...***Mulai...
...Rabu, 24 Mei 2023...
...Jam : 14.19***...
Kiara kini berada didalam kamarnya, gadis itu tampak sedang berbaring di ranjang empuk miliknya, tapi jika dilihat secara benar gadis itu tampak sedang berpikir dan entah apa yang ada dalam pikirannya itu.
" Kok aku jadi kepikiran soal noda merah yang ada dijam tangannya bang Rian ya." batinnya.
" Noda itu beneran darah atau cuma sekedar cat saja, tapi jika cat rasanya warnanya tidak akan seperti itu, jelas-jelas itu adalah warna darah." gumamnya.
" Tapi kenapa ada noda disana, darimana noda itu berasal, dan banyak kenapanya hais." Kiara mulai menggerutu kembali, sungguh dirinya cukup penasaran dengan noda merah itu.
" Apa aku harus melihatnya kembali." pikirnya.
" Sepertinya iya, aku harus melihatnya kembali dan memastikannya kalau noda merah itu dari cat atau darah." sambungnya.
Kiara pun mengangguk-anggukan kepalanya, tanda bahwa dirinya setuju dengan pemikirannya sendiri.
" RIAN MAU KEMANA KAMU." Kiara yang masih mengangguk-anggukan kepalanya tersentak kaget akibat teriakan sang ayah yang cukup menggelegar dan memekakan telinga.
Kiara langsung berlari kearah gorden dan melihat sang kakak yang keluar dari rumah bersama dengan motor kesayangannya dan entah kemana kakaknya itu akan pergi.
" Gila cepat sekali, melebihi kecepatannya Rossi." celetuknya saat dirinya melihat Rian mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.
" CK ck__ gak sayang nyawa banget itu orang." gumamnya.
" Eh tunggu dulu, kalau bang Rian pergi dari rumah, itu artinya kamar dia kosongkan." sambungnya.
" Daripada aku mati penasaran, sebaiknya aku segera kekamar bang Rian buat memastikan noda merah dijam tangannya itu."
Kiara pun langsung bergegas pergi keluar kamarnya dan berjalan menuju kearah kamar kakaknya, dengan cara mengendap-endap layaknya seorang maling, padahal dirinya tidak perlu melakukan hal seperti itu bukan.
Klek
Klek
" Hais kenapa harus di kunci segala sih." rutuknya.
" Ini namanya kegagalan." lesunya.
" Kiara, kamu ngapain didepan pintu kamar Abang mu." tanya sang ibu yang membuat Kiara terlonjak kaget.
" Astaga kenapa ibu datang tiba-tiba sih, bikin jantungan aja." batinnya.
" Hehehe__ itu_ anu bu." balas Kiara gelagapan.
" Itu anu apa." tanya sang ibu.
" Ada barang yang ketinggalan dikamar Abang, ya betul barang ku ketinggalan disana." dustanya.
" Maafkan aku ibu, karena aku sudah berbohong kepadamu." batinnya sedih.
" Terus kenapa kamu masih diluar." tanya sang ibu kembali.
" Hehehe__ kamarnya di kunci Bu sama Abang." ujarnya dibarengi dengan cengiran khasnya.
" Kalau begitu kamu ambilnya nanti saja, setelah Abang mu Kembali." jelasnya.
" Yang ada aku bunuh diri, jika nunggu dia pulang." batinnya lagi.
" Iya Bu, nanti Kiara nunggu Abang pulang dulu." balas Kiara.
Dirinya tidak mungkin mengatakan niatan yang sebenarnya kepada sang ibukan, yang ada dirinya kena omelan yang melebihi omelannya Rian yang pastinya bikin sakit hati.
" Kalau begitu kembali lah kekamar mu." ujar sang ibu.
" Baik Bu." balas Kiara sedikit lesu dan beranjak pergi meninggalkan ibunya sendiri didepan pintu kamar kakaknya.
Rian yang masih dikuasai oleh kemarahan memutuskan pergi kekamarnya dan mengambil kunci motor miliknya, sepertinya Rian berniat pergi meninggalkan rumah.
" Kenapa ayah selalu saja memarahiku." marahnya.
" Seharusnya dia tahu, kenapa aku melakukan hal seperti itu." ujarnya lesu.
" Aku juga ingin diberi Fujian dengan apa yang aku usahakan selama ini, tapi kenapa aku malah mendapatkan kata-kata menyakitkan darinya, sedangkan Kiara gadis itu selalu saja dimanja." sambung.
" Apa aku harus__ Hah." Rian tidak menyelesaikan kata-katanya karena dirinya terlalu malas untuk melakukannya.
" Sebaiknya aku pergi saja, untuk menenangkan diri, daripada dirumah yang seperti neraka ini." gumamnya.
Setelah mengambil kunci motor miliknya, Rian pun mengambil jaket kulit yang tergantung didekat pintu keluar, setelahnya dia memakai jaket itu tidak lupa dia juga memakai sepatu kets kesayangannya yang berwarna hitam.
" Ada nodanya." ujarnya setelah matanya tidak sengaja melihat noda di sepatu miliknya itu, tapi noda itu sudah menghitam.
" Sepertinya aku harus membersihkannya sendiri, karena jika ibu atau Kiara yang membersihkannya bisa repot aku." sambungnya.
Cklek
Cklek
Setelah menutup pintu kamar, Rian bergegas pergi kelantai bawah dan ternyata diruang tamu ada sang ayah yang sedang asik menonton tv, bahkan lelaki paruh baya itu langsung menoleh kearahnya, saat indra pendengarannya mendengar suara langkah kaki seseorang.
" mau kemana kamu." tanyanya sarkas jangan lupakan tatapannya yang tajam.
" Kemanapun aku pergi itu bukan urusan ayah." balas Rian yang membuat sang ayah semakin tajam menatap kearahnya, tapi apa Rian peduli jelas dia tidak peduli sama sekali dengan pertanyaan ayahnya itu.
" Aku ayahmu dan aku berhak tau kemana kamu pergi." ujarnya.
" Aku tidak peduli." balas Rian dan beranjak pergi meninggalkan rumah.
" RIAN MAU KEMANA KAMU." teriak sang ayah yang tidak dihiraukan sama sekali oleh Rian.
Rian benar-benar tidak perduli lagi dengan apa yang akan terjadi nanti kepadanya, yang jelas saat ini dirinya hanya ingin menenangkan diri, tanpa harus melakukan sesuatu hal yang lain.
Rian menjalankan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, bahkan dirinya tidak peduli sama sekali, dengan kendaraan lain yang mengklakson sejak tadi, karena dirinya yang ugal-ugalan.
Bruumm
Brummm
Rian sudah sampai ditempat tujuan dan tujuannya yaitu taman kota, karena dirinya tidak mungkin pergi ketempat yang tidak dia kenali bukan.
Lelaki itu tampak termenung dibangku taman dan mulai berpikir apa yang harus dirinya lakukan untuk menghilangkan rasa jenuhnya yang kini melanda.
" Kenapa aku mendadak lapar, padahal tadi aku sudah makan." ujarnya.
Rian pun merogoh saku celananya, tapi dia tidak menemukan dompetnya sama sekali, sepertinya dompet miliknya itu tertinggal dirumah, mungkin efek karena dirinya yang terburu-buru, jadi dia melupakan keberadaan dompetnya itu.
" Sialan aku melupakan dompet ku, kalau begini aku hanya bisa menahan lapar." Rian.
" Lebih baik aku jalan-jalan dulu daripada duduk termenung disini." sambungnya.
Rian pun berjalan menelusuri taman kota dan dia benar-benar menikmati suasana taman yang cukup tenang untuknya, tapi tiba-tiba langkah kakinya terhenti saat dihadapannya ada seorang perempuan yang dia kenal.
" Sedang apa kau dimari." tanyanya kepada seorang gadis yang ada dihadapannya itu, bahkan gadis itu tampak terkejut mendengar suara milik Rian dan langsung menoleh kearah belakang.
" Kau tidak perlu tahu kenapa aku berada disini bukan." ujarnya sinis.
" Hahaha__ aku tidak menyangka bahwa aku akan bertemu denganmu disini." balas Rian tanpa peduli dengan apa yang gadis itu katakan.
" Dasar tidak tahu diri, kau bahkan tertawa." celetuk gadis itu, membuat tawa Rian terhenti bahkan Rian langsung menatap tajam kearah gadis yang ada dihadapannya itu.
" Aku memang tidak tahu diri, lantas apa yang kau permasalahkan." tanyanya dingin.
" Tidak ada." balasnya.
" Hanya saja kau perlu berhati-hati dalam bertindak." sambung nya yang membuat Rian tersenyum menyeringai.
" Bukankah aku yang harus mengatakan hal itu." balas Rian.
" Benarkah?" tanya gadis itu.
" Tentu karena aku tidak mungkin tidak tahu apa yang sedang kau lakukan bukan." balasnya membuat sang gadis menatap tidak percaya kearahnya, karena Rian mengetahui apa yang sedang dirinya lakukan dan bukankah itu sangat berbahaya untuknya.
" Aku tidak peduli." balas sang gadis berusaha terlihat baik-baik saja.
" Hmmm_ kita lihat saja nanti, bagaimana ending ceritanya." ujar Rian dengan seringainya yang semakin lebar, setelahnya lelaki itu pergi meninggalkan gadis itu sendirian disana.
...***Selesai...
...Rabu, 24 Mei 2023...
...Jam : 19.53...
...Dipublikasikan : Rabu, 24 Mei 2023...
...Jam : 20.02***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments