Setelah berdiskusi lagi, Adde mengusulkan dirinya sebagai ketua (pengganti) bayangan yang akan mengatur serta mengurus secara langsung anggota bayangan kemudian menjadikan Leana sebagai kontraktor organisasi bayangan Alphiella untuk menyembunyikan posisinya sebagai ketua (asli).
Leana juga berjanji untuk mendiskusikan semua rencananya terlebih dahulu dengan Adde terutama jika organisasi bayangan terlibat dalam rencana tersebut.
Janji ini juga berlaku untuk informasi mengenai kenyataan dari kehidupan Leana sebelumnya untuk memghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Sebagai jaminan, Adde menambahkan sumpah dan janjinya untuk tidak mengkhianati Leana beserta kenyataan yang dibawanya.
“Ok, tugas keduamu adalah membersihkan tempat ini! Karena kita akan latihan disini.”
Adde menatap kesal Leana yang tersenyum sumringah memberi tugas kedua tidak masuk akal
kepadanya. Tidak mengacuhkan tatapan Adde, Leana melanjutkan.
“Membersihkannya cukup mudah. Mengumpulkan semua pasir ini ke kantung hingga tidak ada yang tersisa lalu simpan saja di pojok ruangan.” Ucap Leana samping menunjuk ujung area tersebut.
“Mengapa pasir ini harus di kumpulkan?”
“Karena sebenarnya pasir ini adalah kunci utama untuk menghidupkan kembali Alphiella.”
Adde mengambil butiran pasir tersebut dan memperhatikannya. Jika dilihat lagi, bentuk dari pasir itu terlihat bulat sempurna dan warnanya terlalu putih untuk disebut sebagai pasir.
“Nyonya. apakah ini adalah bibit dari tanaman itu?”
“Benar sekali.”
“Tapi bagaimana bisa bibit sebanyak ini ada di tempat ini?”
“Aku juga tidak tahu. Tetapi jika kita bisa mengembangkan tanaman ini dan melakukan melakukan persilangan dengan tanaman lainnya, kita bisa menumbuhkan kembali tanaman di tanah Alphiella.”
Penyebab utama mengapa tidak ada tanaman yang mampu tumbuh di Alphiella masih menjadi sebuah misteri.
Jika mereka dapat mengetahui tanaman apa yang mereka temukan di tempat rahasia itu, maka kenyataan sebenarnya dari keruntuhan Alphiella mungkin saja dapat mereka temukan.
Adde memperhatikan ke sekitarnya dan kemudian menatap Leana dengan tatapan tidak senang.
“Tugas ini… aku tidak mendapat bantuan… ya ‘kan?” Tanya Adde dengan senyum kesal di wajahnya, Leana dapat melihat urat muncul di dahinya.
“Maaf sekali, tapi aku tidak bisa membiarkan para pelayan untuk membereskan ruang kantor jadi aku yang harus turun tangan. Tentu saja jika kau sudah selesai, segera bantu aku, ok?”
“Sial kau… Rein!!”
Mendengar umpatan Adde, Leana tersenyum dan berjalan meninggalkan tempat tersebut. Sebelum sepenuhnya pergi, ia berbalik dan memberi sorakan semangat kepada Adde.
“Selamat berjuang, Dean!”
***
Saat Leana selesai membersihkan ruang kantor dan berencana untuk mulai membereskan ruang besar disampingnya, Adde muncul dari balik jalur rahasia dengan lesu.
Melihat kemunculan Adde, Leana menyadari bahwa langit sudah berubah kemerahan.
“Untuk menyelesaikannya dalam satu hari, memang butlerku adalah yang terbaik.”
“Haahh.. Nyonya, teganya anda… Lagi pula, jika nyonya mengharapkan ruangan siap pakai, saying sekali saya belum sampai sejauh itu.” Cibir Adde.
“Aku paham kok. Kalau begitu bersih-bersih lah dan beri aku laporan setelah makan malam.”
“Laporan ya… tolong beri toleransi atas kurangnya pengetahuan saya dalam memberi laporan nanti…”
“Aku mengerti.”
Saat Leana keluar ruangan, ia disambut oleh Vivy yang memberitahu bahwa makan malam telah siap.
Seperti Adde, Leana memberitahu Vivy untuk mengumpulkan laporan kerusakan dan keperluan di mansion Alphiella setelah makan malam.
***
Setelah makan malam, ia mendapatkan laporan yang dikumpulkan Vivy dari masing-masing pelayan dan kesatria yang melakukan pembersihan ruangan di area mereka masing-masing.
Karena persiapan Leana yang matang, keperluan dasar seperti makanan dan air dapat di tangani.
Leana sebelumnya membeli pasokan batu kristal air dan batu kristal api serta membawa beberapa keperluan lain yang perlu diganti.
Sejauh ini belum ada laporan kekurangan untuk suplai pokok namun ia mendapat cukup banyak kerusakan di beberapa area mansion yang harus segera di tangani.
‘Karena tempat ini tidak terurus lama, banyak benda yang rusak dan tidak dapat dipakai.’
Leana tahu bahwa memperbaiki Alphiella akan memakan kerja yang banyak. Terlebih dengan waktu yang sedikit, ia memaksakan pekerjanya untuk memenuhi tenggat waktu yang telah ditentukan.
Leana sudah membawa hampir setengah dari personal Grandall namun sepertinya jumlahnya masih belum cukup untuk sepenuhnya membereskan mansion Alphiella.
‘Aku tahu mansion ini besar, tapi ternyata sangat besar lebih dari yang ku kira.’
Leana seharusnya sudah melakukan pemetaan pada mansion tersebut saat menjadi bayangan, tapi apakah ingatannya salah?
Namun Leana sudah mengantisipasi adanya masalah, jadi ia memberi perintah untuk memprioritaskan apa yang dimintanya hingga selesai sebelum melanjutkan ke tempat lain.
Kini yang harus ia lakukan setelah melihat laporan adalah membuat regulasi untuk pelayan, memanggil pekerja untuk memperbaiki mansion Alphiella, memasok suplai pokok secara rutin dan membuat jadwal latihan Adde.
Lalu kemudian mencari pekerja di Alphiella…
Meskipun Leana dan personil yang dibawanya dari Grandall hanya akan berada di Alphiella selama dua minggu, Adde akan tinggal untuk menjadi pekerja tetap Alphiella.
Leana sedikit merasa bersalah harus meninggalkan Adde sendirian namun itu hanya untuk sementara. Ia akan segera memperkerjakan personil untuk Alphiella.
Tetapi meskipun sudah mematangkan rencananya, Leana masih khawatir. Terutama ia dapat merasakan kepercayaan Adde kepadanya yang sedikit demi sedikit berkurang seiring dengan berjalannya rencana mereka.
***
“Ke, kepalaku sakit…”
Leana tidak percaya dengan dirinya sendiri. Karena kekhawatirannya yang bertambah seiring berjalannya waktu, ia mempercepat pembuatan laporan perintah hingga pukul tiga pagi.
Terlebih ia baru separuh menyusuri laporan status mansion dan belum sepenuhnya menyelesaikan rancangan ragulasi dan masih banyak lagi.
“Nyonya, apakah anda memaksakan diri anda semalaman? Wajah anda sangat pucat seperti akan jatuh pingsan.”
Leana mencoba memaksakan senyuman agar dapat menenangkan Vivy yang terlihat sangat khawatir. Meski begitu kini tubuhnya sangat kelelahan akibat melakukan kerja cepat semalaman.
“Aku tidak apa-apa, Vivy… tapi sepertinya aku cukup lelah untuk pergi ke ruang makan… jadi tolong bawakan saja sarapannya ke sini.”
“Baik, nyonya.” Masih dengan nada khawatir namun Vivy segera meninggalkan kamar.
Leana membawa dokter dari kota Andreandel ke Alphiella untuk berjaga-jaga jika sesuatu terjadi di sana namun ia tidak pernah berencana untuk menggunakannya untuk dirinya sendiri.
Seperti dugaannya, karena khawatir Vivy, membawa dokter untuk memeriksa keadaannya. Saat dokter mengecek keadaannya, hasilnya seperti apa yang ia bayangkan.
“Anda hanya kelelahan. Saya dengar sebelumnya anda tidak terlalu menggerakan tubuh anda.”
Ya. Bahkan Leana tahu mengenai fakta itu. Meskipun ia sudah dilatih sebagai anggota bayangan yang layak, tubuhnya sekarang hanyalah wanita lemah yang jarang bergerak.
Mengingat lagi, bukankah ia sangat beruntung bahwa tubuhnya mengingat reflektifitas sehingga dapat melawan Osca dan menang?
Ia sudah mencoba kemampuan serta teknik bayangan di kehidupannya sekarang dan berhasil. Hanya saja kini stamina yang ia kumpulkan di masa bayangannya itu tidaklah ikut bersamanya.
Jika mengingat ia akan menjadi guru bagi Adde namun harus ikut berlatih agar dapat menambah staminanya membuatnya sedikit kesal. Mungkin saja itu hanya harga dirinya yang sedikit bergetar.
Mengikuti saran dokter untuk istirahat, Leana akhirnya berdiam di kamarnya terbaring di kasur. Ia juga meminta Vivy untuk memberitahu Adde mengenai kondisinya dan sepertinya Adde menerimanya tanpa banyak bertanya kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.
Hal tersebut juga berlaku untuk mereka yang sedang bekerja untuk memperbaiki Alphiella.
***
Siangnya Leana pergi ke perpustakaan kantor dan mendapati Adde yang sedang membereskan buku-buku di sana.
“Bukankah anda sedang tidak enak badan, nyonya Leana?”
Dengan nada sarkasme, Adde menoleh kearahnya dan Leana membalasnya dengan kecutan di bibirnya.
“Aku merasa bersalah karena tidak melakukan apapun disaat yang lain sedang bekerja.”
“Jika terjadi sesuatu dengan anda maka nyawa kami semua tidak akan selamat, nyonya.”
“Berhentilah berbicara seperti Albert.”
“Saya tidak mencoba untuk menjadi beliau tapi ini adalah salah satu dari banyaknya pesan penting yang diberikan olehnya.”
Tidak menanggapi jawaban setengah-setengah dari Adde, Leana pergi ke meja kerja di ruangan itu dan meletakan dokumen yang dibawanya.
Adde pun berjalan pergi keluar ruangan dan kembali dengan membawa trey berisi teh dan makanan ringan.
“Sepertinya anda belum makan siang, Vivy tadi panik mencari anda.”
“Terima kasih… dan sepertinya kau sudah mulai bisa mengahadapi Vivy ya.”
“Kami rekan kerja dan seperti kata anda, saya dapat mengatasi keadaan dengan sangat baik.”
“fuh, mulai sombong sepertinya.”
“Ini adalah kemampuan yang hanya saya miliki. Benar bukan, nyonya?”
Leana menatap kesal Adde yang tersenyum penuh kemenangn namun keduanya kembali pada pekerjaan mereka masing-masing. Melihat tumpukan dokumen di mejanya, Leana pun bergumam.
“Jika ada Albert mungkin pekerjaanku sekarang bisa lebih cepat.”
“Iya, iya… sayang sekali saya hanyalah orang berpendidikan rendah jadi saya tidak dapat membantu pekerjaan anda seperti guru saya.” Cibir Adde.
Sarkasme dibalas sarkasme. Percakapan yang selalu terjadi antara Rein dan Dean. Mengingatnya kembali membuat kekesalan Leana berkurang.
“Yah tidak apa-apa. Kau akan punya kesibukanmu sendiri nantinya dan aku tidak akan mencoba untuk mengganggumu dengan tugas itu.”
Melihat Leana kembali dengan suasana hati yang baik, Adde bergidik karena merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi kepadanya.
“Tolong berhenti membuat bendera yang tidak-tidak di masa depan.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments