Keheningan Di Meja Makan

...***Mulai...

...Sabtu, 03 Juni 2023...

...Jam : 17.45***...

"Hah_." Kiara gadis itu sejak tadi menghela napas, karena dirinya masih memikirkan apa yang kakaknya katakan kepadanya dan hal itu cukup membuatnya merasa bersalah.

" Apa yang bang Rian bilang bener ya." gumamnya.

" Kalau apa yang terjadi selama ini itu semua karena aku, itu sebabnya bang Rian jadi sering debat sama ayah." sambung nya.

" Tapi bukannya salah dia sendiri, seharusnya dia sadar diri bukan malah menyalahkan ku." gerutunya kesal.

Kiara yang masih merasa bersalah, akhirnya menjadi biasa saja, apalagi dirinya merasa tidak bersalah sama sekali dengan apa yang terjadi dengan kakaknya itu, terutama perubahan sikapnya itu.

Kiara tau betul dirinya tidak melakukan kesalahan apapun kepada kakaknya itu, tapi kenapa malah dirinya yang dipersalahkan dan itu cukup membingungkan untuknya, padahal Kiara merasa bahwa kedua orangtuanya malah fokus dengan kakaknya dan mengabaikan dirinya.

" Sudahlah daripada aku pusing mikirin apa yang dia katakan lebih baik aku mandi." gumamnya dan mulai beranjak dari atas ranjangnya.

Kiara melangkahkan kakinya menuju kearah kamar mandi, sebelum itu dia juga mengambil pakaian ganti untuk dirinya pakai nanti, kemudian dia mengambil handuk miliknya yang tergantung didepan pintu kamar mandi, setelahnya dia memasuki kamar mandi dan tidak lupa menutup pintu kamar mandinya kembali.

Beberapa menit kemudian Kiara sudah selesai dengan acara mandinya, bahkan dia juga sudah memakai pakaian yang dia bawa kekamar mandi tadi.

Kiara melangkahkan kakinya menuju meja rias miliknya dan bercermin disana, setelah merapihkan pakaian dan juga rambutnya Kiara memutuskan untuk turun kelantai bawah dan makan malam bersama dengan kedua orang tuanya.

Cklek

Setelah membuka dan menutup pintu Kiara melangkahkan kakinya menuju kearah tangga, tapi langkahnya langsung terhenti saat dirinya melihat sang ibu yang sedang berbicara dengan kakaknya, tapi sepertinya mereka sudah selesai berbicara, karena kini sang ibu berjalan menuju kearahnya, tapi langkahnya langsung terhenti saat melihat dirinya yang berdiri didekat pintu kamar kedua orang tuanya.

Ngomong-ngomong kamar Kiara itu dibarisan ketiga dibelakang, disebrang kamar kedua orang tuanya, sedangkan kamar Rian dekat dengan tangga yang berjarak 10cm.

" Ah padahal ibu mau memanggil mu, tapi ternyata kau sudah disini." ujar Alianza dengan menyunggingkan senyumannya, seolah-olah apa yang dilihat Kiara tadi tidak pernah terjadi.

" Iya." balas Kiara apa adanya dan entah kenapa mood dirinya menjadi buruk, apalagi tadi dirinya tidak sengaja melihat wajah ibunya yang tampak sedih, walaupun langsung ditutupi oleh sang ibu dengan tersenyum kepadanya.

" Ibu selalu saja merasa baik-baik saja setelah berbicara dengan Abang, padahal aku jelas-jelas liat wajah sedihnya tadi." batinnya.

" Ayo." ajak sang ibu yang membuat Kiara mengerjapkan matanya sebentar dan menganggukkan kepalanya, tanda bahwa iya akan pergi menuju kelantai bawah bersama sang ibu.

Kini keduanya berjalan secara beriringan, bahkan tidak ada satupun kata yang keluar dari kedua belah bibir keduanya, karena ternyata keduanya tampak fokus dengan pikirannya masing-masing.

Tap

Kiara dan sang ibu sudah sampai dilantai bawah rumah itu dan keduanya pun langsung berjalan menuju kearah ruang makan dan ternyata ayah Yuga sudah menunggu kedatangan keduanya.

" Ayo duduk." ujar sang ayah dibarengi dengan senyumannya yang tampak berbeda dan itu membuat Kiara bertanya-tanya, ada apa dengan kedua orang tuanya itu.

Kiara pun langsung mendudukan dirinya dikursi yang selalu dia duduki dan mulai mengambil makanan yang akan dirinya makan, begitupun juga dengan kedua orang tuanya.

Hening, itulah yang Kiara rasakan saat ini dan mereka tampak suram, lagi-lagi dirinya merasa heran, saat dirinya hanya mendengar dentingan sendok yang sedang beradu dengan piring, padahal biasanya ayahnya itu akan bertanya tentang sekolahnya, atau hal lainnya, tapi kini ayahnya itu tampak bungkam dan fokus dengan makanannya sendiri.

" Ini pasti gara-gara bang Rian yang gak ikut makan bareng." batin Kiara kesal.

Kiara langsung mengakhiri acara makannya, sungguh suasa hening ini cukup menyebalkan untuk nya, jadi lebih baik dia mengakhirinya dengan cepat bukan.

" Aku sudah selesai." ujarnya dan hal itu mengagetkan kedua orang tuanya yang tampak melamun.

" Ah kau sudah selesai." tanya sang ibu dan hanya dibalas anggukan kepala saja olehnya.

" Ah begitu." balas sang ibu dengan raut bingung yang membuat Kiara semakin kesal dibuatnya dan dirinya terus menyalahkan Rian yang tidak ikut makan bersama dengan kedua orang tuanya dan entah apa yang terjadi dengan kedua orang tuanya itu yang sejak tadi dirinya perhatikan yang tiba-tiba menjadi melamun, tapi yasudah lah Kiara tidak peduli apa yang kedua orang tuanya lamunkan, yang penting dirinya harus segera pergi meninggalkan meja makan yang suram itu.

Kiara langsung beranjak dan mulai berjalan menuju kearah kamarnya dan kebetulan sekali dirinya berpapasan dengan sang kakak dan dirinya langsung menatap kakaknya marah, sedangkan Rian seperti biasa dia tidak peduli dengan gadis itu, lagi pula dia tidak tahu apa yang membuat gadis itu menatapnya dengan marah, padahal dirinya tidak melakukan apapun.

Rian yang masih berada didalam kamar memutuskan untuk turun kelantai bawah rumah kedua orangtuanya itu, lagi pula sekarang dirinya sudah merasa lapar dan Rian tidak mungkin tidur dengan perut keroncongan.

Rian membuka pintu kamarnya dan melenggang pergi begitu saja, mungkin dirinya sudah sangat lapar, sehingga dia lupa untuk mengunci pintu kamarnya, bahkan pintu itu kini terbuka dengan lebarnya.

Rian menuruni satu persatu anak tangga yang akan membawa nya kelantai dasar rumah itu dan setelah sampai dilantai dasar dirinya bertemu dengan Kiara dan gadis itu sepertinya sudah selesai makan, tapi ada yang aneh dengan tatapan gadis itu terhadapnya, sepertinya adiknya itu marah terhadapnya, bahkan Rian tidak tahu apa kesalahannya dan membuat adiknya itu marah terhadapnya, tapi Rian tampak tidak peduli dengan adiknya itu, perut nya lebih penting ketimbang meladeni anak itu yang tengah marah kepadanya.

Tap

Rian menghentikan langkah kakinya saat dirinya sampai diruang makan dan disana ternyata masih ada sang ayah dan ibunya, tapi Rian lagi-lagi tidak peduli terhadap kedua nya, bahkan anak itu dengan santainya mengambil beberapa lauk makanan yang akan dia makan dengan nasi miliknya itu.

Setelah menaruh lauk itu dipiringnya yang sudah ada nasi itu, Rian memutuskan untuk mendudukan diri dikursi miliknya dan mulai makan dengan tenang dan entah kenapa dia sangat suka dengan ketenangan ini, karena biasa nya selalu ada yang akan diributkan olehnya dengan sang ayah.

Sebenarnya Rian merasa heran dengan kebungkaman ayahnya itu, tapi Rian masa bodo dengan hal itu, menurutnya dirinya harus memanfaatkan situasi itu dengan tenang, sungguh Rian ingin sekali berteriak senang karena kebungkaman ayahnya itu, apakah Ayah nya itu sudah bosan mencari-cari kesalahannya dan memarahinya.

" Akhirnya aku bisa makan dengan tenang seperti sekarang, tanpa harus mendengar ocehan Kiara dan juga pertanyaan ayah." batinnya.

Aryuga dan Alianza, sebenarnya ingin sekali menyapa anak laki-laki itu terutama Aryuga, tapi setelah mengingat apa yang istrinya katakan kepadanya membuat nya enggan hanya untuk sekedar menyapa sang anak.

...***Selesai...

...Sabtu, 03 Juni 2023...

...Jam : 20.45...

...Dipublikasikan : Sabtu, 03 Juni 2023...

...Jam :20.53***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!