This Time, To The Believed Path
“Mari kita bercerai.”
Jika ditanya di mana titik balik dari semua kejadian dimulai, maka semua itu kembalin pada saat ini.
Pernikahan antara Leana Wordlock dengan Marquis Forde Grandall yang berlangsung selama 3 tahun tersebut berakhir begitu saja tanpa adanya peringatan.
Hari itu kediaman Grandall sedang dilanda oleh hujan deras dan beberapa petir menyambar seperti badai namun keduanya hanya duduk berhadapan dalam diam.
Sementara Leana menunduk lesu, suaminya hanya memasang pandangan tenang dan dingin tanpa emosi.
Dalam keheningan mereka, suaminya menambahkan.
“Aku membutuhkan pasangan yang dapat membantuku mensejahterakan Grandall. Aku harap kamu tidak terlalu mengambilnya dalam hati, namun aku tidak punya pilihan lagi.”
Mengingat tugasnya sebagai Marchioness yang tidak terpenuhi, Leana yang biasanya hanya berdiam di kamar dan membaca buku tidak mampu berkata apapun. Leana hanya mampu menutup mata dan pasrah.
Marquis Forde menyerahkan surat perceraian yang kemudian mereka tanda tangani di tempat. Dengan perceraian mereka, Leana diberikan kompensasi dan kembali ke kediaman Count Wodlock. Meskipun kembali ke tempat asalnya, Leana tidaklah disambut ramah.
“Dasar tidak berguna! Beraninya mempermalukan keluarga Wordlock!”
Yang ia dapatkan pertama kali saat menginjakan kaki disana adalah tamparan panas dari ibu tirinya. Menerima ocehannya setelah terjatuh di lantai, ia melirik kebelakang ibu tirinya.
Disana ia melihat saudari tirinya hanya menatapnya dengan jijik dan ayahnya yang menatapnya dengan datar sebelum akhirnya pergi meninggalkan tempat tersebut.
Setelah kejadian kepulangannya, ia kembali mengurung diri di kamar dan dikucilkan di kediaman Wordlock. Leana hanya menerima nasibnya tanpa ada seorang pun yang melirik kearahnya.
***
Beberapa bulan kemudian Leana memberanikan diri untuk kembali mengikuti suatu acara pesta setelah sekian lama tidak menampakan diri di mata publik.
Seperti dugaannya, rumor mengenai perceraiannya dengan Marquis Grandall sempat menjadi topik perbincangan mereka saat sosoknya terlihat.
Meskipun Leana sudah mencoba untuk memojokan dirinya di pesta itu, ia tidak dapat sepenuhnya menghindari pandangan mereka yang mengenal dirinya.
Merasa tidak nyaman, Leana pun pergi ke teras. Ia menatap rembulan di hadapannya yang seakan mencoba untuk menemani kesendiriannya itu.
“Oh? Apa yang wanita cantik seperti anda lakukan sendirian di sini?”
Saat ia menoleh, seorang pria dengan rambut kekuningan sudah berdiri dibelakangnya.
Leana yang jarang berinteraksi dengan orang lain langsung panik namun pria dihadapannya tersebut segera menenangkannya.
“Ah, maaf jika keberadaan saya mengganggu nona. Saya kesini awalnya hanya untuk menghirup udara segar.”
Pria tersebut berjalan ke samping Leana dan meletakan gelas yang dibawanya di pagar teras.
Saat Leana mengamati pria disampingnya, Pria tersebut menatap rembulan yang menjadi pemandangan mereka sebelum akhirnya mata mereka saling bertemu.
“Jika anda berkenan maukah anda berbincang dengan saya?”
Di sana lah pertemuan pertama Leana dengan Duke Leon terjadi. Dari pertemuan tersebut keduanya semakin dekat dan untuk pertama kalinya, ia mendapat seseorang yang dapat berbincang seru dengannya.
Hal tersebut membuatnya tidak butuh waktu lama untuk jatuh hati dengan Duke Leon yang seakan membantunya untuk mencoba meninggalkan masa lalunya.
“Leana Wordlock. Pertemuan denganmu seakan takdir bagiku. Tiap pertemuan seakan membawa kita menjadi satu. Maukah kamu bersanding denganku?”
Dengan buket bunga di tangannya, Duke Leon melamarnya. Leana tertegun menerima lamaran yang romantis dari seseorang untuk pertama kalinya. Dengan rona merah di pipinya, Leana pun menerima lamaran tersebut.
Meskipun pandangan terhadap pernikahan keduanya tidak dapat diterima oleh beberapa bangsawan, Duke Leon selalu meyakinkan bahwa hubungan mereka akan baik-baik saja.
Setiap kata-kata suami barunya itu membuat rasa percaya diri Leana meningkat hingga ia mampu berdiri di depan tanpa memperdulikan pandangan orang lain kepadanya.
Ia juga memberanikan diri untuk ikut membantu suaminya itu dalam rencana besarnya dan Duke Leon pun juga mengasah kekuatan terpendam Leana sebagai strategis yang ia sendiri tidak ketahui.
Bagi Leana, pernikahnya dengan Duke Leon adalah sebuah kehidupan bahagia yang selama ini ia inginkan.
Leana merasa bahagia ketika Duke Leon bahagia sehingga seberapa berat dan kelam rencana suaminya itu, Leana akan membantunya dengan sepenuh hati. Ia rela untuk menutup mata terhadap rahasia apapun yang suaminya simpan.
Namun pada pernikahannya yang menginjak 7 tahun, saat Duke Leon akhirnya mendapatkan keinginannya sebagai orang terpercaya kaisar Solfilyan, ia membuang Leana tanpa berpikir dua kali.
Setelah ditarik keluar secara paksa oleh kesatria, sosok Leana yang tersungkur di depan pintu mansion tengah basah oleh rintikan air hujan yang semakin lama semakin deras.
Matanya masih menatap kebawah di mana kedua tangannya menyentuh lantai batu yang dingin.
Saat ia mengangkat tangannya untuk melihat luka lecet di telapak tangannya, ia perlahan menatap Duke Leon yang berdiri diam di depan pintu beserta bawahannya yang dengan kasar melempar barang-barang miliknya kehadapannya.
Dengan mata merendahkan, Duke Leon menatapnya dingin tanpa adanya kehangatan yang biasa dilihatnya di hari-hari sebelumnya. Leana tidak dapat mempercayai kenyataan dihadapannya.
“Karena kontribusimu selama ini, aku tidak akan membunuhmu. Terima kasih banyak, Leana.”
Dengan berakhirnya kata-kata terakhir itu, Duke Leon melempar segulung kertas yang terbuka saat menyentuh tanah.
Wajah Leana makin memucat saat mengetahui bahwa kertas tersebut merupakan dokumen resmi perceraian mereka.
Tanpa menunggu reaksi Leana, Duke Leon berbalik meninggalkannya dan menghilang dibalik pintu besar yang menutup dengan keras.
Meskipun sebagian kecil dirinya tahu bahwa Duke Leon memanfaatkan kekuatannya untuk meraih tujuannya, ia tidak pernah menyangka akan dibuang begitu saja saat tujuan tersebut telah tercapai.
Tidak membiarkan Leana yang dalam keadaan syok tinggal lebih lama lagi, Leana segera diseret oleh orang suruhan Duke Leon dan dibawa pergi jauh ke tempat yang bahkan tidak ia ketahui.
Di tengah derasnya hujan, mereka menurunkan paksa Leana di sebuah tempat terpencil dan meninggalkannya begitu saja.
Terdiam dalam posisinya, Leana hanya menunduk menatap tanah dan mengingat bahwa pada hari perceraiannya dengan Marquis Grandall pun, hujanlah yang menemaninya.
***
Tidak lama setelah ditelantarkan, Leana kini hidup sederhana sebagai rakyat jelata.
Berkat bantuan penduduk tempat tersebut yang menerima Leana dengan kehangatan, kini Leana dapat kembali berdiri dan hidup dengan nyaman.
Ia menjalin hidup dengan membantu dokter di tempat tersebut dalam mengumpulkan tanaman obat dan membantu meraciknya.
Setelah melewati masa sulit, Leana tidak dapat mengharapkan yang lebih baik
dari kehidupannya yang damai pada saat itu.
Namun takdir seakan berkata lain. Pada suatu hari ketika salah satu penduduk terkena rancun berbahaya, mereka kekurangan bahan untuk membuat obat penawar dan Leana terpaksa mencarinya ke hutan terdekat meskipun dalam gelapnya malam hari.
Dengan mengandalkan cahaya rembulan, Leana mencari bahan yang dibutuhkan dengan segera dan pada saat itulah ia menemukan suatu keanehan.
Pada kumpulan tanaman obat yang tengah diambilnya, terdapat cairan merah misterius yang bertebaran di area di sekitarnya. Saat mendengar sesuatu dibalik pohon, Leana dengan pelan mengangkat kepalanya dan ia melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat.
Dihadapannya terdapat sebuah area terbuka dan disana terdapat beberapa orang dengan pakaian hitam tertutup tengah mengelilingi seorang pria yang terluka parah.
“Ke…napa…”
Leana mendengar ringisan suara dari pria tersebut.
Namun sebelum pria tersebut dapat berkata lebih lanjut, kepala pria tersebut telah berpisah dari badannya.
Pemandangan tersebut membuat Leana dilanda rasa takut dan kakinya yang mendadak lemas membuatnya tersungkur kebelakang.
Suara yang ia hasilkan akibat terjatuh menarik perhatian kumpulan orang berpakaian hitam tersebut kearahnya. Mata mereka yang menyala kini tertuju kearahnya. Perlahan salah satu dari mereka datang kearah Leana.
Takut dengan bayangan bahwa ia akan menghadapi nasib yang sama seperti pria yang kehilangan kepalanya, dengan kekuatan terakhinya Leana pun berseru kepada mereka.
“Jika-! Jika kalian membiarkan saya hidup, saya mungkin dapat membantu kalian!”
Yang datang setelah kata-kata Leana hanyalah keheningan namun tatapan menusuk dari mereka tetaplah tidak terhenti. Ia dapat mendengar beberap dari mereka tertawa pelan.
“Membantu? Memangnya kau bisa membantu apa?”
Masih dengan aura dingin yang sedikit demi sedikit merayap ke tubuh Leana, ia pun
memberanikan diri untuk menjawab.
“Aku… aku dulu adalah bangsawan…”
Mereka menunggu kata-kata Leana yang bergemetar. Saat salah satu dari mereka mengangkat sebuah belati, Leana menelan ludah.
“Dahulu… aku bekerja untuk Duke Leon...”
Seketika mereka tersentak mendengar kata-kata Leana. Sosok pria dihadapannya menoleh kearah rekannya sejenak sebelum kembali menatapnya lagi dengan penuh tekanan. Seakan memintam penjelasan lebih lanjut.
“Apakah kata-katamu itu benar?” Leana kembali menelan ludah namun ia pun mengangguk dan menjawab.
“Itu benar… Aku berani bersumpah…”
Mereka menatap Leana seakan mengamatinya dan Leana yang sedari awal tidak berhenti bergemetar karena ketakutan hanya dapat berdoa untuk keselamatannya sendiri.
“Baiklah. Kami akan membawamu dan membuktikan kebenaran kata-katamu itu.”
Pria tersebut menarik tangan Leana hingga ia berdiri dan secara bersamaan, kumpulan tanaman obat yang berada di pangkuannya berjatuhan. Melihat hal tersebut Leana segera menghentikan mereka.
“T-Tunggu dulu! Aku harus kembali ke desa untuk terakhir kali saja!”
“Hah? Apakah kau itu sadar dengan kondisimu sekarang ini?”
“S-Saya mohon! Seseorang sedang keracunan dan saya sedang mengumpulkan tanaman obat untuk membuat penawar!”
Leana menjelaskan dengan nada putus asa tetapi mereka hanya diam. Leana pun menambahkan.
“Saat saya ditelantarkan oleh Duke Leon, para penduduk di tempat ini dengan baik hati menerima saya! Setidaknya untuk yang terakhir kali ini saja saya ingin membalas mereka!”
Pria yang memegangi tangannya kembali menatap rekannya yang seakan menghadapi sesuatu yang merepotkan. Namun pria itu hanya menghela napas pasrah.
“Baiklah untuk kali ini saja. Jangan berpikir untuk kabur.”
“T-Terima kasih banyak!”
Ia melepaskan genggamannya dan Leana segera mengumpulkan tanaman yang berhamburan di tanah. Pria tersebut segera berteriak kepada rekannya yang lain.
“Dean!”
“Tch, merepotkan.”
Dengan diiringi oleh salah satu dari mereka yang bernama Dean, Leana kembali ke rumah pasien yang keracunan dan memberikan bahan penawar racun tersebut.
Tanpa sepengetahuan penduduk tempat tersebut, Leana menghilang bersama dengan pria berbaju hitam.
***
Kelompok yang membawanya pergi tersebut ternyata merupakan organisasi bayangan rahasia yang
berada dibawah perintah langsung Grand Duke Volfelance.
Leana yang membagi pengetahuan dan menunjukan kemampuannya akhirnya di rekrut menjadi bagian dari anggota bayangan.
Ia diberi latihan intens seperti anggota bayangan pada umumnya dan sebagai pengakuannya sebagai bagian dari anggota mereka, Leana diberikan identitas baru.
Kini anggota bayangan seperti keluarga baru baginya. Meskipun tidak sepenuhnya hidup dengan aman, namun ia kini mampu bertahan hidup dengan kekuatannya sendiri.
Kehidupannya sebagai bayangan berlanjut hingga akhir hayatnya dimana ia gugur karena perang dunia dengan banyak iblis dan monster yang muncul secara tiba-tiba.
Leana yang terbaring lemas di hamparan tanah hitam bersama dengan rekannya yang gugur. Tidak satupun yang bergerak maupun bersuara.
Dengan mata yang makin terkantuk, ia menatap langit yang terus menggelap semenjak terbukanya portal di dunia mereka.
Untuk kesekian kalinya, langit yang seakan menangis itu menemani akhir perjalanannya.
***
Saat membuka matanya, ia mendapati dirinya terlahir sebagai Riana di dunia ‘modern’. Karena ia membawa ingatan dari dunia pertamanya, ia cukup susah untuk beradaptasi di masa kecilnya karena emosi dan mentalnya yang tidak stabil.
Namun seiring berjalannya waktu, ia mencoba untuk melupakan kehidupan pertamanya dan menjalani kehidupan yang normal di dunia baru.
Ia berhasil hidup sebagai masyarakat biasa yang menjalani kesehariannya dengan tentram.
Seperti keinginannya, ia menjalani kehidupannya selama 25 tahun dengan tenang dan bebas di dunia yang damai.
Tetapi suatu hari, entah bagaimana, ia menemukan sebuah buku novel dengan cerita yang meliputi kehidupan pertamanya.
Buku tersebut seakan mencoba untuk memberitahunya mengenai hal yang ingin ia ketahui dan hal yang ingin ia lupakan. Hal yang telah ia kubur kini kembali kepermukaan.
“Kenapa… kenapa setelah selama ini…”
Dengan perasaan syok setelah membaca buku tersebut, Riana berjalan tanpa arah di tengah derasnya hujan.
Ia membiarkan dirinya basah kuyup seakan mencoba untuk kabur dari sesuatu. Sesuatu seperti kenyataan yang tidak dapat ia hilangkan seperti sebuah luka yang membekas.
Ia merasakan kembali perasaan campur aduk yang sama seperti saat pertama kali ia dilahirkan di kehidupan keduanya itu.
Ia bertanya-tanya mengapa masa lalunya kini mulai menghantuinya lagi. Apa yang salah dengan ingin hidup tentram tanpa adanya gangguan. Ia tidak habis pikir mengapa dunia seakan sedang mempermainkannya.
Ia tidak tahu harus menyalahkan siapa. Dirinya atau dunia. Ia sudah tidak tahu menahu lagi.
Saat ia menatap langit abu dengan perasaan hampa, tiba-tiba saja sebuah kilatan cahaya besar datang kearahnya dan seketika semua menjadi gelap.
Hal terakhir yang diingatnya adalah perasaan terbakar yang seakan melahap seluruh tubuhnya.
…
Leana kembali membuka matanya.
***
Dengan perasaan berat di kepalanya, ia membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah sebuah langit-langit berwarna pastel dengan motif unik yang membuatnya bernostalgia.
Dari samping kanannya sebuah cahaya datang dari jendela dengan bingkai putih yang terlihat familiar. Melihat hal tersebut membuat matanya terasa panas seakan ingin menangis.
Ia mengangkat tangannya kearah cahaya bersama dengan beberapa helai rambut coklat keemasannya, seakan mencoba meraih cahaya dari balik jendela itu.
Saat ia terdiam dan mencoba untuk memfokuskan pandangannya terhadap apa yang ada di depannya, rambutnya menarik perhatiannya.
Sebentar, rambut coklat keemasan…?
Menyadari suatu kejanggalan, ia segera bangun dari tidurnya dan dengan terburu-buru mendekati cermin besar di dekatnya. Dengan gemetar, tangan kanannya memegang kaca dan satu lagi menyentuh wajahnya.
‘Tidak mungkin…’
Dalam pantulan tersebut terdapat seorang gadis dengan rambut coklat keemasan dan mata ungunya yang tengah melebar seakan tidak percaya dengan apa yang ia lihat dihadapannya.
Hanya satu orang yang ia tahu memiliki penampilan tersebut. Ia tidak lain dan tidak bukan adalah Leana Wordlock, dirinya di kehidupan pertama.
‘Kenapa? Bagaimana? Aku kembali menjadi Leana?!’
Ia menatap kembali sosok yang terpantul di cermin dengan ekspresi terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
hc gf
bru mw baca
2023-06-18
0
Hasan
hmmm mantap thor karyanya habis nemu di novel rekomendasi dan setelah dibaca sangat bagus ceritanya👍
2023-06-17
1
Leny Leny
bagus..saya suka cerita nyaa...
2023-06-01
2