Berangkat Bareng Ayah

...***Mulai...

...Rabu, 31 Mei 2023...

...Jam : 21.43***...

Kiara sudah selesai membantu sang ibu dan diapun pamitan kepada ibunya untuk berangkat kesekolah bersama dengan ayahnya.

" IBU, AKU DAN AYAH BERANGKAT DULU." teriaknya dari arah depan, karena sang ibu masih berada di dapur.

" IYA, HATI-HATI DIJALAN." balas sang ibu dengan teriakannya juga.

Setelah mendengar jawaban sang ibu, Kiara langsung beranjak dari duduknya, karena dia tadi sedang memasang sepatu ke kedua kakinya dengan duduk diteras rumah, sedangkan sang ayah sudah duduk manis di dalam mobil.

" Ayo Ra, nanti kamu kesiangan." ujar sang ayah yang membuat Kiara berlari kearah mobilnya dan membuka pintu mobil dan duduk bersama dengan ayahnya.

" Aku sudah siap yah." balas Kiara yang membuat sang ayah tersenyum maklum dengan putrinya itu.

" hmmm." balasnya.

Ayah Kiara mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan biasa, mana mungkin ayahnya Kiara membawa mobil dengan ugal-ugalan macam Rian anaknya kan.

Ngomong-ngomong kalian belum berkenalan kan dengan kedua orangtua nya Kiara, sini kenalin Ayah Kiara namanya Aryuga Nugraha, nama panggilannya ayah Yuga, sedangkan ibunya Kiara namanya Alianza Cooper, nama panggilan nya ibu Alia, sekaligus keturunan inggris.

Jadi Kiara dan Rian itu anak blasteran Inggris, makannya keduanya cantik dan ganteng, yang membuat semua orang iri dengan kecantikan dan kegantengan keduanya.

" Kita sudah sampai." ujar sang ayah setelah menghentikan mobilnya didepan gerbang sekolah putrinya.

" Benarkah." balas Kiara dan langsung meneliti keadaan sekitar dan ternyata dirinya memang sudah sampai di sekolahnya.

" Terimakasih ayah, karena sudah mengantarku sekolah." sambungnya dan menyalami tangan ayahnya.

" sama-sama, belajar yang benar, jangan seperti Abang mu yang kerjaannya cari gara-gara mulu." balas sang ayah yang membuat Kiara mengangguk patuh, masalahnya ayahnya itu sangat menyeramkan, apalagi kalau sedang marah.

Kiara langsung keluar dari mobil milik sang ayah dan melambaikan tangannya kearah sang ayah yang hanya dibalas anggukan kepala saja.

Kiara langsung beranjak pergi meninggalkan gerbang sekolah, setelah melihat mobil ayahnya yang sudah menjauh dan tidak terlihat lagi dalam pandangan matanya.

Gadis itu berjalan menelusuri koridor sekolah yang tampak ramai oleh lalu lalang siswa siswi sekolah yang pergi menuju kelas mereka masing-masing, begitu juga dengan Kiara yang berjalan menuju kelasnya sendiri yaitu Xl IPS A.

Cklek

Suara pintu yang dibuka mengalihkan antensi semua orang yang ada didalam kelas itu, semuanya mendadak hening karena mereka mengira yang datang adalah seorang guru, tapi ternyata Kiara teman sekelas mereka yang datang.

" Hais kau mengangetkan kami." ujar Dean kesal.

" Hehe__ maaf." balas Kiara dengan cengiran khasnya yang membuat para murid mendengus kesal.

" Kamu berangkat bareng siapa Ki." tanya Tasya.

" Bareng ayah, kenapa?." tanya balik Kiara.

" Soalnya tadi aku gak sengaja liat kakakmu udah ada disekolah." balas Tasya.

" Beneran dia udah ada disekolah." tanya Kiara memastikan.

" Beneran aku saksinya." sahut Suryo.

" Tumben sekali dia sudah ada disekolah." gumamnya.

" Tidak seperti biasanya, sangat mencurigakan." sambungnya.

" Kau mengatakan sesuatu Ki." tanya Wiwi karena dirinya melihat Kiara yang tampak komat-kamit tidak jelas.

" Tidak ada." balas Kiara apa adanya dan mulai mendudukan dirinya dibangku miliknya sendiri, setelah dirinya sampai dibangkunya itu.

" Ngomong-ngomong Ra kau di interogasi apa aja sama pak polisi." tanya Kiara kearah Lira yang kebetulan anak itu duduk tepat dibelakangnya.

" Hanya di tanyakan dari pertama kali kita lihat mayat, terus apa yang kita lakuin setelah liat mayatnya itu aja sih." balas Lira.

" Bener tuh aku juga ditanyain yang sama." sahut Ziona yang membuat Kiara manggut-manggut mengerti.

" Oh kirain kalian bakal dipenjara." celetuknya.

" Cih__ asal kau tau Ki, si Lira awalnya mikirnya juga begitu, malu-maluin banget tau." sahut Ziona yang membuat Lira menatap tajam kearahnya.

" Yakan aku tidak tahu, kalau aku cuma bakal ditanyain doang." balas Lira sewot.

" Lagian ya kebanyakan yang aku tonton, malah saksi yang jadi tersangka, makannya aku antisipasi nanya kaya gitu kemarin." sambungnya panjang lebar.

" Hahaha__ anjir makannya jangan kebanyakan nonton sinetron deh kamu, jadi begitukan ujungnya." ejek Kiara yang membuatnya kena pukul.

Plak

Suara pukulan yang lumayan keras itu membuat semua orang menoleh kearah mereka bertiga dan langsung menghela napas lelah saat tahu siapa yang menjadi korban pukulan itu.

" Hei kenapa kau memukulku, ini sakit tahu." Sewot Kiara.

" Itu bayaran untukmu, karena tadi kau sudah mengejekku." balas Lira

" Yaak__ kau."

" Kiara kembali menghadap kedepan, papan tulis berada di depanmu bukan dibelakang." perkataan Kiara langsung terpotong oleh suara Bu Asana yang membuat Kiara langsung berbalik dan tersenyum kearahnya.

" Baik Bu." balasnya yang hanya diberi anggukan kepala oleh sang guru.

" Buka buku paket kalian dan buka halaman 137." ujar sang guru yang langsung dilaksanakan oleh para muridnya.

Tet

Tett

Tettt

Waktu berlalu dengan cepat, kini waktunya jam istirahat dan semua murid berbondong-bondong pergi menuju kekantin sekolah untuk mengisi perut mereka yang keroncongan, termasuk Kiara.

Kiara bersama dengan Ziona, Lira, Dean, Wiwi, Suryo dan juga Tasya, ketujuhnya sudah duduk manis di bangku yang tersedia dikantin sekolah, bahkan mereka juga sudah memesan makanan mereka dan kini mereka hanya menunggu kapan makanan pesanan mereka akan datang.

" Eh menurut kalian kenapa Yunia bunuh diri." tanya Tasya tiba-tiba yang membuat ke enamnya menatap kearah nya.

" Kenapa kau bertanya tentang dia." tanya Wiwi bingung.

" Masalahnya aku penasaran, kenapa dia bunuh diri." balas Tasya.

" Mungkin saja dia merasa tertekan sama sekolah, apalagi dia selalu menjadi perwakilan olimpiade kan." tebak Dean.

" Masa sih." sahut Suryo.

" Ya siapa tahukan." balas Dean.

" Kalau menurutku ya, mungkin dia terlalu lelah jadi orang susah mulu." celetuk Lira yang membuat ke enamnya kini menatap kearahnya.

" Kalau ngomong tuh yang masuk akal dikit napa." kesal Ziona.

" Lah yang aku katakan barusan, emangnya belum masuk akal ya." tanya Lira dengan wajah polosnya yang entah kenapa membuat mereka ingin sekali menenggelamkan nya kerawa-rawa.

" Terserah kau saja lah." celetuk Kiara yang sejak tadi hanya diam menyimak pembicaraan ke enam orang yang ada dihadapannya itu.

" Yasudah." balas Lira yang tidak mendapatkan tanggapan lagi dari yang lainnya, apalagi setelah pesanan mereka sudah datang.

" Ah sudah lama sekali aku tidak makan mie ayam." ujar Dean.

" Lah bukannya kau setiap hari makan mie ayam ya." ujar Suryo heran.

" Yakan kemarin gak makan, karena dipulangkan." balas Dean.

" Perasaan setiap makan dijam istirahat seperti ini, kau selalu pesan mie ayam." ujar Wiwi heran.

" Benar tuh, aku sampe heran itu perut tidak sampai kembung kah, makan mie ayam terus tiap hari." sahut Tasya.

" Kayanya perut dia, perut karet." celetuk Kiara.

" Enak aja perut ku disamain sama karet." balas Dean ketus.

" Ya makannya jangan pesan mie ayam mulu, bosen aku lama-lama liatnya." ujar Suryo.

" Suka-suka aku, perut-perut aku juga kenapa kalian yang repot." ketusnya.

" Masalahnya perutmu yang jadi kasian, karena setiap hari dikasih mie ayam mulu." ujar Ziona sarkas yang membuat Dean mengerucutkan bibirnya kesal.

" Jangan di monyong-monyongin itu bibir, mau ku capit hah." celetuk Lira, bahkan gadis itu memperagakannya dengan mengangkat sebuah gunting yang entah dia dapatkan darimana, sontak saja hal itu membuat yang lainnya merinding melihatnya.

Masalahnya Lira itu kalau mau mengatai suka memperagakan nya dengan barang berbahaya ditangannya, makannya mereka jadi ngeri sendiri.

" Heh itu gunting disimpen dulu." ujar Ziona.

" Nah bener tuh, ngeri aku liatnya." sahut Dean.

" Makannya kalian diem aja, kalau mau makan, makan aja jangan pada ribut." balasnya sewot yang langsung dilaksanakan oleh mereka ber enam.

Pada akhirnya mereka makan dengan khidmat, bahkan tidak ada lagi di antara mereka ber enam yang berbicara, karena mereka masih ngeri terhadap Lira, sepertinya gadis itu sedang pms soalnya sewot mulu kalau jawab pertanyaan yang mereka tanyakan.

...***Selesai...

...Rabu, 31 Mei 2023...

...Jam : 21.58...

...Dipublikasikan : Rabu, 31 Mei 2023...

...Jam : 21.59***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!