamar dengan secangkir kopi hangat di tangannya. Dia melihat Ali dengan perhatian dan memahami bahwa ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

"Selamat pagi, sayang," sapa Angel dengan suara lembut. "Apa yang ada di pikiranmu?"

Ali menatap Angel dengan ekspresi sedikit khawatir. "Hari ini aku memulai pekerjaan baruku, dan aku merasa agak tidak bersemangat. Aku tidak yakin apakah aku bisa mengatasinya dengan baik." Ia berkata senatural mungkin, agar Angel tidak curiga dan terlibat.

Angel mendekat dan duduk di samping Ali, memberikan kehangatan dan dukungan. Dia meletakkan cangkir kopinya di meja samping tempat tidur.

"Aku mengerti bahwa pekerjaan baru bisa menimbulkan perasaan cemas dan ketidakpastian," kata Angel dengan lembut. "Tapi percayalah pada diri sendiri, Ali. Kamu memiliki kemampuan. Aku yakin kamu akan menaklukkan tantangan ini dengan baik."

"Aku tidak yakin Angel, ini sangat sulit."

"Kalau sulit, kenapa tidak dimulai dari bertanya pada ahlinya? Para senior mungkin?" Jawab Angel.

Mata Ali sekan melihat secercah harapan, keduanya bersinar kembali.

Ali tersenyum lembut, merasakan dukungan yang ditunjukkan oleh Angel. Dia merasa lebih tenang dan diberdayakan oleh kata-kata itu.

"Terima kasih, Angel," kata Ali dengan penuh rasa syukur. "Aku sangat beruntung memiliki kamu sebagai istriku. Aku akan mencoba yang terbaik dan berusaha untuk menghadapi pekerjaan ini dengan berani."

Angel meraih tangan Ali dengan lembut. "Ingatlah bahwa aku selalu ada di sini untukmu. Jika ada yang bisa aku lakukan untuk membantu atau mendukungmu, beri tahuku. Kita adalah tim, dan kita akan menghadapinya bersama."

Ali tersenyum, merasa terinspirasi oleh kata-kata dan cinta Angel. Dia tahu bahwa meskipun pencarian ini akan sulit, mungkin sangat bahaya, dia masih memiliki dukungan ganda yang kuat dari orang tersayangnya.

"Mari kita mulai hari ini dengan pikiran positif," ucap Angel dengan semangat. "Kamu akan mencoba yang terbaik dan melihat bagaimana segalanya berjalan. Aku yakin semuanya akan baik-baik saja."

Ali tersenyum, semangatnya terisi penuh. Ia segera mengecup pipi Angel, dan melompat ke kamar mandi.

Di perjalanan Ali segera menelepon dokter Heru.

"Halo," sapa Heru dengan suara tenang.

"Halo, Dr. Heru, ini Ali," ucap Ali dengan sedikit tegang. "Aku ingin mendapatkan pembaruan mengenai kondisi Neli. Bagaimana perkembangannya?"

Heru memberikan suara yang penuh perhatian. "Halo, Ali. Kondisi Neli masih stabil saat ini. Kami terus memberikan perawatan yang diperlukan untuk membantu pemulihannya. Tidak perlu khawatir, saya akan berusaha semaksimal mungkin.”

“Saya percaya itu dokter Heru. Bolehkah saya bertanya satu hal pada dokter?”

“Apa itu Ali? Katakan.”

“Narkoba jenis apa yang digunakan adikku?”

Sedikit ragu tapi ia tidak mau ada yang ditutupi, “obat z. Ini adalah yang paling berbahaya dan sering menyebabkan overdosis. Maaf sebelumnya karena tidak memberi tahumu.”

“Terima kasih, dokter,” Ali mencoba tenang. Tapi tangannya sudah menggenggam sekeras yang ia bisa. Pancaran emosinya saja sampai bisa dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya.

Terpopuler

Comments

arumazam

arumazam

lanjutkan

2023-06-08

1

Yuchen

Yuchen

Obat Z🤔?? apaan tuh?

2023-06-03

0

Yuchen

Yuchen

Xixixxii😆

2023-06-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!