Di Tinggalkan

...***Mulai...

...Rabu, 24 Mei 2023...

...Jam : 20.05***...

Melihat kepergian Rian membuat gadis itu menggeram marah, bahkan tangannya sudah mengepal sejak tadi.

" Aku pastikan kau tidak akan menang dariku." ujarnya.

" Dan kau akan aku kalahkan." sambungnya.

" Apa yang sedang kau gumamkan Irina." tanya seseorang yang membuatnya berjengit kaget.

" Apakah dia melihat ku bersama dengannya, semoga saja tidak, karena aku terlalu malas untuk bercerita." batinnya.

Gadis yang bernama Irina itu hanya tersenyum tulus kepada temannya yang memanggilnya tadi.

" Kau bertanya padaku." tanyanya yang membuat sang lawan bicara menatapnya dengan sinis.

" Lantas aku berbicara sama setan, jelas denganmu, kenapa malah bertanya." kesalnya yang membuat Irina tekekeh, karena berhasil membuat temannya itu kesal.

" khehe__ aku hanya becanda." balasnya.

" Ayo pulang, sekarang sudah mulai tengah malam." sambungnya dan berusaha mengalihkan pembicaraan keduanya.

" Baiklah ayo, lagipula aku sudah merasa lelah sekarang." balasnya.

" Lestgo." seru Irina heboh membuat temannya itu menepuk jidatnya sendiri.

" Heh jangan malu-maluin." ujarnya yang tidak digubris sama sekali oleh Irina.

" Untung teman, kalau bukan sudah kutendang dia sampai ke Antartika." gerutunya.

" Hei jangan menggerutu terus, katanya mau pulang, tapi kaya orang yang gak pulang aja kamu." teriak Irina yang membuat gadis itu melotot kesal, karena Irina yang berteriak seperti dihutan.

Hei ini tengah malam dan mereka berada ditempat umum dan gadis itu, dengan tidak tahu malunya teriak-teriak dengan se enak jidatnya.

" Berisik." balasnya dan menyusul langkah Irina yang sudah semakin menjauh.

Disisi lain Kiara sudah kembali kekamarnya, gadis itu benar-benar tidak bisa menemukan kunci kamar kakaknya sendiri, padahal itu adalah kesempatan nya untuk mencari tahu noda apa yang ada dijam tangan kakaknya itu.

" Besok akan ku coba kembali." batin Kiara dengan merebahkan tubuhnya keatas kasur miliknya.

" Ngomong-ngomong bang Rian kenapa belum pulang ya." sambungnya.

" Hah__ untuk apa aku memperdulikannya, sedangkan dia sudah membuat ibu sedih dan membuat ayah marah, pokoknya besok aku harus berbicara dengan nya." ujarnya.

" Hooaam."

" Aku sudah mengantuk sekali, sebaiknya aku tidur saja."

Kiara langsung menarik selimutnya dan mulai memejamkan matanya, setelahnya gadis itu tidur dengan terlelapnya, tanpa tahu apa yang akan terjadi hari esok.

Matahari sudah terbit dari upuk timur dan sinarnya menerobos kesela-sela jendela kamar miliki Kiara, dan gadis itu merasa terganggu karena merasa silau akibat cahaya matahari yang menerobos, dia menggeliat dalam tidurnya dan secara perlahan mulai membuka matanya dan mengerjap.

Mata itu beberapa kali mengerjap karena menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya, setelah sudah tidak merasa silau lagi Kiara langsung bangun dalam tidurnya dan berjalan dengan lesunya menuju kedalam kamar mandi.

Hanya membutuhkan beberapa menit untuknya mandi dan setelah selesai dengan acara mandinya dan juga memakai seragam sekolahnya, Kiara keluar dari kamar mandi, dia berjalan menuju meja riasnya dan mendudukan diri disebuah kursi. Tangan nya mengambil hairdryer dan mulai mengeringkan rambutnya yang basah, karena Kiara merasa gatal-gatal di kepala nya, jadi dia memutuskan untuk keramas saja.

Setelah selesai mengeringkan rambut dirinya beranjak dari duduknya itu dan menghampiri meja belajarnya, setelah nya Kiara mengambil beberapa buku dan juga tempat pensil miliknya, kemudian dia masukkan kedalam ransel hitam miliknya.

Ngomong-ngomong Kiara itu sangat suka warna gelap terutama warna hitam, bahkan gadis itu tidak tahu kenapa dirinya sangat menyukai warna itu.

" Sepertinya sudah semua ku masukan." gumamnya.

" Waktunya keluar kamar dan makan, terus berangkat deh." sambungnya.

Setelah selesai bergumam, Kiara langsung keluar dari kamar nya tidak lupa dia juga menutup pintu kamar, dirinya berjalan dengan pelan menuju kelantai bawah, tapi langkahnya terhenti saat didekat kamar sang kakak, yang masih tertutup rapat.

" Apa dia sudah bangun." batinnya dan mencoba membuka pintu itu tapi sayang pintu itu masih saja terkunci.

" Hais__ apa setidak boleh itu aku masuk kedalam kamarnya ini." gerutunya, dan mulai pergi dari hadapan kamar sang kakak.

Satu persatu anak tangga dia pinjaki dan sampailah dia berada dilantai satu dan berjalan menuju kearah ruang makan, Kiara langsung mengernyitkan dahinya saat gadis itu tidak mendapati kakaknya di meja makan.

" Ibu." panggilnya kepada sang ibu.

" Ada apa." tanya sang ibu.

" Bang Rian mana." balasnya sembari mencari keberadaan sang kakak, tapi Kiara tidak menemukan kakaknya sama sekali, apakah kakaknya masih tidur di kamar.

" Abang mu sudah berangkat duluan."

" Apa." kaget Kiara yang membuat sang ibu menatap kesal kepada, apalagi telinganya terasa berdengung akibat teriakan sang anak.

" Jangan teriak ibu takut jadi tuli, karena teriakan mu itu." ujarnya yang membuat Kiara cecengesan tidak jelas.

" Maaf Bu, namanya juga orang kaget hehehe." balasnya.

" Kau ini ada-ada saja." ibu Kiara langsung geleng-geleng kepala mendengar jawaban Kiara, tidak lama kemudian ayah Kiara datang dan langsung duduk di kursi khusus miliknya.

" Selamat pagi." ujarnya sembari mengambil secangkir kopi dihadapannya.

" Selamat pagi ayah/mas." balas Kiara dan sang ibu secara bersamaan.

" Ayah." panggil Kiara saat dirinya melihat sang ayah mulai fokus dengan sebuah koran yang ada ditangannya dan juga sesekali menyeruput kopi pahitnya itu.

" Hmmm." balas sang ayah.

" Antarkan aku kesekolah ya." ujarnya yang membuat sang ayah fokus kepadanya dan mengangkat sebelah alisnya tanda bahwa ayahnya merasa heran dengan anak gadisnya itu.

" Tumben mau di anterin sama ayah." tanya nya heran.

" Bang Rian udah berangkat duluan, jadi mau ya ayah anterin aku kesekolah." balas Kiara.

" Abang kamu ninggalin kamu." Ayah.

" Iya." balas Kiara kesal dengan mengerucutkan bibirnya lucu, dan kalau saja ada Rian pasti sudah dikata-katain.

" Loh tumben banget dia ninggalin kamu, biasanya juga nungguin kamu dulu." tanya ayah semakin keheranan.

" Aku tidak tahu." balas Kiara.

" Mungkin saja Abang mu ada tugas sekolah yang belum dikerjakan." sahut sang ibu.

" Hmmm, mungkin saja." Kiara.

" Tapi seharusnya diakan ngasih tau aku kalau mau berangkat duluan, jadi aku tidak perlu menunggu kan." sambung Kiara.

" Sudah-sudah mungkin kakak mu lupa." ujar sang ibu berusaha menghentikan ocehan anaknya itu.

" Hais baiklah." balas Kiara mengalah.

" Sekarang makan lah, mas kamu juga berhentilah membaca koran dan meminum kopimu itu." ujar sang ibu yang membuat sang suami menghentikan kegiatannya.

Kiara dan kedua orangtuanya pun makan dengan khidmat, bahkan hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu dengan piring, karena menurut mereka makan dengan berbicara itu tidaklah sopan.

Beberapa menit kemudian mereka menyelesaikan acara makan mereka dan Kiara membantu sang ibu untuk membawa piring kotor untuk dicuci.

Sedangkan sang ayah sedang memanaskan mesin mobil miliknya, karena sebentar lagi dirinya harus berangkat bekerja, tapi sebelum itu dirinya harus mengantar putrinya terlebih dahulu kesekolahnya, sedangkan sang istri akan berangkat bekerja agak siangan, karena sang istri bekerja dibutiknya miliknya sendiri.

...***Selesai...

...Rabu, 31 Mei 2023...

...Jam : 19.12...

...Dipublikasikan : Rabu, 31 Mei 2023...

...Jam : 19.14***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!