Kakak Yang Menyebalkan

...***Mulai...

...Senin, 22 Mei 2023...

...Jam : 19.53***...

Rian yang merupakan kakak laki-lakinya Kiara, kini lelaki itu sedang duduk didekat danau dan pandangannya tidak bisa ditebak oleh siapapun, karena dia selalu memandang siapapun dengan tajam, termasuk adiknya sendiri, tapi walaupun begitu dirinya tetap menyayangi Kiara.

" Rian." seruan seseorang mengejutkannya dan Rian langsung menoleh ke asal suara dan ternyata orang yang memanggilnya adalah teman sekelasnya Toni.

" Toni." ujarnya dengan mengernyitkan alisnya bingung dengan kehadiran laki-laki itu.

" Iya ini aku, kau sedang ngapain disini." tanyanya.

" Hanya menikmati pemandangan." balas Rian.

" Kau yakin?" tanya Toni lagi.

" Kenapa kau bertanya seperti itu." balas Rian bingung.

"" Tidak ada, hanya saja kau seperti punya masalah." ujarnya memperjelas pernyataannya.

" Tidak, aku tidak memiliki masalah sedikitpun."

" Jika kau punya masalah bercerita lah padaku, ya walaupun aku tidak bisa memberimu saran apapun, setidaknya bebanmu sedikit berkurang kan." ujar Toni.

Rian yang mendengar perkataan Toni yang cukup menyentuh itu tersenyum tulus kearah laki-laki itu.

" Akan aku lakukan, jika aku punya masalah nanti." balasnya sedangkan Toni tersentak mendengar jawaban dari Rian, karena dirinya sedikit melamun tadi, maklum saja Toni baru melihat Rian yang tersenyum tulus, jadi membuatnya sedikit terkejut dan melamun.

" Baiklah aku akan menunggunya." ujarnya.

" Sebaiknya kau pulang, karena hari sudah mulai gelap." sambungnya membuat Rian mendongak kearah langit dan benar saja ternyata hari sudah mulai gelap, walaupun sekarang masih jam 5 sore.

" Aku akan pulang sebentar lagi, kau pulanglah duluan." ujar Rian.

" Baiklah sampai jumpa besok disekolah." pamitnya dan pergi meninggalkan Rian sendirian disana.

Setelah kepergian Toni, Rian pun memutuskan untuk meninggalkan tempat itu dan pulang kerumah secepat mungkin, karena jika dirinya datang terlambat Rian yakin dirinya akan kena marah oleh ibunya yang super disiplin itu dan yang lebih dirinya tak suka adalah dirinya pasti akan dibanding-bandingkan dengan Kiara dan itu benar-benar memuakan untuknya.

Rian menghampiri sepeda motornya yang dia parkiran tidak jauh dari tempatnya tadi dan mulai memakai helmnya, setelah memakai helm Rian menaiki motornya itu dan mulai melajukannya membelah jalanan kota Moran.

Beberapa menit kemudian Rian sudah sampai didekat rumahnya dan dirinya melihat keberadaan adiknya didepan gerbang rumah mereka, bahkan adiknya itu tampak seperti orang yang kelelahan, Rian yang tidak mau ambil pusing untuk memikirkan apa yang terjadi langsung menghampiri adiknya itu, bahkan dirinyapun menekan klakson agar adiknya itu menyingkir dari jalannya.

Tit

Tiit

Titttt

Suara klakson yang dibunyikan dengan keras itu membuat Kiara terlonjak kaget dan menatap sang kakak dengan sinis, sedangkan Rian hanya menatapnya dengan datar.

" Hais berisik." ujar Kiara kesal yang membuat Rian menatapnya bingung.

" Salahmu sendiri menghalangi jalanku." balasnya.

" Ini semua salah mu ya."

" Kenapa kau menyalahkan ku." tanya Rian datar dan juga bingung dengan pernyataan adiknya itu yang tengah menyalahkannya.

" Ya salah mu lah bang, asal Abang tahu tadi aku dikejar-kejar angsa." balasnya semakin kesal bahkan kini bibir gadis itu sedikit maju, sepertinya Kiara tengah marah kepadanya, tapi apakah Rian peduli, jelas jawabannya adalah tidak, dia tidak peduli sama sekali dengan tingkah Kiara.

" Kau yang di kejar angsa aku yang disalahkan, apa hubungannya coba." balasnya malas.

" Jelas ada hubungannya lah bang, Abang kemana aja, kenapa pas aku cari Abang gak ada, pasti tadi Abang pulang duluan kan, ninggalin aku." tuduhnya yang membuat Rian menghela napasnya kasar.

" Kau tidak perlu tahu kemana aku pergi." balas Rian.

" Dan satu hal lagi, jadi orang gak usah manja, kau bisa pulang naik bus kan." sambungnya, sontak hal itu membuat Kiara menatap sang kakak tidak percaya.

" Kau__ wah aku tidak bisa berkata-kata." ujarnya dengan mimik muka yang semakin kesal.

" Tanpa kau suruh pun aku akan melakukan hal itu, tapi busnya tidak ada." sambungnya sewot.

" Kau bisa memesan tukang ojek kan, kenapa kau selalu mempersulit keadaan Kiara." marah Rian bahkan wajahnya sudah memerah sejak tadi, karena menahan kekesalannya kepada adiknya itu.

" Aku tidak mungkin terus berangkat kesekolah dan pulang denganmu kan, aku juga pasti punya kesibukan lainnya." ujarnya.

" Tapi kan kau bisa mengantarku terlebih dahulu sebelum pergi." balas Kiara tidak mau mengalah dan hal itu benar-benar membuat Rian semakin emosi.

" Tidak ada gunanya berbicara dengan gadis manja seperti mu." ujar Rian.

" Dan apa kau tau? aku mulai muak denganmu." sambungnya.

Deg

Detak jantung Kiara mulai berdenyut dengan tidak karuan nya, apalagi saat dirinya mendengar perkataan kakaknya yang cukup menyakitkan untuk hatinya, apakah selama ini kakaknya memendam kebencian kepada itu sebabnya Rian selalu menatapnya dengan tajam, bahkan tidak ada ekspresi sama sekali di wajah kakaknya itu.

Kiara mulai bertanya-tanya kemana kakaknya yang dulu selalu tersenyum ramah kepada semua orang dan juga yang selalu membawa kebahagiaan untuknya dan keluarganya, sekarang sosok itu benar-benar sudah tidak ada lagi, yang ada hanya kehampaan dan juga awan yang kelabu yang menguar dari kakaknya itu, seolah-olah Rian sudah tidak ada gairah hidupnya.

" Menyingkirlah jangan menghalangi jalanku, apa kau berniat menjadi pagar." ujar Rian kesal dan membuat Kiara tersentak kaget dan tersadar dari lamunannya.

" Kau tuli atau apa, cepatlah menyingkir dari sana." ujar Rian semakin kesal, karena sang adik tidak bergeming sama sekali dari hadapannya itu, bahkan adiknya itu terlihat sedang melamun.

Kiara menghela napas kasar saat mendengar makian dari kakaknya itu, bahkan dirinya dikatain tuli.

" Dasar si tsundare." batinnya menggerutu dan menggeser kan tubuhnya kearah samping, agar tidak menghalangi jalan untuk kakaknya itu.

Rian langsung mendorong motornya memasuki gerbang rumah kedua orang tuanya itu, setelah Kiara menggeser tubuhnya dan tidak menghalangi jalannya kembali.

Rian memasukan motornya kedalam garasi, setelah sampai di garasi dia langsung mencabut kunci motornya dan mulai berjalan menuju kearah pintu utama rumah itu.

Tapi sebelum tangan itu menyentuh kenop pintu, Rian menoleh kearah belakang dan melihat Kiara yang masih berdiri ditempatnya tadi.

" Kau benar-benar ingin menjadi pagar ya, cepat masuk atau kau ingin dimarahi oleh ibu." ujar sarkas dan masuk kedalam rumah begitu saja dan meninggalkan Kiara diluar rumah yang masih termenung.

" Ck__ kenapa aku memiliki Abang yang sangat menyebalkan macam dia, kalau saja boleh rekues, aku pengen punya Abang penyayang macam Lee Haechan." gerutunya kesal dan mulai melangkahkan kakinya untuk memasuki rumah kedua orangtuanya itu.

" Cepat sekali dia menghilang, perasaan tadi baru masuk deh." gumamnya.

" Bodo amatlah, aku malas jika harus terus memikirkan si kulkas yang menyebalkannya minta ampun itu." gerutunya kembali dan mulai melangkahkan kakinya menaiki anak tangga satu persatu untuk mencapai kamar miliknya yang memang berada di lantai dua.

...***Selesai...

...Selasa, 23 Mei 2023...

...Jam : 21.35...

...Dipublikasikan: Selasa, 23 Mei 2023...

...Jam : 21.39***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!