SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA BUDIDAYA LIKE YAA YA GUYS..........
CEKIDOT......
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇
"Sudah siap Ra?" tanya Henny.
"Sudah," aku keluar dari rumah sambil meneteng tas kecil ku.
"Yuk, gaskeeeunnnnnnn," ajak Henny semangat.
Untuk menepis segala perasaan buruk yang kini membuatku tak tenang. Aku mengajak Henny belanja keperluan suami dan anak di pasar. Uang yang di berikan Mas Galvin padaku untuk kebutuhan pribadi ku, jarang aku gunakan. Uang itu aku simpan dengan baik. Kali saja terjadi sesuatu yang tidak inginkan nanti, aku bisa gunakan uang itu sebagai jaga-jaga.
"Mau kemana kita?" tanya Henny menirukan suara Dora. Henny kalau diajak belanja suka lupa diri dan kadang juga tidak tahu diri.
"Hem, kita belanja di mall saja. Aku mau membelikan beberapa keperluan anak-anak," jawabku memasang sealbeat.
"Muka kamu kenapa Ra? Lagi ada masalah?" tebak Henny.
Henny tidak tanya tetangga tapi juga sahabat baikku. Pernikahan nya dan Mas Reza tidak di karuniai anak. Henny mengambil peran sebagai ibu sambung dari anak tirinya bernama, Queen. Meski bukan anak kandung namun Henny sangat menyanyangi Queen seperti putrinya sendiri.
Aku menghela nafas panjang, "Tadi ponsel Mas Galvin tertinggal terus pas aku cek ada foto bayi," jelas ku. Sebenarnya hatiku ketar-ketir saat menjelaskan hal tersebut. "Kemarin juga Nara bilang saja lihat Papa nya seperti telponan sama seseorang," sambung ku
"Serius kamu Ra?" tanya Henny setengah tak percaya.
Aku mengangguk. "Tapi tidak mungkin Mas Galvin berkhianat Hen, aku kenal dia," ucapku. Ya kami pacaran cukup lama, tentu saja aku tahu sifat suami ku.
"Kamu yakin suami kamu setia?" Henny memincingkan matanya padaku. "Aku tidak menakut-nakuti kamu Ra. Sebaiknya kamu selidiki saja dulu. Sudah dua bukti yang mencurigakan," jelas Henny.
Aku terdiam. Aku adalah tipe wanita yang santai dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Sifat tenang ini aku pelajari dari ayah ku yang memiliki sifat tersebut.
Aku mengangguk, "Iya Hen. Nanti aku selidiki," sahutku.
Mobil yang ku kendarai berhenti diparkiran mall. Aku akan membelikan beberapa keperluan sekolah anak-anak yang sudah habis.
Aku dan Henny masuk kedalam mall. Henny ini memang tipe wanita cerewet. Kasihan Mas Reza memiliki istri yang bawel luar biasa. Meski begitu Henny adalah sahabat terbaik ku. Dia menjadi salah satu tempat untuk aku mencurahkan isi hati selain suamiku.
Namun, tetap dalam masalah rumah tangga aku selalu mengutamakan suami. Apapun masalah nya Mas Galvin adalah orang pertama yang aku beritahu. Aku tak mau suami ku merasa tak di hargai bila aku mengabaikan dirinya. Bagaimanapun ia adalah kepala rumah tangga yang bertanggung jawab atas istri dan anak-anak nya.
"Kamu mau beli apa saja Ra?" tanya Henny.
"Tas sama buku anak-anak," jawab ku memilih beberapa tas anak-anak yang ada di toko tersebut. "Nara tidak suka warna pink," aku menggeleng saat melihat tas berwarna pink dan bergambar Hello Kitty
Kadang aku heran, anakku bernama Nara ini sedikit berbeda dari yang lainnya. Dia tidak suka sesuatu yang berwarna pink. Dia menyukai warna-warna natural seperti hitam dan hijau atau kadang warna cerah seperti warna merah menyala.
Brakkkkkkkkkkkkkk
Tak sengaja aku bertabrakan dengan seseorang, "Eh maaf Mas," aku membantu lelaki tersebut mengambil beberapa barang nya yang jatuh di lantai.
"Ini Ma_" tunggu seperti nya aku mengenal pria ini. "Divta bukan?" tebak ku.
"Diandra," ucapnya sambil tersenyum.
"Ya ampun Divta." Aku menutup mulut tak percaya.
"Apa kabar Ra?" Dia mengulurkan tangan kearah ku.
"Kabar baik Ta," jawabku menyambut uluran tangannya.
"Tidak bertanya balik?" goda nya. Sifat lelaki itu tak berubah sama sekali.
"Kamu apa kabar juga Divta?" tanya ku sambil terkekeh pelan.
"Seperti yang kamu lihat," jawabnya juga tertawa pelan. "Kamu beli apa?" tanyanya melirik dua tas anak-anak yang ada di tangannya. Satu berwarna merah menyala dan satu berwarna hitam dengan gambar Batman, Naro menyukai Batman jadi setiap barang-barang yang dia koleksi selalu memiliki warna yang sama.
"Membelikan kebutuhan anak-anak," jawabku menunjukkan benda yang ada di tangan ku. "Kamu?" tanya balik ku
"Sama. Ini lagi membeli Pampers dan susu," jawabnya.
Divta Tarumanegara, dia mantan ketua OSIS saat aku duduk di bangku SMA. Aku adalah salah satu anggota yang ikut berpartisipasi untuk menjalankan amanah tersebut. Divta adalah siswa terpopuler pada masanya, ia menjalin hubungan dengan Chelsea salah satu siswi incaran para lelaki. Mungkin saja Divta sekarang menikah dengan Chelsea.
Sejak kami sama-sama lulus dan melanjutkan pendidikan serta kehidupan masing-masing, aku tak pernah lagi bertemu dengan Divta. Ini adalah pertemuan pertama kami setelah sekian tahun.
"Ada waktu? Bagaimana kalau kita makan siang?" tawarnya sambil melirik arloji yang melingkar di lengan nya.
"Ohh tentu," jawabku.
Aku mengajak Henny membayar belanjaan ku. Sudah lama tak bertemu Divta tentu banyak hal yang juga ingin ku tahu tentang nya. Aku cukup akrab dengan Divta karena kami sama-sama anggota OSIS yang menjalankan operasi sekolah agar berjalan seperti biasa.
"Ra, kamu kenal sama dia?" bisik Henny.
"Kenal Hen. Teman SMA ku dulu, kenapa?" tanya ku juga setengah berbisik. Divta menunggu kami didepan toko. Dia menjadi pusat perhatian karena tubuh atletis nya yang terlihat mencolok
"Dia itu Kapten Divta, salah satu Kapten Angkatan Laut yang terkenal di Batalyon," jelas Henny kesem-kesem melirik Divta dari jauh.
Aku mendelik melihat kearah Henny, "Kok kamu tahu?" tanyaku menyelidik. Henny memang ratu gosip andalan.
"Kamu jangan lupa, Mas Reza mantan tentara. Tentu aku tahu," jawab Henny. "Dia itu duda lho Ra," sambung Henny. Henny kalau masalah gosip memang nomor satu.
"Duda?" ulang ku. "Istrinya kemana?" tanya ku penasaran. Aku saja tidak tahu tentang Divta sementara Henny seperti selebrita saja yang menyiarkan secara langsung.
"Istri nya selingkuh sama suami orang. Kasihan anak nya masih kecil harus dia urus sendiri," jelas Henny.
Aku melirik Divta, lelaki sesempurna itu saja masih di khianati oleh pasangannya. Padahal jika di lihat dari sisi mana pun tidak ada yang kurang. Wajahnya masih tampan dan berkarisma. Tubuh atletis karena dia seorang tentara. Kaya raya sejak dulu. Baik dan perhatian.
Setelah membayar barang-barang yang aku beli, aku dan Henny berjalan kearah Divta. Lelaki itu sabar menunggu sejak tadi.
"Sudah?" tanya nya
"Sudah Ta," jawabku.
"Ayo," ajaknya.
Kami berjalan menuju restourant cepat saji yang ada di mall tersebut. Aku masih saja memikirkan soal Divta, apa benar yang di katakan oleh Henny jika Divta seorang duda? Pasti dia trauma untuk kembali membuka hati. Apalagi di khianati seperti ini.
**Bersambung... **
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 328 Episodes
Comments
Uthie
nexxxttt
2023-07-29
2
Hanipah Fitri
lanjut
2023-05-20
0