...***Mulai...
...Rabu, 24 Mei 2023...
...Jam : 11.40***...
Braak
suara pintu yang ditutup dengan kasar itu tidak membuat Rian mengalihkan antensinya dari jam tangannya yang sekarang berada dalam genggamannya.
" Aku harus menyimpannya dengan baik." gumamnya.
" Jangan sampai Kiara menemukan jam tangan ini lagi, aku bisa berada dalam masalah yang besar jika ketahuan." sambungnya.
Rian melangkahkan kakinya menuju kearah lemari pakaian miliknya dan membuka pintu lemari itu, dia mulai mencari pakaian kaus untuk dia pakai sedangkan jam tangan yang sejak tadi dia pegang dia taruh diatas lemari yang tidak bisa terjangkau oleh Kiara.
Setelah mendapatkan pakaiannya Rian langsung menutup pintu lemari dan memakai pakaian nya, setelahnya dia berjalan pergi menuju keluar kamar miliknya.
Cklek
Cklek
Suara pintu yang dibuka dan ditutup terdengar cukup keras, Rian berjalan dengan santainya menuju kelantai satu rumah milik kedua orang tuanya itu, satu persatu anak tangga dia turuni, sehingga dia sampai kelantai dasar rumah itu.
Rian langsung berjalan menuju meja makan yang tidak jauh dari tempatnya tadi dan dia bisa melihat kedua orang tuanya beserta sang adik sudah duduk dengan tenang disana, bahkan mereka sudah mulai makan makanan mereka tanpa menunggu kedatangannya.
Rian sedikit bergeming melihat pemandangan itu dan entah kenapa ia merasa sakit dihatinya saat melihat keluarganya makan terlebih dahulu tanpa menunggu kedatangannya.
" Lantas untuk apa aku ada didalam keluarga ini." batinnya.
Walaupun begitu Rian tetap melanjutkan langkahnya menuju meja makan itu dan mendudukan diri dikursi yang masih kosong, tanpa berbicara Rian mengambil piringnya beserta nasi dan lauk pauknya.
Dia makan dalam diam, bahkan dia tampak enggan untuk melihat keluarganya itu, entah apa yang terjadi dengannya sampai-sampai lelaki itu berubah begitu banyak, bahkan kedua orangtuanya sampai bingung dengan perubahannya itu.
" Bagaimana dengan sekolah kalian." tanya kepala keluarga setelah keheningan melanda mereka.
" Seperti biasa yah baik." balas Kiara senang bahkan gadis itu bertidak seolah-olah tidak terjadi apapun, padahal tadi dirinya sangat kesal karena perkataan kakaknya yang lagi-lagi bikin sakit hati.
" Bagaimana denganmu." tanya sang ayah kearah Rian yang membuat lelaki itu menghentikan suapannya.
" Biasa saja." sahutnya datar.
" Biasa saja bagaimana, berulah dan membolos maksud mu." sindirnya yang membuat Rian benar-benar menghentikan acara makannya.
" Bisakah kita tidak membahas apapun, saat ini kita sedang makan." ujarnya sembari menatap tajam mata ayahnya itu.
" Kenapa? bukankah apa yang aku katakan benar, jangan mencoba mengalihkan pembicaraan Rian." geram sang ayah.
Kiara dan sang ibu hanya bisa melihat perdebatan keduanya, mereka berdua sudah biasa melihat perdebatan seperti ini dan lagi-lagi Rian yang selalu disudutkan.
Prang
Rian langsung membanting piring miliknya itu dan membuat ketiganya kaget bukan main dan ini baru pertama kalinya mereka bertiga melihat Rian yang tampak sangat marah.
" Bisakah aku makan dengan tenang, kenapa anda selalu saja berbicara banyak hal yang tidak penting disini." kesalnya.
" Rian begitukah sikapmu kepada orang tua, berani sekali kamu membanting piring di hadapanku." marah sang ayah.
" Lagipula apa yang aku katakan memang benarkan, kenapa kau harus semarah itu." sambungnya yang membuat Rian semakin mengepalkan tangannya kuat-kuat.
" Jangan salahkan soal sikapku kepadamu ayah, tanyakanlah kepada dirimu sendiri kenapa aku bisa menjadi seperti ini." jelasnya.
" Aku sudah selesai." sambungnya dan pergi meninggalkan ketiganya di ruang makan.
" Rian kemari kau, aku belum selesai berbicara." teriak sang ayah yang semakin marah kepadanya, tapi Rian tidak peduli sama sekali dengan teriakan ayahnya itu, sungguh dia sangat lelah, karena selalu disalahkan oleh ayahnya itu.
" Aku benar-benar sudah muak berada disini, kalau saja aku punya banyak uang, aku lebih baik pergi dari rumah terkutuk ini." gumamnya.
Kiara, gadis itu mematung ditempatnya, karena dirinya masih syok dengan apa yang terjadi dihadapannya itu, sungguh dirinya tidak pernah menyangka bahwa kakaknya akan membanting piring itu dengan keras, bahkan sampai pecah.
" Sudahlah mas, jangan marah-marah terus nanti darah tinggimu naik lagi." suara sang ibu menyadarkan Kiara dari keterkejutannya itu dan menatap kedua orang tuanya yang tampak sedih, terutama sang ibu.
" Ini semua gara-gara bang Rian, ibu jadi sedih." gumamnya kesal.
" Aku harus berbicara dengannya nanti." sambungnya.
" Ayah ibu, sebaiknya kita lanjutkan acara makannya, tidak baik jika kita membuang-buang makanan." ujarnya.
" Baiklah." ujar sang ayah melunak.
" Cuma kamu yang bersikap baik dikeluarga ini, kamu jangan pernah meniru apa yang kakakmu lakukan Kiara." sambungnya.
" Aku mengerti ayah." balas Kiara.
Setelahnya mereka bertiga makan kembali tanpa kehadiran Rian, karena Rian sudah pergi meninggalkan ruang makan, tanpa memperdulikan mereka sama sekali.
beberapa menit kemudian Kiara sudah selesai dengan acara makannya, begitu juga dengan kedua orang tuanya, bahkan Kiara membantu sang ibu untuk membereskan semua kekacauan yang sudah dibuat oleh Rian.
" Hais ini merepotkan sekali." gerutu Kiara, karena dirinya harus membersihkan pecahan piring yang berserakan dilantai.
" Kenapa harus dibanting sih, dia itu benar-benar emosian sekali." sambungnya.
" Dan sejak kapan dia jadi pembangkang seperti itu, apa dia tidak sadar kalau ayah bisa terluka karenanya." Kiara terus saja menggerutu tidak jelas membuat sang ibu menghela napasnya lelah.
" Berhentilah menggerutu Ki, sebaiknya kau cepat selesaikan pekerjaanmu itu, ibu sudah selesai." ujar sang ibu membuat Kiara mendongak kearahnya, karena posisi Kiara yang berjongkok.
" Hehehe__ sebentar lagi selesai kok Bu, kalau ibu mau pergi, pergi aja gak papa." balas Kiara.
" Baiklah, cepat selesaikan dan jangan sampai terluka, apa kau mengerti." pesan sang ibu.
" siap ibu komandan." balas Kiara dengan menghormat kearah ibunya itu dan lagi-lagi tindakannya itu membuat sang ibu menggelengkan kepalanya heran.
" Dasar anak itu." batinnya dan pergi meninggalkan Kiara disana.
Setelah kepergian ibunya, Kiara melanjutkan acara membersihkan pecahan piringnya dan kali ini gadis itu tidak menggerutu lagi seperti tadi, sepertinya gadis itu takut ditegur oleh ibunya kembali.
" Hah_ akhirnya selesai juga." ujarnya senang.
Kiara sudah membereskan semua pecahan piring itu dan membuangnya kedalam tong sampah yang ada diruang makan, setelah selesai dengan pekerjaannya itu, Kiara memutuskan untuk pergi ke kamar kakaknya dan berbicara mengenai apa yang terjadi hari ini.
Satu persatu Kiara menaiki anak tangga dirumah itu dan setelah sampai ditempat tujuan dirinya langsung mengetuk pintu.
Tok
Tok
" Bang Rian." ujarnya tapi lagi-lagi tidak ada sahutan sama seperti tadi dirinya menghampiri kakaknya.
" Masa dia mandi lagi." batinnya.
" Bang Rian." panggilnya sekali lagi, tapi tetap saja hasilnya nihil, kakaknya itu sama sekali tidak menanggapi panggilannya itu dan hal itu membuat Kiara menjadi kesal dibuatnya.
" Hais__ sudahlah besok aku akan berbicara padanya." gumamnya dan langsung pergi meninggalkan pintu kamar kakaknya yang masih tertutup rapat.
...***Selesai...
...Rabu, 24 Mei 2023...
...Jam : 12.26...
...Dipublikasikan : Rabu, 24 Mei 2023...
...Jam 12.27***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments